31 sehingga dapat diterima dan diterapkan di Indonesia. Berdasarkan laporan EMDI
─ Bapedal 1994 metode pengolahan biologis yang juga patut dipertimbangkan untuk
mengolah limbah cair tahu di antaranya adalah proses aerob dan anaerob di samping metode penimbunan pada tanah dan penyemprotan irigasi. Berdasarkan informasi
tersebut, salah satu cara pengolahannya adalah menggunakan proses anaerob. Pemilihan metode ini sesuai dengan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh
Eckenfelder 1989 dan Tobing 1989, bahwa untuk limbah cair pekat dengan kandungan BOD
5
1000 mgl metode pengolahan yang lebih layak adalah dekomposisi anaerob.
2.8. Pengolahan Limbah Cair Secara Anaerobik
Pengolahan limbah cair dengan proses anaerob pada dasarnya sama dengan proses aerobik, dimana sama-sama memanfaatkan aktivitas mikroorganisme atau
metabolisme sel untuk menurunkan atau menghilangkan substrat tertentu terutama senyawa-senyawa organik biodegradable dalam air buangan. Proses metabolisme sel
dapat dipisahkan atas 2 jenis proses, yaitu katabolisme dan anabolisme Davis dan Cornwell, 1991; Manahan, 1994 ; Rittmann dan McCarty, 2001. Katabolisme
adalah semua proses biokimia yang terlibat dalam degradasi atau oksidasi substrat menjadi produk akhir yang disertai dengan pelepasan energi.
Anabolisme adalah termasuk semua proses biokimia yang dilakukan bakteri untuk sintesa sel baru atau komponen seluler dari sumber karbon Manahan, 1994.
Berdasarkan pemanfaatan oksigen dalam proses metabolisme sel, pengolahan limbah
Universitas Sumatera Utara
32 cair secara biologis dapat dikelompokkan atas 2 kelompok, yaitu proses aerob dan
anaerob. Pada proses aerob, katabolisme senyawa organik berlangsung dengan memanfaatkan oksigen bebas yang terdapat dalam lingkungan sebagai penerima
elektron terakhir. Pada proses anaerob atau disebut respirasi anaerob, katabolisme senyawa organik berlangung tanpa oksigen bebas dalam lingkungan dan penguraian
terjadi dengan memanfaatkan senyawa organik sebagai penerima elektron terakhir Rittmann dan McCarty, 2001.
Dalam perlakuan biologis, prinsip biologi diterapkan untuk mengolah limbah cair dengan bantuan mikroorganisme yang dapat diperoleh secara alamiah Rittmann
dan McCarty, 2001; MetCalf Eddy, 2003 atau seleksi Tobing dan Loebis, 1994. Sistem ini cukup efektif dengan biaya pengoperasian rendah dan dapat mereduksi
BOD hingga 90 Fardiaz, 1992. Oleh karena itu, pengolahan limbah cair secara biologis merupakan cara yang sangat menarik dan menguntungkan. Keuntungan
lainnya adalah lumpur yang dihasilkan dari pengolahan limbah khususnya proses anaerob relatif sedikit Rittmann dan McCarty, 2001; MetCalf dan Eddy, 2003.
Perlakuan anaerobik untuk degradasi senyawa organik kompleks dalam limbah cair tahu muncul sebagai pilihan yang logis dan menarik, karena biodegradasi
senyawa-senyawa organik kompleks dapat dilakukan dalam sistem anaerob. Dalam proses anaerob, senyawa-senyawa organik kompleks protein, karbohidrat dan
minyaklemak berantai panjang mula-mula didegradasi menjadi asam lemak dan asam amino sederhana dan berantai pendek serta sejumlah kecil gas hidrogen Parkin
dan Owen, 1986; Ridlo, 1996; MetCalf dan Eddy, 2003. Selanjutnya asam-asam organik dan asam-asam amino sederhana diuraikan lebih lanjut menjadi gas metan
Universitas Sumatera Utara
33 CH
4
, karbon dioksida CO
2
dan sejumlah kecil H
2
, hidrogen sulfida H
2
S dan nitrogen serta biomassa Balch et al, 1977; Speece, 1983.
2.9. Mikroorganisme Yang Terlibat Dalam Proses Degradasi Anaerobik