Respon irema (ikatan remaja masjid) nurul ikhlas bogor terhadap sinetron Islam KTP

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh: Maulana Yusuf NIM: 107051002328

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432/2011


(2)

(3)

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil krya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 5 Juli 2011

Maulana Yusuf 107051002328


(5)

TERHADAP SINETRON ISLAM KTP

Pergerakan kecanggihan ilmu komunikasi dan pruduk yang dihasilkannya memaksa masyarakat umum untuk mengikuti arus yang kian deras dalam globalisasi yang berubah – ubah pada tiap harinya. Semua informasi bisa kita dapatkan mulai dari pengetahuan (knowledge), pekerjaan (work) sampai pada gaya hidup (life style). Arus informasi yang begitu deras membuat kita harus cepat – cepat untuk menyesuaikan diri, hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa informasi itu sendiri memiliki power yang sangat kuat dalam kehidupan kita. Ini dibuktikan bahwa alat informasi menjadi alat untuk mengontrol social kehidupan manusia (control social).Maka peneliti tertarik untuk membuat sebuah penelitian yang berjudul “Respon Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas Bogor Terhadap Sinetron Islam KTP”.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana respon IREMA ( Ikatan REmaja MAsjid ) nurul ikhlas terhadap sinetron ISLAM KTP, yang meliputi respon kognitif IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul ikhlas bogor terhadap sinetron Islam KTP?, respon afektif IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul ikhlas bogor terhadap sinetron Islam KTP?, respon konatif/behavioral IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul ikhlas bogor terhadap sinetron Islam KTP?.

Pada penelitian ini teori yang digunakan adalah stimulus respon, yang mana ini dikarenakan komunikan atau dalam hal ini adalah Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul ikhlas akan distimulus atau dirangsang oleh tayangan sinetron dan melakukan perhatian, pengertian dan penerimaan stimulus sehingga munculah respon ataupun efek yang didapatkan oleh tayangan sinetron itu.

Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah melakukan perhitungan angka yang tepat. Selain itu metode kuantitatif lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. format deskriptif dalam penelitian ini. Format deskriptif adalah format yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.

Tidak terdapat perbedaan antara latar jenis kelamin dengan respon Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhalas Bogor terhadap sinetron Islam KTP. Tidak terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan dengan respon IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhalas Bogor terhadap sinetron Islam KTP


(6)

ii

Tidak ada kata selain puji serta syukur penulis kepada Allah swt yang telah memberikan nikmat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Meskipun banyak kendala-kendala di tengah jalan yang terkadang menjadi beban penulis dan penghambat proses, tapi semua ini penulis jadikan pembelajaran dan pengalaman yang sangat berjarga. Dengan usaha dan kerja keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Respon Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas Terhadap sinetron Islam KTP”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu & Bapak yang tiada henti – hentinya memberikan semangat agar segera menyelesaikan skrip ini serta telah memberikan kasih sayang terbaik didalam kehidupan penulis. Untuk kaka ku Fitria, yang senantiasa memberikan bantuan dan dukungannya,Manarul Hidayatullah adikku tercinta, terima kasih untuk senyumanmu dik, karena itu yang membuat kaka selalu bersemangat didalam mengerjakan skripsi ini dan terakhir Nazwa Anastasya Ridhofa, kepaonakanku yang cerdas, maafin Om kalo waktunya banyak tersita untuk skripsi.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Pembantu Dekan I Bidang Akademik, Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pembantu Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak


(7)

iii

beserta Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Umi Musyarafah M.A, atas segala bantuan dan bimbingannya selama ini. 4. Bapak Dr.A.Ilyas Ismail,MA selaku dosen pembimbing yang telah

banyak membantu, memberikan pengarahan dan kesempurnaan pada penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas atas waktu dan bantuannya dalam mengisi angket.

6. Seluruh dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Pak Noor Bekti SE, STP, M.Si dan Ibu Bintan Humaira. Terimakasih untuk saran-saranya.

7. Dan semua teman-teman penulis baik di dalam FIDKOM maupun diluar. Terimakasih untuk semua dukungannya.

8. Terakhir terimaksih untuk semua pihak yang membantu penulis yang tidak dapat sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.

Jakarta 5 Juni 2011 Maulana Yusuf


(8)

vi

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Variabel Penelitian ... 9

F. Tinjauan Pustaka...15

G. Sistematika Penulisan...18

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pesan Dakwah dan Sasaran Dakwah ... 20

B. Komunikasi Massa ... 22

C. Teori SOR ... 29

D. Ruang Lingkup Respon ... 30

E. Telivisi ... 35

F. Ruang Lingkup Sinteron ... 36

BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya PT. Tripar Multivision Plus 1. Visi Dan Missi ... 41

2. Tujuan Multivision ... 41

3. Teknologi Dan Fasilitas ... 42


(9)

vii

A. Pengetahuan Tentang Penggambartan Pesan Sinetron ………..49

B. Pertanyaan Tentang Respon Kognitif... ..52

C. Pertanyaan Tentang Respon Afektif...55

D. Pertanyaan Tentang Respon Behavioral...59

E. Analisis Data Menggunakan Chi-Kuadrat...62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran-saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pergerakan kecanggihan ilmu komunikasi dan pruduk yang dihasilkannya memaksa masyarakat umum untuk mengikuti arus yang kian deras dalam globalisasi yang berubah – ubah pada tiap harinya. Semua informasi bisa kita dapatkan mulai dari pengetahuan (knowledge), pekerjaan (work) sampai pada gaya hidup (life style). Arus informasi yang begitu deras membuat kita harus cepat – cepat untuk menyesuaikan diri, hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa informasi itu sendiri memiliki power yang sangat kuat dalam kehidupan kita. Ini dibuktikan bahwa alat informasi menjadi alat untuk mengontrol social kehidupan manusia (control social). “Jika ini memang benar terjadi maka ada benarnya jika kita katakana bahwa era sekarang dan masa depan sering disebut sebagai era informasi, penyebabnya adalah sekarang ini informasi telah menjadi komoditi terpenting”. Jika dalam masyarakat pasca industri informasi memegang kendali kekeuasaan adalah siapa yang mamapu memegang komoditi kehidupan.1

Dengan adanya arus informasi globalisasi ketika jarak tak antar Negara yang kian tak berarti dengan informasi tanpa batas ini, maka kita dapat mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia pada waktu yang bersamaan “dunia yang tergenggam”.

1

Marwah Daud, Dakwah Islam Thaun 2000-an, (1990, Jakarta, makalah pengantar pada stadium general IAIN Syarief Hidayatullah) hal, 2


(11)

Maka tidak salah pula suatu bangsa dimana mayoritas angkatan kerja terdiri dari pekerja informasi. Maka ia akan menjadi bangsa yang mencerminkan perubahan yang sangat cepat.

Penyerangan arus informasi yang tanpa henti tidaklah lepas dari peran teknologi komunikasi, yang identik dengan teknologi komunikasi untuk berinteraksi yang kita kenal sebagai media massa. komunikasi massa yaitu komunikasi yang disalurkan kepada khalayak banyak dan luas secara serempak.2

Yang tidak lepas dari fungsi utama dari media massa itu sendiri yakni : 1. To inform (memberikan informasi)

2. To educate ( mendidik ) 3. Untuk menghibur 4. Untuk mempengaruhi

Dengan menggunakan teknologi komunikasi orang dapat mengetahui informasi yang ia inginkan dengan mudah, khususnya menggunakan teknologi media massa. Salah satu alat komunikasi media massa adalah “Televisi”, dengan alat ini berbagai masyarakat dapat berinteraksi, mendapatkan hiburan,pendidikan, hiburan. Bukan hanya televisi ada juga teknologi komunikasi massa yang lain seperti televisi, radio, internet dan lain sebagainya.

Televisi memiliki karakteristik yang berbeda dengan teknologi media massa yang lainnya. Jika radio mengandalkan thetre of mind yakni bahwa radio mengandalkan daya imajinasi dari seorang pendengar, karena radio adalah auditif bukan visual. Akan tetapi televise memiliki kekuatan untuk ikut membangun yang

2


(12)

mana memberikan makna lebih terhadap apa yang disiarkan kepada pemirsa. Dengan demikian terjadi penggandaan kekuatan. Yang mana diperkuat dengan lebih memanjakan penikmatnya yakni melengkapi kekurangan dari radio yakni audio visual. Dengan kecanggihan tersebut seseorang dapat mendengar dan mellihat apa yang terjadi di dairah lain atau bahkan yang terjadi dibelahan dunia lain.

Media massa yang satu ini (televise) memang memiliki kelebihan disbanding dengan media massa lainnya. Karena sifatnya yang dapat mengirim pesan dengan cepat mengudara. Televise juga bias menjadi alat berdakwah dengan mengirimkan pesan – pesan dakwah yang sifatnya mengajak kebaikan. Akhir-akhir ini televisi mempunyai kedudukan yang vital dan banyak diminati masyarakat, bukan hanya di Negara saja Indonesia saja tapi juga di Negara-negara maju termasuk di dalamnya Amerika Serikat.3

Dengan kecanggihan teknologi komunikasi untuk saat ini berdakwah tidak hanya di majlis taklim, akan tetapi juga dengan memanfatkan media seperti, media cetak ( majalah, bulletin dan lain sebagainya ) dan media elektronik ( radio, televise dan lain sebagainya ).

Sinetron yang satu ini sangatlah menarik untuk diteliti karena program ini berdiri ditengah masyarakat yang nilai – nilai religiusnya tergerus arus globalisasi. Dalam era yang penuh denga persaingan ini industry, termasuk televise sebagai media electronic yang dituntut untuk menyuajikan tayangan yang menarik, karena

3


(13)

dengan pengemasan tayangan yang menarik maka para konsumen akan mengikuti perkembangan dan kelanjutan acara tersebut.

