Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH FREE CASH F LOW, RETURN ON EQUITY DAN MANAGERIAL OWNERSHIP TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG

PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2011-2013

OLEH

TANTI P MELIALA

1105030161

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah Bapa yang di Surga, di dalam Yesus Kristus, Juruselamat yang penuh belas kasih karena atas kasih, berkat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetara Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh doa, dukungan, saran, dan bimbingan dari berbagai pihak. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis yang sangat penulis sayangi, Drs. Bebas Sembiring, M.Si dan Idawati Bangun dan yang sangat penulis kasihi kakak dan adik penulis, Laura Meilita Meliala , Edu Murosa Fernando Meliala dan Refdi Oktora Meliala yang selalu dan tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini. Pada kesempatan ini dengan rasa hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA, dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Ketua dan Sektretasi Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku dosen penguji, dan Ibu Dra. Narumondang B.Siregar , MM, Ak. selaku dosen pembanding yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini. Serta semua Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama perkuliahan, dan para pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah melayani dan membantu penulis selama perkuliahan.

6. Untuk kak Ester Rezona Purba dan sahabat doaku Moia, Gloria, Anita, untuk Carpediem ( Moia , Gloria, Anita, Angel, Sinar, Febrina, Khaterine, Dessy ) sahabatku Gita Irene, Amelia Anna, Jennifer Prima Dewi, Pricilla Stevany, Yessi Giovani Tarigan dan adik kelompok ku yang kukasihi Intan, Stephanie, dan Leni. Fantastic Four yang luar biasa hahaha. Teman- teman Campus Concern FEB yang tidak disebut


(3)

satu per satu. Terima kasih atas persahabatan yang sangat berkesan selama ini, yang tidak pernah letih memberikan kasih sayang, doa, semangat dan bantuan sepanjang masa perkuliahan.. Serta rekan-rekan mahasiswa S1 Akuntansi 2011, penulis mengucapkan terima kasih atas kebersamaannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala saran dan kritik untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, Agustus 2015 Penulis,

Tanti P Meliala 110503161


(4)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS PENGARUH FREE CASH FLOW, RETURN ON EQUITY DAN MANAGERIAL OWNERSHIP TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015

Tanti P Meliala 110503161


(5)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH FREE CASH FLOW (FCF), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN MANAGERIAL OWNERSHIP TERHADAP KEBIJAKAN

HUTANG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh free ca sh flow, return on equity dan ma na geria l ownership terhadap kebijakan hutang pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2013. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah free ca sh flow, return on equity dan ma na geria l ownership sebagai variabel independen dan kebijakan hutang sebagai variabel dependen.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu perusahan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sa mpling dan sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 17 perusahaan dari 46 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan (Uji F) free ca sh flow, return on equity dan ma na geria l ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Secara parsial (Uji T) free ca sh flow dan return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Secara parsial ma na geria l ownership berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Kata Kunci: Free Ca sh Flow, Return On Equity , Ma na geria l Ownership dan Kebijakan Hutang.


(6)

ABSTRACT

ANALYSIS INFLUENCE OF FREE CASH FLOW (FCF), RETURN ON EQUITY (ROE) AND MANAGERIAL OWNERSHIP ON DEBT POLICY IN

PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHAGE

The objective of this resea rch is to know the influence free ca sh flow, return on equity a nd ma nageria l ownership to debt policy of the property a nd rea l esta te companies tha t listed in BEI since 2011 up to 2013. Va ria ble tha t used in this resea rch a re free ca sh flow, return on equity and ma na geria l ownership a s independent va riable a nd debt policy a s dependent va ria ble.

This study uses seconda ry da ta were ta ken from property a nd rea l esta te compa nies which a re listed in Indonesia n Stock Exchange . Sa mple selection is done by purposive sa mpling method a nd sa mple obta ined from this resea rh were 17 of a tota l 46 compa nies. Method of a na lysis used multiple linea r regression a na lysis.

The result show tha t simulta noeusly (F-Test) free ca sh flow, return on equity a nd ma na geria l ownership ha ve no significa nt influence on debt policy. Pa rtia lly (T-Test), free ca sh flow a nd return on equity ha ve no significa nt influence on debt policy. Ma na geria l ownership pa rtia lly ha s a significa nt influence on debt policy.

