Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity yaitu sejauh mana suatu tes yang merupakan seperangkat soal,
dilihat dari isinya benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur Hadi, 2000. Validitas isi tes ditentukan melalui pendapat professional
professional judgement dalam proses telaah soal. Pendapat professional diperoleh dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
2. Daya beda aitem dan Reliabilitas alat ukur
Dalam praktek pengukuran, ada 2 syarat ilmiah yang harus dimiliki suatu alat ukur agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
a. Daya beda aitem
Daya beda aiatem atau daya diskriminasi aitem merupakan parameter paling penting pada skala psikologi Azwar, 2000. Daya beda aitem dapat
membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem
merupakan indicator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan. Prinsip yang dijadikan dasar pemilihan aitem
yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi ukur skala seperti yang dikehendaki oleh peneliti. Pada penelitian ini teknik analisa daya beda aitem yang digunakan
adalah dengan menggunakan korelasi product moment. Menurut Azwar 2007 semua aitem yang mencapai koefisien korelasi
minimal 0.30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Apabila aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0.30
Universitas Sumatera Utara
jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka kita dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi.
Sebaliknya apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit
batas kriteria 0.30 menjadi 0.25. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan batasan r
ix
≥0.275
b. Realibilitas
Azwar 2000 menyatakan bahwa realibilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Realibilitas adalah merupakan alat ukur yang
menunjukkan derajat keajegan atau konsisteensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbedan Hadi, 2000.
Realibilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal dimana prosedurnya hanya melakukan satu kali pengenaan tes kepada
sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan berefesiensi tinggi Azwar, 2000. Jadi realibilitas adalah tingkat konsistensi
atau keterpercayaan hasil pengukuran. Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien alpha cronbach yang menggunakan SPSS 17 for Windows Version.
3. Hasil uji coba alat ukur