Pada televisi kita mengetahui beberapa program yang sering kita temui antar lain seperti berita, music, reality show, sinetron dan lain sebagainya. Hingga yang berbentuk religi. Salah satu program televise sebagai bentuk dakwah yang dikemas dalam sebuah sinetron yang di tampilkan salah satu stasiun televise

swasta yakni “ISLAM KTP” yang di dalamnya memuat pesan – pesan dakwah.

Yang di tayangkan setiap hari pada pukul 18.00. tayangkan ini menghadirkan actor – actor handal seperti Idrus Madani ( sebagai bang ali, sosok yang sangat disegani dalam sinetron itu ), lionil Hendrik ( Sebagai Zami, sosok anak muda yang jatuh cinta pada wanita sholehah, yang merelakan dirinya untuk mau belajar ilmu agama demi orang yang dicintainya ), Ma‟did Musyawarah dan lain sebagainya.

Program sinetron unggulan yang ditayangkan salah satu stasiun televise yang disiarkan setiap hari ini memiliki sesuatu yang menarik untuk ditelliti. Selain sedang dalam keadaan naik daun, ia juga mengandung pesan dakwah yang amat kental dari judulnya saja “ISLAM KTP” menggambarkan insan Indonesia yang mayoritas memeluk agama islam namun tidak menjalankan syariat islam ( hanya islam di KTP ). Program hiburan yang belum lama dilahirkan ini selalu menghadirkan cerita – cerita yang menggambarkan kehidupan di masyarakat Indonesia pada umumnya seperti prilaku yang sombong (yang diperankan oleh Ma‟did Musyawarah ) kejujuran, dan bahkan sampai pada percintaan yang


(14)

bernuansa islami yang mendatangkan kebaikan bagi pelakunya ( dalam hal ini diperankan oleh Zami ).

Seperti halnya yang kita ketahui bahwa pemuda ataupun remaja adalah salah satu batang penopang terpenting di dalam kehidupan di masyarakat pada umumnya, maka pemuda merupakan pemegang peranan terpenting di dalam kehidupan social masyarakat. Selain kit ketahui pemuda adalah penurus bangsa yang sering disebut juga agen of change, dalam kata lain pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan dating,inilah alas an mengapa peneliti memilih IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas sebagai responden yang. Terlebih masjid adalah central dakwah agama Islam bisa kita simpulkan bahwasanya “Remaja Masjid”adalah pilar – pilar yang mensyiarkan agama islam pada masa yanga akan dating. Maka peneliti tertarik untuk membuat sebuah penelitian yang berjudul “Respon Ikatan Remaja Masjid (IREMA) NURUL IKHLAS Bogor Terhadap Sinetron Islam KTP”.

B. Batasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah

Penelitian yang saya lakukan ini hanya terbatas pada Respon Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul IKhlas yang berada di kp. Situpete Jl. H. Abdul Fatah Rt.01/01 kel.sukadamai Kec. Tanah Sareal Bogor.


(15)

2. Perumusan masalah

Sebagaimana pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah “Bagaimana respon Kognitif, Afektif dan Behavioral Ikatan Remaja Masjid (IREMA) nurul ikhlas terhadap sinetron ISLAM KTP ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon Kognitif, Afektif, dan Behavioral Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas terhadap sinteron ISLAM KTP.

Manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat akademis

a. Diharapkan bias memberikan kontribusi positif dalam bidang studi dakwah dan komunikasi.

b. Diharapkan menjadi pengetahuan bagi mahasiswa dakwah dan komunikasi akan respon dari sebuah program televise yang bernafaskan islami.

2. Manfaat praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang respon sebuah program religi di sebuah stasiun televise swasta juga sebagai kontribusi kepada pimpinan redaksi dalam peningkatan kualitas program – program televise.


(16)

D. Metodologi Penelitian 1. Pendekata penelitian

Penelitian ini menggunakan model pendekatan kuantitatif, yang mana pendekatan model ini dapat menghasilkan data yang akurat. Penggunaan model ini lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan tafsiran kuantitatif yang kokoh. desainnya adalah survey, peneliti ingin melakukan survei dan mengetahui respon IREMA Nurul Ikhlas yang bertempat di kp. Situpete Jl. H. Abdul Fatah Rt.01/01kel. Sukadamai kec. Tanah Sareal terhadap program sinetron unggulan ISLAM KTP. Survey adalah metode untuk mendapatkan data yang ada saat dilakukanny penelitian. Data dapat dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik, seperti pengamatan, observasi, survey dan wawancara. Ada dua macam survey yakni survey analitik dan survey deskriptif, yang dipakai oleh peneliti adalah survey deskriptif, yaitu menggambarkan hasil yang didapat dalam penelitian.

2. Penentuan Lokasi Penelitian

Seperti yang telah di ungkapkan pada pembatasan dan perumusan masalah, bahwa peneliti telah menentukan lokasi penelitian di Ikatan Remaja Masjid (IREMA)Nurul IKhlas yang berada di kp. Situpete Rt.01/01 kel.sukadamai Kec. Tanah Sareal Bogor.


(17)

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Yakni keseluruhan dari subjek penelitian. Penelitian ini berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto “Apabila subjek kurang dari seratus orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10 s/d 15% atau lebih, tergantung setidak – tidaknya kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.4

Meneliti dari sebagian populasi itu disebut sampel, dalam penelitian yang saya lakukan populasi berjumlah 47orang, maka penelliti tidak perlu mengambil sampel subjek akan tetapi semua subjek karena kurang dari seratus orang.

4. Tahapan Penelitan dan Prosedur penelitian a). Teknik Pengumpulan Data

1). Observasi

Observasi ini ditujukan kepada Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas Bogor, PT. Multivision Plus serta lokasi syuting sinetron Islam KTP.

2). Angket

Pembagian angket ditujukan kepada Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas Bogor.

4


(18)

3).Wawancara

Untuk praktek wawancara ditujukan kepada sutradara Sinetron Islam KTP sdr. Aldi Renaldi (bang Buyung)

4). Dokumentasi

Dokumen yang dibutuhkan untuk pengumpulan data diambil dari arsip pihak Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas Bogor, Multivision Plus serta foto bersama aktor pendukung sinetron Islam KTP.

1. pengolahan data

memasukan dan mengelompokan, menggambarkan data ke dalam table.

2. Analisa data

Menafsirkan data berdasarkan konsep respon kognitif,afektif dan behavioral.

E. Variabel Penelitian dan Kerangka Teori 1. Variable Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dalam penelitian ini maka penelitian tentang RESPON Ikatan Remaja Masjid (IREMA) NURUL IKHLAS

BOGOR TERHADAP PROGRAM SINETRON ISLAM KTP


(19)

(Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas dan variabel pengaruh (variabel independen) adalah program sinetron Islam KTP.

2. Definisi Operasional

Definisi operassional menyatakan bagaiamana operasi atau kegiatan harus dilakukan untuk memperoleh data atau indicator yang menunjukan konsep dimaksud. Definisi inilah yang diperlukan dalam penelitian karena definisi ini menghubungkan konsep atau konstruk yang diteliti dengan emperik. 5

Dalam penelitian ini definisi operasional didapat dari variabel penelitian, yaitu variabel independen dan dependen, variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independen variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, terikat atau dependen variabel (Y).6 dalam penelitian ini, ada sesuatu yang akan dilihat berdasarkan variabel yang ada. Hal tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:

3. Kerangka Teori

Variable independent Variable dependent

Sinetron respon kognitif

Islam KTP respon afektif

respon konatif

5

Irawan Soerhartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 29 6


(20)

a. variabel Dependent

variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negative bagi variabel dependen nantinya.

Suatu tanggapan, sikap dan reaksi terhadap stimulus atau rangsangan yang diterima oleh komunikan dari komunikator, dalam hal ini tanggapan yang diberikan oleh Ikatan Remaja (IREMA) Nurul Ikhlas Bogor. dalam bahsan respon, ada dua macam respon, positif dan negative. Berbicara tentang respon, berbicara pula tentang efek media massa, yang meliput:

1) Efek Kognitif

a) Definisi Operasional

Adalah efek secara pengetahuan, terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau persepsi khalayak. b) Indikator

 Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas mendapat pengetahuan yang tidak ia ketahui sebelumnya.

 Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas menegtahui tentang pesan yang disampaikan dalam sinetron Islam KTP.

 Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas dapat membandingkan dengan sinetron lainnya.

2) Efek Afektif


(21)

Merupakan perasaan yang timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak.

b) Indikator

 Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas merasakan perubahan pada dirinya setelah menonton sinetron Islam KTP.

 Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas menyukai tayangan yang disajikan oleh sinetron Islam KTP.

3) Efek Konatif

a) Definsi Operasional

Merupakan tingkah laku atau sikap yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.

b) Indikator

 Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas lebih mengamalkan syariat – syariat yang diajarkan Islam.

 Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas rajin beribadah kepada Allah SWT .

b. Variabel Independent


(22)

Sinetron Islam KTP 1) Definisi Operasional

Adalah sebuah sinetron yang menggambarkan ummat Islam yang mengaku islam akan tetapi tidak menjalankan ajaran – ajaran Islam yang seharusnya.

2) Indikator

 Ketepatan sebuah tayangan di dalam sinetron menggambarkan kehidupan masyarakat pada umumnya.

 Memeberikan tayangan yang menghibur, mendidik serta memberikan pengetahuan agama.

1. Subjek dan Objek penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah IREMA ( Ikatan REmaja MAsjid ) Nurul Ikhlas kp. Situpete Jl. H. Abdul Fatah Rt.01/01 kel. Sukadamai kec. Tanah Sareal Bogor dikarenakan mereka adalah aktifis – aktifis muslim yang aktif dan juga penonton setia tayangan ISLAM KTP. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah respon pemirsa setia tayangan sinetron unggulan ISLAM KTP yang ditayangkan salah satu stasiun televise swasta.

2. Sumber Data

Penelitian ini mendapatkan sumber data langsung dari responden yaitu IREMA Nurul Ikhlas tanah Sareal Bogor, yang merupakan


(23)

subjek dari penelitian ini. Sumber data yang lainnya bias didapatkan dari stasiun televise yang bersangkutan, majalah, catatan buku – buku, internet dan lain sebagainya.