Keywords: Free Ca sh Flow, Return On Equity, Ma na geria l Ownership a nd Debt Policy


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT... DAFTAR ISI………. I

DAFTAR TABEL ……… iii

DAFTAR GAMBAR……… iv

DAFTAR LAMPIRAN ……… v

BAB I PENDAHULUAN…...……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……….……….... 1

1.2 Rumusan Masalah……… 9

1.3 Tujuan Penelitian ………... 9

1.4 Manfaat Penelitian ……..……… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 11

2.1 Tinjauan Teoritis……….. 11

2.1.1 Free Ca sh Flow...………... 11

2.1.2 Return On Equity………. 13

2.1.3 Kepemilikan Manajerial………. 14

2.1.4 Kebijakan Hutang……….. 16

2.1.5 Teori Keagenan ………...………... 19

2.1.6 Laporan Keuangan …………....…………..……….. 22

2.1.6.1 Definisi Laporan Keuangan……….. 22

2.1.6.2 Tujuan Laporan Keuangan………... 22

2.1.6.3 Komponen Laporan Keuangan……… 23

2.1.6.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan…………. 23

2.2 Penelitian Terdahulu……… 24

2.3 Kerangka Konseptual……… 28

2.4 Hipotesis Penelitian………..……….…….. 34

BAB III METODE PENELITIAN ………. 36


(8)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 36

3.3 Jenis Data……….………… 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data………..………. 37

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel..……….… 38

3.6 Metode Analisis Data…….………..……… 41

3.7 Uji Asumsi Klasik……… 41

3.7.1 Uji Normalitas Data ……….. 42

3.7.2 Uji Autokorelasi……...………. 43

3.7.3 Uji Multikolinearitas………. 43

3.7.4 Uji Heteroskedastisitas……… 44

3.8 Metode Regresi berganda ...……….. 44

3.9 Pengujian Hipotesis ... 45

3.9.1 Uji Parsial ……….……….. 45

3.9.2 Uji Simultan………. 46

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian... 47

4.2 Pengujian Asumsi Klasik... 48

4.2.1 Uji Normalitas... 48

4.2.2 Uji Multikolinearitas... 51

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas... 52

4.2.4 Uji Autokorelasi... 54

4.3 Analisis Regresi Berganda... 55

4.4 Uji Hipotesis... 56

4.4.1 Koefisisen Determinasi... 56

4.4.2 Uji F... 58

4.4.3 Uji T... 60

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 63

5.2 Keterbatasan Penelitian... 65

5.3 Saran... 65

DAFTAR PUSTAKA……… 67 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

3.1 Proses Pengambilan Sampel ... 37

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41

4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 47

4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 51

4.3 Uji Multikolinearitas ... 52

4.4 Uji Autokorelasi ... 54

4.5 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 55

4.6 Uji Koefisien Determinasi ... 57

4.7 Uji F ... 58


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.2 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Histogram ... 49

4.2 Normal P – Plot ... 50


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 70

Lampiran ii Daftar Sampel Perusahaan ... 71

Lampiran iii Data Free Cash Flow Tahun 2011 ... 73

Lampiran iv Data Free Cash Flow Tahun 2012 ... 74

Lampiran v Data Free Cash Flow Tahun 2013 ... 75

Lampiran iv Data Return On Equity Tahun 2011 - 2013 ... 77

Lampiran vii Data Kepemilikan Manajerial Tahun 2011 – 2013 ... 78

Lampiran viii Data Kebijakan Hutang Tahun 2011-2013 ... 79


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH FREE CASH FLOW (FCF), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN MANAGERIAL OWNERSHIP TERHADAP KEBIJAKAN

HUTANG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh free ca sh flow, return on equity dan ma na geria l ownership terhadap kebijakan hutang pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2013. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah free ca sh flow, return on equity dan ma na geria l ownership sebagai variabel independen dan kebijakan hutang sebagai variabel dependen.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu perusahan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sa mpling dan sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 17 perusahaan dari 46 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan (Uji F) free ca sh flow, return on equity dan ma na geria l ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Secara parsial (Uji T) free ca sh flow dan return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Secara parsial ma na geria l ownership berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Kata Kunci: Free Ca sh Flow, Return On Equity , Ma na geria l Ownership dan Kebijakan Hutang.


