Struktur Organisasi Prinsip-prinsip Pembiayaan

2 merupakan usaha untuk memenuhi keinginan, khususnya sebagian umat islam yang menginginkan jasa layanan bank syariah untuk mengelola perekonomiannya. Namun berdasarkan hasil survey kegiatan dunia usaha yang dilakukan secara berkala oleh Bank Indonesia, diketahui bahwa akses kredit ke bank antara lain adalah persyaratan kredit yang terlalu rumit, masih tingginya tingkat suku bunga kredit, masalah ketersedian jaminan atau agunan dan kebaikan bank. 3 Kebanyakan usaha mikro dan kecil memang dianggap tidak bankable pada saat pengajuan permohonan kredit atau pembiayaan kepada perbankan. Untuk itulah BMT mengambil peran dalam menjawab solusi tersebut. BMT memiliki ciri unik yang membedakannya dengan lembaga keuangan lainnya, yaitu dengan mengedepankan nilai-nilai Islami di dalam kegiatan operasionalnya, serta memiliki dua fungsi yang berbeda, yakni sebagai Baitul Maal yang mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah, serta sebagai Baitul Tamwil yang melakukan kegiatan usaha berskala mikro. BMT adalah sebuah lembaga keuangan non bank, merupakan institusi yang dianggap sebagai tempat dimana yang memiliki surplus dana dapat menyimpan dengan aman dan yang memerlukan dana dapat mempergunakannya sesuai dengan persyaratan yang diberlakukan oleh BMT 3 Kegiatan dunia usaha, Artikel diakses pada tanggal 4 november 2010 dari http:www. bi.go.id survey kegiatan dunia usaha 3 tersebut. Sungguhpun demikian, dewasa ini masih banyak kalangan masyarakat muslim yang belum memanfaatkan jasa-jasa lembaga keuangan mikro syariah BMT manakala mereka memiliki kelebihan dana. BMT sebagai lembaga intermediasi merupakan lembaga keuangan mikro yang bergerak dibidang jasa yang bertujuan untuk mengembangkan usaha mikro. Salah satu kegiatan jasa yang dilakukan adalah di bidang pembiayaan atau kredit usaha BMT. Hal ini tak lepas dari peranannya untuk meningkatkan pendapatan usaha mikro akibat tambahan modal yang diperoleh dari BMT. Oleh karena itu pemerintah dan swasta telah gencar membuka pinjaman kredit untuk meningkatkan pendapatan usaha mikro. Hal itu tidak lepas dari sistem kredit usaha yang baik guna mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan pendapatan usaha mikro. Melalui perkembangannya, ternyata BMT mempunyai akses yang lebih menjurus kepada kepentingan rakyat kecil yang berada di pelosok-pelosok atau rakyat kecil yang kebutuhannya jauh dari persyaratan Bank umum dengan memberikan pembiayaan pada usaha mikro. salah satunya adalah pembiayaan mikro usaha mikro yaitu pembiayaan untuk perniagaan kecil-kecilan yang diberikan untuk tujuan perniagaan, usaha rumah tangga baik berbentuk perusahaan, kelompok usaha, dan perorangan seperti pedagang, petani, peternak, dan nelayan. 4 Kehadiran pembiayaan mikro sangatlah dibutuhkan oleh masyaratkat kalangan bawah yang mayoritas penduduknya adalah muslim, mereka menghendaki diterapkannya prinsip-prinsip syariat Islam dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pembiayaan mikro usaha ini menggunakan sistem syariah dimana tidak ada bunga yang merugikan pengusaha sehingga aman dan bermanfaat. Pembiayaan mikro banyak diminati oleh masyarakat, karena proses mudah, pelayanan cepat dan persyaratan ringan. 4 Pembiayaan yang didapatkan nasabah dari kredit mikro biasanya digunakan untuk keperluan usaha. Kredit mikro merupakan jasa keuangan yang penting untuk meningkatkan pendapatan keluarga prasejahtera. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri. Potensi kredit usaha mikro hingga saat ini oleh banyak kalangan masih dipandang sangat menjanjikan. Terbukti dengan terus meningkatnya volume penyaluran pinjaman untuk usaha mikro dari tahun ke tahun dengan kualitas pinjaman yang relatif baik. 4 Pembiayaan mikro, Artikel diakses pada tanggal 4 november 2010 dari http:www.docstoc.comsearchpembiayaan-mikro 5 Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembiayaan mikro yang dituangkan dalam sebuah skripsi. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “PENGARUH PENYALURAN PEMBIAYAAN MIKRO TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL BMT Al-Kariim, Cipulir-Kebayoran Lama 2005-2009 ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan ini agar lebih terarah dan tidak meluas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dari pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalahnya dapat diuraikan kedalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana Strategi Pemasaran Pembiayaan Mikro pada BMT Al-Kariim? 2. Apa saja Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam Pemberian Pembiayaan Mikro pada BMT Al-Kariim? 3. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Mikro Terhadap Pendapatan Operasional pada BMT Al-Kariim?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Untuk mengetahui startegi pemasaran pembiayaan mikro 2 Untuk mengetahui faktor-faktor dalam pemberian pembiayaan mikro 6 3 Untuk mengetahui penyaluran pembiayaan mikro terhadap pendapatan operasional 2. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Manfaat Penelitian bagi penulis, Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta memberikan kontribusi pemikiran mengenai penyaluran pembiayaan khususnya pembiayaan mikro dan pendapatan operasional. 2 Manfaat bagi BMT, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kebijakan dan dasar pertimbangan dalam penyaluran pembiayaan mikro yang dapat mempengaruhi pendapatan operasional BMT. Dengan demikian, BMT dapat lebih behati-hati dalam menyalurkan pembiayaan. 3 Manfaat bagi pemerintah, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk melakukan pengarahan dan pembinaan oleh pemerintah terutama oleh bank Indonesia. 4 Bagi kalangan akademis, Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi kita semua dan bisa menjadi sumber referensi dan acuan yang jelas dalam penyaluran pembiayaan mikro terhadap pendapatan operasional. 7