3. teknik analisis data kuantitatif

Teknik analisis data kuantitatif yaitu suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan data berwujud angka. Analisis ini meliputi perhitungan skala likert dan chi kuadrat .

a. skala likert

Dalam menganalisis data, peneliti menggnakan skala likert dengan ketentuan untuk pernyataan positif diberi skor sebagaimana berikut:

a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 4 b. Setuju (S) diberi skor 3

c. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

d. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

Adapun nilai negatif diberikan skor sebagaimana berikut: a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 1

b. Setuju (S) diberi skor 2

c. Tidak Setuju (TS) diberi skor 3


(24)

b. Chi-kuadrat

Analisis chi-kuadrat digunakan untuk ada atau tidaknya perbedaan sikap atau pengetahuan Ikatan Remaja Masjid (IREMA)Nurul Ikhlas terhadap sinetron islam KTP

Rumus: X2 = ∑ Keterangan:

X2 = apakah ada perbedaan antara frekuensi observasi dan frekuensi harapan

= frekuensi observasi = frekuensi harapan

F. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu alasan mengapa penulis menambil masalah penelitian ini, karena penulis tidak menemukan skripsi yang sama persis dalam penelitian atau pun judul skripsi yang dibuat oleh penulis.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis merujuk pada skripsi yang berjudul RESPON IBU-IBU MAJLIS TA‟LIM NURUL ISLAM DESA MERAK –TANGGERANG TERHADAP SINETRON CINTA FITRI SEASON 5,yang disusun oleh Lailatul Qodriyah (105051001860).7terdapat persamaan dengan skripsi yang tertera diatas yang disusun oleh Lailatul Qodriyah antara lain yakni sama – sama Memabahas tentang respon,dan sama

7 Laiilatul Qodriyah, Respon Ibu-ibu Majlis Ta’lim Nurul Islam Desa Merak Tanggerang Terhadap Sinetron Cinta Fitri Season 5,(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Jakarta 2009)


(25)

– sama menggunakan Teori SOR,dan cara pengumpulan data yang dilakukan menggunakan Angket,observasi dan wawancara.adapun perbdaan dengan yang dilkukan oleh peneliti adalah rumus yang digunakan oleh Lailatul Qodriyah yakni menggunakan P= F x 100

N

RESPON MAHASISWA JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP SINETRON RELIGI PARA PENCARI TUHAN DI SCTV, yang disusun oleh Nurodin (102051025560). 8. Terdapat pesamaan dengan skripsi yang disusun oleh Nurodin antara lain,membahas tentang Respon, menggunakan metode kuantitatif dan sama- sama menggunakan teori SOR.adapun perbedaan yang paling signifikan adalah analisis data yang digunakan oleh Nurodin yaitu rumus P=F χ 100

N

RESPON JAMAAH MAJLIS TA‟LIM AL-MUHAJIRIN TERHADAP SINETRON MUNAJAH CINTA DI RCTI, yang disusun oleh Cici Fitriasih (105051001887).9 Terdapat persamaan dengan skripsi yang disusun oleh Cici Fitriasih yakni, membahas tentang respon, sinetron sebagai subjek penelitian dan memperoleh data menggunakan angket dan wawancara serta dokumentasi. Adapun perbedaan yang sangat mendasar adalah , Skripsi yang disusun oleh

8

Nurodin, Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Di SCTV, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Jakarta 2009)

9

Cici Fitriasih, Respon Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin Terhadap Sinetron Munajat Cinta Di RCTI,(Skripsi S1 Fakultas Dakwan dan Komunikasi, UIN Jakarta 2008)


(26)

cici Fitriasih ini menggunakan rumus sebagai berikut, mean, standar Deviasi, relative,

RESPON MASYARAKAT KARIHKIL CISEENG BOGOR TERHADAP SINETRON CAHAYA DI RCTI, yang disusun oleh Epi Sumarni (104051001750).10 Terdapat persamaan yang sangat mendasar yakni, membahas tentang respon, menggunakan metode kuantitatif,pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi serta sama – sama menggunakan teori SOR.adapun perbedaan yang sangat mendasar dengan skripsi yang disusun oleh Epi Sumarni adalah, Skripsi yang disusun oleh Epi Sumarni menggunakan rumus

P = Prosentase F = Frekuensi

N = Jumlah Responden.

RESPON JAMAAH MAJLIS TA‟LIM ASSA‟ADATUL ABADIAH KAMPUNG BARU JAKARTA BARAT TERHADAP FILM KUN FAYAKUN, yang disusun oleh Irma Humaidah (106051001832).11 Terdapat pula persamaan yang sangat mendasar antara lain, membahas tentang respon, teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan angket dan wawancara,menggunakan metode kuantitatif. Adapun perbedaan yang sangat signifikan dengan skripsi yang disusun oleh Irma Humaidah ini antara lain, skripsi ini film sebagai subjek penelitian.Teknik analisis data yang digunakan oleh Irma Humaidah adalah

10

Epi Sumarni, Respon Masyarakat Karihkil Ciseeng Bogor Terhadap Sinetron Cahaya Di RCTI,(Skripsi S1 Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, UIN Jakarta.

11

Irma Humaidah,Respon Jamaah Majelis Ta’lim Assa’adatul Abadiah Kampung Baru Jakarta Barat Terhadap Film Kun Fayakun,(Skripsi S1 fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Jakarta 2010)


(27)

P = Prosentase F = Frekuensi

N = jumlah Responden.

Dalam hal ini penulis berharap untuk bisa dijadikan bahan perbandingan dalam penyusunan skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Didalam bab ini berisikan hal – hal sebagai berikut : Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka serta Sistematika Penulisan.

Bab II Kajian Teoritis

Berisi tentang ruang lingkup respon, (Teori SOR, pengertian respon, Macam – macam respon, faktor terbentuknya respon).

Bab III Gambaran Umum

Profil PT. Multivision Plus, selaku produsen sinetron Islam KTP (latar belakang berdiri, visi – missi, sinetron yang diproduksi, piala dan penghargaan). Sinetron Islam KTP yang berisi tentang ( latar belakang sinetron Islam KTP, visi dan missi, sinopsis, karakterisasi para pemain. Pemain dan crew sinetron, proses produksi, pola tayang, serta faktor pendukung dan penghambat produksi sinetron Islam KTP.


(28)

Bab IV Respon Ikan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas Bogor Terhadap Sinetron Islam KTP

Deskripsi data responden Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas Bogor, dan analisa data.

Bab V Penutup

Berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas. Selain itu juga penulis mencantumkan saran – saran dari permasalahan.


(29)

20 A. Pesan Dakwah dan Sasaran Dakwah

1. Pesan Dakwah

Dakwah merupakan ucapan dan pekerjaan untuk mempengaruhi manusia untuk mengikuti ajaran – ajaran islam sejak dahulu kala. Adanya kegiatan dakwah tidak lah lepas dari cita – cita mulia yang terkandung didalamnya seperti terwujudnya masyarakat yang madani, ataupun biasa disebut khoirul ummah.

Ungkapan qaulan baligha terdapat pada surat An-nisa ayat 63. Menurut ayat tersebut yang dimaksud dari ayat tersebut adalah perliku orang munafik. Qaulan baligha dapat diterjemahkan kedalam komunikasi yang efektif. Merujuk pada asal katanya, Baligha artinya sampai atau fasih. Jadi untuk orang munafik tersebut diperlukan komunikasi efektif yang bias menggugah jiwanya. Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang akan mengesankan atau membekas pada hatinya. Sebab dihatinya banyak dusta, khianat, dan ingkar janji. Jalaludin Rahmat merinci pengertian qaulan baligha tersebut menjadi dua, qaulan baligha terjadi bila da‟I (komunikator) menyesuaikan pembicaraannya dengan sifat – sifat khalayak yang dihadapinya sesuai dengan frame of reference and field of experience. Kedua qaulan baligha terjadi bila komunikator menyentuh khalayaknya pada hati dan otaknya.1

1


(30)

Tidak ada kesepakatan diantara peneliti dakwah tentang dari rumpun mad‟u. adapun menurut M.Bahri Ghazali, mengelompokan mad‟u berdasarkan tipologi dan klasifikasi masyarakat. Berdasarkan tipogi masyarakat dibagi dalam lima tipe yaitu :

a. Tipe innovator, yaitu masyarakat yang memiliki keinginan keras pada setiap fenomena social yang sifatnya membangun,bersifat agresif dan tergolong memiliki kemampuan antisifatip dalam setiap langkah. b. Tipe pelopor, yaitu masyarakat yang selektif dalam menerima

pembaharuan dengan pertimbangan tidak semua pembaharuan dapat membawa perubahan yang positif.untuk menerima atau menolak ide pembaharuan, mereka mencari pelopor yang mewakili mereka dalam menggapai pembaharuan itu.

c. Tipe pengikut dini, masyarakat sederhana yang kadang kadang kurang siap mengambil resiko dan umumnya lemah mental. Kelompok masyarakat ini umumnya adalah kelompok kelas dua di masyarakatnya, mereka perlu seorang pelopor dalam mengambil tugas kemasyarakatan.

d. Tipe pengikut akhir, masyarakat yang ekstra hati – hati sehingga berdampak kepada anggota masyarakat yang skeptis terhadap pembaharuan karena factor kehati – hatian yang berlebihan, maka setiap gerakan pembaharuan memiliki waktu dan pendekatan yang sesuai untuk bisa masuk.


(31)

mereka benar – benar terdesak oleh lingkungannya.

Sedangkan berdasarkan klasifikasi masyarakat dapat dihampiri dengan dua pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan kondisi social budaya, yang terbagi dalam masyarakat kota dan desa.

b. Pendekatan tingkat pemikiran terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok masyarakat maju atau industri dan kelompok masyarakat terbelakang.2

Melihat penjelasan yang ada diungkapkan oleh M.Bahri Ghazali diatas bahwasanya Mad‟u itu bisa diklasifikasikan, dalam hal penelitian ini peneliti berpendapat bahwa responden dalam penelitan yang dilakukan ini Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas masuk pada tipologi pembaharu, yang mana sifat dari remaja atau pemuda itu sendiri adalah “pembaharu” yang sering kita sebut dengan sebutan bahasa asing yakni agen of change.

