analisis aplikasi prosedur analitik dalam audit umum atas laporan keuangan oleh kantor akuntan publik : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

(1)

ANALISIS APLIKASI PROSEDUR ANALITIK DALAM AUDIT

UMUM ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH KANTOR

AKUNTAN PUBLIK

(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)

Oleh

Aris Sumarwan

NIM : 104082002639

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

ANALISIS APLIKASI PROSEDUR ANALITIK DALAM AUDIT

UMUM ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH KANTOR

AKUNTAN PUBLIK

(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Aris Sumarwan

NIM : 104082002639

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Amilin SE., Ak., MSi.

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

Hari ini Jum’at tanggal 31 Oktober tahun 2008 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Aris Sumarwan NIM: 104082002639 dengan judul

Skripsi

ANALISIS APLIKASI PROSEDUR ANALITIK DALAM

AUDIT UMUM ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH KANTOR

AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di

Jakarta)”.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat siterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 31 Oktober 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Drs Abdul Hamid Cebba Ak., MBA Dr Amilin SE.,Ak., MSi

Ketua Sekretaris

Abbas Ghazali Ph.d


(5)

Hari ini Jum’at tanggal 28 November tahun 2008 telah dilakukan Ujian Sidang Skripsi atas nama Aris Sumarwan NIM: 104082002639 dengan judul Skripsi

ANALISIS APLIKASI PROSEDUR ANALITIK DALAM AUDIT

UMUM

ATAS

LAPORAN

KEUANGAN

OLEH

KANTOR

AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di

Jakarta)”.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat siterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 28 November 2008

Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi

Dr. Yahya Hamja, MM Rini SE.,Ak.,MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Abdul Hamid Cebba Ak., MBA


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Aris Sumarwan

2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 10 Maret 1986

3. Tinggal di : Rumah Orang Tua

4. Alamat : Jl Pesantren Al-Ma’mur Rt. 01

Rw. 04 No. 83 Kreo Selatan, Larangan, Tangerang

5. Telepon : 0815 111 43934 / 021-736

2735

II. PENDIDIKAN

1. SD : SD Negeri Kreo 1

2. SMP : SMP Negeri 110 Jakarta

3. SMU : SMU Negeri 63 Jakarta

4. S1 : Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

III. Pegalaman Organisasi

1. ROHIS SMU 63

2. Pengurus OSIS Bidang Olahraga & Seni SMP 110

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sakidjo Hadi Susilo

2. Tempat & Tgl. Lahir : Yogyakarta, 28 Maret 1956

3. Alamat : Jl Pesantren Al-Ma’mur Rt. 01

Rw. 04 No. 83 Kreo Selatan, Larangan, Tangerang

4. Telepon : 021-736 2735 / 021-910 5660

5. Ibu : Kartinah

6. Tempat & Tgl. Lahir : Yogyakarta, 7 Juli 1960

7. Alamat : Jl Pesantren Al-Ma’mur Rt. 01

Rw. 04 No. 83 Kreo Selatan, Larangan, Tangerang

8. Telepon : 021-736 2735


(7)

ABSTRACT

Aris Sumarwan NIM: 104082002639 Accounting Majors Faculty of Economic and Social Science Islamic State University Syarif Hidaytullah, the title of scription “ Analysis Application of Analytical Procedures in General Audit for Financial Report by Public Accounting Firms (The Empirical Study of Public Accounting Firms at Jakarta)”.

The objectives of this research are to know the degree of the obedience of auditor or public accounting firms in applying analytical procedures in auditing, to know influence of understanding the aim of and the benefit of analytical procedures on the application of those procedures in auditing, to determine are there available dependent relations among public accounting firms in applying analytical procedures

Type of data in this research is primary data which is direct acquired from public accounting firms at Jakarta by a instrument of questionnaires. The sampling method is stratified random sampling. Method of data analysis is descriptive statistic, t-test, chi-square, and simple regression.

The result of research shown that auditor follow the Indonesian Auditing Standards (SPAP) in their audit tasks, rank of obedience show that most auditors responses are in the third categories (adequate obedience) and fourth categories (obedience) is 73,7%, and responses in the fifth categories/most obedience is 25%, unavailable of average difference application of analytical procedures among public accounting firms, and availabilities of dependent relations among public accounting firms in applying analytical procedures.

Keyword: Analytical procedures, Application, Auditing, Public accounting firms, Auditor.


(8)

ABSTRAK

Aris Sumarwan NIM: 104082002639 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, judul skripsi “Analisis Aplikasi Prosedur Analitik dalam Audit Umum atas Laporan Keuangan oleh Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan kantor akuntan publik dalam mengaplikasikan prosedur analitik dalam audit, menentukan apakah ada pengaruh pemahaman atas manfaat dan tujuan prosedur analitik terhadap aplikasi prosedur analitik, dan menentukkan apakah ada hubungan dependen antara kantor akuntan publik dalam mengaplikaskan prosedur analitik.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari kantor akuntan publik di Jakarta dengan instrumen penelitian yaitu kuesioner. Metode penentuan sampel adalah stratified random sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji beda, chi square, dan regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kantor akuntan publik mematuhi SPAP seksi 329 Prosedur Analitik, peringkat kepatuhannya menunjukkan bahwa hampir semua jawaban auditor ada dalam kategori 3 (cukup patuh) dan peringkat 4 (patuh) sebesar 73,7%; dan jawaban patuh sekali sebesar 25%, tidak terdapat perbedaan rata-rata aplikasi prosedur analitik antara kantor akuntan publik, dan terdapat hubungan dependen antara kantor akuntan publik dalam melaksanakan prosedur analitik.


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil’alamiin, Puji syukur terpanjatkan kepada Zat Yang Maha Kekal, Zat Yang Paling Dirindukan Perjumpaan Dengan-NYA, pemilik Segala Ilmu, Sang Pengasih yang tak pernah henti-hentinya mencurahkan nikmat yang tak terbalaskan dan tak bisa tergantikan, ALLAH Subhaanallahu wa ta’ala

atas izin, berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Aplikasi Prosedur Analitik dalam Audit Umum atas Laporan Keuangan oleh Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”, sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurah untuk Nabi penutup zaman, Baginda Nabi besar Muhammad S.A.W yang telah menuntun umatnya dari zaman jahilliyah ke zaman yang penuh dengan cahaya ilmu dan kebenaran. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat menyadari, bahwa tanpa dukungan, arahan, bimbingan, dan bantuan dari semua pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Orang tua tercinta Tn. Sakidjo HS dan Ny. Kartinah yang telah mencurahkan segenap waktu, perhatian, dukungan moril maupun materil, motivasi yang sangat berarti bagi penulis, serta melalui pengorbanan dan perjuangan tulus nan iklhlas disertai doa kepada Sang Khalik yang tak pernah henti-hentinya, untuk suatu harapan agar putranya menjadi orang yang sukses, baik di dunia maupun akhirat kelak, amien. Semoga ananda dapat membahagiakanmu selamanya.

2. Kakak-kakakku, Mas Agus dan Mba Ari, terima kasih atas dukungan, bantuan, dan motivasinya.

3. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku pembimbing pertama dan Bapak Amilin SE., Ak., MSi selaku pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan


(10)

waktunya untuk selalu memberikan arahan, bimbingan, bantuan, dan dukungan yang luar biasa serta doa bagi penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak M. Faisal Badroen., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

5. Herlina “Alina” Widiyanti terima kasih atas perhatian, dukungan, kasih sayang, bantuan, motivasi, serta kesabarannya yang luar biasa dalam menghadapiku, semoga semua ini dapat ini dapat terus terjalin serta di ridhoi oleh Allah SWT untuk menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang memiliki akhlak dan pribadi yang mendekati sempurna.

6. Sahabat-sahabatku di The Eden Band, Fajar, Giry, Danu, Rade, Mimi, dan Eka, terima kasih telah mewarnai hidup ini dengan alunan musik persahabatan, melodi-melodi kebersamaan, motivasi yang bisa menghilangkan kejenuhan sejenak saat proses pembuatan skripsi

7. Sahabat-sahabatku, Widhya “nink”, Rahma “onenk”, Sumarni “dewe”, Ady, dan Doni, terima kasih atas, dukungan, perhatian, motivasi dan kebersamaan yang telah kalian berikan selama ini, semoga persahabatan ini dapat terus terjalin serta di ridhoi oleh Allah SWT.

8. Teman-teman Akuntansi B 2004, Rama, Taufik, Andi “ello”, Rizki “qibley”, Raihan, Agin, Faat, Putra, Mahdi, Beni, Epenk, Rahil, Ochi, Fina, Pipit, Nurul, Iyoq, Yani, Nicca, Dika, Desi, Dwi, dan Ayu, terima kasih atas kebersamaan, kekompakan, dan kerjasamanya semoga semua ini dapat terus terjalin.

9. Teman-teman kost-an, parwis, heri, lutfi, adit, terima kasih telah menyediakan tempat untuk istirahat.

10.Teman-teman audit 2004, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya, meskipun terlalu singkat kebersamaan di dalam kelas.