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, yang dapat dilihat dari sudut :

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan field research dimaksudkan untuk mendapatkan data primer, dilakukan penulis sebagai pelengkap data dalam hasil penelitian kelak yaitu dengan melakukan wawancara dengan pejabat yang berwenang untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penelitian ini di lakukan pada BMT Al-Kariim. Penulis memakai metode penelitian deskritif kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan hasilnya. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kuantitatif dengan menggunakan Laporan Keuangan BMT Al-Kariim sebagai studi kasus. Oleh karena itu, data-data atau laporan keuangan merupakan analisis inti dari penulisan ini. Selain itu, penelitian juga merupakan penelitian kepustakaan library research. Penulis akan mendapatkan data dari literature berupa buku-buku, makalah, artikel dan tulisan-tulisan lainnya yang membahas mengenai perbankan syariah, pembiayaan, pembiayaan mikro serta bahasan-bahasan yang berkaitan mengenai skripsi ini. 8

2. Jenis data dan sumber data

1. Jenis data

a. Data Kuantitatif Adalah data yang berupa angka-angka. kemudian di analisis lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyaluran pembiayaan mikro terhadap pendapatan operasional BMT. b. Data Kualitatif Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Deskriptif kualitatif. Deskriptif menurut pengertiannya adalah : Menurut Marzuki penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan melukiskan keadaan objek atau persoalan yang tidak dimaksudkan untuk mengambil atau menarik kesimpulan yang berlaku umum. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk untuk membuat pemaparan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada objek penelitian sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 5 5 Bambang Kustituanto dan Rudy Badrudin, STATISTIKA 1 DESKRIPTIF, Jakarta : Gunadarma, 2005, h. 3 9

2. Sumber data

Menurut sumbernya, data yang digunakan pada penelitian ini ialah data ekstern yang terbagi menjadi dua, pertama data primer, adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang memakai data tersebut. Data primer yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari wawancara. Kedua data sekunder yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari laporan mengenai pendapatan operasional, khususnya yang terkait dengan pembiayaan mikro.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi studi pustaka dan studi lapangan dengan teknik wawancara.

4. Metode analisis data

Penulis menganalisis data dengan menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dalam metode kualitatif, penganalisaan melakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menelaah semua data yang diperoleh baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. b. Melakukan klasifikasi terhadap data yang terkumpul sesuai dengan masalah yang diteliti. c. Penarikan kesimpulan dari data-data yang dianalisis. 10 Sedangkan metode kuantitatif digunakan dengan data dinyatakan dalam bentuk angka karena dalam penelitian ini akan menganlisis tentang pengaruh pembiayaan mikro terhadap pendapatan operasional. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana.

5. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara yang digunakan penulis dalam penelitian yang sebenarnya masih harus di uji kembali. Hipotesa bisa saja benar dan bisa saja salah, hipotesa ini akan diuji oleh penulis sendiri sehingga dapat suatu kesimpulan apakah hipotesa tersebut dapat diterima atau ditolak. 6 Dugaan penulis terhadap penelitian ini adalah ada hubungan antara X dan Y. yaitu hubungan positif artinya apabila pembiayaan mikro benar, maka tingkat pendapatan operasional meningkat. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara X dan Y, penulis menggunakan teori regresi sederhana. Jika berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka hipotesa dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Ha : ada pengaruh antara pembiayaan mikro X terhadap pendapatan operasional Y 2. Ho : tidak ada pengaruh antara pembiayaan mikro X terhadap pendapatan operasional Y 6 Amudi Pasaribu, Pengantar Statistik, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1981, Cet. 2, h.274 11 X Y Pembiayaan Mikro pendapatan operasional

6. Uji Regresi Sederhana

Yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Menurut Dr. Boediono, regresi sederhana adalah alat analisa untuk mengetahui hubungan antara dua kejadian atau bagaimana persamaan matematis yang menghubungkan hubungan antara dua kejadian hanya dua variabel. Analisis regresi sederhana dipakai apabila ingin mengetahui pengaruh sebuah variabel bebas dengan variabel terikat atau ingin membuktikan bahwa terdapat atau tidak terdapatnya hubungan fungsional antara sebuah variabel bebas dengan variabel terikatnya. Adapun persamaan matematisnya sebagai berikut : 7 Y = a + bX Dimana : X : Pembiayaan Mikro Y : Pendapatan Operasional a : koefisien konstanta b : koefisien regresi 7 Eti Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis : Dengan Aplikasi SPSS , Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009, h. 135 12

7. Uji Anova

Uji Anova dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan sudah layak atau belum. Untuk mengetahui apakah variabel- variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 5 dengan kriteria sebagai berikut : 1 Jika Probabilitas sig penelitian 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya hubungan kedua variabel linier, maka model regresi yang digunakan sudah benar dan layak. 2 Jika Probabilitas sig penelitian 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya hubungan kedua variabel tidak linier, maka model regresi yang digunakan belum benar dan tidak layak digunakan.

8. Uji Koefisien Determinasi

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yang sebenarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi r 2 . Koefisien determinasi r 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R Square. Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan 13 besarnya pengaruh pembiayaan mikro terhadap pendapatan operasional. 8 Berikut pedoman interprestasi koefisien korelasi : Tabel 1.1 Interprestasi koefisien korelasi r-positif

9. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan dan penyusunan secara teknik berpedoman pada prinsip- prinsip yang telah diatur dan dibakukan dalam buku “ Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN syarif Hidayatullah Jakarta 2007”

E. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan hasil pengamatan dan studi di Perpustakaan telah ditemukan beberapa penelitian sebelumnya. Adapun review studi terdahulu yang penulis telah kaji adalah: 8 Eti Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis : dengan Aplikasi SPSS, h.49 Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 0,22-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,00 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat 14 1. Analisis Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Murabahah terhadap Likuiditas Bank DKI Syariah tahun 2004-2008, ditulis oleh Purwanto, Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. Dalam skripsi ini membahas mengenai bagaimana pengaruh penyaluran pembiayaan murabahah terhadap tingkat likuiditas Bank DKI Syariah. Jenis metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif yaitu membuat deskripsi gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan atau pengaruh antar fenomena yang diselidiki melalui analisis data yang bersifat diskrit. Penelitian ini menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah dengan metode analisis kuantitatif yang disajikan dalam bentuk uraian dan tabel dengan menggunakan statistik regresi linier sederhana. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara penyaluran pembiayaan murabahah dengan likuiditas bank syariah di Bank DKI Syariah pada tahun 2004-2008. 2. Analisis Pembiayaan Usaha Mikro Syariah Pada Bank Mega Syariah, ditulis oleh Selfie Rahayu, Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010. Dalam skripsi ini membahas mengenai bagaimana Pembiayaan Usaha Mikro Syariah pada Bank Mega Syariah. Untuk menetapkan pembiayaan usaha mikro serta mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat 15 kepuasaan nasabah dapat ditinjau dari segi pelayanan, kinerja maupun hasil informasi yang diberikan oleh bank mega syariah. Namun, dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang ada di atas yaitu pada penelitian ini akan membahas tentang pengaruh pembiayaan mikro terhadap pendapatan operasional, segmentasi pemasaran pembiayaan mikro pada BMT Al-Kariim. Sedangkan BMT Al-Kariim adalah salah satu cara untuk memperoleh pinjaman. Dengan adanya pinjaman tersebut si peminjam bisa menggunakannya untuk membuka usaha baru.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dan memudahkan untuk penulisan serta memperoleh gambaran yang utuh, sehingga tidak melebar dan rancu. Sistematika penulisan dalam skripsi ini terbagi atas lima bab, yang masing-masing terdir atas :

Bab I Pendahuluan . Bab ini menguraikan secara garis besar mengenai

latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Pembiayaan Mikro

. Bab ini akan menjelaskan mengenai teori- teori berdasarkan tinjauan pustaka dan literature mengenai definisi pengertian pembiayaan, Prinsip, Fungsi dan tujuan pembiayaan, jenis-jenis pembiayaan, 16 pengertian pembiayaan mikro, jenis-jenis pembiayaan mikro dan produk- produk pembiayaan mikro.