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS INFLUENCE OF FREE CASH FLOW (FCF), RETURN ON EQUITY (ROE) AND MANAGERIAL OWNERSHIP ON DEBT POLICY IN

PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHAGE

The objective of this resea rch is to know the influence free ca sh flow, return on equity a nd ma nageria l ownership to debt policy of the property a nd rea l esta te companies tha t listed in BEI since 2011 up to 2013. Va ria ble tha t used in this resea rch a re free ca sh flow, return on equity and ma na geria l ownership a s independent va riable a nd debt policy a s dependent va ria ble.

This study uses seconda ry da ta were ta ken from property a nd rea l esta te compa nies which a re listed in Indonesia n Stock Exchange . Sa mple selection is done by purposive sa mpling method a nd sa mple obta ined from this resea rh were 17 of a tota l 46 compa nies. Method of a na lysis used multiple linea r regression a na lysis.

The result show tha t simulta noeusly (F-Test) free ca sh flow, return on equity a nd ma na geria l ownership ha ve no significa nt influence on debt policy. Pa rtia lly (T-Test), free ca sh flow a nd return on equity ha ve no significa nt influence on debt policy. Ma na geria l ownership pa rtia lly ha s a significa nt influence on debt policy.

Keywords: Free Ca sh Flow, Return On Equity, Ma na geria l Ownership a nd Debt Policy


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi saat ini serta persaingan perusahaan yang sangat kompetitif mengakibatkan pesatnya persaingan dalam dunia usaha, hal ini mengakibatkan kondisi ekonomi selalu mengalami perubahan yang dapat mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan. Berdasarkan itu, perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan baik untuk meningkatkan kinerja perusahaannya di bidang operasional, produksi, sumber daya manusia, pemasaran.

Seorang manajer memegang kunci kesuksesan suatu perusahaan yang dituntut untuk dapat memainkan peranan yang penting dalam kegiatan operasi, pemasaran, dan pembentukan strategi perusahaan secara keseluruhan. Masalah pendanaan harus diputuskan dengan hati-hati karena setiap kebijakan pendanaan memiliki konsekuensi financial yang berbeda. Keputusan pendanaan akan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaan dana yang telah diperoleh. Keputusan untuk memilih sumber pendanaan yang paling baik bagi perusahaan memerlukan analisa seksama dari manajer keuangan perusahaan. Keputusan pendanaan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri.

Sumber dana dapat berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal) kedua sumber pendanaan ini akan sangat berpengaruh terhadap nilai


(15)

perusahaan yang akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya. Sumber dana internal berasal dari laba ditahan sedangkan sumber dana eksternal berasal dari kreditur dan pemilik, peserta atau pengambilan bagian dalam perusahaan. Dana yang diperoleh dari kreditur disebut hutang sedangkan dana yang diperoleh dari pemilik disebut modal.

Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan. Manajemen diharapkan mampu mengambil tindakan-tindakan yang tepat agar perusahaan tetap survive dengan laba tinggi sehingga kemakmuran pemilik menjadi maksimal.

Memaksimumkan laba perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham adalah tujuan utama perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, pemegang saham bisa mempercayakan kepada para professional (manajerial) atau insiders atau sering disebut agen sehingga terjadi pemisahan antara fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan, adanya pemisahan tersebut sehingga menyebabkan timbulnya perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Keadaan diatas disebut dengan konflik keagenan (a gency conflict).

Penggunaan utang sebagai alat untuk mengatasi konflik keagenan tidak berarti membuat manajemen dapat mengakses utang sebesar-besarnya. Jumlah utang yang terlalu tinggi akan memunculkan fina ncia l distress dan menurunkan nilai perusahaan maka manejer perusahaan harus pintar serta mampu


(16)

mengendalikan utang. Penggunaan utang meningkatkan risiko perusahaan tetapi juga meningkatkan keuntungan perusahaan.

Pada tingkat profitabilitas yang rendah, perusahaan menggunakan utang untuk membiayai operasional, sebaliknya pada tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan mengurangi penggunaan utang (Astuti dan Nurlaelasari, 2013:41). Hal ini disebabkan karena perusahaan diasumsikan mengalokasikan sebagian besar keuntungan pada laba ditahan sehingga mengandalkan sumber dana internal dan menggunakan utang dalam tingkat yang rendah, tetapi saat mengalami profitabilitas yang rendah, perusahaan akan menggunakan utang yang tinggi sebagai mekanisme transfer kekayaan antara kreditur kepada prinsipal.