11.Serta kepada pihak-pihak yang berperan dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu


(11)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu penulis megharapkan saran dan kritik yang menbangun agar tercapainya kesempurnaan penelitian.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Tangerang, Agustus 2008


(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PERNYATAAN LULUS UJIAN SKRIPSI ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Prosedur Analitik ... 6

B. Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik ... 7


(13)

a...Taha

p Perencanaan ... 7

b...Taha p Pengujian ... 7

c...Taha p Penyelesaian ... 7

2. Manfaat Prosedur Analitik ... 12

C. Prosedur Analitik Sebagai Pengujian Pemeriksaan Dasar ... 14

D. Merancang Prosedur Analitik ... 16

E. Waktu Pelaksanaan Aplikasi Prosedur Analitik ... 18

F. Prosedur Analitik dalam Tahap Perencanaan Audit ... 19 1. Mengidentifikasi Penghitungan dan Perbandingan yang

Akan Dilakukan ... 19

a...P erbandingan data absolut (absolute data comparations) ... 20

b...L aporan keuangan ukuran umum (common-size financial statement) ... 20


(14)

c...Anali sis rasio (ratio analysis) ... 20 d...Anali

sis tren (trend analysis) ... 20 e...H

ubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan yang relevan (relationships of financial information with relevant non financial information) . 21

2. Mengembangkan Ekspetasi ... 21

3. Melaksanakan Perhitungan/Perbandingan ... 23

4. Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan ... 23

5. Menyelidiki Perbedaan Signifikan Yang Tidak Diharapkan ... 24

6. Menentukan Dampak Atas Perencanaan Audit ... 25


(15)

1. Sifat asersi ... 27

2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan ... 27

3. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan ... 28

4. Ketepatan harapan ... 29

H. Prosedur Analitik dalam Tahap Review yang Menyeluruh .... 31

I. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 32

J. Kerangka Pemikiran ... 36

K. Perumusan Hipotesis ... 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Ruang Lingkup ... 39

B. Metode Penentuan Sampel ... 39

C. Metode Pengumpulan Data ... 41

D. Metode Analisis ... 41

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reliabilitas ... 43

3. Uji Keacakan (Test of Randomness) ... 44


(16)

a...Uji

Hipotesis I ... 44

b...Uji Hipotesis II ... 46

c...Uji Hipotesis III ... 46

d...Uji Hipotesis IV ... 48

E. Operasionalisasi Variabel ... 50

BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54

1...Gam baran Umum Objek Penelitian ... 54

2...Gam baran Umum Data ... 55

B. Uji Instrumen dan Data Penelitian Data ... 58

1...Uji Validitas ... 58

2...Uji Reliabilitas ... 59

3...Uji Keacakan (Test of randomness) ... 60


(17)

1...Peng ujian Hipotesis ... 62 a...Uji Hipotesis I ... 62 b...Uji Hipotesis II ... 65 c...Uji Hipotesis III ... 66 d...Uji Hipotesis IV ... 68 2...Pemb

ahasan Hasil Analisis ... 71 a...A

nalisis Kepatuhan KAP terhadap SPAP seksi 329 Prosedur Analitik dalam Setiap Audit ... 71

b...A nalisis Hubungan Dependen Jenis KAP Terhadap Tingkat Kepatuhan ... 77

1)...A nalisis pertanyaan ke-13 ... 77


(18)

2)...A nalisis pertanyaan ke-14 ... 78 3)...A

nalisis pertanyaan ke-15 ... 80 4)...A

nalisis pertanyaan ke-16 ... 81 5)...A

nalisis pertanyaan ke-17 ... 82 6)...A

nalisis pertanyaan ke-18 ... 83 7)...A

nalisis pertanyaan ke-19 ... 84 8)...A

nalisis pertanyaan ke-20 ... 85 9)...A

nalisis pertanyaan ke-21 ... 87 10)...A

nalisis pertanyaan ke-22 ... 88 11)...A

nalisis pertanyaan ke-23 ... 89 12)...A


(19)

c...A nalisis Hubungan Pemahaman Atas Manfaat dan Tujuan Prosedur Analitik ... 92

d...A nalisis Pengaruh Pemahaman Atas Manfaat dan Tujuan Prosedur Analitik ... 92

D. Temuan Dalam Penelitian ... 93

BAB V. PENUTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Implikasi ... 97

C. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Perbandingan dan Hubungan Intern ... 11

2.2 Hubungan Antara Pengujian dan Bukti ... 15

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ………... 52

4.1 Penyebaran Kuesioner ……….. 55

4.2 Pengembalian Kuesioner ………... 55

4.3 Distribusi Responden yang Tidak Menjawab Kuesioner ... 56

4.4 Persentase Data Sampel Kuesioner ... 56

4.5 Jabatan Pengisi Kuesioner ... 57

4.6 Pengalaman Bekerja Pengisi Kuesioner ... 57

4.7 Validitas Variabel Pemahaman Atas Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik ……….. 58

4.8 Validitas Variabel Aplikasi Prosedur Analitik Dalam Audit Umum ………... 59

4.9 Reliabilitas Variabel Pemahaman Atas Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik ……….. 59

4.10 Reliabilitas Variabel Pemahaman Atas Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik ……….. 60


(21)

4.12 Median per Item ………... 63

4.13 Peringkat Kepatuhan Prosedur Analitik ………... 64

4.14 Uji Beda Rata-rata Dua Sampel Independen ……… 65

4.15 Rekapitulasi Seluruh Jawaban Aplikasi Prosedur Analitik .. 67

4.16 Chi-square ……… 67

4.17 Koefisien Regresi ………. 68

4.18 Model Summary dan ANOVA ………. 69

4.19 Tabel Kontijensi No. 13 ………... 77

4.20 Tabel Kontijensi No. 14 ………... 79

4.21 Tabel Kontijensi No. 15 ………... 80

4.22 Tabel Kontijensi No. 16 ………... 81

4.23 Tabel Kontijensi No. 17 ………... 82

4.24 Tabel Kontijensi No. 18 ………... 83

4.25 Tabel Kontijensi No. 19 ………... 84

4.26 Tabel Kontijensi No. 20 ………... 86

4.27 Tabel Kontijensi No. 21 ………... 87

4.28 Tabel Kontijensi No. 22 ………... 88

4.29 Tabel Kontijensi No. 23 ………... 89


(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Pengujian Pemeriksaan ……….. 15

2.2 Langkah-langkah Auditor Dalam Pembuatan

Keputusan Untuk Prosedur Analitik ………….……….

26


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Kuesioner ………. 102

2 Daftar KAP ……….. 109

3 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner ………... 114 4 Validitas dan Reliabel Pemahaman Manfaat dan

Tujuan Prosedur Analitik ………. 118

5 Validitas dan Reliabel Aplikasi Prosedur Analitik ….. 120 6 Chi-square Uji Keacakan ……… 122 7 Descriptive statistic/frekuensi tabel ………. 123

8 T-test ……… 125

9 Chi-square Uji Dependen ……… 126

10 Regresi Sederhana ………... 133

11 Tabel r Product Moment dan Tabel t ………... 134

12 Tabel Chi-square ………. 135


(24)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) merupakan pedoman bagi auditor dalam melaksanakan audit umum atas laporan keuangan perusahaan klien, dan juga sebagai ukuran pelaksanaan tugas untuk menjamin mutu audit. Auditor pada umumnya melakukan tugas audit atas laporan keuangan umum secara sampling, hanya mengumpulkan dan mengevaluasi sebagian bukti yang dipandang representatif guna menyatakan kewajaran mengenai seluruh saldo rekening dan kelompok saldo, kecuali special audit. Audit sampling dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya, dan juga SPAP tidak mewajibkan proses audit secara menyeluruh dan terinci terhadap transaksi laporan keuangan perusahaan. Tetapi proses audit dengan sampling bukannya tidak mengandung risiko audit atas kemungkinan salah saji atau penyelewengan yang material yang tidak dapat diketemukan selama proses audit. Sampling yang efektif dan efisien, dan juga sesuai dengan SPAP yang mendukung pemberian pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, harus dicari prosedur audit yang sesuai dan tepat, salah satunya adalah prosedur analitik.

Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan yang lainnya, atau antara data keuangan dengan data non keuangan


(25)

(IAI, 2006:329.1). Penelitian yang dilakukan Kreutzfeldt dan Wallace tahun 1986 yang dikutip oleh Djagera (1993) membuktikan bahwa 40% dari semua kesalahan yang berhasil dideteksi oleh auditor berasal dari prosedur analitik.

Menurut SPAP seksi 329, prosedur analitik digunakan untuk tujuan sebagai berikut: a) membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya, b) sebagai pengujian subtantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi, c) sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit (IAI, 2006:329.1).

Statement on Auditing Standarts (SAS) Nomor 56, “Analytical Procedures” mengharuskan prosedur analitik harus diterapkan selama tahap perencanaan dan tahap review akhir untuk semua pemeriksaan laporan keuangan. Wright dan Aston melakukan penelitian pada tahun 1989 yang dikutip oleh Djagera (1993) mengatakan bahwa dalam hal tertentu prosedur analitik lebih efektif dan efisien dari pada pengujian secara terinci dalam mencapai tujuan pengujian subtantif. Hasil penelitian yang mereka lakukan terbukti bahwa 65% dari semua penyesuaian audit (audit adjusment) yang diperoleh dari petunjuk prosedur analitik dideteksi selama tahap pekerjaan lapangan. Akhmad (1993) dalam tesisnya yang berjudul “Kajian Empiris Aplikasi Prosedur Analitik Dalam Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik di Indonesia” memberikan hasil penelitiannya bahwa 1) kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa


(26)

laporan keuangan perusahaan go-public mematuhi NPA suplemen No.6 dalam pemeriksaannya, 2) tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan antara kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public, 3) pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitik berpengaruh sangat signifikan terhadap pelaksanaan prosedur analitik. O’Donnell dan Schultz (2003) meneliti tentang pengaruh

software pendukung audit pemusatan proses bisnis dalam penilaian prosedur analitik.