B. Komunikasi Massa

a) Pengertian komunikasi massa

Didalam kehidupan manusia saat ini yakni kehidupan yang dinamis, dalah hal ini memiliki arti bahwa dapat dipakai disegala gondisi dan kebutuhan manusia. Ilmu komunikasi sangat berperan aktif, cakupan ilmu komunikasi sangat lah luas seperti pembagian cabang pada ilmu makro dalam komunikasi

2


(32)

komunikasi antarbudaya. Hal ini tak lain adalah agar memudahkan manusia untuk berkomunikasi sesuai bidang ataupun kondisi yang sedang dibutuhkan.

Mengenai pembahasan yang akan diteliti dalam penelitian ini, peneliti mengambil pembahasan mengacu pada komunikasi massa khususnya televisi. Sebelum lebih jauh di dalam pembahasan tentang penelitian ini maka alangkah baiknya kita membahas apa itu yang dimaksud dengan komunikasi massa. “komunikasi massa” (Mass Communication) ialah komunikasi melalui media massa modern”3

definisi ini menyatakan bahwa komunikasi massa merupakn komunikasi yang menggunakan media komunikasi modern yang seperti kita ketahui yakni televisi, radio, media cetak. Walaupun komunikasi ini dilakukan dihadapan orang banyak jika tidak menggunakan media massa, maka hal ini tidak bisa disebut komunikasi massa. Hal ini diamini oleh Bittner “ komunikasi massa adalah pesan pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan komunikasi massa”4

Adapun istilah “komunikasi massa” yang muncul pertama kali pada akhir tahun 1930-an ini memiliki banyak sekali pengertian yang berkembang, sehingga hal ini pula yang menuyulitkan para ahli untuk mendefinisikan

3

Onong Uhjana Efendy, Ilmu,Teory dan filsafat Komunikasi (Bandung:Citra AdityaBakti,2003),h.79.

4

Elvinaro Ardianto,dkk, Komunikasi Massa Suatu pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007)h.79.


(33)

memiliki banyak kontroversial, sedangkan kata “komunikasi” masih belum memiliki definisi yang dapat disetujui secara bersama – sama. Namun dengan demikian definisi gerbner (1967) tentang komunikasi yakni interaksi sosial melalui pesan (social interaction through messages), sepertinya merupakan definisi yang dipandang paling sulit untuk dipatahkan.5 Itu dikarenakan definisi yang dikatakan oleh Gerbner itu sangatlah ringkas dan menggambarkan gejala komunikasi yang ada. Istilah massa ini menggambarkan sesuatu orang ataupun barang yang berjumlah besar, sedangkan komunikasi itu sendiri lebih mengacu kepada pemberian dan penerimaan arti,atau pengiriman dan penerimaan pesan. Seperti yang dikatakan oleh Janowitz (1960) ia menyatakan “bahwa komuniaksi massa terdiri dari atas lebaga dan teknik dimana kelompok – kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebar luaskan simbol – simbol kepada audien yang tersebar luas dan bersifat heterogen”6

definisi diatas berusaha agar menyama ratakan komunikasi massa dengan pengiriman (transmisi)pesan yang hanya ditekankan pada aspek pengiriman semata.

Disini jelas sekali bahwa peran komunikator di dalam menyampaikan pesan sangatlah krusial, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Lasswell diamana komunikator adalah pemegang kendali dalam mengendalikan pesan dalam media massa.

5

Morisan dkk, Teori Komunikasi Massa,(Bogor,Ghalia Indonesia, 2010)hal.7 6


(34)

pendapat yang dikatakan oleh Michael W.Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) didalam bukunya intruducing mass communication. Sesuatu yang bisa dikatakan komunikasi massa jika mencakup antara lain :

a. Komunikasi didalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu desebarkan melalui media modern pula seperti majalah, surat kabar, radio, film , televisi atau gabungan antara media tersebut.

b. Komunikator di dalam komunikasi mssa menyebarkan pesan – pesannya bermaksud berbagi pengetian dengan jutaan orang yang tidak mengenal satu sama lain. Anonomitas audience komunikasi massa, inilah yang membedakannya dengan komunikasi lain.

c. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa diadapatkan dan diterima oleh banyak khalayak bukan untuk sekelompok tertentu. Oleh karena itu pesan bisa diartikan milik publik.

d. Sebagai sumber komunikator massa biasanya organiasai formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang,tetapi lembaga-lembaga. Ini pun biasanya berorientasi kepada nilai keuntungan ekonomis dan bukan organisasi suka rela atau nirlaba.

e. Komunikasi massa dikontrol oleh gate keeper (penampis informasi) artinya pesan – pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh


(35)

media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar pribadi,kelompok dimana yang mengontrol tidak terdiri dari sejulah individu.

f. Umpan balik didalam komunikasi massa sifatnya tertunda kalau dalam jenis komunikasi lain umpan balik bisa langsung. Misalnya dalam komunikasi antarpersonal dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan. Tetapi komunikasi masa tidaklah demikian, umpan balik (feed back) tertunda (delayed).7

b). Proses komunikasi massa

Komunikasi masssa memiliki proses yang berbeda dengan komunikasi lainnya karena memang komunikasi massa yang melibatkan banyak orang. Inilah yang membuat komunikasi massa akan lebih rumit.

Seperti apa yang dikatakan oleh McQuail (1992:33), ia mengatakan bahwa proses komunikasi massa dapat terlihat dalam bentuk :

a. Melakukan diestribusi dan penerimaan informasi dalam sekala besar, jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam sekala besar, sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas, san di terima oleh massa yang besar pula.

b. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. Kalau terjadi interaktif diantara mereka, maka proses komunikasi (balik) yang idsampaikan oleh komunikan ke

7


(36)

olleh komunikator.

c. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris diantara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi diantrara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi kondisi emosional disebabkan karena pemberitaan yang sangat agitatif, maka sifatnya sementara dan tidak berlangsung lama dan tidak permanen. d. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non pribadi)

dan tanpa nama. Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah gerakan massa dijalan.

e. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan – hubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Seperti, televisi dan radio melakukan penyiaran mereka karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan – pemberitaan massa yang ditunggu – tunggu. Dengan demmikian, maka agenda acara televisi dan radio sangat ditentukan oleh rating, yaitu bagaimana masyarakat menonton atau mendengar acara itu, apabila tidak ada pendengar atau pemirsanya, maka acarara tersebut akan dihentikan karena dianggap merugi dan tidak disponsori oleh pasar.8

8

Bungin Burhan, Sosiologi Komunikasi :Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi komunikasi di Masyarakat ( jakarta, Kencana Media Group, 2008). H.74-75


(37)

tersendiri di dalam ilmu komunikasi,dalam poin pertama dijelaskan bahwa kerumitan pertama didalam komunikasi massa adalah melibatkan banyak orang, dengan melakukan distribusi informasi yang berskala luas. Adapun kerumitan selanjutnya yakni komunikasi yang dilakukan satu arah yaitu komunikator ke komunikan, jika terjadi timbal balik dari komunikan kepada ke komunikator maka bersifat sangat terbatas.

Proses komunisi ini juga memiliki ketidak seimbangan antara komunikator dan komunikan, hal ini bisa dipastikan karna sifatnya yang datar dan berlangsung sementara dan tidak permanen. Hal ini akan menyebabkan bahwa akan ada yang mendominasi antara komunikasi dan komunikan.

c). Fungsi, Tujuan dan Bentuk Komunikasi Massa

Adapun mengenai fungsi utama komunikasi massa bagi masyarakat yaitu mengionformasikan,mendidik,menghibur, dan mempengaruhi. Didalam komunikasi massa pun ada bentuk – bentuk tertentu yakni ada tiga bentuk komunikasi massa :

a. Bentuk perintah (command),tujuan dari bentuk komunikasi ini adalah mengontrol, bentuk komunikasi yang satu ini biasanya dianut oleh negara – negara seperti komunis.


(38)

bentuk komunikasi yang satu ini adalah pemanfaatan media massa sebagai alat pelayanan bagi masyarakat.

c. Bentuk asosiasional, adanya nilai – nilai normatif yang disepakati oleh kelompok tertentu.

C. Teori SOR

Teori stimulus respon ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, di mana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. McQuail (1994:234) menjelaskan elemen-elemen utama dari tesri ini adalah: (a) pesan (Stimulus); (b) seorang penerima atau receiver (Organisme); dan (c) efek (Respons).9 Teori ini berasal dari psikologi, kemudian menjadi teori komunikasi. Karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi konatif (psikomotorik). Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya teori S-O-R, teori S-O-R ini merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Respon. Pada bahasan sebelumnya kita membahas sikap dan perilaku, yang keduanya merupakan bagain dari respon. Berbicara mengenai ruang lingkup respons, menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

9


(39)

teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi menampakan jalinan system yang utuh dan signifikan, sehingga proses komunikasi hanya akan berjalan secara efektif dan efesien apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.10

D. Ruang Lingkup Respon a. Pengertian Respon

Menurut Poerwadarminto, respon diartikan sebagai tanggapan reaksi atau jawaban.11

Tanggapan atau respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi. Sedangkan menurut Ahmad Subandi, mengemukakan respon dengan istilah umpan balik (feed back) yang memiliki peranana atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya satu komunikasi.12 Dengan adanya respon yang disampaikan oleh objek dakwah kepada subjek dakwah dari komunikator kepada komunikan akan meminimalisir kesalahan penafsiran dalam sebuah proses dakwah dan komunikasi.