Jensen dan Meckling, 1976 (dalam Faisal, 2004) menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (a gency conflict). Salah satu penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham adalah penggunaan free ca sh flow. Free ca sh flow merupakan kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk operasi atau investasi. Pemegang saham menginginkan kelebihan dana tersebut dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sedangkan manajer berkeinginan menggunakan kelebihan dana yang ada untuk investasi pada proyek-proyek yang menguntungkan karena pada masa yang akan datang akan menambah insentif bagi manajer.

Adapun fenomena yang dikutip dari economy.okezone.com Oktober 2010, PT Intraco Penta Tbk (INTA) di Kuartal III-2010 mengalami kenaikan


(17)

utang bank jangka pendek yaitu sebesar 76,7 persen dari periode yang sama di tahun lalu. Kenaikan utang jangka pendek tersebut mengakibatkan jumlah kewajiban lancar perseroan mengalami kenaikan 55,8 persen. Adapun jumlah kewajiban tidak lancar perseroan juga mengalami kenaikan dari Rp 244,6 miliar di Kuartal ketiga tahun lalu menjadi Rp 274,5 miliar atau meningkat 12,22 persen, sehingga total kewajiban perseroan mengalami peningkatan 41,5 persen .

Tabel 1.1

Besarnya Profitabilitas (ROE), Kebijakan Utang (DER) PT Intraco Penta Tbk

Tahun Rasio Hutang (DER) Profitabilitas (ROE) (%) (%)

2005 1,80 5,79 2006 1,68 2,28 2007 1,70 2,97 2008 2,46 6,98 2009 1,91 10,48 2010 2,91 20,16 2011 5,96 15,75

Sumber : www.idx.co.id, diolah.

Dari Tabel 1.1 profitabilitas PT Intraco Penta Tbk yang ditunjukan oleh ROE, pada tahun 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya tetapi rasio utang (DER) ikut mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan dana pinjaman selama tahun berjalan, juga peningkatan tersebut akibat dari perusahaan yang tidak menggunakan profitnya untuk membayar utang tetapi menggunakan profitnya untuk menambah arus kasnya..


(18)

Dari pengamatan yang peneliti telah lakukan dengan menggunakan keseluruhan sampel peneliti, yaitu: 17 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013 menerangkan Kebijakan Hutang , Free Ca sh Flow, Return On Equity dan Kepemilikan Manajerial dalam Tabel 1.2 sebagai berikut :

Tabel 1.2

Rata-rata Kebijakan Hutang (DER), Free Cash Flow (FCF), Return On Equity (ROE) dan Kepemilikan Manajerial Pada Perusahaan Property dan

Real Estate di BEI Tahun 2011-2013

No. Variabel 2011 2012 2013

1. DER 71,85 78,28 77,13

Perubahan (%) 6,43 -1,15

2. FCF 5,8 5,7 5,9

Perubahan (%) -0,1 0,2

3. ROE 14,4 14,8 12

Perubahan (%) 0,4 -2,8

4. KM 4,1 4,2 4

Perubahan (%) 0,1 -0,2

Lampiran Sampel Hal 73-80

Ditinjau dari DER perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 1.2, tahun 2012 mengalami kenaikan namun tahun 2013 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi hutang untuk membiayai aktiva cenderung berubah tiap tahunnya tergantung dari keputusan manajer dan pemegang saham.

Brigham dan Houston (2001) dalam Andina (2013) menyatakan signa ling theory bahwa perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan hutang.


(19)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa ROE dan Kepemilikan Manajerial meningkat pada tahun 2012 meski peningkatan dengan angka yang kecil dan pada tahun 2013 keduanya sama sama mengalami penurunan, diikuti dengan peningkatan DER 6,43 % ditahun 2012 dan juga mengalami penurunan 1,15% ditahun 2013, sedangkan FCF sebaliknya dengan kenaikan dan penurunan yang tidak signifikan . PT Intranco Penta juga menunjukkan hal yang sama mengalami peningkatan ROE diikuti dengan peningkatan DER. Hal tersebut bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh (Astuti dan Nurlaelasari, 2013:41) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio profitabilitas akan diikuti oleh penurunan rasio utang perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam mengembalikan utang. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi umumnya menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif kecil karena dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi perusahaan dapat melakukan permodalan dengan laba ditahan saja.