Berdasarkan pengamatan peneliti, di Indonesia penelitian tentang prosedur analitik sejak perubahan Norma Pemeriksan Akuntan (NPA), yang menjadi dasar Akhmad melakukan penelitiannya, berubah menjadi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sejak tahun 1994 belum pernah dilakukan kembali.

Berdasarkan uraian diatas peneliti akan meneliti kembali topik prosedur analitik dengan memberi judul penelitian ini yaitu: “Analisis Aplikasi Prosedur Analitik dalam Audit Umum atas Laporan Keuangan oleh

Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa pertanyaan yang dijadikan sebagai rumusan masalah, yaitu:


(27)

1. Apakah KAP yang berafiliasi dengan KAP asing maupun KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing mematuhi SPAP seksi 329 Prosedur analitik dalam setiap auditnya?

2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan antara KAP yang berafiliasi dengan KAP asing maupun KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing?

3. Apakah terdapat hubungan dependen antara kelompok KAP yang berafiliasi dengan KAP asing dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing terhadap tingkat kepatuhan dalam melaksanakan SPAP seksi 329 Prosedur Analitik?

4. Apakah pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitik berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan prosedur analitik dalam setiap audit?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tentang pelaksanaan dan kepatuhan auditor dalam mengaplikasikan SPAP seksi 329 Prosedur Analitik.

b. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan antara KAP yang berafiliasi dengan KAP asing maupun KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing.

c. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan dependen antara kelompok KAP yang berafiliasi dengan KAP asing dan yang tidak


(28)

berafiliasi dengan KAP asing terhadap tingkat kepatuhan dalam melaksanakan SPAP seksi 329 Prosedur Analitik.

d. Untuk mengetahui apakah aplikasi prosedur analitik dalam mengaudit berhubungan dengan dan dipengaruhi oleh pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitik dalam mengaudit.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Masyarakat

Masyarakat khusunya auditor, diharapkan dapat lebih mengoptimalkan aplikasi prosedur analitik yang dapat mempermudah auditor dalam menentukkan sifat, saat dan luas prosedur audit yang akan digunakan serta menemukan risiko salah saji dalam proses audit. b. Bagi Pihak Terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang menjadi wadah utama bagi auditor.

c. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui apakah auditor mematuhi SPAP seksi 329 Prosedur Analitik dalam proses auditnya. Dan juga sebagai bukti empiris tentang pemahaman, kepatuhan serta keahlian profesional auditor atas aplikasi prosedur analitik.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Prosedur Analitik

AU 329.02, Analytical Procedures (SAS 56), mendefinisikan prosedur analitik (analytical procedures) sebagai “evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non keuangan”. Prosedur tersebut berkisar dari perbandingan sederhana hingga penggunaan matematika kompleks dan model statistik yang melibatkan banyak hubungan dan elemen data (Boyton dan Johnson, 2006:324).

Menurut Louwers, Ramsay, Sinason, dan Strawser (2007:87), data keuangan dan non keuangan tersebut dapat diperoleh dari:

1. Informasi keuangan tahun sebelumnya,

2. Budget perusahaan dan prakiraan yang dibuat perusahaan, 3. Hubungan antar unsur keuangan pada periode yang sama, 4. Statistik industri,

5. Informasi data non keuangan seperti statistik produksi fisik perusahaan.

Asumsi dasar penerapan prosedur analitik adalah bahwa hubungan yang masuk akal di antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang sebaliknya (IAI, 2006:329.1).


(30)

B. Tujuan dan Manfaat Prosedur Analitik.

1. Tujuan Prosedur Analitik

Tujuan prosedur analitik dapat dibagi ke dalam 3 tahap, menurut Arens dan Loebbeccke, yang di terjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2003:165), tujuan dan tahap tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tujuan dilakukan prosedur analitik pada tahap ini adalah: 1). Untuk memahami industri dan bidang usaha klien, 2). Untuk menilai kelangsungan hidup,

3). Untuk menunjukkan kemungkinan salah saji, 4). Untuk mengurangi penyajian terinci.

b. Tahap Pengujian

Tujuan dilakukan prosedur pada tahap yang kedua ini adalah: 1). Untuk menunjukkan kemungkinan salah saji,

2). Untuk mengurangi penyajian terinci. c. Tahap Penyelesaian

Tujuan dilakukan prosedur pada tahap akhir ini adalah: 1). Untuk menilai kelangsungan hidup,

2). Untuk menunjukkan kemungkinan salah saji.

Menurut IAI dalam SPAP, prosedur analitik digunakan untuk tujuan sebagai berikut:

a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya,


(31)

b. Sebagai pengujian subtantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi, c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review

akhir audit.

Prosedur analitik harus diterapkan untuk tujuan a dan c diatas untuk semua audit laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan standar auditing yang diterapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Auditor mengembangkan harapan tersebut dengan mengidentifikasi dan menggunakan hubungan yang masuk akal, yang secara pantas diharapkan terjadi berdasarkan pemahaman auditor mengenai klien dan industrinya. Berikut ini adalah contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan: a. Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan

dengan memperhatikan perubahan yang diketahui,

b. Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran atau prakiraan termasuk ekstrapolasi dari data interim atau tahunan,

c. Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu periode, d. Informasi industri bidang usaha klien, misalnya informasi laba bruto, e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang


(32)

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2008:204), tujuan dari aplikasi prosedur analitik adalah untuk:

1) memahami bisnis klien, 2) penilaian atas kemampuan perusahaan untuk terus beroperasi, 3) menunjukkan keberadaan kesalahan yang mungkin terdapat dalam laporan keuangan, dan 4) mengurangi pengujian yang terinci.

Bagian penting dalam menggunakan prosedur analitik adalah memilih prosedur yang paling layak. Terdapat lima jenis prosedur analitik, yaitu:

a. Membandingkan data klien dengan industri

Misalkan dalam sebuah audit informasi yang diperoleh tentang klien dan rata-rata perusahaan dalam industri klien adalah: perputaran persediaan klien tahun 2007 = 3,4; tahun 2006 = 3,5; perputaran persediaan industri tahun 2007 = 3,9; tahun 2006 = 3,4. Persentase margin kotor klien tahun 2007 = 26,3%; tahun 2006 = 26,4%. Persentase margin kotor industri tahun 2007 = 27.3%; tahun 2006 = 26,2%. Jika hanya melihat informasi klien untuk kedua rasio tersebut, perusahaan klien tampaknya stabil tanpa ada indikasi mengalami kesulitan. Tetapi, jika dibandingkan dengan industri serupa, posisi klien telah memburuk. Dalam tahun 2006, klien memperoleh posisi yang lebih baik dibandingkan industri serupa untuk kedua rasio. Contoh itu menunjukkan bagaimana perbandingan data klien dengan data industri dapat memberikan informasi berguna untuk menilai


(33)

kinerja klien. Misalkan, perusahaan bisa jadi telah kehilangan pangsa pasar, penetapan harga produknya mungkin tidak bersaing, bisa jadi perusahaan telah mengeluarkan biaya yang tidak biasa, atau mungkin mempunyai persediaan yang telah usang (Arens et. al., 2008:224-225). b. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode

sebelumnya

Perbandingan antara data sekarang dengan data yang serupa tahun sebelumnya penting untuk dilakukan, misalnya persentase marjin kotor suatu perusahaan adalah antara 26 sampai 27 persen untuk empat tahun lalu, tetapi untuk tahun berjalan hanya 23 persen, penurunan margin kotor tersebut perlu diperhatikan oleh auditor. Penyebab penurunan dapat berupa perubahan kondisi ekonomi. Tetapi, dapat juga disebabkan oleh kekeliruan laporan keuangan, seperti kekeliruan pisah batas untuk pembelian atau penjualan, penjualan yang tidak dicatat, lebih saji utang usaha, atau kekelliruan penetapan harga persediaan. Auditor harus menentukkan penyebab penurunan tersebut dan mempertimbangkan dampaknya terhadap pengumpulan bahan bukti (Arens et. al., 2008:225).

Saat membandingkan data klien dengan data yang serupa tahun sebelumnya dapat dilakukan dengan variasi prosedur analitik. Berikut contoh-contoh umum yang sering digunakan:


(34)

2) Membandingkan rincian total saldo dengan rincian serupa tahun sebelumnya,

3) Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk perbandingan dengan tahun sebelumnya (Arens et. al., 2008:225-226).

c. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien Sebagian besar perusahaan membuat anggaran untuk berbagai aspek operasi dan hasil keuanganya. Karena anggaran mencerminkan akun klien untuk suatu periode, penyelidikan atas bidang-bidang terpenting di mana terdapat perbedaan antara hasil yang dianggarkan dengan yang sebenarnya, dapat menunjukkan adanya kemungkinan salah saji (Arens et. al., 2008:228). Contoh perbandingan dan hubungan intern menurut Arens et. al.(2008:226) adalah sebagai berikut:

Tabel.2.1

Perbandingan dan Hubungan Intern

RASIO ATAU PERBANDINGAN

KEMBANGKAN SALAH SAJI

Perputaran bahan baku untuk suatu perusahaan manufaktur

Salah saji persediaan atau harga pokok penjualan atau keusangan persediaan bahan baku

Komisi penjualan dibagi dengan penjualan bersih

Salah saji komisi penjualan

Retur penjualan dan pengurangan harga dengan penjualan kotor

Salah klasifikasi retur penjualan dan pengurangan harga atau retur dan potongan


(35)

yang tidak dicatat setelah akhir tahun

Nilai penyerahan tunai asuransi jiwa (tahun berjalan) dibagi dengan nilai penyerahan tunai asuransi jiwa (tahun lalu)