Bab III Gambaran Umum . BMT Al-Kariim meliputi: Sejarah

Berdirinya, Visi dan Misi, produk dan jasa yang ditawarkan, Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja.

Bab IV Penyaluran Pembiayan Mikro Terhadap Pendapatan Operasional.

Bab ini menjelaskan mengenai segmentasi pembiayaan mikro, faktor-faktor pemberian pembiayaan mikro dan penyaluran pembiayaan mikro terhadap pendapatan operasional. Bab V Penutup . Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan, Penutup dan Saran. 17

BAB II PEMBIAYAAN MIKRO

A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Dalam kamus perbankan, yang dimaksud dengan biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan yang tidak terhindarkan untuk mendapatkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh maslahat, pengeluaran untuk kegiatan, tujuan, atau waktu tertentu. seperti ongkos pengiriman, pengepakan dan penjualan dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan ; dalam laporan laba rugi perusahaan, komponen biaya merupakan pengurangan dari pendapatan ; pengertian biaya berbeda dengan beban. Semua biaya adalah beban, tetapi tidak semua beban adalah biaya cost. 1 Pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah menurut Undang- undang Perbankan Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 25 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakan antara bank syariah atau UUS dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayaidiberi fasilitas dana untuk 1 Alex Rosue dan Happy Pitoyo, Kamus Keuangan dan Perbankan, Jakarta : PT Halirang, 1995, h.23 18 mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil. 2 Pembiayaan atau financing adalah pemberian fasilitas penyedia dana yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang telah dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. 3 Kegiatan penyaluran kredit pembiayaan mempunyai peranan penting bagi kegiatan perbankan, karena kredit atau pembiayaan merupakan bagian terbesar sumber penghasilan bank. Apabila bank syariah tidak mampu menyalurkan pembiayaannya, sementara data yang terhimpun dari shahibul maal dana pihak ketiga terus bertambah, maka akan terdapat banyak dana idle menganggur yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari margin atau bagi hasil. Jadi bisa dikatakan bahwa pembiayaan merupakan komponen utama bagi kelangsungan aktivitas perbankan, karena dari pembiayaanlah bank akan mendapatkan kontra prestasi dari dana yang disalurkan. 4 2 Zubair Hasan, Undang-undang Perbankan Syariah : Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, Jakarta:Rajawali Pers, 2009 , h. 262 3 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Alvabet, 2006, h.200 4 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta : Ekonisia, 2005, Cet.2, h.5 19 Landasan hukum Surat al-Nisa : 29                           Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu ”. Q.S. al-Nisa : 29

2. Prinsip, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

a. Prinsip-prinsip Pembiayaan

1. Tidak ada transaksi yang berbasis bunga, 2. Pengerahan pajak religius atau pemberian sedekah dan zakat; 3. Pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan nilai Islam. 4. Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan maysir judi dan gharar ketidakpastian; 5 5 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik dan Prospek, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 44 20

b. Tujuan Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : tujuan pembiayaan untuk tingkat makro dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro tujuan pembiayaan bertujuan untuk : 6 1. Peningkatan ekonomi umat, artinya : masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya. 2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk pengembangan usaha yang membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melalui aktivitas pembiayaan. 3. Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat untuk mampu meningkatkan daya produksinya dan mengembangkan usahanya sebab upaya meningkatkan produksi tidak akan dapat terlaksana adanya dana. 4. Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari 6 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaaan YKPN, 2005, h.17 21 pendapatan masyarakat. Jika ini berhasil, maka akan terjadi distribusi pendapatan. 5. Membuka lapangan baru, artinya dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha akan menyerap tenaga kerja. Adapun secara mikro, pembiayan diberikan dalam rangka untuk: 1. Upaya memaksimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu memaksimalkan laba usaha. Untuk menghasilkan laba maksimal, maka perlu pendukung dana yang cukup. 7 2. Upaya meminimalkan resiko, artinya usaha yang dilakukan mampu mengasilkan laba maksimal, maka para pengusaha harus mampu meminimalkan resiko. Resiko kekurangan modal dapat di atasi dengan tindakan pembiayaan 3. Pendayagunaan ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal pembiayaan. 7 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h.18 22 Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan