BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimental.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Histologi dan laboratorium Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilaksanakan selama Maret -
November 2010.
4.3. Alat dan Bahan
4.3.1. Alat
1. Cover glass
2. Microtome
3. Microscope binocular
4. Neraca dan kelengkapannya
5. Object glass
6. pH meter
7. Paraffin oven
8. Pipet tetes
9. Staining jar
10. Waterbath
4.3.2. Bahan
1. 10 neutral buffered formalin
2. Alkohol 70, 80, 90
3. Akuades
4. Entellan™
5. Eosin
Universitas Sumatera Utara
6. Hematoksilin
7. Parafin
8. Perekat albumin
9. Xylene
10. Serbuk akar kunyit
11. Sediaan jaringan dari hewan monyet
4.4. Pengambilan sampel jaringan monyet
Seekor hewan monyet akan diinjeksi dengan memberikan suntikan ketamin intrakutan sebanyak 5mgkgBB IM. Setelah hewan tertidur dilakukan
sayatan abdominal dimulai dari caudal hingga manubrium sterni. Pengambilan jaringan yakni cerebelum, hepar, usus halus, colon, ginjal, pankreas dan limpa
dilakukan segera dengan ketebalan + 1 cm. Jaringan yang diperoleh segera direndam dalam larutan pengawet 10 neutral buffered formalin.
4.5. Pembuatan sediaan
Jaringan-jaringan yang telah diawetkan dalam 10 neutral buffered formalin selama 24 jam akan diproses untuk parafin embedding dengan
dehidrasi melalui alkohol 70 , 90 , 95 , dan etanol absolut selama masing- masing 2x15 menit. Clearing pembeningan tercapai melalui dua kali
perendaman dalam xylene selama masing-masing 15 menit. Infiltrasi pembenaman lilin parafin dilakukan dalam oven parafin bersuhu 60 °C
selama 3 x 1 jam. Selanjutnya dilakukan pembuatan blok parafin menggunakan pencetak Leuckhart.
Blok parafin ini akan dipotong dengan ketebalan 8 µ m dengan menggunakan Reichert Jung 820 rotary microtome. Irisan jaringan yang
diinginkan dilekatkan pada object glass berperekat albumin pada waterbath dan dikeringkan dengan suhu ruangan semalaman.
Universitas Sumatera Utara
4.6. Pembuatan Larutan Serbuk Akar Kunyit
Serbuk akar kunyit diperoleh setelah dilakukan pengolahan akar kunyit. Akar kunyit yang diproses sebanyak 300 gram. Terlebih dahulu kulit akar
kunyit dikupas, kemudian dicuci dengan air kran dan dipotong menjadi nipis. Setelah itu, akar kunyit dijemur di bawah sinar matahari sehingga benar-benar
kering. Setelah akar kunyit yang telah dipotong mengering, ia akan dihancurkan dengan menggunakan alat pengisar sehingga menjadi serbuk. Kemudian serbuk
akar kunyit itu akan ditapis untuk mendapatkan serbuk yang halus. Larutan serbuk akar kunyit 0,1 wv, 0,2 wv, 0,5 wv, 1 wv
yang terlarut dalam 100 ml masing-masing larutan berikut; air suling akuades, 70 etanol, 1 HCl dalam akuades dan 1 NaOH dalam akuades.
Tabel 4.1. Berbagai Variasi Konsentrasi dan Pelarut yang Akan Digunakan Dalam Penelitian Ini.
Air suling 70 etanol
1 HCL dalam akuades
1 NaOH dalam akuades
0,1
w v
0,2
w v
0,5
w v
1,0
w v
4.7. Metode Pewarnaan Larutan Hematoksilin-Eosin