Tidak dicatatnya perubahan dalam nilai penyerahan tunai atau kekeliruan dalam mencatat perubahan Masing-masing beban manufaktur

sebagai persentase dari beban manufaktur

Salah saji yang signifikan untuk masing-masing beban secara tunai

d. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor Dalam prosedur analitik ini, auditor membuat estimasi berapa seharusnya saldo akun dengan cara mengaitkan dengan beberapa akun lain di neraca atau laporan laba rugi, atau dengan membuat proyeksi atas dasar kecenderungan historis (Arens et. al., 2008:228).

e. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non-keuangan

Misalkan dalam mengaudit sebuah hotel, diketahui jumlah kamar, tarif untuk setiap kamar, dan tingkat hunian. Dengan memanfaatkan data itu, akan lebih mudah untuk mengestimasi total pendapatan dari semua kamar untuk dibandingkan dengan pendapatan tercatat (Arens

et. al., 2008:228). 2. Manfaat Prosedur Analitik

Adapun manfaat yang dapat diambil atas penerapan prosedur analitik dalam setiap audit, terutama dalam hal waktu dan biaya audit. Penerapan prosedur analitik memungkinkan proses audit lebih efektif dan efisien,


(36)

karena prosedur analitik memberikan masukan informasi dalam tahap perencanaan pemeriksaan tentang akun laporan keuangan mana yang memerlukan audit lebih rinci atau intensif, dan akun mana yang tidak memerlukan hal tersebut. Kondisi ini sangat akomodatif sehingga semua prosedur audit yang telah dibuat benar-benar tepat sasaran dan relevan. Demikian juga dalam hal biaya, prosedur analitik hanya membutuhkan biaya relatif sedikit, karena prosedur ini memungkinkan kemudahan atau dapat mengurangi perhitungan/perbandingan, dibandingkan dengan pengujian terinci atau pengujian subtantif transaksi. Dalam pemberiaan opini auditor, prosedur analitik mempermudah auditor menarik kesimpulan tentang jenis opini apa yang cocok diberikan atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksanya. Oleh karena semua informasi yang tidak terungkap melalui pemeriksaan bukti secara mendetail, dapat terungkap melalui aplikasi prosedur analitik dalam setiap audit. Sebagai contoh, dalam pembayaran gaji dan upah karyawan, kewajaran total gaji dan upah dapat dideteksi melalui perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah gaji dan upah yang telah dibayarkan, sehingga dapat terungkap pembayaran tidak sah atau tidak tercatat yang mungkin tidak diketahui melalui pengujian bukti rinci per karyawan. Dengan demikian, pemberian opini auditor lebih dapat dipertanggungjawabkan. Tambahan lagi berkat temuan-temuan pemeriksaan melalui penerapan prosedur analitik, auditor dapat memberikan rekomendasi perbaikan, misalnya dalam bidang


(37)

administrasi keuangan atau struktur pengawasan internya. Kesemuanya ini akan menambah kredibilitas profesi auditor (Arens et. al., 2008:410).

C. Prosedur Analitik Sebagai Pengujian Pemeriksaan Dasar

Menurut Arens et. al. (2008:410), pengujian pemeriksaan (audit test) yang sering digunakan dalam proses audit biasanya terdiri dari lima jenis. Auditor dalam setiap proses audit untuk menentukan kewajaran penyajian laporan keuangan, dapat mengaplikasikan satu atau lebih dari kelima jenis pengujian audit berikut ini:

1. Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengawasan intern, 2. Pengujian pengawasan,

3. Pengujian subtantif transaksi, 4. Prosedur analitik, dan

5. Pengujian subtantif terinci saldo-saldo.

Kelima pengujian pemeriksaan dasar (audit test) ini saling berhubungan satu sama lain dalam rangka memperoleh bukti-bukti yang cukup kompeten guna memenuhi SPAP seksi 329. Hubungan kelima pengujian pemeriksaan dasar ini dan hubungan antara pengujian dan bukti, dapat digambarkan sebagai berikut:

Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengawasan intern +

Prosedur analitis +

Pengujian subtantif transaksi +


(38)

Pengujian subtantif terinci saldo-saldo =

Bukti yang cukup kompeten per GAAS / SPAP

Gambar.2.1 Pengujian Pemeriksaan

Sumber: (Arens et. al., 2008:404).

Tabel.2.2

Hubungan Antara Pengujian dan Bukti

Jenis Bukti Jenis Pengujian Peme-riksaan Phisik Kon-firmasi Doku-mentasi Obser-vasi Kete-rangan dari klien Kete-patan perhitu-ngan Prose-dur Anali-tis Prosedur untuk mem-peroleh pema-haman atas struktur penga-wasan intern Pengujian subtantif transaksi Prosedur analitis Pengujian rincian saldo

Sumber: (Arens et. al., 2008:409).

Dari keempat jenis pengujian audit diatas, lebih difokuskan kepada prosedur analitik sebagai suatu pengujian dasar (audit test). Seperti yang telah dibahas pada bagian terdahulu, bahwa prosedur analitik meliputi perbandingan penyajian jumlah dan perhitungan rasio untuk dibandingkan dengan rasio


(39)

tahun lalu serta data lain yang berhubungan dengan ini, dalam rangka mengembangkan taksiran-taksiran yang dibuat oleh auditor.

Auditor dapat membuat perbandingan pengujian penjualan, penagihan piutang dan piutang dagang tahun berjalan dengan jumlah yang sama tahun lalu, dan perhitungan prosentase gross margin tahun lalu. Jika prosedur analitik dapat menunjukkan kesalahan, maka penyelidikan lebih intensif tidak diperlukan lagi (Arens et. al., 2008:325-326).

Prosedur analitik menegaskan kelayakan seluruh transaksi dan saldo buku besar, sedangkan pengujian rinci saldo menegaskan kelayakan saldo akhir buku besar dan selalu dipertimbangkan dengan biaya pemeriksaan yang lebih besar dari pengujian pemeriksaan lainnya. Adapun alasan prosedur analitik dapat diaplikasikan dengan biaya yang sedikit, sebab pembuatan perhitungan dan perbandingan relatif mudah atau berkurang dibandingkan dengan pengujian lainnya. Tentu saja, biaya untuk memperoleh jenis bukti diatas beraneka ragam dalam situasi yang bebeda pula. Sering informasi tentang kesalahan potensial diperoleh dengan mudah melalui aplikasi prosedur ini, dengan cara memperbandingkan dua atau tiga jumlah tertentu (Arens et. al., 2008:208).

D. Merancang Prosedur Analitik

Menurut Arens et. al. (2008:208), terdapat tiga aspek dalam merancang prosedur analitik. Pertama, memilih prosedur analitik yang paling sesuai. Kedua, memilih data yang cocok, dan ketiga, membuat suatu kaidah keputusan untuk menentukan fluktuasi yang tidak biasa. Walaupun masih ada


(40)

faktor yang lain yang dapat memberikan kontribusi agar tercapai efektivitas rancangan prosedur analitik. Umpamanya: keandalan data, data beberapa tahun, data yang tidak cukup/terkumpul, teknik statistik maupun perangkat lunak komputer yang dimiliki auditor. Tetapi harus dipertimbangkan, prosedur pemeriksaan untuk prosedur analitik baru dapat dibuat dan dirancang setelah auditor menyelesaikan kajian struktur pengendalian intern, menilai risiko pengawasan dan telah melakukan pengujian transaksi.

Pemilihan data yang cocok untuk merancang prosedur analitik sangat menentukan efektivitas penerapannya. Untuk maksud perbandingan yang bermanfaat, data yang digunakan haruslah relevan dengan tujuan diadakannya prosedur analitik. Contohnya, jika penjualan tunai cukup material, maka jumlah penjualan yang digunakan dalam perhitungan/perbandingan auditor haruslah penjualan kredit, bukan total penjualan (Arens et. al., 2008:215).

Kaidah keputusan untuk menentukan fluktuasi yang tidak biasa telah terjadi, sedikit dibahas dalam kepustakaan professional yang dapat dijadikan sebagai pedoman. Walaupun demikian, berdasarkan observasi Arens dan Loebbecke, ada dua pendekatan yang layak dan banyak digunakan dalam praktik. Pertama, perbedaan kelebihan penyajian jumlah dollar, dan kedua, perbedaan kelebihan dalam prosentase yang tetap (Arens et. al., 2008:214).

Auditor pada suatu saat mungkin tidak dapat menerima kelebihan jumlah akun tertentu, sehingga diperlukan penyelidikan lebih lanjut. Contohya, dalam mengaudit biaya komisi yang diberikan klien, auditor dapat menyatakan bahwa kelebihan diatas Rp.2.500.000,- tidak dapat diterima. Jika terjadi


(41)

perbedaan yang lebih besar dari jumlah tersebut, saldo akun biaya komisi tidak dapat dinyatakan disajikan secara wajar. Pengujian rinci tambahan mungkin perlu dilaksanakan. Dalam prosedur analitik sulit membuat kerangka kaidah keputusan dalam syarat jumlah absolut, karena itu sering digunakan kaidah keputusan dalam bentuk prosentase. Contohnya, auditor membandingkan rincian saldo akun beban tahun berjalan dengan saldo tahun sebelumnya dan menghitung perubahan prosentasenya. Dapat diputuskan, kapan saja terjadi perubahan melebihi 10% atau beberapa prosentase yang pantas dipercaya auditor bahwa perubahan tersebut wajar dipertimbangkan sebagai suatu fluktuasi tidak biasa (Arens et. al., 2008:208).

E. Waktu Pelaksanaan Aplikasi Prosedur Analitik

Menurut Louwers et. al. (2007:123), aplikasi prosedur analitk dapat digunakan dalam keadaan: (1) saat awal audit, tahap perencanaan, (2) saat akhir audit ketika patrners mereview kualitas keseluruhan pekerjaan dan melihat permasalahan yang terjadi.

