14
2.1.3 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan
Direktur dan Komisaris. Dengan kata lain, kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau manajer tersebut sekaligus
sebagai pemegang saham perusahaan. Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukan bahwa variabel-variabel yang penting dalam struktur modal
tidak hanya ditentukan oleh hutang dan ekuitas saja tetapi juga ditentukan oleh
presentase kepemilikan saham oleh manajemen dan institusi, Purba 2011.
Kepemilikan saham perusahaan oleh manajer berkaitan erat dengan kontrol dan monitoring atas perilaku manajemen, sebagai konsekuensi dari adanya
konflik keagenan. Jika tingkat kepemilikan manajemen rendah, berarti manajemen mempunyai pengaruh dan voting power terbatas, sedangkan investor eksternal
mempunyai kuasa untuk memonitor dan membatasi perilaku oportunistik manajer, sehingga mengurangi konflik keagenan. Konsekuensinya, kedua pihak
mempunyai pengaruh positif terhadap ma na geria l incentive problems, yakni mengurangi perilaku oportunistik manajer, Faisal 2004.
Manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar maksimalisasi nilai perusahaan , melainkan untuk
kepentingan opportunistik mereka. Hal ini dapat dilihat melalui pemilihan proyek - proyek beresiko tinggi. Ini akan menyebabkan meningkatnya beban bunga
perusahaan karena resiko kebangkrutan semakin tinggi, sehingga biaya agensi hutang semakin tinggi. Peningkatan biaya keagenan tersebut akan berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
15 pada penurunan nilai perusahaan. Dengan adanya kepemilikan manajerial akan
mensejajarkan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan
benar dan merasakan kerugian apabila keputusan yang diambil salah terutama keputusan mengenai hutang. Dengan demikian manajer ikut memiliki perusahaan
sehingga manajer tidak mungkin bertindak oppurtunistik lagi dan semakin hati –
hati dalam menggunakan hutang dan berusaha meminimumkan biaya keagenan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan manajerial dalam kaitannya dengan kebijakan hutang mempunyai peranan penting, yaitu sebagai pengendali kebijakan keuangan
perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham Magginson,2003. Keinginan pemegang saham untuk menyamakan kepentingan dengan manajemen
melalui program – program yang mengikat kekayaan pribadi manajemen ke dalam
kekayaan perusahaan. Kepemilikan saham manajerial yang tinggi akan meningkatkan risiko
hutang yang non- diversiviable, sehingga manajer akan semakin hati – hati dalam
menggunakan hutang. Hal ini menyebabkan rasio hutang menurun jika tingkat kepemilikan saham oleh manajerial
meningkat Moh’d et al ,1998 yang dikutip dalam tesis Kurniati 2007. Hasil penelitian Gusti 2013 juga menunjukkan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan dan negarif terhadap kebijakan hutang. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan
besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan .
Universitas Sumatera Utara
16
2.1.4 Kebijakan hutang