Struktur Sifat Kegunaan Kitosan

pembungkusan dapat melindungi daging dari kontaminasi bakteri McHugh, 2003. Dalam bidang farmasi, alginat dapat digunakan sebagai pembalut luka yang dapat menyembuhkan luka karena dapat mengabsorbsi cairan dari luka, dimana kalsium dalam serat diganti menjadi natrium dalam cairan tubuh sehingga menjadi natrium alginat yang larut McHugh, 2003.

2.2 Kitosan

Kitosan merupakan polisakarida yang terdapat dalam jumlah melimpah di alam. Kitosan adalah poli [ β -1,4-2 amino-2deoxy-D-glukopiranosa] dan merupakan produk deasetilasi kitin. Deasetilasi dengan larutan alkali biasanya NaOH merupakan salah satu reaksi penting terhadap kitin untuk menghasilkan kitosan. Deasetilasi dengan NaOH pada suhu 100 o C selama 1 jam menghasilkan produk terdeasetilasi 82 sementara bila waktu reaksi ditambah hingga 48 jam menghasilkan produk terdeasetilasi hampir 100. Namun perpanjangan waktu ini menurunkan viskositas larutan, yang berarti telah terjadi degradasi rantai, untuk menghindarinya dilakukan dengan mengurangi jumlah alkali yang digunakan Roberts, 1992.

2.2.1 Struktur

Gambar 2.3 Struktur Kitosan Roberts, 1992 H 2 N H 2 N HO HO CH 2 OH H 2 N HO CH 2 OH CH 2 OH Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Sifat

Kebanyakan polisakarida alami seperti selulosa, protein, asam alginat, agar dan agarose bersifat netral atau asam sedangkan kitin dan kitosan merupakan polisakarida yang bersifat basa. Sifatnya yang basa ini menjadikan kitosan: 1. Dapat larut dalam media asam encer membentuk larutan yang kental sehingga dapat digunakan untuk pembuatan gel dalam beberapa variasi konfigurasi seperti butiran, membran, pelapis, kapsul, serat dan spon. 2. Membentuk kompleks yang tidak larut air dengan polielektrolit anionik yang juga dapat digunakan untuk pembuatan butiran, gel, kapsul, dan membran. 3. Dapat digunakan sebagai pengkhelat ion logam berat dimana gelnya menyediakan sistem proteksi terhadap efek dekstruksi dari ion Krajewska, 2001. Kitosan tidak larut dalam air namun larut dalam asam dengan pH dibawah 6,0, yang umum digunakan adalah asam asetat 1 dengan pH sekitar 4,0. Pada pH tinggi, cenderung terjadi pengendapan Kumar, 2000.

2.2.3 Kegunaan

Kitosan dan turunannya dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, krim badan dan tangan serta produk perawatan rambut, seperti shampo dan hairspray. Kitosan juga telah diteliti sebagai bahan formulasi kosmetik khususnya untuk kulit yang sensitif misalnya sebagai tabir surya. Kapasitas pembentukan film dan sifat antiseptik kitosan melindungi kulit dari kemungkinan infeksi mikroba. Aktitifitas antimikroba dari kitosan terhadap beberapa penyakit dan mikroorganisma perusak makanan, telah diteliti penggunaannya pada pengolahan Universitas Sumatera Utara dan pengawetan makanan. Pemberian kitosan yang disemprotkan pada buah apel dan jeruk melindungi dari kerusakan jaringan dan pembusukan. Aplikasi lain adalah pembuatan bungkus makanan, buah dan sayuran dari kitosan yang secara nyata menghambat pertumbuhan mikroorganisme Beaulieu, 2005. Kitosan mampu menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri yang bersifat patogen dan menyebabkan resistensi tumbuhan terhadap infeksi jamur dan virus pada tanaman. Efek penghambatan meningkat segera setelah daun diberi kitosan Synowiecki dan Al-Khateeb, 2003.

2.2.4 Penggolongan Membran