BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi komunikasi memungkinkan public relations menggunakan berbagai macam alat media untuk menyampaikan pesan. Salah
satu media baru yang mulai banyak digunakan adalah situs web. Menurut Rachmat Kriyantono dalam PR Writing 2008, keberadaan Internet dan situs web
dapat dikatakan merupakan revolusi di bidang komunikasi. Computer-Mediated Communications yaitu interaksi antar manusia melalui teknologi komput er,
mampu dilakukan dalam bentuk situs web. Berbagai kalangan mulai dari pengusaha, akademisi, praktisi, ibu rumah tangga, siswa bahkan anak-anak dapat
mengambil keuntungan dengan hadirnya Internet. Begitu juga dengan institusi pendidikan.
Pada awalnya, Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA
yang disebut ARPANET Advanced Research Project Agency Network. Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Secara umum
ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972 dan pada mulanya hanya menghubungkan 4 situs universitas saja. Tidak lama kemudian proyek ini
berkembang pesat dan semua universitas ingin bergabung sehingga ARPANET kesulitan untuk mengaturnya. Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua,
yaitu MILNET untuk keperluan militer dan ARPANET baru yang lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
untuk keperluan non-militer. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan DARPA Internet, yang disederhanakan menjadi Internet Winston, 1998.
Internet terbuka bagi pelaku komersial pada 1991, dan sejak itu pertumbuhannya mencapai 300 pada 1994. Hanya butuh tiga tahun, situs-situs
komersial melampaui situs-situs pendidikan yang sebelumnya mendominasi. Pakar media relations Carole Howard mencatat bahwa Internet hanya
membutuhkan waktu 4 tahun untuk mencapai 50 juta audiens, dibandingkan dengan televisi yang membutuhkan waktu 13 tahun dan radio membutuhkan
waktu 30 tahun untuk mencapai angka 50 juta ini. Ini menunjukkan betapa kuat dan cepatnya pengaruh Internet bagi manusia Lattimore et al :2004.
Berdasarkan sumber dari internetworldstats.com tanggal 31 Agustus 2009, jumlah populasi penduduk Indonesia pada tahun 2009 adalah 240.271.522 jiwa.
Pada tahun 2000 pengguna Internet adalah 2.000.000 orang yang kemudian meningkat menjadi 25.000.000 pengguna pada tahun 2009. Jumlah tersebut
menduduki peringkat ke 5 di Asia. Peringkat pertama diduduki oleh China dengan jumlah sekitar 298 juta pengguna Internet. Daftar sepuluh negara di Asia dengan
jumlah pengguna Internet terbanyak dapat dilihat dalam gambar 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar I.1. Sepuluh Besar Pengguna Internet di Asia Sumber : www.internetworldstats.com
Managing Partner Asia Public Relations, Silih Agung Wasesa, mengatakan kenaikan pengguna Internet di Indonesia juga dicerminkan dari data
Direktorat Jenderal Dirjen Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika Depkominfo bahwa pertumbuhan pengguna situs yang berakhiran
.id tumbuh sekitar 53 persen per tahun antara tahun 1998-2006. Pada tahun
2008 tercatat ada lebih dari 70 ribu situs, sementara tahun 2009 diperkirakan ada tambahan lima ribu pengguna baru. Pengguna Internet di Indonesia Meningkat,
2009: para. 9-10. Dari gambaran di atas, dapat dikatakan bahwa penggunaan Internet dalam
praktik public relations adalah suatu keniscayaan keharusan. Sangat disayangkan jika praktisi public relations tidak mengaplikasikan media ini, apalagi di tengah
kompetisi global dunia. Ada kesepakatan hampir bulat 98 di kalangan profesional PR bahwa kemajuan teknologi seperti Internet telah mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
cara kerja mereka. Sebagian besar 90 sepakat bahwa kemampuan untuk menyampaikan komunikasi tertulis secara cepat dan akses ke informasi real-time
melalui Internet telah mempercepat langkah pembuatan keputusan dalam jurnalisme berita Cutlip, Center Broom, 2006.
Pada dasarnya, hasil yang diharapkan dari berbagai aktivitas public relations adalah terciptanya citra positif, kemauan baik goodwill, saling
menghargai, saling pengertian, dan toleransi antara kedua belah pihak. Ketika public relations menggunakan Internet sebagai sarana melaksanakan aktivitasnya,
ia memiliki peranan yang lebih besar untuk mencapai hasil tersebut. Setiap aktivitas online suatu organisasi memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
hubungannya dengan publik. Dengan Internet, seorang public relations dapat langsung menyampaikan pesan kepada publik, membangun digital brand images,
membina hubungan baik dengan berbagai media melalui media center online, dengan biaya yang minim tanpa memperhatikan batas geografis. Internet juga
memungkinkan public relations merespons secara cepat semua permasalahan dan pertanyaan dari publik. Dengan kata lain, kegiatan public relations lewat Internet
lebih efektif dan efisien dari segi tenaga dan waktu. Perkembangan teknologi informasi yang demikian pada akhirnya juga
berpengaruh dalam kinerja pemerintahan untuk melaksanakan electronic education e-education. E-Education sesungguhnya adalah public services dan berkaitan
erat dengan kinerja public relations. Dasar pelaksanaannya, e-education berawal dari e-government yang merupakan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2003 tentang
Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government yang berangkat dari pemikiran tentang pertimbangan pemanfaatan teknologi komunikasi dan
Universitas Sumatera Utara
informasi dalam proses pemerintahan yang diyakini akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan good
government governance Sosiawan, n.d., p.1. Intinya e-government adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu
menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Tahap pertama dalam melaksanakan e-government secara sistematik adalah pengadaan situs web.
Pada dasarnya, situs web adalah sebuah cara untuk menampilkan diri di Internet. Situs web adalah sebuah tempat di Internet, siapa saja di dunia ini dapat
mengunjunginya, kapan saja orang dapat mengetahui, memberi pertanyaan, memberikan masukan atau bahkan membeli produk. Internet bagaikan sebuah
pusat perdagangan terbesar di dunia dan situs web adalah salah satu toko di pusat perdagangan tersebut Situs web organisasi adalah sarana komunikasi yang
pertama kali dan paling populer dilihat oleh individu ketika membutuhkan informasi tentang suatu organisasi. Karena itu, pada abad ini, setiap organisasi
harus melengkapi sarana komunikasinya dengan membuat situs web, dan harus mengelolanya dengan baik Kriyantono, 2008, p.248. Situs menjadi rumah
”virtual” organisasi. Situs web perlu dikelola karena alamat web lebih dari sekedar ”homepage” organisasi.
Kriteria penilaian website baik atau tidak didasarkan pada faktor respon e- mail, update, content, fitur, penambahan identitas sesuai ketentuan Departemen
Komunikasi dan Informasi, dan tampilan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih situs pada institusi pendidikan Universitas Sumatera Utara, karena merupakan
sebuah terobosan dalam bidang IT dunia pendidikan. Namun penilaian yang digunakan kepada website tersebut, belum dapat mengetahui apakah situs itu
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk melaksanakan fungsi pokok public relations pendidikan atau tidak. Karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pendapat publik yakni
opini mahasiswa USU terhadap layanan informasi pendidikan melalui website USU.
I.2 Perumusan Masalah