Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Data Penelitian

6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 7 Lion mesh Prima Tbk LMSH 8 Unilever ndonesia Tbk UNVR 9 Astra Otopart Tbk AUTO 10 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP 11 Semen Gresik Persero Tbk SMGR 12 Good Year Indonesia Tbk GDYR 13 Kimia Farma Tbk KAEF 14 Trias Sentosa Tbk TRST Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling adalah sebagai berikut: 1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI priode tahun 2005 -2008, 2. perusahaan manufaktur tidak pernah delisting pada periode tersebut, 3. perusahaan manufaktur yang membagikan deviden secara berturut mulai dari periode tahun 2005 - 2008.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel independen yang diguanakan dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih, potensi pertumbuhan, ROE, EPS dan DER. Defenisi operasional dan pengukuran variabel ini dapat dilihat pada table 3.2 sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel No Variabel Defenisi Pengukuran Skala 1 laba bersih kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi laba bersih akhir tahun Rasio 2 Potensi pertumbuhan Kenaikan penurunan total aktiva saat ini dengan masa lalu Rasio 3 ROE keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya Rasio 4 EPS EPS merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk Rasio Universitas Sumatera Utara membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal 5 DER menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman Rasio 6 Dividend payout ratio Menunjukan persentase dividen kas yang diterima oleh pemegang saham Rasio

F. Metode dan Teknik Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model analisis regresi sederhana dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows version.16. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Uji asumsi Klasik terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolineritas dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Menurut Gozali 2005: 110,”Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal”. Seperti Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analsis grafik dan uji statistik. 1 Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 2 Analisis Statistik Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik. Kolmogorov-smirnovK-S. Uji KS dibuat dengan membuat hipotesis : Ho : data residua l berdistribusi normal, Ha : data residual tidak berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol. Multikolineritas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1 tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. c. Uji Heteroskedastisitas Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut dengan heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Jika ada pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Namun, jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar ke atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu times series karena ”ganguan” pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi ”gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena ”gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu . Kelompok yang berbeda berasal dari invidu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi di antaranya adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku stastistik relevan. Menurut Sunyoto 2009:91, Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1 angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara

2. Uji Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e Dimana: Y = Dividend Payout Ratio a = Konstanta X 1 = Laba Bersih X 2 = Potensi Pertumbuhan X 3 = Return on Equity X 4 = Earning Per share X 5 = Debt to Equity Ratio b 1 = Koefisien regresi Laba Bersih b 2 = Koefisien regresi Potensi Pertumbuhan b 3 = Koefisien regresi Return on Equity b 4 = Koefisien regresi Earning Per share b 5 = Koefisien regresi Debt to Equity Ratio e = Tingkat error Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji koefisien determinasi, uji F dan uji t. a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi Universitas Sumatera Utara adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen,. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu Time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R² ≤ 1. Hal ini berarti R²=0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. b. Uji Simultan Uji F Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya : Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha: b1, b2, ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas 0.05, maka Ha diterima, Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak. c. Uji Parsial Uji t Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadapn variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah : Ho:b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas 0.05 maka Ha diterima Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2005-2008. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 56 amatan. Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Laba_Bersih 56 -3.194 2.5256 6.16015 7.447455 Potensi_Pertumbuhan 56 -8.90 83.26 8.8570 17.00497 ROE 56 -2.90 111.23 26.2446 24.40128 EPS 56 -176.81 962.21 1.926222 257.63919 DER 56 .23 3.11 .8800 .63904 DPR 56 -257.90 302.94 43.3396 67.92176 Valid N listwise 56 Sumber: lampiran iii Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa: 1. variabel laba bersih memiliki nilai minimum terkecil -3.194, nilai maksimum terbesar 2.5256 dan mean nilai rata-rata 6.16015 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 7.447455, 2. variabel potensi pertumbuhan memiliki dengan nilai minimum terkecil - 8.90, nilai maksimum terbesar 83.26 dan mean nilai rata-rata 8.8570 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 17.00497, Universitas Sumatera Utara 3. variabel ROE memiliki nilai minimum terkecil -2.90, nilai maksimum terbesar 111.23 dan mean nilai rata-rata 26.2446 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 24.40128, 4. variabel EPS memiliki nilai minimum terkecil -176.81, nilai maksimum terbesar 962.21 dan mean nilai rata-rata 1.926222dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 257.63919, 5. variabel DER memiliki nilai minimum terkecil 0.23, nilai maksimum terbesar 3.11 dan mean nilai rata-rata 0.88 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 0.63904 6. variabel DPR memiliki nilai minimum terkecil -257.90, nilai maksimum terbesar 302.94 dan mean nilai rata-rata 43.3396 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 67.92176 7. jumlah amatan yang digunakan ada sebanyak 56 amatan.

B. Hasil Analisis