Pendapat lain menyatakan, prosedur analitik dapat dilakukan tiga tahap dalam mengaudit. Pertama, prosedur analitik di butuhkan dalam persiapan tahap penyusunan rencana audit untuk membantu auditor dalam menentukkan sifat, luas, dan pemilihan waktu pelaksanaan audit. Dalam tahap perencanaan, prosedur analitik digunakan untuk mengembangkan ekpektasi dan mengidentifikasi masalah yang krusial atau material yang akhirnya memerlukan pertimbangan khusus dalam proses audit. Kedua, prosedur analitik selalu digunakan selama pengujian audit berlangsung dalam


(42)

hubungannya dengan prosedur audit lainya. Contohnya premi asuransi dibayar dimuka dibandingkan dengan asuransi dibayar dimuka tahun lalu sebagai bagian pengujian premi asuransi dibayar dimuka yang belum jatuh tempo. Ketiga, prosedur analitik diperlukan pada tahap penyelesaian (review) akhir audit. Prosedur ini diperlukan sebagai penelaahan final atas kemungkinan salah saji yang material atau masalah keuangan, dan untuk membantu auditor dalam memberikan keputusan kewajaran laporan keuangan yang telah di auditnya, tetapi belum diberikan opini audit. Umumnya pada tahap final ini prosedur analitik dilakukan oleh Patner (Arens et. al., 2008:208).

F. Prosedur Analitik dalam Tahap Perencanaan Audit

Agar penerapan prosedur analitik berjalan dengan efektif dan efisien, serta mencapai sasaran dalam tahapan ini, harus ada langkah-langkah yang tepat sehingga dapat membantu auditor, yaitu dengan cara:

1. Meningkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien, dan

2. Mengidentifikasi hubungan yang tidak biasa serta fluktuasi yang tidak diharapkan dalam data yang mungkin mengindikasikan bidang yang memiliki risiko salah saji paling besar (Boyton dan Johnson, 2006:324).

Untuk mencapai tujuan tersebut, disusun langkah-langkah dalam prosedur analitik, yaitu:

1. Mengidentifikasi Penghitungan dan Perbandingan yang akan Dilakukan Kecanggihan dan luasnya prosedur analitik yang digunakan dalam perencanaan bervariasi berdasarkan ukuran dan kompleksitas klien,


(43)

ketersediaan data, dan pertimbangan auditor. Jenis perhitungan dan perbandingan yang digunakan secara umum termasuk hal-hal berikut : a. Perbandingan data absolut (absolute data comparations). Prosedur ini

melibatkan perbandingan sederhana suatu jumlah saat ini, seperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi,

b. Laporan keuangan ukuran umum (common-size financial statement). Juga dikenal sebagai analisis vertikal, teknik ini melibatkan penghitungan persentase dari total yang berhubungan yang direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan (misalnya, kas sebagai persentase dari total aktiva, atau marjin kotor sebagai suatu persentase dari penjualan). Persentase kemudian dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan,

c. Analisis rasio (ratio analysis). Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut, jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas,

d. Analisis tren (tren analysis). Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data (absolute, ukuran umum, atau rasio) bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu,


(44)

e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan (relationships of financial information with relevant nonfinancial information). Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti beban gaji, penjualan dan harga pokok produksi. Informasi keuangan adalah penting karena mengukur aktivitas ekonomi yang memicu hasil keuangan (Boynton dan Johnson, 2006:325).

2. Mengembangkan Ekspetasi

Dasar pemikiran yang mendasari penggunaan prosedur analitik dalam audit adalah hubungan antar data dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau sebaliknya (Boynton dan Johnson, 2006:328).

Contoh estimasi yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut: informasi keuangan klien yang dapat dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya yang akan memberikan isyarat pertimbangan untuk mengetahui/mengenali perubahan-perubahan, mengantisipasi penghasilan berdasarkan budget formal ataupun budget ramalan, hubungan diantara unsur-unsur informasi keuangan dalam periode yang bersangkutan, data industri, dan hubungan informasi keuangan yang relevan dengan informasi keuangan. Pengembangan estimasi pada tingkat lebih terinci akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi auditor untuk menemukan salah saji (M. Guy et. al., 1990:453).


(45)

Selain itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias. Dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber. Sumber-sumber ini termasukdata histories dan data internal yang berorientasi pada masa mendatang (klien) dan data eksternal (industri). a. Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat

dibandingkan (comparable prior method) memberikan pertimbangan bagi perubahan yang diketahui. Menurut pendekatan ini, dengan tidak adanya kondisi yang diketahui, secara sederhana diasumsikan bahwa suatusaldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio, atau hubungan antara data keuangan dan data nono keuangan harus memperkirakan jumlah peride masa lalu,

b. Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal (formal budgets) dan peramalan (forecast). Pendekatan ini termasuk penggunaan anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan untuk periode berjalan baik peramalan yang disiapkan oleh auditor. Hal yang terakhir dapat termasuk ekstrapolasi dari data interim masa lalu atau data tahunan, atau hasil dari jasa bernilai tambah lain yang dilaksanakan untuk klien, c. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu

period (relationship among elements of financial information within the period). Hal ini termasuk mempertimbangkan bagaimana


(46)

perubahan dalam satu akun diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya,

d. Data industri (industry data). Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber (Boynton dan Johnson, 2006:328). 3. Melaksanakan Perhitungan/Perbandingan

Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Karena perencanaan dilakukan beberapa bulan sebelum saldo akun akhir tahun berjalan tersedia, maka langkah ini melibatkan penggunaan data satu tahun hingga tanggal saat ini aktual dan/atau proyeksi akhir tahun. Langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan. Perangkat lunak komputer telah secara umum digunakan dalam membuat perhitungan dan perbandingan, serta dapat juga digunakan dalam memperoleh informasi dari database industri dan organisasi (Boynton dan Johnson, 2006:329).

4. Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan

Analisis atas perhitungan dan perbandingan harus membuat auditor lebih memahami bisnis klien. Sebagai contoh, analisis mengenai rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas relatif terhadap tahun lalu dan terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun


(47)

berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas. Bagian terpenting dari analisis tersebut adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang tidak diharapkan atau tidak adanya fluktuasi yang diharapkan yang dapat memberikan pertanda adanya peningkatan risiko salah saji. Beberapa perusahaan menggunakan model statistik sebagai alat bantu keputusan dalam menentukan kapan sebuah perbedaan dianggap cukup besar sehingga diperlukan penyelidikan. Namun demikian, kebanyakan perusahaan tetap menggunakan peraturan sederhana seperti menyelidiki perbedaan yang melebihi dari, (1) suatu jumlah dollar yang ditentukan, (2) persentase perbedaan, atau (3) kombinasi dari keduanya. Auditor seharusnya waspada bahwa suatu persentase perubahan yang kecil sekalipun antara jumlah tahun lalu dengan jumlah tahun berjalan dari suatu akun dengan suatu saldo yang besar seperti penjualan dapat menghasilkan perubahan persentase yang lebih besar dalam laba bersih. Akhirnya, proses untuk menentukan kapan suatu perbedaan adalah signifikan melibatkan pertimbangan dan konsep materialitas (Boynton dan Johnson, 2006:329-330).

5. Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang tidak Diharapkan

Perbedaan signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen, kadang-kadang informasi baru akan


(48)

mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya akan menghilangkan perbedaan signifikan. Sebelum tindakan tersebut dilakukan berdasarkan jawaban manajemen terhadap pertanyaan yang diajukan, jawaban harus dikuatkan dengan bahan bukti lainnya.oleh karena itu, perbedan signifikan harus dipertimbangkan ketika menentukan dampak atas perencanaan audit dan ketika mengevaluasi bukti audit (Boynton dan Johnson, 2006:330).

Menurut Taylor dan Glezen, yang dikutip Akhmad (1993:30), jumlah tidak biasa atau tidak diharapkan, akan memberi kesan tentang keberadaan risiko kesalahan yang lebih tinggi, sehingga auditor harus membuat rencana perluasan prosedur audit atas jumlah-jumlah tersebut. 6. Menentukan Dampak Atas Perencanaan Audit

Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih mendetail terhadap akun-akun tersebut. Prosedur analitik sering menyediakan auditor petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur analitik dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien (Boynton dan Johnson, 2003:330).


(49)

G. Prosedur Analitik Sebagai Pengujian Subtantif

Kepercayaan auditor terhadap pengujian subtantif untuk mencapai tujuan audit yang berhubungan dengan suatu asersi dapat berasal dari pengujian rinci, dari prosedur analitik, atau dari kombinasi keduanya. Keputusan mengenai prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan audit tertentu didasarkan pada pertimbangan auditor terhadap efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari prosedur audit yang ada (IAI, 2006:329.4)

Tdk Ya Tdk Ya Gambar.2.2

Langkah-langkah Auditor Dalam Pembuatan Keputusan Untuk Prosedur Analitik

Sumber: William F Messier Jr 2003:193).

Menurut IAI dalam SPAP seksi 329, efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitik dalam mengidentifikasikan

Dokumen akhir

Apakah manajemen dapat meberi penjelasan dan bukti uang

mendukung mencukupi? Membuat pertanyaan kepada manajemen dan memperoleh bukti yang mendukung Apakah terdapat perbedaan material? Membandingkan ekspektasi dengan jumlah transaksi masa lalu Pengembangan ekspektasi Menerima jumlah tersebut Lakukan prosedur audit lainnya


(50)

kemungkinan salah saji tergantung atas, antara lain: sifat asersi, kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan, ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan, ketepatan harapan.