Respon dapat terjadi karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar maupun dari dalam terhadap organisme. Stimulus adalah kekuatan-kekuatan

10

Onng Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Rosdakarya (1999), hal. 18

11

Peordawarminto, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1999), Cet. Ke-1, hal. 42 12


(40)

organism itu sendiri terdapat perangsang yang mendorong selurunh bagian-bagiannya. Respon adalah setiap kegiatan yang ditimbulakn oleh suatu stimulus (perangsang).13

Adapun respon menurut Jalaludin Rahmat,

“respon adalah suatu kegiatan (activity) dari organisme itu, bukanlah semata – mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang di dapat (ditinggal) dari pengamatan. Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan tanggapan adalah pengalaman tentang subjek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menagsirkan pesan.”14

Didalam definisi yang dijelaskan oleh Jalaludin Rahmat diatas bahwasanya memandang respon lebih mendalam pada hasil yang dituju yang oleh karenanya sebelum terjadinya respon telah diberi rangsangan, yang dimaksud disini agar terciptanya respon yang kemudian diberi istilah dengan sebutan feed back atau umpan balik,

menurut Stellen Mchaffe respon dibagi menjadi tiga bagaian, yaitu: a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan,

keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu.

13

Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 78

14


(41)

seseorang terhadap sesuatu.

c. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan, kegiatan atau kebiasaan.15

b. Macam – Macam Respon

Membicarakan tentang sebuah disiplin ilmu, maka kita tidaklah lepas dari pembicaraan dan penjelasan tentang teori. Begitu juga di dalam ilmu ilmu komunikasi, kita mengenal adanya teori S-O-R, teori S-O-R ini merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Respon. Pada bahasan sebelumnya kita membahas sikap dan perilaku, yang keduanya merupakan bagain dari respon. Berbicara mengenai ruang lingkup respon, menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Dalam pembahasa teori-teori, respon tidak lepas dari pembahasan proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi menampakan jalinan system yang utuh dan signifikan, sehingga

15

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h. 218


(42)

unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.16

Tanggapan dapat dibedakan sesuai dengan indra yang digunakan menurut asalnya ataupun menurut ikatannya. Agus Sujanto macam – macam tanggapan sebagai berikut :

a). Adapun indra yang mengamati yaitu :

1). Yakni tanggapan audit yang mana tanggapan ini terhadap apa yang telah didengarkannya, baik berupa suara, ketukan dan lain – lain. 2). Tanggapan visual (yakni tanggapan tentang apa yang dilihat) 3). Tanggapan perasa ( tanggapan sesuatu yang dialaminya)17 b). tanggapan menurut terjadinya yakni :

1) tanggapan ingatan yakni ingatan masa lalu, artinya tanggapan terhadap apa yang telah berlalu.

2) Tanggpan pantasi adalah tanggpan masa kini artinya tanggapan pada sesuatu yang sedang terjadi.

3) Tanggapan pikiran adalah tanggapan masa datang atau tanggapan terhadap sesuatu yang akan terjadi.18

c). Tanggapan menurut lingkungan yaitu :

1) Tanggapan benda adalah sebuah tanggapan terhadap benda – benda yang ada di sekitarnya.

16

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Rosdakarya (1999), hal. 18

17

Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta :Aksara baru, 1991) hal 31 18


(43)

atau kata – kata yang dikeluarkan oleh lawan bicara. c. Faktor – Faktor Terbentuknya Respon

Alat indera yang dimiliki oleh manusia itu memiliki pungsi masing masing dalam kehidupan, alat – alat indera yang dimiliki oleh manusia itu sendiri terus memperhatikan apa yang ada disekitarnya. Maka dari itu tidaklah keliru jika Bimo walgito berkata “ alat indera itu berhubung antar individu dan dunia luarnya”

Respon atau tanggpan seseorang dapat terjadi apabila terpenuhi faktor – faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui agar individu dapat memberikan tanggapan dengan baik.

a. Faktor internal

Yakni faktor yang terdapat di dalam diri individu. Terdapat dua unsur yakni unsur yang sering kita ketahui jasmani dan rohani.

Kedua unsur ini akan saling memberikan tanggapan satu dan lainnya. Apabila terdapat gangguan salah unsur maka akan berbeda eksistensinya.

b. Faktor eksternal.

Faktor luar, seperti namanya faktor ini bersal dari luar individu seseorang, atau lingkungan atau sering kita sebut faktor stimulus. Bimo Walgito berpendapat bahwa, dalam bukunya pengantar psikologi


(44)

menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera”19 E. Kekuatan Televisi

a. Pengertian Televisi

Dari semua media komunikasi yang ada, televisi merupakan media komunikasi yang paling berpengaruh di dalah kehidupan manusia, ini dikarenakan televisi sudah menjadi bagian dari hidup khalayak yang tidak bisa dipisahkan. Televisi sudah menjadi sahabat dekat kehidupan manusia pada umumnya.

Televisi mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat drastis di dalam sejarah, ini dikarenakan telvisi cepat berkembang di pelosok negeri, televisi dapat langsung mengudara yang dihantarkan oleh satelit dengan menggunakan wire atau microwave (wireles cable) yang dapat memberikan tgambahan saluran televisi bagi khlayak.

Adapun sekarang sedikitnya ada lima metode penyampaian program televisi yang telah dikembangkan antara lain :

a. Over-the-air reception of network and local station program. Kualitas gambar yang masih kuno dengan High Density Television (HDTV) b. Cable. Program disampaikan melalui satelit ke sistem kabel lokal,

kemudian didistribusikan kerumah – rumah dengan kabel di bawah tanah atau dengan tambahan kabel, sistem cable standard dibekukan tahun 1990-an.

19


(45)

sistem kabel lokal dan telepon untuk pelanggan dalam jumlah besar menggunakan kabel kuno. Sekarang diganti dengan kabel serat optik yang ditanam dibawah tanah tetapi memiliki kapasitas lebih tinggi. Kabel setat optik ini dapat memuat 500 lebih saluran. Sistem ini memungkinkan terjadinya komunikasi televisi dua arah. Instalasi kabel serat optik ini termasuk program nasional yang memerlukan biaya sangat besar.

d. Wireless cable. Sejumlah sistem kabel menyampaikan program bagi pelanggan yang menggunakan transmisi microwave (gelombang pendek) meskipun kabel ini dibawah tanah. Metode ini mengurahi biaya instalasi serat optik, tetapi ,memerlukan peralatan khusus dalam penerimaan program.

e. Direct Broadcast Satelite (DBS). Program – program ditransmisikan oleh satelit langsung dengan penggunaan piringan yang berdiameter 18 inci ditaruh diatap atau diindonesia yang dikenal dengan istilah antena parabola. Metode ini merupakan trobosan dalam sistem televisi kabel, yang dimulai di amerika serikat sejak tahun 1994.20 F. Sejarah Singkat Televisi

Sebagaimana seperti media komunikasi lainnya seperti radio, televisi pun telah melalui berbagai perubahan ataupun eksperimen yang dilakukan oleh para

20

Elvinaro Ardianto,dkk, Komunikasi Massa Suatu pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007)h.135


(46)

Maxwell dan Heinrich Hertz, serta pememuan Marconi pada tahun 1890. Adapun televisi sebagai pesawat transmisi dimualai pada tahun 1925. Sedangkan siaran televisi secara komersial dimulai dia Amerika pada 1 september 1940.

G. Ruang Lingkup sinetron a. Pengertian sinetron

Sinetron merupakan sebuah istilah singkatan dari sinema elektronika. Perlu diketahui bahwa elektronika disini tidak mengacu pada pita kaset atau kaidah – kaidah lain yang terdapat pada elektronis. Akan tetapi pada mediumnya yakni yang akrab kita sapa televisi.21

Bambang Marhiyanto menafsirkan dan mendefinisikan sinetron sebagai film atau pertunjukan sandiwara.22

b. Jenis – jenis sinteron

Pada dasarnya, tidak ada jenis tertentu yang utuh tampil di televisi melainkan campuran dari berbagai jenis sinetron yang ada.

Adapun jenis – jenis sinetron antara lain : 1) Drama rumah tangga

21

JB.wahyudi, Teknologi Informatika dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992)h 10

22

Drs.Bambang Marhiyanto, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, (surabaya,Media Center) hal.574


(47)

Temanya tidak jauh dari, kekerasan terhadap istri, sengketa warisan, percintaan anak yang tidak disetujui oleh orang tua, dan lain sebagainya.

2) Komedi

Merupakan sinetron yang paling banyak menarik hati para penonton disini hampir tak ada konflik, sekalipun ada dikemas sebagai stimulus perspektif komedi

3) Drama remaja

Perlu kita akui bahwa drama remaja pada saat ini merupakan yang paling populer dikalangan remaja itu sendiri.biasanya megisarkan tema percintaan dan segala lika – likunya.

4) Religius

Pada sinetron ini yang bersandar pada nilai – nilai keagamaan dengan segala konflik yang ada.

5) Horror

Sedangkan jenis yang satu ini dikemas untuk menimbulkan ketegangan dan rasa takut bagi yang menontonnya.

6) Laga klasik

Jenis sinetron yang satu ini dibuat untuk mengingatkan kita pada sejarah terdahulu atau cerita – cerita rakyat yang sudah melekat pada masyarakat tertentu. Laga klasik ini berisikan cerita seperti kehidupan pada jaman kerajaan.


(48)

a. Produser

orang yang bertanggung jawab pada pembuatan sinetron. b. Sutradara

orang yang memimpin pada saat syuting dilakukan. c. Naskah/skrip :

naskah cerita yang akan dibuat. d. Artis/aktor

orang yang memainkan peran pada isi cerita tersebut. e. Angginering

orang yang bertanggung jawab pada peralatan produksi seperti kamera mike, listrik dan lain sebagainya.

f. Kostum

yaitu artepak yang mesti dugunakan oleh para artis dan aktor agar sesuai denga isi cerita.

g. Make up

hal ini sangat penting dan perlu diperhatikan karena, make up jg harus sesuai dengan isi cerita.23

23

JB.wahyudi, Teknologi Informatika dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992)h 10


(49)

40

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya PT Tripar Multivision Plus

Berawal dari sebuah rumah produksi sederhana, Multivision Plus (MVP) kini telah menjadi perusahaan nasional terdepan di Asia di bidang media dan hiburan. Meramu orisinalitas dan kualitas, pengalaman dan keahlian, Multivision Plus berhasil menciptakan standar baru industri hiburan di Indonesia dan meraih reputasi sebagai innovator dan pioneer melalui kreativitas berikut pengelolaan manajemennya. Multivision Plus berdiri pada tahun 1968, pada awalnya nama perusahaan ini yaitu Parkit film yang pertama kali memproduksi film di tahun 1968 di bawah pimpinan Raam Punjabi dan Gobind Punjabi dari India yang datang ke Indonesia membuka perusahaan industri di bidang entertainment yang sukses membangun sebuah production house( Rumah Produksi) di Indonesia.

