Prosedur Analitik Sebagai Pengujian Pemeriksaan Dasar

Pengujian subtantif terinci saldo-saldo = Bukti yang cukup kompeten per GAAS SPAP Gambar.2.1 Pengujian Pemeriksaan Sumber: Arens et. al., 2008:404. Tabel.2.2 Hubungan Antara Pengujian dan Bukti Jenis Bukti Jenis Pengujian Peme- riksaan Phisik Kon- firmasi Doku- mentasi Obser- vasi Kete- rangan dari klien Kete- patan perhitu- ngan Prose- dur Anali- tis Prosedur untuk mem- peroleh pema- haman atas struktur penga- wasan intern Pengujian subtantif transaksi Prosedur analitis Pengujian rincian saldo Sumber: Arens et. al., 2008:409. Dari keempat jenis pengujian audit diatas, lebih difokuskan kepada prosedur analitik sebagai suatu pengujian dasar audit test. Seperti yang telah dibahas pada bagian terdahulu, bahwa prosedur analitik meliputi perbandingan penyajian jumlah dan perhitungan rasio untuk dibandingkan dengan rasio tahun lalu serta data lain yang berhubungan dengan ini, dalam rangka mengembangkan taksiran-taksiran yang dibuat oleh auditor. Auditor dapat membuat perbandingan pengujian penjualan, penagihan piutang dan piutang dagang tahun berjalan dengan jumlah yang sama tahun lalu, dan perhitungan prosentase gross margin tahun lalu. Jika prosedur analitik dapat menunjukkan kesalahan, maka penyelidikan lebih intensif tidak diperlukan lagi Arens et. al., 2008:325-326. Prosedur analitik menegaskan kelayakan seluruh transaksi dan saldo buku besar, sedangkan pengujian rinci saldo menegaskan kelayakan saldo akhir buku besar dan selalu dipertimbangkan dengan biaya pemeriksaan yang lebih besar dari pengujian pemeriksaan lainnya. Adapun alasan prosedur analitik dapat diaplikasikan dengan biaya yang sedikit, sebab pembuatan perhitungan dan perbandingan relatif mudah atau berkurang dibandingkan dengan pengujian lainnya. Tentu saja, biaya untuk memperoleh jenis bukti diatas beraneka ragam dalam situasi yang bebeda pula. Sering informasi tentang kesalahan potensial diperoleh dengan mudah melalui aplikasi prosedur ini, dengan cara memperbandingkan dua atau tiga jumlah tertentu Arens et. al. , 2008:208.

D. Merancang Prosedur Analitik

Menurut Arens et. al. 2008:208, terdapat tiga aspek dalam merancang prosedur analitik. Pertama, memilih prosedur analitik yang paling sesuai. Kedua, memilih data yang cocok, dan ketiga, membuat suatu kaidah keputusan untuk menentukan fluktuasi yang tidak biasa. Walaupun masih ada faktor yang lain yang dapat memberikan kontribusi agar tercapai efektivitas rancangan prosedur analitik. Umpamanya: keandalan data, data beberapa tahun, data yang tidak cukupterkumpul, teknik statistik maupun perangkat lunak komputer yang dimiliki auditor. Tetapi harus dipertimbangkan, prosedur pemeriksaan untuk prosedur analitik baru dapat dibuat dan dirancang setelah auditor menyelesaikan kajian struktur pengendalian intern, menilai risiko pengawasan dan telah melakukan pengujian transaksi. Pemilihan data yang cocok untuk merancang prosedur analitik sangat menentukan efektivitas penerapannya. Untuk maksud perbandingan yang bermanfaat, data yang digunakan haruslah relevan dengan tujuan diadakannya prosedur analitik. Contohnya, jika penjualan tunai cukup material, maka jumlah penjualan yang digunakan dalam perhitunganperbandingan auditor haruslah penjualan kredit, bukan total penjualan Arens et. al., 2008:215. Kaidah keputusan untuk menentukan fluktuasi yang tidak biasa telah terjadi, sedikit dibahas dalam kepustakaan professional yang dapat dijadikan sebagai pedoman. Walaupun demikian, berdasarkan observasi Arens dan Loebbecke, ada dua pendekatan yang layak dan banyak digunakan dalam praktik. Pertama, perbedaan kelebihan penyajian jumlah dollar, dan kedua, perbedaan kelebihan dalam prosentase yang tetap Arens et. al., 2008:214. Auditor pada suatu saat mungkin tidak dapat menerima kelebihan jumlah akun tertentu, sehingga diperlukan penyelidikan lebih lanjut. Contohya, dalam mengaudit biaya komisi yang diberikan klien, auditor dapat menyatakan bahwa kelebihan diatas Rp.2.500.000,- tidak dapat diterima. Jika terjadi

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta

0 5 148

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

Analisis pengaruh perencanaan audit dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik : Studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta

0 4 92

ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit.

0 1 13

ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit.

0 1 16

PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA MEDAN).

0 4 29

PROSEDUR AUDIT PIUTANG USAHA PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK K.GUNARSA.

0 11 8

Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Pergantian Kantor Akuntan Publik, Spesialisasi Audit Di Bidang Industri Klien Dan Independensi Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit Serta Implikasinya Pada Kualitas Disclosure Laporan Keuangan (Survey Pada Kantor A

1 5 26

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya).

0 1 153

Dysfunctional Audit Behavior (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jaw

0 0 15