Sejarah Berdirinya Stasiun Televisi RCTI

BAB III PROFIL STASIUN TELEVISI RCTI DAN GAMBARAN UMUM

SINETRON CAHAYA

A. Sejarah Berdirinya Stasiun Televisi RCTI

Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI adalah stasiun swasta pertama di Indonesia yang lahir dari gagasan 2 perusahaan besar, yaitu : Bimantara Citra Tbk, dan Rajawali Corporations. Sejak berdirinya tahun 1989, RCTI identik dengan beragam program yang popular dan merupakan trend-setter. Memiliki 47 stasiun pemancar di seluruh Indonesia, RCTI selalu menjadi pilihan para pemasang iklan, karena merupakan media untuk beriklan yang efektif dengan cakupan terluas. Pada awal berdirinya, Rajawali Citra Televisi Indonesia merupakan sebuah stasiun televisi alternatif bagi masyarakat Indonesia. Sampai dengan tahun 1989, masyarakat Indonesia hanya bisa menikmati siaran televisi dari satu saluran yaitu Televisi Republik Indonesia. Munculnya RCTI tidak lepas dari desakan masyarakat kepada pemerintah untuk membuka kesempatan bagi dunia hiburan. Hal tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah mengizinkan pemakaian antena parabola untuk perorangan pada tahun 1986. sebagian masyarakat mulai bisa menikmati beragam acara televisi dari Negara tetangga seperti TV3 dan RTM-1 Malaysia, TV-Thailand, dan TV-Philipina. Kebijakan tersebut mengizinkan saluran khusus untuk mengudara dengan menayangkan iklan. Kebijakan itu membuka kesempatan bagi televisi swasta. RCTI merupakan perusahaan pertama yang diberi wewenang tersebut, setelah yayasan TVRI tidak memiliki cukup modal untuk melaksanakan siaran itu. Tetapi penunjukkan terhadap RCTI tentunya tidak lepas dari kepentingan penguasa. Pada awal berdirinya, kepemilikan RCTI dikuasai oleh Bambang Trihatmodjo, Putera Presiden RI pada waktu itu. Pada saat kebijakan tersebut diberlakukan, Ia menjabat sebagai Direktur Utama RCTI. Setelah penandatanganan perjanjian penunjukan SST-TVRI bersama Direktur Televisi, Ishadi pada tanggal 22 Februari 1988, RCTI memulai siaran percobaan di Jakarta. Siaran percobaan tersebut dimulai pada tanggal 14 November 1988 dengan waktu siar 4 jam sehari. RCTI kemudian resmi mengudara pada tanggal 24 Agustus 1989. Kebijakan Siaran Saluran Terbatas dimanfaatkan oleh RCTI untuk mengudara dengan system “acak.” Lewat sistem ini, penonton televisi harus memiliki alat tambahan untuk menikmati siaran RCTI. Alat tersebut dikenal dengan “decoder,” untuk memiliki decoder ini, pemirsa televisi harus berlangganan kepada RCTI. Kebijakan Siaran Terbatas itu tidak belangsung lama. Pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan baru yang memungkinkan RCTI untuk bisa dinikmati masyarakat tanpa berlangganan. Pada tanggal 1 Agustus 1990, RCTI dapat diterima oleh pemirsa televisi di Jakarta dan sekitarnya tanpa menggunakan decoder. Tiga tahun kemudian, pemerintah kembali merubah kebijakannya dengan membolehkan televisi swasta mengudara secara nasional. Pada tanggal 24 Agustus 1993, RCTI mulai mengudara secara nasional. B. Napak Tilas Perjalanan RCTI 23 Juni 1988 : Peletakan batu pertama oleh Gubernur DKI Jakarta, Bp. Wiyogo Atmodarminto. 14 November 1988 : RCTI mulai melakukan siaran percobaan untuk wilayah Jakarta selama 4 jam sehari dengan menggunakan decoder, jumlah pelanggan 30.000. 24 Agustus 1989 : Stasiun RCTI diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak. Soeharto, dan ditetapkan menjadi hari RCTI, jumlah pelanggan menanjak menjadi 125.000. 01 Agustus 1990 : RCTI melepaskan penggunaan decoder, sebagai konsekuensinya, maka pendapatan RCTI hanya bersumber dari iklan. Pelepasan decoder juga bertujuan agar semakin banyak pemirsa yang dapat menikmati siaran RCTI. Agustus 1990-1992 : SCTV bersama-sama RCTI melakukan beberapa program kerjasama : pemberitaan, sales marketing, produksi dan teknik. 01 Mei 1991 : RCTI mengembangkan siarannya dengan meresmikan stasiun RCTI Bandung. 24 Agustus 1993 : RCTI melakukan penajaman logo yang menggambarkan penampilan dan semangat baru. 10 Februari 2001 : Peresmian stasiun transmisi RCTI yang ke-47 di Kotabaru Kalimantan Selatan.

C. Profil RCTI