BAB III METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara yang beralamat di jln Gatot Subroto no.180 Medan Sumatera Utara
Indonesia.
2. Jenis Data
Data merupakan bagian yang penting dalam pencapaian tujuan karena data mengarah pada fakta-fakta yang akan dikumpulkan, disimpan dan diproses
dengan sistem informasi. Jenis data dalam penelitian ini 1. Data Primer yaitu data yang belum diolah atau data yang diperoleh
langsung dari objek yang diteliti. Contoh : koresponden. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber atau
laporandokumen yang sudah jadi, seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, buku-buku, majalah dan media
lainnya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data, penulis melakukan beberapa prosedur pengumpulan data yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Teknik Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait yang dapat memberikan keterangan atau
data yang penulis butuhkan. 2
. Teknik Kepustakaan yaitu mengumpulkan data yang diperoleh melalui literature – literature, buku – buku serta bahan perkuliahan yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 3. Teknik Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap
penggunaan komputer dan dokumen-dokumen yang digunakan dalam perusahaan.
4. Metode Penganalisaan Data Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode sebagai
berikut: 1. Metode Deskriptif yaitu suatu metode analisis yang diterapkan
dengan cara menyusun,menginterprestasikan dan menganalisis data yang diperoleh sehingga memberikan keterangan dan dapat
memberikan gambaran sifat dari keadaan yang sedang dialami perusahaan yang membantu untuk pemecahan masalah yang
dihadapi. 2 Metode Komparatif yaitu metode penganalisaan data yang
membandingkan uraian teoritis mengenai komputer dengan hasil- hasil data penelitian yang telah dilakukan sehinnga dapat diambil
suatu kesimpulan. 30
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Data Penelitian
A. Sejarah Singkat Badan Usaha
Dalam perjalanan sejarah bangsa, kehadiran lembaga pangan tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Sejak jaman kerajaan Majapahit dan Mataram telah
dikenal adanya lumbung-lumbung pangan yang berfungsi sebagai penyedia pangan pada saat langka. Secara formal pemerintah mulai ikut menangani pangan
pada jaman Belanda, ketika berdiri Voedings Middelen VMF yang bertugas membeli,menjual,dan menyediakan bahan makanan. Dalam masa penjajahan
jepang VMF dibekukan dan muncul lembaga baru bernama Nanyo Kohatsu Kaisha.
Pada masa peralihan sesudah kemerdekaan RI terdapat dualisme penanganan masalah pangan. Didaerah Kekuasaan Republik Indonesia, pemasaran beras
dilakukan oleh Kementrian Pengawasan Makanan Rakyat PMR cq jawatan Persediaan dan Pembagian Bahan Makanan PPBM sedangkan daerah-daerah
yang diduduki Belanda, VMF dihidupkan kembali. Keadaan ini berjalan terus sampai VMF dibubarkan dan dibentuk Yayasan Bahan Makanan Bama.
Dalam perkembangan selanjutnya terjadi perubahan kebijakasanaan yang ditempuh oleh pihak pemerintah. Bama yang berada dibawah Kementrian
Pertanian masuk kedalam Kementrian Perekonomian dan diubah menjadi Yayasan Urusan Bahan Makanan YUBM. Sedangkan pelaksanaan pembelian
32
Universitas Sumatera Utara