Perusahaan yang memiliki arus kas besar/tinggi akan memonitor perilaku manajer dalam melakukan investasi dengan menambah utang, sehingga manejer tidak akan membuang-buang kas bebas perusahaan untuk investasi yang tidak menguntungkan. Semakin besar arus kas bebas perusahaan maka akan mempunyai level utang yang tinggi. Sebaliknya semakin kecil arus kas bebas maka level utang perusahaan pun akan rendah, karena perusahaan tidak melakukan penambahan utang untuk investasi.

Perusahaan yang memiliki free ca sh flow mempunyai dua pilihan dalam memperlakukan kas yaitu pertama, membayar dividen kepada pemegang


(20)

saham dan kedua, meinvestasikan pada projek-projek yang mempunyai nilai sekarang bersih misalnya membeli aset-aset tetap. Analisis free ca sh flow dimulai dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dan berakhir pada arus kas bebas yang dihitung sebagai kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dikurangi pengeluaran modal dan dividen. Free ca sh flow adalah jumlah arus kas dikuesionerkan perusahaan untuk membeli investasi tambahan, melunasi utangnya, membeli saham treasuri atau menaikkan likuiditasnya.

Tabel 1. 2 menunjukkan free ca sh flow yang berfluktuatif, mengalami penurunan 0,1% disaat DER mengalami kenaikan 6,43 % ditahun 2012. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan 0,2 % sedangkan DER mengalami penurunan 1,15%. Hal ini sejalan dengan Tabel 1.1 yang menunjukkan arus kas bebas perusahaan berbanding terbalik dengan DER, saat free ca sh flow mengalami penurunan tetapi rasio utang (DER) meningkat pada tahun 2010.

Penelitian terdahulu juga banyak memunculkan perbedaan hasil temuan, diantaranya ‘Gusti (2013) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara free ca sh flow dengan kemampuan membayar hutang perusahaan, sementara Ariani (2009) menemukan bahwa tinggi rendahnya free ca sh flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan sebab perusahaan akan tetap membagikan dividen yang stabil sehingga pemegang saham tidak mempermasalahkan alokasi free ca sh flow atau tidak menuntut manajemen membagikan free cash flow sebagai tambahan deviden. Ariani (2009) juga menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang, sementara Purba (2011) mengatakan bahwa kepemilikan


(21)

manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Pawestri (2010) konsisten dengan Purba (2011) bahwa proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.

Dalam Astuti (2013:41) mengatakan profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan dan memiliki hubungan yang kuat terhadap kebijakan hutang, Purba (2011) juga mengatakan hal yang sama, sementara Nanda (2012:6) mengatakan profitabilitas berpengaruh negative terhadap kebijakan hutang.

Inkonsistensi hasil penelitian terdahulu memotivasi penulis untuk meneliti kembali tentang kebijakan hutang lebih lanjut. Penelitian ini memperluas penelitian dari Ariani (2009). Penelitian ini menggunakan data laporan tahunan perusahaan property dan real estate periode 2011-2013.

Beberapa alasan yang mendasari saya sebagai peneliti melakukan penelitian terhadap perusahaan Property dan Real Estate berikut akan saya paparkan. Perkembangan globalisasi yang terjadi memberikan perubahan yang cukup besar terutama terhadap perusahaan property dan real estate di dunia terutama di Indonesia. Perkembangan perusahaan ini dengan mudah kita lihat di kota-kota besar yang mayoritas masyarakatnya dikategorikan berpenghasilan ke atas. Pengaruh penting lain yang juga berpengaruh terhadap perkembangan sektor property dan real estate adalah pertumbuhan penduduk yang terus terjadi dari tahun ke tahun. Penduduk yang banyak juga akan membutuhkan tempat tinggal yang banyak pula. Menjamurnya usaha dalam sektor property terlihat sangat jelas. Perkembangan perusahaan ini juga mengakibatkan perkembangan terhadap tingkat penanaman modal oleh para investor.


(22)

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan laporan keuangan auditan sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Penulis melakukan penelitian yang berbentuk replikasi dengan menggunakan variabel dan sampel yang berbeda dari penelitian terdahulu.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah free ca sh flow berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan ? 2. Apakah return on equity berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan ? 3. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang

perusahaan ?

4. Apakah free ca sh flow, return on equity dan kepemilikan manajerial secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan hutang ?

1.3Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah free ca sh flow, return on equity dan kepemilikan


(23)

manajerial secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti, khususnya mengenai pengaruh free ca sh flow, return on equity dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang.

