19 mekanisme  yang  sering  ditempuh  adalah  dengan  meningkatkan  monitoring  dan
control terhadap keputusan – keputusan yang diambil manajemen.
Dari  sisi  kreditor,  transparansi  manajemen  akan  mengurangi  debt agency
problem. Dengan
pertimbangan bahwa
perusahaan-perusahaan multinasional  mempunyai  monitoring  dan  kontrol  yang  lebih  baik  terhadap
manajemen  dan  juga  lebih  transparan,  maka  diharapkan  perilaku    manajemen mereka  akan  sesuai  dengan  kepentingan  perusahaan.  Dengan  demikian  maka
keputusan  pendanaan  yang  diambil  tidak  akan  merugikan  perusahaan  dan  juga kreditornya  Suad Husnan, 2001 .
2.1.5  Teori Keagenan
Agency Theory mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh
Jensen  dan  Meckling  1976  yang  mengacu  pada  pemenuhan  tujuan  utama  dari manajemen  keuangan  yaitu  memaksimalkan  kekayaan  pemegang  saham.
Pemegang  saham  sebagai  pemilik  perusahaan  disebut  principal.  Maksimalisasi kekayaan  principal  akan  diserahkan  kepada  pihak
–  pihak  yang  dianggap professional  untuk  mengelola  perusahaan.  Pihak  professional  tersebut  dalam
perusahaan disebut manajemen, yang dalam teori keagenan disebut a gent. Untuk  dapat  mencapai  tujuan  yang  diinginkan  oleh  principal,  maka
a gent akan  mempunyai  kecenderungan  untuk  memperoleh    laba  yang  sebesar-
besarnya  dengan  biaya  yang  kecil,karena  manajemen  tidak  menyukai  adanya resiko.  Menurut  Jensen  dan  Meckling  1976  a gency  conflict  akan  terjadi  jika
proporsi  kepemilikan  manajemen  atas  saham  perusahaan  kurang  dari  100. Kondisi  ini  akan  menimbulkan  kecenderungnan  manajemen  untuk  bertindak
Universitas Sumatera Utara
20 mementingkan  kepentingan  sendiri  dan  tidak  berdasarkan  maksimalisasi
kemakmuran  principal  lagi.  Konflik  kepentingan,  dapat  mendasari  orang bertindak  untuk  memenuhi  kepentingannya  terlebih  dahulu  sebelum    memenuhi
kebutuhan orang lain. Hal ini juga berlaku dalam manajemen perusahaan. Agency theory
awalnya mulai berkembang pada tahun 1960an, dimana pada  saat  itu  penekanan  utama  para  ekonom  adalah  mengeksplorasi  pembagian
risiko  risk  sha ring pada  sejumlah individu atau kelompok  yang  berkepentingan dengan  kegiatan  ekonomi.  Permasalahan  yang  muncul  pada  pembagian  risiko
tersebut  adalah  perbedaan  sikap  atas  risiko  itu  sendiri  dari  sejumlah  pihak  yang berkepentingan.  Permasalahan  a gency  muncul  ketika  terjadi  konflik  antara
principal  dan  agensi  yang  berkaitan  dengan  tujuan  perusahaan,  dan  ketika principal  mengalami  kesulitan  memverifikasi  pengeluaran-pengeluaran  yang
dilakukan oleh agensi. Sedangkan  permasalahan  pembagian risiko  muncul  ketika principal dan agensi memiliki perbedaan cara pandang yang berbeda atas risiko itu
sendiri. Penyebab lain terjadinya  a gency  conflict menurut Fama 1980 dalam
Purba 2011  adalah bagian substantif dari kekayaan manajemen didalam specific huma n  ca pita l
perusahaan,  yang  membuat  ma na jemen  non  diversifia ble  dan manajer  akan  terancam  reputasinya  apabila  kemampuan  menghasilkan  ea rning
yang negative dan atau bahkan menuju arah kebangkrutan perusahaan. Pengertian  a gency  cost  menurut  Jensen  dan  Meckling  1976
merupakan tindakan – tindakan yang menjadi cost bagi principal untuk melakukan
monitoring dan  pengawasan  positif  termasuk  biaya  perilaku  pada  agent,
Universitas Sumatera Utara
21 pengeluaran  atas  adanya  perikatan  dengan  a gent,  dan  sisa  kerugian  residual  dari
adanya  perikatan  tersebut.  Konflik  kepentingan  antara  manajer  dan  pemegang saham  dapat  diminimalkan  dengan  suatu  mekanisme  pengawasan  yang  dapat
mensejajarkan  kepentingan-kepentingan  kedua  pihak,  dalam  hal  ini  manajemen dan  pemegang  saham.  Namun  dengan  munculnya  mekanisme  tersebut  akan
menimbulkan biaya yang disebut a gency cost. Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi a gent
cost yaitu,  pertama  dengan  meningkatkan  kepemilikan  saham  perusahaan  oleh
manajemen, hal tersebut akan membuat manajer merasakan langsung akibat dari kebijakan  yang  dibuat.  Kepemilikan  oleh  manajer  ini  akan  mensejajarkan
kepentingan  manajemen  dengan  kepentingan  pemegang  saham  Jensen  dan Meckling,  1976.  Dengan  demikian  kepemilikan  oleh  manajemen  merupakan
insentif bagi para  manajer untuk  meningkatkan kinerja  perusahaan dan manajer akan memanfaatkan hutang secara maksimal.
Kedua,  dengan  meningkatkan  dividend  pa yout  ra tio,  hal  ini  akan menurunkan  tingkat  free  ca sh  flow,  sehingga  manajemen  akan  mencari
pendanaan  dari  luar  untuk  membiayai  investasinya.  Ketiga,  meningkatkan pendanaan  dengan  hutang.  Peningkatan  hutang  akan  menurunkan  besarnya
konflik antara pemegang saham dengan manajemen. Disamping itu, hutang juga akan  menurunkan  tingkat  free  ca sh  flow  yang  ada  dalam  perusahaan  sehingga
menurunkan kemungkinan pemborosan oleh manajemen. Keempat,  investor  institutional  sebagai  monitoring  a gent.  Distribusi
saham  antara  pemegang  saham  dari  luar  yaitu  institutional  investor  dan
Universitas Sumatera Utara
22 sha reholder  dispersion
dapat  mengurangi  a gency  cost,  karena  kepemilikan mewakili  satu  sumber  kekuasaan  yang  dapat  digunakan  untuk  mendukung  atau
sebaliknya  terhadap  keberadaan  manajemen.  Adanya  kepemilikan  oleh  institusi lain  akan  mendorong  peningkatan  pengawasan  secara  optimal  terhadap  kinerja
manajemen.
2.1.5  Laporan Keuangan 2.1.5.1 Definisi Laporan Keuangan