2 04 5 95 99 52 87 76 75 8 52 07 06 48 Kualitas Papan Komposit Plastik pada Berbagai Kadar Aditif Berbahan Limbah Batang Kelapa Sawit dan High Density Polyethylene (HDPE)

1. 2

1. 04

1. 5

0. 95

0. 99

1. 02

0.96 1.

1. 1

0.87 0.89

0.91 0.93

0.95 0.97

0.99 1.01

1.03 1.05

1.07 Kerapatan g cm 3 A B C Perlakuan Plastik 60 Plastik 50 Plastik 40 Keterangan : A = kadar MAH 0 dengan berbagai komposisi plastik B = kadar MAH 2,5 dengan berbagai komposisi plastik C = kadar MAH 5 dengan berbagai komposisi plastik Gambar 12. Grafik rerata kerapatan papan komposit plastik Gambar 12 menunjukkan terjadinya peningkatan nilai kerapatan mulai dari komposisi plastik 60 sampai dengan 40, hal tersebut berlaku untuk setiap kadar MAH baik yang 0, 2,5, dan 5. Untuk nilai kerapatan tertinggi dijumpai pada papan A dengan interaksi komposisi plastik 40 dan kadar MAH 0 yang bernilai 1,05 gcm 3 , sedangkan nilai kerapatan terendah dijumpai pada papan B dengan interaksi komposisi plastik 60 dan kadar MAH 2,5 yang bernilai 0,95 gcm 3 . Dari nilai kerapatan yang diperoleh maka papan yang dihasilkan dimasukkan ke dalam papan berkerapatan tinggi. Menurut Tsoumis 1991 papan partikel kerapatan tinggi berkisar antara 0,80-1,20 gcm 3 . Terjadinya penurunan nilai kerapatan papan dengan penambahan aditif bertentangan dengan hasil penelitian dari Lubis 2009 yang menyatakan dengan penambahan aditif pada papan komposit plastik berbahan serbuk limbah batang kelapa sawit dan plastik PE akan mengakibatkan kualitas papan yang dihasilkan semakin baik dengan kerapatan yang semakin tinggi. Tetapi lain halnya dengan Universitas Sumatera Utara nilai kerapatan dari papan B ke papan C, karena adanya peningkatan nilai kerapatan papan dengan kadar MAH 5 dibanding dengan nilai kerapatan papan dengan kadar MAH 2,5 kecuali untuk komposisi plastik 40. Berdasarkan dari peningkatan nilai kerapatan papan B ke papan C, maka terpenuhilah pernyataan dari Lubis 2009 tersebut. Penurunan nilai kerapatan papan dengan aditif diduga adanya penggunaan pelarut xylen, sehingga sewaktu pengempaan, xylen yang menguap dan terperangkap menyebabkan adanya pertambahan dimensi. Menurut Putra 2003 xylen merupakan senyawa aromatik yang mudah menguap. Jika dibandingkan dengan standar JIS A 5908-2003, maka nilai kerapatan dari seluruh papan yang dihasilkan selama penelitian ini sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan, persyaratan nilai kerapatannya antara 0,40–0,90 gcm 3 . Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa faktor perlakuan kadar MAH maupun faktor perlakuan komposisi plastik dan serbuk memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kerapatan papan tersebut. Tetapi untuk interaksi antara kedua faktor perlakuan tersebut tidaklah memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kerapatan papan. Kadar air Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai persentase kadar air papan komposit plastik keseluruhan yang dihasilkan adalah berkisar antara 0,52 sampai dengan 1,76. Pemaparan data persentase kadar air secara lengkapnya disajikan pada Lampiran 4, sedangkan grafik persentase kadar air dapat dilihat pada Gambar 13. Universitas Sumatera Utara

0, 52

0, 87

1, 76

0, 75

0, 8

1, 52

1, 07

1, 06

1, 48

0,5 1

1,5 2

Ka d a r Ai r A B C Perlakuan Plastik 60 Plastik 50 Plastik 40 Keterangan : A = kadar MAH 0 dengan berbagai komposisi plastik B = kadar MAH 2,5 dengan berbagai komposisi plastik C = kadar MAH 5 dengan berbagai komposisi plastik Gambar 13. Grafik rerata persentase kadar air papan komposit plastik Berdasarkan pada Gambar 13 dapat diketahui bahwa nilai presentase kadar air tertinggi dijumpai pada papan A dengan kadar MAH 0 dan komposisi plastik 40 dengan nilai 1,76, sedangkan nilai persentase kadar air terendah dijumpai pada papan A dengan kadar MAH 0 dan komposisi plastik 60 dengan nilai 0,52. Adanya peningkatan nilai persentase kadar air untuk papan A, B, dan C dari komposisi plastik 60 ke 40 dikarenakan adanya penambahan komposisi serbuk, serbuk batang kelapa sawit tersusun atas selulosa dan hemiselulosa yang bersifat higroskopis. Hal ini didukung oleh Balfas 2003 dalam Lubis 2008 yang menyatakan batang kelapa sawit tersusun atas beberapa karakterisitik kimia yaitu selulosa, lignin, pentosan, abu, dan silika. Stamm 1964 dalam Jasni et al. 2004 menyatakan hemiselulosa bersifat higroskopis mudah menyerap air. Semakin tingginya komposisi plastik maka semakin rendahnya nilai persentase kadar air yang terkandung. Hal ini karena adanya pelapisan ataupun perlindungan plastik matriks terhadap serbuk sawit tersebut. Dengan adanya Universitas Sumatera Utara perlapisan tersebut, maka akan mengurangi peningkatan kadar air selama kegiatan berlangsung. Berdasarkan dari hasil analisis sidik ragam, maka kadar MAH tidaklah memberikan pengaruh nyata terhadap nilai persentase kadar air papan komposit plastik. Hal ini dapat dikuatkan pada Gambar 13 dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap nilai persentase kadar air papan apabila terjadinya perubahan kadar MAH. Untuk faktor perlakuan komposisi plastik dan faktor interaksi, hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa adanya pengaruh nyata terhadap nilai persentase kadar air papan yang dihasilkan. Hal ini semakin dikuatkan pada Gambar 13 yang menunjukkan adanya perubahan nilai persentase kadar aditif papan yang signifikan apabila terjadinya perubahan komposisi plastik ataupun serbuk. Nilai persentase kadar air papan komposit plastik yang dihasilkan selama penelitian apabila dibandingkan dengan standar JIS A 5908-2003, maka papan komposit plastik yang dihasilkan sudah memenuhi standar. Nilai persentase kadar air yang disyaratkan oleh standar JIS A 5908-2003 adalah antara 5 sampai dengan 13. Universitas Sumatera Utara Daya serap air Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai persentase daya serap air papan komposit plastik keseluruhan selama 2 jam yang dihasilkan adalah berkisar antara 0,12 sampai dengan 3,06. Pemaparan data persentase daya serap air selama 2 jam secara lengkapnya disajikan pada Lampiran 7, sedangkan grafik persentase daya serap air selama 2 jam dapat dilihat pada Gambar 14.

0, 29