2. Bagi akademisi dan peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Free Cash Flow

Free Ca sh Flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada asset, Ross et al,(2000) yang dikutip dalam tesis Faisal (2004). Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajer lebih menginginkan dana tersebut diinvestasi lagi pada proyek – proyek yang dapat menghasilkan keuntungan , karena akan meningkatkan insentif yang diterimanya. Di sisi lain, pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga akan menambah kesejahteraan mereka.

Hipotesis Jensen (1986) mengenai free ca sh flow menyatakan bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk mendistribusikan free ca sh flow kepada pemegang saham atau risiko akan kehilangan kendali terhadap perusahaan. Menurut Jensen (1986) free ca sh flow adalah kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi dividen.

Free ca sh flow dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al. ( 2000), yaitu :


(25)

FCFit = Free Ca sh Flow

AKOit = Aliran kas operasi perusahaan I pada tahun tfc

PMit = Pengeluaran modal perusahaan I pada tahun t

NWCit = Modal kerja bersih perusahaan I pada tahun t

Aliran kas operasi adalah kas berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Pengeluaran modal adalah pengeluaran bersih pada asset tetap yaitu asset tetap bersih akhir periode dikurangi asset tetap bersih pada awal periode. Sedangkan modal kerja bersih adalah selisih antara jumlah asset lancar dengan utang lancar pada tahun yang sama.

Pengaruh free ca sh flow terhadap hutang berbeda antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil. Permasalahan free ca sh flow akan lebih nyata untuk perusahaan besar, karena akan memerlukan mekanisme tersendiri yang terbaik bagi para pemegang saham.

Free ca sh flow yang besar akan mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk yang bukan untuk kepentingan pemegang saham. Dengan kata lain, para manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku opportunistik yang lain karena mereka menerima manfaat yang penuh dari kegiatan tersebut tetapi kurang mau menanggung risiko dari biaya yang dikeluarkan. Dengan adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free ca sh flow yang berlebihan oleh manajer. Selain itu pemegang saham juga akan menikmati kontrol yang lebih atas tim manajemennya misalnya, jika perusahaan menerbitkan hutang baru dan


(26)

manajemen wajib membayar tunai untuk menutupi hutang ini, secara simultan mengurangi jumlah arus kas yang ada pada manajemen untuk dipermainkan. Dengan adanya hutang ini, manajemen akan bekerja lebih efisien agar tidak terjadi kegagalan keuangan sehingga akan mengurangi a gency cost free ca sh flow (biaya agensi arus kas bebas).

2.1.2 Return On Equity

Return on equity (ROE) atau sering disebut juga dengan Return On Common Equity. Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Seperti diketahui, pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar hutang bunga, kemudian saham preferen, baru kemudian (kalau ada sisa) diberikan kepada pemegang saham biasa.

Hasil pengembalian ekuitas atau Return On Equity (ROE) menurut Kasmir (2012: 204) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri, semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian juga sebaliknya. Rumus dari Return on equity (ROE) yaitu sebagai berikut:

Return On Equity = � �ℎ


(27)

2.1.3 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Direktur dan Komisaris). Dengan kata lain, kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukan bahwa variabel-variabel yang penting dalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh hutang dan ekuitas saja tetapi juga ditentukan oleh presentase kepemilikan saham oleh manajemen dan institusi, Purba (2011).

Kepemilikan saham perusahaan oleh manajer berkaitan erat dengan kontrol dan monitoring atas perilaku manajemen, sebagai konsekuensi dari adanya konflik keagenan. Jika tingkat kepemilikan manajemen rendah, berarti manajemen mempunyai pengaruh dan voting power terbatas, sedangkan investor eksternal mempunyai kuasa untuk memonitor dan membatasi perilaku oportunistik manajer, sehingga mengurangi konflik keagenan. Konsekuensinya, kedua pihak mempunyai pengaruh positif terhadap ma na geria l incentive problems, yakni mengurangi perilaku oportunistik manajer, Faisal (2004).

Manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar maksimalisasi nilai perusahaan , melainkan untuk kepentingan opportunistik mereka. Hal ini dapat dilihat melalui pemilihan proyek - proyek beresiko tinggi. Ini akan menyebabkan meningkatnya beban bunga perusahaan karena resiko kebangkrutan semakin tinggi, sehingga biaya agensi hutang semakin tinggi. Peningkatan biaya keagenan tersebut akan berpengaruh


(28)

pada penurunan nilai perusahaan. Dengan adanya kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan kerugian apabila keputusan yang diambil salah terutama keputusan mengenai hutang. Dengan demikian manajer ikut memiliki perusahaan sehingga manajer tidak mungkin bertindak oppurtunistik lagi dan semakin hati – hati dalam menggunakan hutang dan berusaha meminimumkan biaya keagenan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.

