Fermentasi limbah cair industri tahu menjadi Biogas.

43 3.3. Prosedur Percobaan. 3.3.1. Pembuatan starter Starter lumpur aktif diambil dari IPAL PDAM Tirtanadi sebanyak 5 liter dan dmasukkan ke dalam media tertutup. Kemudian starter dimasukkan ke dalam limbah cair industri tahu sebanyak 2,5 liter kemudian difermentasikan selama 3-4 hari, dimana proses fermentasi berlangsung secara anaerobik. Untuk mempertahankan mikroba yang ada pada starter, maka setiap sekali sehari diberi glukosa sebagai nutrisi mikroba dalam starter.

3.3.1. Fermentasi limbah cair industri tahu menjadi Biogas.

Limbah cair industri tahu dari hasil penyaringan air tahu whey dimasukkan ke dalam tangki biodigester sebanyak 14 liter skematik biodigester pada Gambar 3.1. Kemudian ditambahkan starter Lumpur aktif dan difermentasikan selama 7, 15, 21 hari. Tangki biodigester dihubungkan dengan bladder tempat penampungan gas sehingga gas yang terbentuk akan masuk ke bladder. Kemudian volume gas diukur setiap tiga hari. Universitas Sumatera Utara 44 3.3.2. Prosedur penelitian pengaruh waktu tinggal fermentasi terhadap kualitas limbah cair industri tahu tanpa koagulan dan biogas yang dihasilkan. Prosedur penelitian pengaruh waktu tinggal fermentasi terhadap kualitas limbah cair industri tahu tanpa koagulan dan biogas yang dihasilkan adalah sebagai berikut : 1. BOD, COD, TSS, TDS dan pH awal limbah cair tahu diukur sebagai acuan untuk mengontrolnya. 2. Limbah cair tahu mentah yang sudah diukur tersebut ditambahkan NaOH untuk menetralkan pH limbah cair. Setelah netral dimasukkan kedalam biodigester berkapasitas 14 liter yang berisi lumpur aktif dan tidak menambahkan air limbah cair tahu mentah dan air = 1:0. 3. Pada langkah 2 dilakukan untuk perbandingan limbah cair tahu mentah dan air masing-masing 1:0,25 dan 1:0,5 dalam VV. Kemudian biodigester ditutup rapat dan dilakukan pengukuran COD, pH, TSS, TDS, suhu dan volume biogas setiap 3 hari selama 21 hari. Setelah didapat produksi biogas optimum dilakukan uji nyala. Universitas Sumatera Utara 45 Limbah cair tahu Wadah BOD, COD, TSS, TDS dan pH awal Digester, 14 Liter, pH 7, lumpur aktif, perbandingan limbah cair tahu mentah dan air masing-masing 1:0, 1:0,25 dan 1:0,5 NaOH COD, pH, TSS, TDS, volume biogas, suhu dan uji nyala. Bagan alir penelitian selanjutnya dapat dilihat pada gambar 3.2. berikut ini : Gambar 3.2. Bagan alir penelitian pengaruh waktu tinggal terhadap kualitas limbah cair industri tahu tanpa koagulan dan biogas yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara 46 3.3.3. Prosedur penelitian pengaruh waktu tinggal fermentasi terhadap kualitas limbah cair industri tahu dengan penambahan koagulan biji asam jawa dan biogas yang dihasilkan. Prosedur penelitian pengaruh waktu tinggal fermentasi terhadap kualitas limbah cair industri tahu dengan penambahan koagulan biji asam jawa dan biogas yang dihasilkan adalah sebagai berikut : 1. Limbah cair tahu dilakukan proses koagulasi dengan penambahan koagulan biji asam jawa dengan dosis 3000 mgL dan ukuran partikel 140 mesh Bernard, 2009. Kemudian diaduk cepat selama 3 menit proses koagulasi. 2. Setelah proses koagulasi, limbah cair tahu tersebut dinetralkan dengan penambahan NaOH teknis hingga pH netral. Setelah netral dimasukkan kedalam biodigester berkapasitas 14 liter yang berisi lumpur aktif, tanpa ada penambahan air perbandingan limbah cair tahu dan air = 1:0. 3. Langkah 2 dilakukan untuk perbandingan limbah cair tahu dan air masing-masing 1:0,25 dan 1:0,5 dalam VV. kemudian biodigester ditutup rapat dan dilakukan pengukuran COD, pH, TSS, TDS, volume biogas dan suhu setiap 3 hari selama 21 hari. Setelah didapat produksi biogas yang optimum dilakukan uji nyala. Universitas Sumatera Utara 47 Bagan alir penelitian selanjutnya dapat dilihat pada gamabar 3.3 berikut ini : NaOH Gambar 3.3. Bagan alir penelitian pengaruh waktu tinggal fermentasi terhadap kualitas limbah cair industri tahu dengan penambahan koagulan biji asam jawa dan biogas yang dihasilkan. Limbah cair tahu Wadah BOD, COD, TSS, TDS dan pH awal Beaker jar test 1000 ml, pH 4 Pengadukan 40 rpm, 3 menit Koagulan biji asam jawa dosis optimum 3000 mgl Digester 14 liter, pH=7, lumpur aktif, perbandingan limbah cair tahu dan air masing-masing 1:0, 1: 0,25 dan 1:0,5 COD, pH, TSS, TDS, volume biogas, suhu dan uji nyala Universitas Sumatera Utara 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh waktu tinggal terhadap Volume Gas

Dalam penelitian ini dapat dilihat produksi biogas yang optimum dari berbagai variasi perbandingan limbah cair industri tahu dan air. Hal ini dilakukan untuk melihat produksi biogas yang dihasilkan tanpa penambahan koagulan biji asam jawa proses koagulasi dan setelah penambahan koagulan biji asam jawa. Dalam penelitian ini dilakukan proses koagulasi koagulan biji asam jawa limbah cair industri tahu sebelum dimasukkan ke biodigester untuk mengetahui pengaruh koagulan biji asam jawa terhadap limbah cair industri tahu dan produksi biogas. Oleh karena itu, dari gambar dibawah ini dapat dilihat produksi biogas yang dihasilkan. Keterangan : LCTM = Limbah cair tahu murni LCTK = Limbah cair tahu setelah penambahan koagulan biji asam jawa. Gambar 4.1. Grafik waktu tinggal terhadap volume gas Universitas Sumatera Utara