Pada tahun 1970 Parkit Film bekerjasama dengan dengan PT. Panorama Film. Disini Raam Punjabi bersama saudaranya membuat atau memproduksi film pertama yang berjudul “Mama”. Lebih dari seratus film yang telah diproduksi dan telah dikenal hampir seluruh dunia Parkit Film mempunyai rencana baru untuk mengembangkan film sampai ke Luar Negri (Go International) Multivision Plus selalu berupaya memuaskan pemirsa melalui visualisasi realitas dengan segala bentuk kontroversinya. Di dukung dengan instruktur terpadu, para professional Multivision Plus selalu bekerja keras untuk menghasilkan produk berkualitas seiring dengan meningkatnya permintaan pasar lokal maupun internasional. Multivision Plus bekerja dalam sebuah tim yang penuh antusiasme dengan


(50)

Multivision Plus selalu mengesampingkan batasan dan birokrasi guna memastikan lingkungan kerja yang seimbang. Juga menekankan nilai saling menghargai dan pentingnya pengambilan keputusan bersama bagi semua karyawan.

Multivision Plus selalu berkomitmen untuk menyediakan fasilitas pelatihan terbaik bagi karyawan baru, mengingat pentingnya regenerasi dalam rangka ekspansi kemampuan kreativitas perusahaan.yang ingin dicapai Multivision Plus itu sendiri adalah membuka peluang baru yang didukung oleh kekuatan financial dan para professional handal agar menghasilkan berbagai program hiburan berkualitas dan memuaskan.

1. Visi, Misi

Multivision Plus selalu menciptakan tatanan baru dalam menikmati hiburan serta meramu kreativitas dengan kualitas agar mampu meningkatkan kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan para pemirsa, stasiun pemancar dan mitra bisnis dengan selalu mengantisipasi dan menanggapi berbagai perubahan kebutuhan mereka. Proses Multivision Plus dalam meraih pengakuan dan keberhasilan bukanlah hal yang mudah, dengan berbagai rintangan dan halangan yang harus dilakui memang telah melampaui satu babak, sebuah fase baru yang menjadi awal fase berikutnya.

2. Tujuan Multivision

Tujuan Multivision Plus sebagai perusahaan industri yang bergerak di bidang perfilman yaitu :


(51)

c) meningkatkan pangsa pasar domestik untuk acara televisi d) menyelenggarakan aktivitas produksi di luar Indonesia e) membuka peluang baru untuk penyiaran

f) memperkuat perpustakaan kami di pasar luar Asia

g) menerapkan teknologi baru untuk produksi dan pasca produksi

h) menyediakan fasilitas pelatihan produksi untuk menghasilkan professional baru

3. Teknologi dan Fasilitas

Fasilitas studio produksi adalah sarana bagi industri penyiaran. Multivision Plus memiliki fasilitas studio seluas 4000 meter persegi di daerah Plumpang, Jakarta barat yang dirancang untuk mengoptimalkan kreativitas dan kemampuan beradaptasi, dua lantai utama dan fasilitas di ruang belakang dilengkapi dengan perangkat akustik terbaru. Multi-camera console dengan porta dan jimmy jibs, layar biru raksasa, kino flow lights, kamera Sony D50, dan ragam perangkat canggih lainnya. Selain itu studio ini juga dapat diubah menjadi ruang kantor, kafe, gang kecil, interior rumah tingkat menengah hingga mewah, rumah sakit dan ruang penjara. Setiap studio dilengkapi dengan pendingin ruangan dan generator 550 KVA untuk mendukung sesi pengambilan gambar. Studio ini digunakan untuk serial TV dan film, infotainment dan acara kuis, iklan TV, pengambilan foto dank klip video.

Multivision Plus memiliki fasilitas editing terbesar di Indonesia, dengan 22 ruang editing yang beroprasi 24 jam. Setiap ruang dilengkapi


(52)

cleaning machines, dan sistem sentral penyimpanan hard disk yang memungkinkan para professional Multivision Plus untuk meningkatkan kreativitasnya saat editing, reviewing dan menyelesaikan berbagai proyek. Perangkat media 100 844x yang digunakan mampu mengkoordinasikan seluruh ruang editing secara simultan.

Semua studio di Mulltivision Plus memiliki peralatan terkini dan canggih. Dengan pendekatan layanan satu atap dan penerapan teknologi canggih memungkinkan Multivision Plus untuk menyelesaikan pekerjaan nyaris tanpa masalah. Dukungan fasilitas 22 offline dan online NLE (non-linear editing facilities) pada avid mampu beroprasi tanpa jeda. Multivision Plus selalu meningkatkan fasilitas pasca produksi agar mengakomodasi proyek baru. Begitupun, serial TV 3D dan inovasi lainnya menjadikan Multivision Plus selangkah lebih maju dalam persaingan.

B. Sekilas Tentang Sinetron Islam KTP

Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Sutradara Sinetron Islam KTP yakni Aldi Renaldi beliau mengatakan bahwa : “sebenerrnya latar belakangnya gini saja, supaya orang islam itu tidak Cuma KTP saja islam tapi secara syariatnya benar melaksanakanya, sintron ini jatuhnya dakwah, menyindir saja secara halus. Maka dari itu dikemaslah sinetron religi yang terdapat komedi di dalamnya.”1

1


(53)

hiburan,pendidikan dengan disertai dakwah didalamnya hal ini diperkuat dengan adanya ceramah – ceramah singkat oleh Ust. Hariri yang mana beliau sendiri adalah jebolan audisi DAI di salah satu stasiun televisi.

Sinetron unggulan yang tayang di stasiun televis SCTV ini, hadir pada pukul 18.15 s/d 21.00, dibawah naungan sebuah rumah produksi (production house) Multivision Plus menempati tingkat (rating) pertama dan kedua dalam setiap minggunya. Sinetron Islam KTP menggambarkan tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya, dan hal ini yang membuat masyarakat menggemari sinetron Islam KTP.

Adapun segment pasar sinetron ini adalah keluarga pada khususnya dan untuk masyarakat kalangan atas ataupun kalangan bawah pada umumnya.

1. Gambaran Umum Pemeran Sinetron Islam KTP

Seperti yang kita ketahui bahwasanya setiap sinetron memiliki pemeran utama di dalamnya, adapun pemeran utama di dalam Sinetron Islam KTP antara lain :

a. Idrus Madani berperan sebagai Bang Ali Nurdin

Idrus Madani alias bang Ali adalah pemeran utama di dalam sinetron ini, bang Ali merupakan sosok yang disegani di dalam sinetron Islam KTP. Di dalam sinetron Islam KTP ia merupakan ahli agama bahkan di dalam cerita ia digambarkan sebagai seorang wali Allah, yang mana dapat mengetahui apa yang dipikirkan orang lain.sosok bang Ali selalu saja hadir dimana ada kesalah pahaman tentang agama maupun konflik.


(54)

b. Kubil Aja berperan sebagai Ma‟did Musyawarah

Sosok Ma‟did musyawarah merupakan kebalikan dari sosok Bang Ali, yang mana sosok ini menggambarkan orang kaya namun sombong,orang yang hobinya selalu menghina orang miskin. Bagi pemeran ini harta adalah segalanya. Namun dibalik kekayaan yang ia miliki ada yang ia tidak miliki yaitu tidak diberinya momongan setelah menikahi gadis yang bernama jamilah.

c. Lionil Hendrik berperan sebagai Zami

Anak muda yang awalnya tak tahu menahu soal urusan agama harus berurusan dengan kemelutnya cinta. Gadis yang ia cintai adalah gadis yang taat pada ajaran agama berbanding terbalik dengan dirinya sendiri, adapun gadis yang dicintainya itu adalah anak dari Bang Ali yang diperankan oleh Idrus Madani. Hal ini memaksanya untuk belajar agama demi mendapatak cinta Sabrina dan restu dari Bang Ali yang tidak lain adalah ayahnya.kini orang yang berperan sebagai Zami ini disetting sedemikian mungkin setelah menjadi mantu/besan dari Bang Ali, agar nantinya ia bisa menggantikan posisi Bang Ali sebagai orang yang paling disegani.

d. Tubagus berperan sebagai Tebe

Anak yang masih ingusan, belum beranjak baligh namun memiliki pengetahuan agama yang mumpuni, peran tebe ini pun menggambarkan anak yang sholeh dan taat kepada kedua orang


(55)

inilah ciri khas dari anak dua pemeran yakni Dul dan Enting Sukaisih. e. Aiman Ricky (Karyo) dan Reza Aditya (Mamat)

Dua anak muda yang senantiasa belajar ilmu agama dengan Bang Ali (Idrus Madani) sahabat sejoli satu propesi sebagai penjaga warung milik gurunya sendiri. Dua pemeran ini selalu menjadi pemanis didalam cerita sinetron Islam KTP pada setiap tayangannya, dengan segala konflik masyarakat yang diangkat dalam sinetron pemeran inilah yang membumbuinya.

f. Jaitov Yanda berperan sebagai Pak RT

Peran yang satu ini sengaja dibentuk oleh para tim kreatif sinetron islam KTP untuk menyindir secara halus para pejabat yang tidak amanah kepada rakyatnya atau dalam sinetron ini warganya. Pemeran ini selalu saja disandingkan oleh pemeran bang Ma‟did Musyawarah, pejabat yang lalim yang hanya melihat rakyat/warga yang memiliki uang tanpa mau melihat warganya yang dari kalangan bawah.