Kepemilikan manajerial dalam kaitannya dengan kebijakan hutang mempunyai peranan penting, yaitu sebagai pengendali kebijakan keuangan perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham ( Magginson,2003). Keinginan pemegang saham untuk menyamakan kepentingan dengan manajemen melalui program – program yang mengikat kekayaan pribadi manajemen ke dalam kekayaan perusahaan.

Kepemilikan saham manajerial yang tinggi akan meningkatkan risiko hutang yang non- diversiviable, sehingga manajer akan semakin hati – hati dalam menggunakan hutang. Hal ini menyebabkan rasio hutang menurun jika tingkat kepemilikan saham oleh manajerial meningkat (Moh’d et al ,1998) yang dikutip dalam tesis Kurniati (2007). Hasil penelitian Gusti (2013) juga menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan dan negarif terhadap kebijakan hutang. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan .


(29)

2.1.4 Kebijakan hutang

Kebijakan hutang adalah keputusan yang sangat penting dalam perusahaan. Dimana merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Selain itu kebijakan hutang perusahaan juga berfungsi sebagai mekanisme monitoring terhadap tindakan manajer yang dilakukan dalam pengelolaan perusahaan.

Penentuan kebijakan hutang ini berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur modal. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari modal internal dan modal eksternal. Modal internal berasal dari laba ditahan, sedangkan modal eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik atau pengambil bagian didalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur adalah merupakan hutang perusahaan.

Perusahaan dinilai beresiko apabila memiliki porsi hutang yang besar dalam stuktur modal, namun sebaliknya apabila perusahaan menggunakan hutang yang kecil maka perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan (Yulianto, 2010). Dalam pengambilan keputusan akan penggunaan hutang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang berupa bunga


(30)

yang akan menyebabkan semakin meningkatmya leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa. Tingkat penggunaan hutang dari suatu perusahaan dapat ditunjukkan oleh salah satunya menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas (DER), yaitu rasio jumlah hutang terhadap jumlah modal sendiri.

Phitaloka (2009). Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu. Menurut Jensen dan Meckling (1976) , kebijakan hutang merupakan proksi dari resiko yang dihadapi oleh pemegang saham dan menjadi biaya keagenan dalam konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajemen, sehingga pengaruh hutang terhadap kepemilikan manajerial adalah positif.

Myers (1977) dan Myers yang dikutip oleh Faisal (2004) menjelaskan keterkaitan antara kebijakan hutang dengan profitabilitas perusahaan menyatakan bahwa perusahan yang lebih menguntungkan akan menurunkan hutangnya karena memiliki sumber dana internal yang lebih besar dari laba untuk membiayai kegiatan investasinya. Perusahaan menggunakan hutang untuk mendanai sebagian besar aktiva. Kebijakan hutang berhubungan positif dengan resiko sehingga peningkatan hutang akan meningkatkan resiko keuangan. Peningkatan resiko keuangan berarti menimbulkan konflik sehingga diperlukan pengaturan terhadap penggunaan hutang untuk meminimalkan konflik keagenan.


(31)

Debt to Equity Ra tio yang rendah diharapkan mengurangi resiko kebangkrutan dan financial distress. Terjadinya financial distress juga akan menimbulkan konflik keagenan diantaranya melalui asset substitution dan under investment, sehingga kepemilikan manajerial dengan resiko kebangkrutan yang disebabkan oleh hutang.

Pemegang saham akan melakukan pengawasan terhadap manajemen, namun bila biaya monitoring tersebut tinggi, maka mereka akan menggunakan pihak ketiga untuk membantu melakukan pengawasan. Pihak ketiga tersebut dengan sendirinya akan berusaha untuk melakukan tindak pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut ( Easterbrook, 1984 ) dalam tesis Kurniati (2007).

