BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air
Air dipermukaan dapat berwujud padatan es, cairan dan gas uap air.Dimana air merupakan satu- satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.Air adalah substansi kimia dengan rumus H
2
O yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam dan banyak molekul organik lainnya.Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia Achmad, 2004.
Air juga merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi zat padat, air dan atmosfer. Bumi dilingkupi air sebanyak 70 sedangkan
sisanya 30 berupa daratan dilihat dari permukaan bumi. Udara mengandung uap air sebanyak 15 di dalam atmosfer Gabriel, 2001.Sedangkan menurut
Linsley 1986, air memegang peranan penting dalam suatu komunitas, karena penyediaan air merupakan suatu persyaratan penting bagi terbentuknya suatu
komunitas yang permanen. Air murni adalah berupa zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang terdiri dari unsur hidrogen dan unsur
oksigen dengan rumus kimia H
2
O. Sedangkan air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia
untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktifitas mereka sehari-hari.
Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan
terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang pada pengolahan
yang mahir atau lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dan sumber asal air tersebut.Semakin kotor semakin berat pengolahan yang dibutuhkan dan semakin
banyak pula teknik-teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut, agar bisa dimanfaatkan sebagai air minum.Oleh karena itu dalam praktek sehari-hari maka
pengolahan air adalah menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber tersebut bisa dipakai sebagai sumber persediaan atau tidak
Sutrisno, 1987.
2.2 Pencemaran Air
Berdasarkan keputusan menteri negara kependudukan dan lingkungan hidup No 02MENKLH1998 yang dimaksud pencemaran adalah masuknya atau
dimasukkannya makluk hidup, zat energi dan komponen lain ke dalam air dan udara atau berubahnya tatanan atau komposisi air dan udara oleh kegiatan
manusia atau proses alam sehingga kualitas udara dan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya Kristanto, 2002.
Pencemaran air adalah adanya suatu penyimpangan dari sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini
tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar.Misalnya, walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang
terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang
turun di atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut, seperti karbondioksida, oksigen dan nitrogen serta bahan-bahan tersuspensi lainya seperti debu dan
partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfer Kristanto, 2002. Meskipun rumus kimia air murni di lingkungan laboratorium adalah H
2
O namun kenyataannya di alam, rumus tersebut seolah-olah berubah menjadi H
2
O
+
X dalam hal ini, X merupakan komponen-komponen yang masuk atau di masukkan ke dalam badan air sehingga menyebabkan perairan menurun
kualitasnya Mcgraw-Hill, inc, 1979. Air yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air murni, tetapi merupakan
air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang telah di tetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal
untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum air ledeng atau air sumur, berenang, rekreasi, mandi, kehidupan hewan air, pengairan dan keperluan industri.
Karena kebutuhan mahluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda Kristanto, 2002.
Selain itu menurut Sasongko 1985, ada lima pencemaran yang terdapat di dalam air. Pencemaran-pencemaran tersebut diklasifikasikan atas 1.ionik dan
terlarut, 2.Non ionik dan tak terlarut dan 3.Gas-gas. Pencemar terlarut di klasifikasikan lebih lanjut menjadi dua golongan, tergantung pada ionnya apakah
positif dan negatif. Pencemaran non ionik yang tak terlarut sering di kategorikan menurut ukurannya dan dianggap sebagai terapung jika mereka dapat mengendap
atau sebagai koloid jika tidak dapat mengendap.Warna dan bahan-bahan dapat di