C. Sekilas Tentang Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas 1. Sejarah dan Landasan Berdiri

Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas adalah sebuah organisasi pemuda – dan pemudi islam yang ada dikota bogor tepatnya beralamatkan di kp. Situpete Jl. H. Abdul Fatah Rt.01/01 kel.sukadamai Kec. Tanah Sareal Bogor. Ikatan Remaja Masjid (IREMA)didirikan pada tanggal 19 Rabiusyani 1427 H. Tidak pada organisasi umumnya, IREMA


(56)

karena seperti kita ketahui bahwasanya organisasi ini bernafaskan Islam. Ikatan Remaja Masjid (IREMA) inipun sangat gencar mendakwahkan islam, baik itu melalui kegiatan – kegiatan ataupun lain sebagaianya.Organisasi ini pastinya memiliki basis (Base Camp) yang sudah bisa dipatikan basis mereka yaitu di Masjid Nurul Ikhlas itu sendiri,

2. Keanggotaan Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas

Setiap pemuda remaja baik laki-laki maupun perempuan yang beragama Islam minimal Aqil Baligh dan berada dilingkungan RW 01 dan Rw 02 Kelurahan Sukadamai dan sekitarnya, yang aktif maupun tidak aktif merupakan bagian dari anggota IREMA Nurul Ikhlas dan mempunyai hak untuk menempati dalam kepengurusan IREMA Nurul Ikhlas.2

3. Syarat – Syarat menjdi anggot Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas a. Aktif dan Mencintai Masjid dengan segala aktivitasnya.

b. Memiliki kemauan bekerja demi kepentingan bersama.

c. Taat dan dapat bekerjasama dengan sesama pengurus selama tidak bertentangan dengan Alquran dan As-sunnah

4. Kegiatan Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas

Seperti organisasi pada umumnya Ikatan Remaja Masjid (IREMA) memiliki kegiatan – kegiatan yang mereka lakukan pada setaiap tahunnya. Kegiatan IREMA tidaklah lepas dari aturan – aturan yang sudah ditentukan oleh agama Islam, kegiatan ini pun pada dasarnya adalah lebih menghidupkan hari – hari besar dalam Islam dan mensyiarkan dakwah islamiyah, antara lain kegiatan organisasi ini adalah sebagai berikut:

2


(57)

rujukan kitab Safinatun Najaah.

b. Memperingati hari – hari besar Islam seperti Memperingati tahun baru Hijriyah, Festival muharam, Idul Yatim/hari „Asyura, Memperingati maulid Nabi besar Muhammad SAW, Malam nisfu Sya‟ban

c. Ta‟lim keliling di wilayah Rw.01-02 d. Proklamasi kemerdekaan RI

e. Pengajian rutin setiap malam dibulan Ramadhan.

5. Fasilitas yang dimiliki oleh Ikatan Remaja Masjid (IREMA)

a. Masjid yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan dan sentral daripada dakwah, serta naungan untuk mencetak generasi – generasi muda yang bernafaskan islami.

b. Ruang perpustakaan, dimana ruangan ini diperuntukan agar para pengurus maupun anggota Ikatan Remaja Masjid (IREMA) serta jama‟ah masjid Nurul Iklas memiliki wawasan luas.

6. Visi dan Misi Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas a. Visi

Mempererat silaturahmi dan menciptakan generasi yang qur‟ani. b. Misi

1. Mempelajari, memahami dan mengamalkan Alquran dan As-sunnah sebagai landasan perjuangan/aktivitas IREMA Nurul Ikhlas.

2. Menjauhkan diri dari perbuatan munkarot, ma‟siyat, upacara -upacara bid‟ah dan lain-lain kegiatan keagamaan diluar Alquran dan As-sunnah.


(58)

(59)

49

A. Pengetahuan Tentang Penggambaran Pesan Sinetron Islam KTP

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 sampai 31 Mei 2011 pada IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas Bogor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui identitas responden berdasarkan jenis kelamin IREMA (Ikatan Remaja Masjid Nurul Ikhlas) Bogor laki-laki berjumlah 26 orang (63,41%), sedangkan jumlah kelamin IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas Bogor perempuan berjumlah 15 orang (36,58%).

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki-Laki 26 orang 63,41%

2. Perempuan 15 orang 36,58%


(60)

No Jenis Pendidikan Frkuensi Presentase

1

Sekolah Dasar 7 orang 17,07%

2

Sekolah Menengah Pertama

8 orang 19,51%

3

Sekolah Menengah Atas 21 orang 51,21%

4

D1 (Diploma 1) 3 orang 7,31%

5

D2 (Diploma 2) 0 orang 0%

6

D3 (Diploma 3) 0 orang 0%

7

S1 (Strata 1) 3 orang 7,31%

Jumlah 100%

Adapun berdasarkan tabel 4.2 respondeng IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas Bogor yang berpendidikan Sekolah Dasa berjumlah 17 orang (17,07%),responden IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas Bogor berpendidikan Sekolah Menengah Pertama berjumlah 8 orang (19,51%), responden IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas Bogor berpendidikan Sekolah Menengah Atas berjumlah 21 orang (51,21%), responden IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas Bogor berpendidikan Diploma 1 (D1) berjumlah 3 orang


(61)

berpendidikan Diploma 2 (D2) berjumlah 0 orang (0%), responden IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas Bogor berpendidikan Diploma 3 (D3) berjumlah 0 orang (0%), responden IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhlas Bogor berpendidikan Strata 1 (S1) berjumlah 3 orang (7,31%).

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian dengan jumlah 25 pertanyaan. Bagian pertama merupakan pertanyaan tentang respon kognitif dengan jumlah 7 pertanyaan, bagian kedua merupakan pernyataan tentang respon afektif dengan jumlah 10 pertanyaan, dan bagian ketiga merupakan pertanyaan tentang respon behavioral dengan jumlah 8 pertanyaan. Adapun frekuensi masing-masing pertanyaan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Pertanyaan Kuesioner

No Item Pertanyaan Frekuensi Presentase

1 Respon Kognitif 7 28%

2 Respon Afektif 10 40%

3 Respon Behavioral 8 32%


(62)

Tabel 4.4. pertanyaan tentang kognitif

NO Pertanyaan SS S TS TST Skors Ranking

1 Saya mengetahui sinetron Islam KTP

(17)=68 (24)=72 140 1

2 Program sinetron Islam KTP berbeda dengan tyangan sinetron lainnya

(9)=36 (28)=84 (4)=8 128 5

3 Sinetron Islam KTP adalah jenis sinetron religi

(17)=68 (18)=48 (6)=12 128 6

4 Sinetron Islam KTP ini membuat saya mengerti


(63)

Islam.

5 Sinetron Islam KTP ini membuat saya TIDAK mengerti tentang ajaran Islam.

(7)=14 (21)=63 (13)=52 129 4

6 Sinetron islam KTP ini

adalah sinetron yang

layak di tonton oleh semua umur

(15)=60 (19)=57 (7)=14 131 3

7 Wawasan saya bertambah setelah menonton


(64)

Variabel pada nomor 1(satu) yaitu tentang tingkat pengetahuan responden terhadap sinetron Islam KTP, menduduki peringkat pertama. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan para responden terhadap sinetron Islam KTP dengan skors 140. Seperti yang dituturkan salah satu responden yang diwawancarai oleh peneliti “yang saya ketahui tentang sinetron ini adalah, sebuah sinetron, yang mana menyajikan nuansa kehidupan islami namun di lengkapi dengan konflik – konflik social, seperti ada orang kaya namun pelit, pemuda yang sholeh, rampok yang bertobat dan lain sebagainya”1

Adapun pada peringkat ke 2 (dua) yakni diduduki oleh variabel nomor 7 (tujuh) yakni tentang bahwasanya wawasan responden bertambah setelah menonton sinetron Islam KTP dengan skors 133. Ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti “wawasan yang saya dapatkan dari sinetron ini adalah, metode ta‟aruf yang diperankan oleh Sabrina dan Zami” 2

Sedangkan peringkat nomor 3 (tiga) diduduki oleh variabel nomor 6 (enam) yakni tentang bahwa responden setuju jika sinetron Islam KTP merupakan tayangan

1

Wawancara pribadi dengan responden Sdr.Andri 2

Wawancara pribadi dengan responden Sdri. Rosita

sinetron Islam KTP.


(65)

bernafaskan islam sinetron ini pula menyajikan hal – hal yang berbau jenaka sehingga pesan bisa disampaikan dan dicerna cukup mudah”3

Dengan demikian dapat dilihat dari deskripsi tabel skala kognitif diatas bahwa respon baik diberikan oleh responden ini ditunjukan dengan tingkat pengetahuan terhadap tayangan sinetron Islam KTP mendapatkan skors paling tinggi hal ini pun dikuatkan oleh wawasan responden yang bertambah dengan dengan skors tinggi ke 2 (dua) pada tabel diatas. Hal ini sesuai dengan fungsi komunikasi massa (salah satunya adalah televisi) yaitu memberikan informasi terhadap khalayak.yang mana televisi memberikan pesan yang bersifat informatif,memberikan keterangan – keterangan yang kemudian khalayak dapat mengambil kesimpulan sendiri, Seperti yang dikutip dari buku :

“fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita – berita yang disajikan. Dalam perkembangan komunikasi film,sinetron dan sebagainya berperan penting dalam memberikan informasi kepada khalayak”4 dan didalam buku lain yaitu Sosiologi Komunikasi dikatakan pula bahwa media massa menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat, dengan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat maka masyarakat akan kaya denangan informasi dan terbuka terhadap pengetahuan dan menjadikan masyarakat itu masyarakat yang informatif serta manjadiakan masyarakat

3

Wawancara pribadi dengan responden Sdr. Attabiq Lutfi 4


(66)

pula masyarakat menjadi tahu tentang berita – berita yang merugikan dan menguntungkan.komunikasi massa mengandalkan media massa yaitu sebagai penyampaian informasi pada masyarakat luas dalam waktu yang singkat dan cepat.5

Dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi terpenting adalah yang terdapat dalam komunikasi massa adalah memberikan informasi ataupun pengetahuan yang didapatkan oleh para khalayak seperti halnya yang telah dijelaskan diatas. Harus diakui pula bahwa sinetron pun memberikan peran didalam memberikan informasi terhadap khalayak.

