Pendahuluan . Bab ini menguraikan secara garis besar mengenai Pembiayaan Mikro

17

BAB II PEMBIAYAAN MIKRO

A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Dalam kamus perbankan, yang dimaksud dengan biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan yang tidak terhindarkan untuk mendapatkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh maslahat, pengeluaran untuk kegiatan, tujuan, atau waktu tertentu. seperti ongkos pengiriman, pengepakan dan penjualan dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan ; dalam laporan laba rugi perusahaan, komponen biaya merupakan pengurangan dari pendapatan ; pengertian biaya berbeda dengan beban. Semua biaya adalah beban, tetapi tidak semua beban adalah biaya cost. 1 Pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah menurut Undang- undang Perbankan Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 25 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakan antara bank syariah atau UUS dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayaidiberi fasilitas dana untuk 1 Alex Rosue dan Happy Pitoyo, Kamus Keuangan dan Perbankan, Jakarta : PT Halirang, 1995, h.23 18 mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil. 2 Pembiayaan atau financing adalah pemberian fasilitas penyedia dana yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang telah dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. 3 Kegiatan penyaluran kredit pembiayaan mempunyai peranan penting bagi kegiatan perbankan, karena kredit atau pembiayaan merupakan bagian terbesar sumber penghasilan bank. Apabila bank syariah tidak mampu menyalurkan pembiayaannya, sementara data yang terhimpun dari shahibul maal dana pihak ketiga terus bertambah, maka akan terdapat banyak dana idle menganggur yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari margin atau bagi hasil. Jadi bisa dikatakan bahwa pembiayaan merupakan komponen utama bagi kelangsungan aktivitas perbankan, karena dari pembiayaanlah bank akan mendapatkan kontra prestasi dari dana yang disalurkan. 4 2 Zubair Hasan, Undang-undang Perbankan Syariah : Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, Jakarta:Rajawali Pers, 2009 , h. 262 3 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Alvabet, 2006, h.200 4 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta : Ekonisia, 2005, Cet.2, h.5