1. Sifat asersi

Prosedur analitik mungkin merupakan pengujian efektif dan efisien atas asersi yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari pemeriksaan bukti rinci atau bila bukti yang rinci tidak langsung tersedia. Sebagai contoh, perbandingan dari kumpulan gaji yang dibayar dengan jumlah karyawan mungkin menunjukkan pembayaran yang tidak sah yang mungkin tidak tampak dari pengujian transaksi individual. Perbedaan dari hubungan yang diharapkan dapat juga menunjukkan kemungkinan penghilangan dari catatan akuntansi, bilamana bukti transaksi individual dari pihak yang independen yang seharusnya dibukukan tidak langsung tersedia.

2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan

Penting bagi auditor untuk memahami alasan yang membuat hubungan menjadi masuk akal sebab data kadang-kadang seperti berkaitan padahal kenyataannya tidak demikian, sehingga dapat mengarahkan auditor ke pengambilan kesimpulan yang salah. Disamping itu, adanya satu ubungan yang tidak diharapkan dapat memberikan bukti yang penting jika diteliti secara memadai.


(51)

Karena tingkat keyakinan yang lebih tinggi diharapkan dari prosedur analitik, dibutuhkan lebih banyak hubungan untuk mengembangkan harapan. Hubungan dalam satu lingkungan yang stabil biasanya lebih dapat diduga daripada hubungan dalam satu lingkungan yang dinamis atau tidak stabil. Hubungan yang melibatkan akun laba-rugi cenderung lebih dapat diduga daripada hubungan yang melibatkan akun neraca, karena akun laba-rugi mencerminkan transaksi selama satu periode waktu. Hubungan yang menyangkut transaksi yang tergantung kepada keputusan manajemen kadang-kadang kurang dapat diduga. Sebagai contoh, manajemen mungkin memilih untuk mengeluarkan biaya pemeliharaan daripada mengganti aktiva tetap, atau mungkin mereka menunda suatu pengeluaran iklan.

3. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan

Data mungkin atau tidak mungkin langsung tersedia untuk mengembangkan taksiran bagi beberapa asersi. Sebagai contoh, untuk menguji asersi kelengkapan, penjualan yang ditaksir bagi jenis usaha tertentu mungkin dapat dikembangkan dari statistik produksi atau ukuran tempat penjualan. Bagi jenis usaha lain, data yang relevan untuk asersi kelengkapan penjualan mungkin tidak langsung tersedia dan mungkin akan lebih efektif dan efisien untuk menggunakan catatan pengiriman yang rinci dalam menguji asersi tersebut.


(52)

Auditor memperoleh keyakinan dari prosedur analitik berdasarkan konsistensi jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan dari data yang diperoleh dari sumber lainnya. Keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan harus sesuai dengan tingkat keyakinan yang diinginkan dari prosedur analitik. Auditor harus menilai keandalan data dengan mempertimbangkan sumber data dan kondisi yang melingkupi pengumpulan data serta pengetahuan lain yang mungkin dimiliki auditor mengenai data itu. Faktor berikut ini mempengaruhi pertimbangan auditor terhadap keandalan data untuk mencapai tujuan audit:

a. Apakah diperoleh dari sumber yang independen di luar entitas atau dari sumber di dalam entitas,

b. Apakah sumber dari dalam entitas independen dari mereka yang bertanggung jawab atas jumlah yang diaudit,

c. Apakah data dikembangkan dari sistem yang dapat diandalkan dengan pengendalian memadai,

d. Apakah data menjadi sasaran pengujian dalam tahun berjalan atau tahun sebelumnya,

e. Apakah harapan dikembangkan dengan memakai data dari berbagai sumber.

4. Ketepatan harapan

Harapan auditor harus cukup tepat untuk memberikan tingkat keyakinan yang diinginkan sehingga perbedaan yang mungkin merupakan salah saji yang material, baik secara individu atau secara kelompok,


(53)

dengan salah saji lainnya, akan teridentifikasi untuk diaudit oleh auditor. Ketika harapan menjadi lebih tepat, toleransi perbedaan yang diharapkan menjadi lebih sempit, sehingga jika terjadi perbedaan yang signifikan antara hasi prosedur analitik dengan angka sesungguhnya, perbedaan tersebut kemungkinan bersar karena salah saji. Ketepatan harapan tergantung pada, antara lain, identifikasi dan pertimbangan auditor terhadap faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi jumlah yang diaudit dan tingkat kerincian data yang digunakan untuk mengembangkan harapan.

Banyak faktor yang mempengaruhi hubungan keuangan. Sebagai contoh, penjualan dipengaruhi oleh harga, vlume dan campuran produk. Sebaliknya, masing-masing hal itu dipengaruhi leh sejumlah faktor dan factor yang bertentengan dapat menutupi salah saji. Identifikasi yang lebih efektif terhadap faktor yang secara signifikan mempengaruhi hubungan umumnya dibutuhkan sejalan dengan meningkatnya keyakinan yang diinginkan dari prosedur analitik.

Harapan yang dikembangkan pada tingkatyang rinci biasanya mempunyai kemungkinan yang lebih besar dalam mendeteksi salah saji jumlah tertentu daripada perbandingan secara luas. Jumlah bulanan biasanya akan lebih efektif daripada jumlah tahunan dan perbandingan berdasarkan lokasi atau jalur usaha biasanya akan lebih efektif daripada membandingkan perusahaan secara keseluruhan. Tingkat kerincian yang cocok akan dipengaruhi oleh sifat klien, besarnya dan kerumitannya.


(54)

Umumnya risiko salah saji yang material menjadi kabur akibat meningkatnya faktor yang bertentangan karena operasi klien menjadi lebih rumit dan lebih beragam. Penguraian masalah akan membantu mengurangi risiko ini (IAI, 2006:329.4-329.5).

Contoh penerapan prosedur analitik sebagai pengujian subtantif salah satunya adalah terhadap siklus pengeluaran aktiva tetap, rasio yang biasa digunakan oleh auditor adalah: 1) tingkat perputaran aktiva, dihitung dengan rumus, yaitu hasil penjualan bersih dibagi rata-rata saldo aktiva, 2) rasio laba bersih dengan aktiva dihitung dengan membagi hasil penjualan bersih dengan saldo rata-rata aktiva tetap. Berbagai rasio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan angka harapan (rasio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci (Mulyadi dan Puradirejda, 1998:185).

H. Prosedur Analitik dalam Tahap Review yang Menyeluruh

Tujuan prosedur analitik yang diterapkan dalam tahap review

menyeluruh adalah untuk membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Berbagai macam prosedur analitik mungkin bermanfaat untuk tujuan ini. Review menyeluruh umumnya meliputi pembacaan laporan keuangan dan catatannya serta mempertimbangkan:


(55)

1. Kecukupan bukti yang terkumpul sebagai respon terhadap saldo yang tidak biasa atau yang tidak diharapkan, yang diidentifikasi pada waktu perencanaan audit atau dalam pelaksanaan audit, dan

2. Saldo atau hubungan yang tidak biasa atau tidak diharapkan yang sebelumnya tidak diidentifikasi.

Hasil review menyeluruh dapat menunjukkan bahwa bukti tambahan mungkin diperlukan oleh auditor (IAI, 2006:329.6).

Dalam melakukan review menyeluruh, auditor wajib membaca laporan keuangan yang telah diauditnya beserta catatannya dan mempertimbangkan kecukupan bukti audit yang kompeten untuk saldo-saldo tidak biasa atau saldo yang diharapkan dan berhubungan dengan antisipasi dalam perencanaan audit, atau identifikasi selama audit dalam pengujian subtantif. Prosedur analitik diterapkan terhadap laporan keuangan yang telah diaudit, guna menentukan apakah masih ada hubungan tidak biasa dan tidak diharapkan tambahan, jika masih ada, perlu prosedur audit tambahan dalam tahap penyelesaian audit. Auditor harus mengetahui betul alas an variasi jumlah tidak biasa sebelum audit diselesaikan (Taylor dan Glezen, 1991:241).

I. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan tema yang mengangkat tentang prosedur analitik dalam proses audit telah banyak dilakukan di Luar Negeri, khususnya Amerika Serikat. Di Indonesia penelitian semacam ini telah dilakukan oleh ini oleh Akhmad (1993) dalam tesisnya yang berjudul yang berjudul Suatu Kajian Empiris Penerapan Prosedur Analitis Atas Laporan Keuangan Oleh Kantor


(56)

Akuntan Publik di Indonesia, permasalahan yang dibahas adalah: 1) untuk mengetahui apakah kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public mematuhi NPA suplemen No.6 dalam pemeriksaannya, 2) untuk mengetahui apakah tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan antara kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan

go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public, 3) untuk mengetahui apakah pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitis berpengaruh sangat signifikan terhadap pelaksanaan prosedur analitis. Hasil penelitiannya yaitu: 1) telah teruji bahwa kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public mematuhi NPA suplemen No.6 dalam pemeriksaanya, 2) telah teruji bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan antara kantor akuntan publik yang mempunyai izin untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public maupun yang tidak memiliki izin memeriksa laporan keuangan perusahaan go-public, 3) telah teruji bahwa pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitis berpengaruh sangat signifikan terhadap pelaksanaan prosedur analitis (Akhmad, 1993:109-111).