2). Pertanyaan tentang respon Afektif

Tabel 4.5.pertanyaan tentang afektif

NO Pertanyaan SS S TS STS Skors Ranking

1 Saya senang melihat

pemeran – pemeran

sinetron Islam KTP

(8)=32 (26)=78 (7)=14 124 5

2 Saya senang dengan isi pesan yang

(14)=56 (25)=75 (2)=4 135 1

5

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi,( Jakarta: Kencana Prenada media Group,2008)hal.80- 85


(67)

sinetron Islam KTP.

3 Saya menyarankan orang lain untuk

menonoton sinetron Islam KTP.

(7)=28 (26)=78 (8)=16 122 6

4 Saat menonton sinetron Islam KTP saya selalu tertawa

(7)=28 (24)=72 (10)=20 120 7

5 Sinetron Islam KTP hanya semata menyajikan kelucuan saja

(4)=16 (3)=9 (29)=58 (5)=5 88 10

6 Setelah menonton sinetron Islam KTP saya


(68)

kewajiban agama yang belum saya jalankan.

7 Setelah menonton Islam KTP saya merasa berdosa karena tidak

menjalankan ajaran agama dengan

semestinya.

(6)=24 (24)=72 (11)=22 118 8

8 Setelah menonton sinetron Islam KTP saya merasa

TIDAK bedosa karena telah


(69)

ajaran agama dengan

semestinya 9 Saya senang

menonton sinetron Islam KTP.

(8)=32 (30)=90 (3)=6 128 2

10 Setelah menonton

sinetron Islam

KTP saya

merasa menjalankan

ajaran agama

dengan benar

(8)=32 (28)=84 (5)=10 126 3

Pada tabel pertanyaan tentang afektif bahwasanya variabel nomor 2 ( dua ) menduduki peringkat 1 ( satu ) yakni tentang kesenangan para responden terhadap isi pesan yang disampaikan oleh sinetron Islam KTP dengan skors tertinggi yakni 135. Hal ini pun diperkuat dengan ungkapan responden prihal ditanyakan isi pesan


(70)

yang selalu didengungkan oleh pemeran bang Ali ini didalam sinetron Islam KTP namun merasuk ke hati penontonnya.

Sedangkat peringkat nomor 2 ( dua ) diduduki oleh variabvel nomor 9 (sembilan) yakni tentang kesenangan responden di dalam menonton sinetron Islam KTP dengan skors 128. Ini juga diperkuat dengan pengakuan responden yang mengaku tatakala diwawancarai “saya amat senang menonton sinetreon ini, terlebih

gaya bahasa dan dialog di dalamnya mudah dipahami”7

Adapun peringkat nomor 3 (tiga) diduduki oleh variabel nomor 10 (sepuluh) yakni tentang responden yang telah menonton sinetron Islam KTP merasa menjalankan ajaran agama dengan benar dengan skors 126. Hal ini bisa dibuktikan dengan hasil wawancara terhadap responden yang menjawab merasa sudah benar menjalankan ajaran agama dengan benar “waduuuuuuuuh, berat amat pertanyaannya yah, terkadang saya selalu merasa kurang bang,sholat kali yah, karna sama dari gerakan dan bacaan-bacaannya”(jawab responden sambil tersenyum).8

Dengan demikian dapat dilihat dari deskripsi tabel tentang afektif bahwasanya, kesenangan responden terhadap isi pesan yang disampaikan sinetron Islam KTP menduduki peringkat pertama, hal ini dikuatkan dengan peringkat nomor dua yang diduduki, yakni tentang kesenangan responden didalam menonton sinetron Islam KTP.

6

Wawancara pribadi dengan responden Sdr.Jamaludin

7

Wawancara pribadi dengan responden Sdri.Nengsih 8


(1)

66 BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian skripsi ini yaitu tentang Respon Ikatan Remaja Masjid (IREMA) Nurul Ikhlas Terhadap Sinetron Islam KTP, selesai dilakukan oleh penulis.

1. Respon kognitif (pengetahuan), menduduki peringkat pertama. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan para responden terhadap sinetron Islam KTP dengan skors 140.Adapun pada peringkat ke 2 (dua) yakni diduduki oleh variabel nomor 7 (tujuh) yakni tentang bahwasanya wawasan responden bertambah setelah menonton sinetron Islam KTP dengan skors 133.Sedangkan peringkat nomor 3 (tiga) diduduki oleh variabel nomor 6 (enam) yakni tentang bahwa responden setuju jika sinetron Islam KTP merupakan tayangan yang layak ditonton oleh semua umur.

2. Respon afektif (perasaan) tentang kesenangan para responden terhadap isi pesan yang disampaikan oleh sinetron Islam KTP dengan skors tertinggi yakni 135. Sedangkat peringkat nomor 2 ( dua ) diduduki oleh variabvel nomor 9 (sembilan) yakni tentang kesenangan responden di dalam menonton sinetron Islam KTP dengan skors 128. Adapun peringkat nomor 3 (tiga) diduduki oleh variabel nomor 10 (sepuluh) yakni tentang responden yang


(2)

dengan benar dengan skors 126.

3. Respon behavioral variabel nomor 6 ( enam ) dengan skors 133, yakni tentang dimana responden akan belajar agama lebih giat lagi, setelah menonton tayangan sinetron Islam KTP. Sedangakn pada tabel ini yang menduduki peringkat nomor 2 (dua) yakni variabel nomor 7 (tujuh) dengan skors 121, tentang dimana responden menyetujui bahwa mereka akan lebih giat lagi untuk mengajak orang lain beribadah setelah menonton tayangan sinetron Islam KTP. Adapun peringkat ke 3 diduduki oleh variabel nomor 5 (lima) yang mana responden setuju dan akan lebih giat lagi ikut serta di dalam acara – acara yang berbentuk keagamaan setelah menyaksikan tayangan sinetron Islam KTP,dengan skors 121.

nilai chi-square x²tab (5,99) dan nilai x² hit (857.0798002) maka x² hit >

x²tab atau x² hit lebih besar dari x²tab artinya terdapat perbedaan antara jenis

kelamin dengan respon IREMA (Ikatan Remaja Masji) Nurul Ikhlas terhadap sinetron Islam KTP ini.

nilai chi-square x²tab (9,49) dan nilai x² hit (1266.916478) maka x² hit > x²tab

atau x² hit lebih besar dari x²tab artinya terdapat perbedaan antara latar belakang

pendidikan dengan respon IREMA (Ikatan Remaja Masjid) Nurul Ikhalas Bogor terhadap sinetron Islam KTP.


(3)

B. Saran – Saran

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini akan menyantumkan dan mengemukakan saran – saran sebagai berikut ini :

1. Untuk Pemerintah

Peneliti khususkan untuk Lembaga Sensor film (LSF) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), melihat keberhasilan PT.Tripar Multivision Plus dalam menggarap sebuah sinetron di Tanah air,agar lebih jeli didalam menyortir sinetron – sinetron ataupun film – film yang sedang beredar di Indonesia.

2. Untuk PT.Tripar Multivision

Kepada PT.Tripar multivision agar trus melanjutkan karya – karya sinetron yang mendidik dan berisikan ajakan yang baik,bermanfaat dalam bidang pendidikan agama(dakwah) serta mempertimbangkan efek dari apa yang dibuat di dapur produksi untuk ditayangkan dan dikonsumsi masyarakat luas.

3. Untuk masyarakat

Masyarakat hendaknya dapat lebih baik didalam menilai serta menyortir, apakah tontonan ataupun tayangan yang ada ditelevisi itu baik untuk dikonsumi atau sebaliknya, jangan melihat sebuah tayangan ataupun tontonan dari segi hiburan semata, akan tepi baik dan buruknya pula didalam kehidupa sehari – hari.


(4)

(5)

Daftar Pustaka

Ardianto Elvinaro,dkk, Komunikasi Massa Suatu pengantar Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007

Arikunto Suharsimi, dasar – dasar Evaluasi pendidikan, jakarta : Bumi Aksara, 1996

Bungin Burhan, Sosiologi Komunikasi :Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi komunikasi di Masyarakat,jakarta, Kencana Media Group, 2008

______________,Sosiologi Komunikasi,Jakarta: Kencana Prenada media

Group,2008

Daud Marwah, Dakwah Islam Thaun 2000-an,1990, Jakarta, makalah pengantar pada stadium general IAIN Syarief Hidayatullah

Efendy Uhjana Onong,Ilmu,Teory dan filsafat Komunikasi Bandung:Citra AdityaBakti,2003

Kuswandi Wawan, Komunikasi Massa, Jakarta:PT Rineka Cipta,Jakarta,2008

Labib,Muh, potret sinetron Indonesia, Antara Realitas Virtual dan Realitas Sosial, Jakarta, PT.Mandar Utama Tiga Books Division,2002.

Morisan dkk, Teori Komunikasi Massa,Bogor,Ghalia Indonesia, 2010

Mubarak Ahmad, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999


(6)

Peordawarminto, Psikologi Komunikasi, Jakarta: UT, 1999

Rahmat Jalaluddin, Islam Aktual, Bandung: Mizan 1992

_______________, Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya,1999

Subandi Ahmad, Psikologi Sosial,Jakarta: Bulan Bintang, 1982

Suhartono Irawan, Metode Penelitian Sosial,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004

Sujanto Agus, Psikologi Kepribadian,Jakarta :Aksara baru, 1991

___________, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

Wahyudi JB,teknologi Informatika dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992

Walgito Bimo, psikologi belajar, jakarta, Renaka Cipta, 1997

Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,Jakarta, PT.bBumi Akasara,2008

Marhiyanto Bambang , Kamus lengkap Bahasa Indonesia, surabaya,Media Center.

Data lain: