0, 5
0, 53
1, 49
0, 52
0, 98
1, 86
0, 2
2 0,
45 0,
43
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8 2
Pe nge
m bangan T
ebal 2 j a
m
A B
C Perlakuan
Plastik 60 Plastik 50
Plastik 40
Keterangan : A = kadar MAH 0 dengan berbagai komposisi plastik
B = kadar MAH 2,5 dengan berbagai komposisi plastik C = kadar MAH 5 dengan berbagai komposisi plastik
Gambar 16. Grafik rerata persentase pengembangan tebal papan komposit plastik selama 2 jam
0, 96
1, 07
2, 5
0, 76
1, 27
2, 01
0, 34
0, 82
0, 95
-0,1 0,4
0,9 1,4
1,9 2,4
2,9
Pe nge
m bangan T
ebal 24 j a
m
A B
C Perlakuan
Plastik 60 Plastik 50
Plastik 40
Keterangan : A = kadar MAH 0 dengan berbagai komposisi plastik
B = kadar MAH 2,5 dengan berbagai komposisi plastik C = kadar MAH 5 dengan berbagai komposisi plastik
Gambar 17. Grafik rerata persentase pengembangan tebal papan komposit plastik selama 24 jam
Seperti halnya daya serap air, nilai pengembangan tebal mengalami peningkatan apabila komposisi serbuk yang ada semakin tinggi. Nilai daya serap
Universitas Sumatera Utara
air yang tinggi disertai dengan nilai pengembangan tebal yang tinggi dan hal tersebut juga berlaku sebaliknya. Semakin banyaknya serbuk maka semakin besar
volume air yang terserap karena serbuk limbah batang kelapa sawit mengandung selulosan dan hemiselulosa yang bersifat higroskopis. Jadi semakin tingginya
konsentrasi plastik, maka nilai pengembangan tebal akan semakin menurun. Hasil penelitian Geimer et al. 1993 berupa papan komposit plastik juga menunjukkan
adanya penurunan nilai persentase pengembangan tebal seiring dengan meningkatnya konsentrasi plastik yang diberikan.
Berdasarkan dari Gambar 16 dan 17, maka didapatkan bahwa papan C memiliki nilai persentase pengembangan tebal yang paling kecil, papan C
merupakan papan yang diberikan perlakuan kadar MAH 5, jadi dapat disimpulkan bahwa aditif MAH dan DCP dapat menahan terjadinya
pengembangan tebal dari papan komposit plastik ataupun papan komposit. Han 1990 dalam Iswanto 2002 menguatkan bahwa inisiator diperlukan dalam
pembuatan papan partikel, karena tanpa adanya inisiator maka kinerja dari compatibilizer dalam hal ini MAH hanya bisa terjadi reaksi esterifikasi dengan
gugus OH sedangkan reaksi maleolasi tidak terjadi. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa faktor perlakuan kadar
MAH dan komposisi serbuk dengan plastik memberikan pengaruh nyata terhadap nilai persentase pengembangan tebal papan yang dihasilkan. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan mengacu pada Gambar 16 dan 17 karena adanya perubahan kadar MAH maka akan terjadinya perubahan nilai persentase pengembangan tebal
yang signifikan dan hal tersebut juga berlaku terhadap perlakuan komposisi serbuk dengan plastik. Sedangkan untuk faktor interaksi antara keduanya tidaklah
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap nilai persentase pengembangan tebal. Berdasarkan dari hasil penelitian berupa nilai pengembangan tebal yang
diperoleh, maka papan yang dihasilkan sudah memenuhi syarat yang diperkenankan oleh standar JIS A 5908-2003. Standar JIS A 5908-2003
mensyaratkan bahwa batas maksimum yang diperbolehkan untuk nilai pengembangan tebal adalah 12.
Pengujian Sifat Mekanis
Pengujian sifat mekanis yang dilakukan adalah modulus elastisitas MOE, modulus patah MOR dan kuat pegang sekrup screw holding power. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan terhadap masing-masing sifat fisis papan yang dipengaruhi oleh faktor kadar MAH, komposisi serbuk dengan
plastik dan interaksi antara keduanya.
Keteguhan lentur modulus of elasticity
Pengujian MOE adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui ketahanan papan menahan beban dalam batas proporsi sebelum patah. Hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai MOE rata-rata papan komposit plastik yang dihasilkan adalah berkisar antara 1,31 x 10
4
kgcm
2
sampai dengan 1,96 x 10
4
kgcm
2
. Pemaparan data MOE secara lengkapnya disajikan pada Lampiran 19, sedangkan grafik MOE papan dapat dilihat pada Gambar 18.
Universitas Sumatera Utara
1.52 1.83
1.96 1.31
1. 39