Penelitian Heiman tahun 1990 terhadap akuntan publik dari 2 KAP Big-Eight menyatakan secara keseluruhan hasil penelitiannya dapat dijadikan


(57)

petunjuk untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi audit melalui penerapan prosedur analitis. Prosedur analitis dianggap sebagai suatu proses diagnosis, meliputi evaluasi atas hipotesis yang dibuat atas terjadinya perubahan-perubahan yang tidak biasa pada laporan keuangan klien. Informasi ini sangat diperlukan oleh akuntan (Akhmad, 1993:36).

Cohen dan Kida juga menguraikan hasil penelitiannya tahun 1983 terhadap sampel 96 akuntan The Big-Eight, bahwa penelaahan analitik memberikan efek sangat besar terhadap penilaian manajer audit, dibandingkan penilaian akuntan senior, kebanyakan akuntan enggan mengurangi pengujian walaupun hasil penelaahan analitik mengisyaratkan tidak ada problem audit yang memerlukan perhatian khusus. Mereka juga menemukan fakta bahwa prosedur penelaahan analitik merupakan variabel paling signifikan bagi manajer audit, dan manajer audit lebih berpengalaman dalam menggunakan penelaahan analitis dibandingkan dengan akuntan senior. Akuntan senior lebih sering mengadakan evaluasi pengawasan (pengendalian) intern, karena reliabilitas pengawasan intern merupakan variabel yang paling signifikan baginya (Akhmad, 1993:35-36).

Libby (1985), terhadap 37 , manajer audit dari sebuah KAP Big-Eight

menunjukkan sekelompok auditor melaksanakan prosedur diagnosis untuk mendeteksi kesalahan material laporan keuangan melalui penggunaan prosedur analitis. Penggunaan prosedur analitik oleh auditor dengan membuat suatu hipotesis kesalahan dipengaruhi oleh struktur pengetahuan dan pengalaman auditor dalam mengakses kembali memorinya untuk menemukan


(58)

potensi kesalahan yang ditemukan berhubungan dengan hipotesis kesalahan yang dibuat oleh auditor. Rata-rata frekuensi kesalahan yang ditemukan berkorelasi dengan sampel data aktual yang digunakan oleh auditor.

Holder tahun 1983 terhadap 35 akuntan senior dari KAP lokal, regional dan nasional untuk mengetahui bagaimana responden memilih dan mengaplikasikan prosedur analitik dalam perencanaan audit. Setiap responden diminta untuk mengevaluasi sebuah kasus dengan menggunakan prosedur analitik dan menyiapkan memorandumnya yang mengidentifikasi risiko audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menggunakan prosedur analitis dalam lingkup yang lebih luas pada tahap perencanaan audit, misalnya dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi secara umum, sifat-sifat industri, posisi individu klien, dan sistem pengendalian intern klien (Holder, 1983:100-107).

O’Donnell dan Schultz meneliti tentang pengaruh software pendukung audit pemusatan proses business dalam penilaian prosedur analitik. Dimana, sebagian besar KAP yang menekankan metodologi audit resiko bisnis merubah software pendukungaudit mereka untuk mengumpulkan bukti audit berdasarkan proses bisnis dibandingkan dengan perputaran transaksi. Sistem pemfokusan terhadap proses bisnis ini memberikan informasi tentang klien yang dikelompokkanberdasarkan aktivitas rantai nilai, sedangkan kantor yang menggunakan software pendukung audit tradisional dengan pemusatan perputaran transaksi (TCF) mengelompokkan informasi klien terutama berdasarkan klasifikasi rekening. Studi ini menguji bagaimana perbedaan


(59)

penyajian antara software pendukung audit BPF dan TCF mempengaruhi resiko penilaian audit selama tahap perencanaan prosedur analitik. Dalam percobaan lapangan, pengalaman senior audit yang telah melaksanakan prosedur analitik terhadap permasalahan yang material mengandung jenis faktor-faktor resiko yang telah ditentukan.Satu kelompok telah menyelesaikan uji coba menggunakan software yang telah diatur berdasarkan BPF sedangkan kelompok lain menggunakan software yang telah diatur berdasarkan TCF. Sukarelawan yang menggunakan sistem BPF mengidentifikasikan lebih banyak kondisi resiko yang telah ditentukan dan memperkirakan resiko pernyataan yang tidak tepat pada level yang lebih tinggi dibandingkan dengan rekan mereka yang menggunakan sistem TCF. Penemuan/hasil ini membuktikan bahwa bukti percobaan yang diatur oleh software pendukung audit disekitar proses bisnis dapat mempengaruhi hasil keputusan selama pengadaan tahap perencanaan prosedur analitik. Temuan dari penelitian lapangan mengindikasikan bahwa senior audit berpengalaman yang terbiasa menggunakan software TCF mengidentifikasi lebih banyak faktor-faktor resiko ketika informasi klien menggunakan format BPF dari pada TCF (O’Donnell dan Schultz, 2003:265-275).

Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

No Keterangan Penelitian Arifin Akhmad (1993)

Penelitian saat ini

1. Periode Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data tahun 1993.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data 2008.


(60)

2. Metode Analisis

Deskriptif kualitatif, regresi sederhana, T-test.

Deskriptif Kualitatif, T-test, Chi-square,

regeresi sederhana. 3. Runag lingkup

penelitian

KAP se Indonesia, yang terdaftar di BAPPEPAM, dan tidak terdaftar di BAPPEPAM.

KAP se Jakarta, yang berafiliasi dengan KAP asing, dan tidak

berafiliasi dengan KAP asing.

J. Kerangka Pemikiran

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kepatuhan auditor terhadap SPAP 329 “Prosedur Analitik”, dalam bentuk variabel bivariat yaitu: variabel pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitik, dan variabel aplikasi prosedur analitik dalam audit umum. Peneliti mengajukan beberapa hal yang mungkin dapat mempengaruhi aplikasi prosedur analitik dalam pelaksanaan audit umum oleh KAP, yaitu: Afilisasi dengan KAP asing dan pemahaman terhadap tujuan dan manfaat prosedur analitik.

Gambar.2.3 Kerangka Pemikiran Aplikasi Prosedur Analitik Tahap Perencanaan Audit Tahap Pengujian Subtantif

Tahap Review Akhir Audit

Kepatuhan Terhadap SPAP Seksi 329 Prosedur Analitik Kap Berafiliasi

Dengan KAP Asing

KAP Tidak Berafiliasi Dengan

KAP Asing

Pemahaman Atas Tujuan dan Manfaat


(61)

K. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Karena jawaban yang diberikan masih didasarkan pada teori yang relevan, tidak berdasar pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2005). Berdasarkan rumusan masalah yang telah dicantumkan pada Bab I, hipotesis yang dapat di buat adalah sebagai berikut:

Ha1 = KAP yang berafiliasi dengan KAP asing dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing mematuhi SPAP seksi 329 dalam proses audit.

Ha2 = Terdapat perbedaan rata-rata tingkat kepatuhan terhadap SPAP Seksi 329 Prosedur Analitik antara KAP yang berafiliasi dengan KAP asing maupun KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing.

Ha3 = Terdapat hubungan dependen antara kelompok KAP yang berafiliasi dengan KAP asing dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing terhadap tingkat kepatuhan mereka dalam mengaplikasikan SPAP seksi 329 Prosedur Analitik.

Ha4 = Pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitik tidak berpengaruh signifikan terhadap aplikasi prosedur analitik dalam audit.


(62)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu, universe-nya adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Jakarta. Populasinya adalah KAP yang terdaftar di Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) per Januari 2008. Elemen penelitian adalah kantor pusat, dengan alasan anggota populasi setara kedudukannya. Waktu penelitian adalah sejak bulan Mei 2008 sampai Juli 2008. Penelitian ini ditujukan hanya untuk mengetahui pemahaman tentang prosedur analitik, aplikasi prosedur analitik, dan kepatuhan auditor dalam setiap proses audit. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitiannya adalah partner, manajer, supervisor, dan atau senior auditor yang menjadi penanggungjawab tim audit (in charge).

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dengan rumus yang dikembangkan dari Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono (2008:124), yaitu:

((((

))))

Q

d

Q

S

.

.

1

.

.

.

2 2 2

Ρ

Ν

Ρ

Ν

λ

λ

+

+

+

+

=

=

=

=

Keterangan:

N = populasi KAP dengan anggota populasi sebanyak. P = Q = 0,5


(63)

d= 0,05

S = jumlah sampel 2

dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel atau s seperti hasil perhitungan dibawah ini: jumlah KAP pusat yang ada di Jakarta dan terdaftar di IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia) per 2007 sebanyak 219 KAP. Maka untuk penentuan sampel dapat di hitung sebanyak, yaitu:

1. 219. 0,5. 0,5

S =

0,052 (219-1) + 1. 0,5. 0,5 = 68 (dibulatkan)

Setelah didapatkan jumlah sampel sebanyak 68 KAP, dilakukan pembedaan strata untuk KAP, dengan menggunakan metode stratified random sampling. Selanjutnya dari tiap-tiap subpopulasi diambil sampel penelitian dengan teknik random sampling.

KAP dibedakan menjadi dua strata, yaitu KAP yang berafiliasi dengan KAP asing (S1) sebanyak 33 KAP, dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing (S2) sebanyak 186 KAP. Dari masing masing strata tersebut diambil sampel dengan perhitungan sebagai berikut:

S1 = 33/219 X 68 = 10,24 = 10 S2 = 186/ 219 X 68 = 57.75 = 58

Jadi, jumlah sampel untuk masing-masing strata adalah: 1. Strata 1 (S1) = 10 KAP, dan


(64)

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penyebaran kuesioner kepada sampel (KAP) dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) melalui perantara yaitu seseorang yang dikenal oleh peneliti yang bekerja di KAP dan, 2) peneliti datang langsung ke tempat sampel. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber-sumber referensi yang diterbitkan untuk umum (buku text books, artikel, jurnal ilmiah, dan lain-lain) maupun referensi yang tidak diterbitkan untuk umum (skripsi, tesis).

D. Metode Analisis Data

Metode pegujian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Indriantoro dan Supomo, 2002:181). Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat, akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang


(1)

bahwa KAP mematuhi SPAP seksi 329 Prosedur Analitik. Peringkat kepatuhannya dibagi menjadi 4 kategori yaitu sebagai berikut: 1) kurang patuh adalah sebesar 1,3%; 2) cukup patuh adalah sebesar 14,5%; 3) patuh adalah 59,2%; dan 4) patuh sekali adalah sebesar 25%.

2. Hasil uji hipotesis II dengan menggunakan teknik uji beda rata-rata

independent t-test, didapatkan p = 0,155 > = 0,05; dan nilai th = -1,193 < tt = 1,6657, dengan taraf signifikansi sebesar = 5% atau taraf kepercayaan 95%, menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara KAP yang berafiliasi dengan KAP asing maupun KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing, terhadap tingkat kepatuhan mengaplikasikan SPAP seksi 329 Prosedur Analitik.

3. Hasil uji hipotesis III dengan menggunakan teknik statistik non parametrik

chi-square, didapat nilai chi-square sebesar 26,939. Karena chi-square

hitung ( 2h) sebesar 26,939 > chi-square tabel ( 2h) sebesar 7,799; menyatakan bahwa, terdapat hubungan dependen antara kelompok KAP yang berafiliasi dengan KAP asing dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing terhadap tingkat kepatuhan mereka dalam mengaplikasikan SPAP seksi 329 Prosedur Analitik.

4. Hasil uji hipotesis IV dengan menggunakan teknik regresi linier sederhana, didapat nilai R sebesar 0,521 dan nilai p = 0,000. Karena Rh (0,521) > Rt (0,1001) dan nilai p (0,000) < (0,01), maka dalam uji ini Ho ditolak atau Ha diterima, yang menunjukkan adanya korelasi yang


(2)

signifikan antara tingkat pemahaman atas tujuan dan manfaat prosedur analitik dengan tingkat aplikasi prosedur analitik dalam setiap audit.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan implikasi dari aplikasi prosedur analitik, implikasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman atas manfaat dan tujuan prosedur analitik berpengaruh signifikan terhadap aplikasi prosedur analitik, tetapi dalam prakteknya bukan hanya pemahaman terhadap aplikasi prosedur analitik yang mempengaruhi auditor dalam mengaplikasikasikan prosedur analitik, masih ada variabel (unsur) lain yang mempengaruhi aplikasi tersebut, contohnya sistem internal control perusahaan klien.

2. Kendala-kendala yang sering dihadapi dalam aplikasi prosedur analitik seperti belum adanya rasio industri yang memadai sebagai pembanding rasio perusahaan, terutama perusahaan dengan bisnis yang spesifik atau perusahaan yang belum masuk pasar modal, staff audit yang kurang kritis, laporan keuangan yang disampaikan terlambat, sehingga prosedur analitik berjalan saat audit baru dimulai, rendahnya pemahaman auditor terhadap prosedur analitik menyebabkan KAP masih ada yang kurang patuh terhadap SPAP seksi 329 Prosedur Analitik.

3. Berpengaruhnya pemahaman atas manfaat dan tujuan prosedur analitik mengindikasikan bahwa auditor dalam melaksanakan audit telah menggunakan salah satu kemahirannya, yaitu pemahaman tentang prosedur analitik.


(3)

C. SARAN

Berdasarkan hasil implikasi diatas penulis memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Saran-saran tersebut antara lain:

1. Auditor seharusnya memberikan saran atau masukan terhadap sistem

internal control perusahaan. Agar perusahaan tersebut memiliki sistem yang auditable. Jika, sistem internal control perusahaan adalah baik, bagi auditor, hal ini dapat membantu dalam pelaksanaan audit, dapat melakukan seluruh pengujian audit dasar (audit test) sehingga waktu dan biaya yang digunakan relatif lebh singkat dan murah. Bagi perusahaan, manfaat sistem internal control yang baik adalah, manajemen menjadi lebih mudah bilamana diperlukan dalam pengambilan keputusan.

2. Variabel independen dalam penelitian ini hanya ada satu yaitu, pemahaman terhadap tujuan dan manfaat prosedur analitik. Masih terdapat unsur lain yang dapat mempengaruhi aplikasi prosedur analitik, contohnya antara lain adalah, unsur sistem internal control perusahaan, dan unsur profesionalitas auditor dalam melaksanakan audit. Bagi para peneliti yang bermaksud mengkaji lebih lanjut topik aplikasi prosedur analitik, bisa memasukkan unsur-unsur lain tersebut dalam penelitiannya.

3. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam aplikasi prosedur analitik, yaitu dengan memberikan pelatihan, supervisi yang lebih baik khususnya kepada staff auditor, supaya dalam pelaksanaan audit dapat menggunakan


(4)

kemahirannya dan lebih kritis, salah satunya yaitu mengaplikasikan teknik prosedur analitik.

4. Khusus untuk kendala kurang tersedianya rasio pembanding, dan data yang tidak lengkap, auditor dapat menggunakan bantuan sistem informasi teknologi, contohnya media internet, dimana semua informasi tersedia di media tersebut. Jika memang belum memenuhi, sebaiknya IAPI berusaha menghasilkan standar-standar dalam mengaudit dan pembuatan laporan keuangan yang baru disesuai dengan iklim ekonomi di Negara ini.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Arifin. “Kajian Empiris Aplikasi Prosedur Analitis Dalam Pemeriksaan Akuntan Oleh KAP di Indonesia”, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta: 1993.

Arens, Alvin A. et. al. “Auditing and Assurance Service AN INTEGRATED APPROACH”, 12th Edition, Pearson Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey, 2008.

Amir Abadi Jusuf “Auditing Pendekatan Terpadu”, Edisi Indonesia, Adaptasi dari Arens, Alvin A dan Loebbecke, James K., Salemba Empat, 2003.

Arrington, Edward C. et. al. “An Application of Analitycal Hierarchy Process to Model Expert Judgements on Analitycal review Procedures”, USA, Journal of Accounting research, Vol. 22 No. 1 Spring, 1984.

Boyton, William C dan Raymond N Johnson. “Modern Auditing, Assurance Service and The Integrity of Financial Reporting”.8th edition, John Wiley & Sons Inc, 111 River Street, Hoboken, New Jersey, 2006.

Djagera, Ida Bagus. “Pengujian Analitis Sebagai Alat di Dalam Pemeriksaan

Laporan Keuangan Suatu Tunjauan Teoritis”. Majalah Kopertis TH 5, No 9,


(5)

Ghozali, Imam. ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3. Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Hamid, Abdul. “PanduanPenulisan Skripsi”. UIN Press, Jakarta, 2007.

Holder, William W. “Analytical Review Procedures In Planning The Audit: An Application Study”, Auditing A Journal Of Practice and Theory, AAA, Florida, 1983.

Ikatan Akuntan Indonesia. “STANDAR PROFESI AKUNTAN PUBLIK Per 1 Januari 2001”, IAI, Jakarta, 2006.

Ikatan Akuntan Indonesia. ”KAP”, artikel ini diakses pada tanggal 15 Juli 2008, dari http://id.wikipedia.org/wiki/kantor-akuntan-publik/Nama-KAP

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelititan Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen”. BPFE, Yogyakarta, 2002.

Louwers, Timothy. et. al.“Auditing and Assurance Service”, 2th Edition, McGraw-Hill Irwin Companies Inc, New York, 2007.

M. Guy, Dan. et. al. “Auditing”, 2nd edition, Harcourt Brace Jovanovich Inc, Florida, 1990.

Messier Jr, William F. “AUDITING & ASSURANCE SERVICES, A Systematic Approach”, 3rd Edition. Mc Grawhill Companies Inc, 2003.

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. “AUDITING”. Edisi ke-5. Salemba Empat, Jakarta, 1998.

O’Donnell, Ed dan Joseph J Schultz Jr. “The Influence of Business Process-Focused-Audit Support Software on Analytical Procedures Judgments”. AUDITING: A JOURNAL OF PRACTICE & THEORY, Vol 22, No. 2 September 2003, pp 265-279. Artikel ini diakses pada tanggal 7 Agustus 2008 dari http://www.edodonnell.comresearchmanuscriptsstudy046.pdf.pdf

Rusmin, “Penggunaan Analisis Rasio Keuangan Dalam Prosedur Analitis”.

Wahana, Vol 4 No 1, Februari 2001.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2008.

Taylor, Donald H dan Glezen, William. “Auditing: Integrated Concepts and Procedures”, 5th edition, John Willey & Sons Inc, New York, 1991.


(6)

Uyanto, Stanislaus S. “Pedoman Analisis Data SPSS”, Cetakan Pertama, Edisi Kedua. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.


Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta

0 5 148

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

Analisis pengaruh perencanaan audit dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik : Studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta

0 4 92

ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit.

0 1 13

ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit.

0 1 16

PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA MEDAN).

0 4 29

PROSEDUR AUDIT PIUTANG USAHA PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK K.GUNARSA.

0 11 8

Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Pergantian Kantor Akuntan Publik, Spesialisasi Audit Di Bidang Industri Klien Dan Independensi Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit Serta Implikasinya Pada Kualitas Disclosure Laporan Keuangan (Survey Pada Kantor A

1 5 26

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya).

0 1 153

Dysfunctional Audit Behavior (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jaw

0 0 15