Perusahaan-perusahaan seperti perusahaan bank dan pembiayaan adalah contoh perusahaan yang mempunyai rasio hutang yang cukup tinggi. Apabila perusahaan berbentuk limited lia bility compa ny maka kemungkinan terjadinya debt a gency problems akan lebih besar. Semakin terkonsentrasi kepemilikan perusahaan, semakin besar kemungkinan terjadinya debt a gency problems, maka sebab itulah para akan mensyaratkan berbagai covenant untuk melindungi kredit mereka yang mereka berikan.

Ketentuan – ketentuan tersebut misalnya mempertahankan rasio likuiditas minimal tertentu, membatasi pembagian dividen maksimum dalam persentase tertentu dan sebagaimya. Teori keuangan juga menjelaskan bahwa memaksimumkan nilai perusahaan dapat dilakukan atas biaya (pengorbanan) pihak kreditur. Agar a gency problem tidak merugikan pihak pemilik perusahaan,


(32)

mekanisme yang sering ditempuh adalah dengan meningkatkan monitoring dan control terhadap keputusan – keputusan yang diambil manajemen.

Dari sisi kreditor, transparansi manajemen akan mengurangi debt agency problem. Dengan pertimbangan bahwa perusahaan-perusahaan multinasional mempunyai monitoring dan kontrol yang lebih baik terhadap manajemen dan juga lebih transparan, maka diharapkan perilaku manajemen mereka akan sesuai dengan kepentingan perusahaan. Dengan demikian maka keputusan pendanaan yang diambil tidak akan merugikan perusahaan dan juga kreditornya ( Suad Husnan, 2001 ).

2.1.5 Teori Keagenan

Agency Theory mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Jensen dan Meckling (1976) yang mengacu pada pemenuhan tujuan utama dari manajemen keuangan yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan disebut principal. Maksimalisasi kekayaan principal akan diserahkan kepada pihak – pihak yang dianggap professional untuk mengelola perusahaan. Pihak professional tersebut dalam perusahaan disebut manajemen, yang dalam teori keagenan disebut a gent.

Untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh principal, maka a gent akan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dengan biaya yang kecil,karena manajemen tidak menyukai adanya resiko. Menurut Jensen dan Meckling (1976) a gency conflict akan terjadi jika proporsi kepemilikan manajemen atas saham perusahaan kurang dari 100%. Kondisi ini akan menimbulkan kecenderungnan manajemen untuk bertindak


(33)

mementingkan kepentingan sendiri dan tidak berdasarkan maksimalisasi kemakmuran principal lagi. Konflik kepentingan, dapat mendasari orang bertindak untuk memenuhi kepentingannya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan orang lain. Hal ini juga berlaku dalam manajemen perusahaan.

Agency theory awalnya mulai berkembang pada tahun 1960an, dimana pada saat itu penekanan utama para ekonom adalah mengeksplorasi pembagian risiko (risk sha ring) pada sejumlah individu atau kelompok yang berkepentingan dengan kegiatan ekonomi. Permasalahan yang muncul pada pembagian risiko tersebut adalah perbedaan sikap atas risiko itu sendiri dari sejumlah pihak yang berkepentingan. Permasalahan a gency muncul ketika terjadi konflik antara principal dan agensi yang berkaitan dengan tujuan perusahaan, dan ketika principal mengalami kesulitan memverifikasi pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh agensi. Sedangkan permasalahan pembagian risiko muncul ketika principal dan agensi memiliki perbedaan cara pandang yang berbeda atas risiko itu sendiri.

Penyebab lain terjadinya a gency conflict menurut Fama (1980) dalam Purba (2011) adalah bagian substantif dari kekayaan manajemen didalam specific huma n ca pita l perusahaan, yang membuat ma na jemen non diversifia ble dan manajer akan terancam reputasinya apabila kemampuan menghasilkan ea rning yang negative dan atau bahkan menuju arah kebangkrutan perusahaan.

Pengertian a gency cost menurut Jensen dan Meckling (1976) merupakan tindakan – tindakan yang menjadi cost bagi principal untuk melakukan monitoring dan pengawasan positif termasuk biaya perilaku pada agent,


(34)

pengeluaran atas adanya perikatan dengan a gent, dan sisa kerugian residual dari adanya perikatan tersebut. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan kedua pihak, dalam hal ini manajemen dan pemegang saham. Namun dengan munculnya mekanisme tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut a gency cost.

Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi a gent cost yaitu, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, hal tersebut akan membuat manajer merasakan langsung akibat dari kebijakan yang dibuat. Kepemilikan oleh manajer ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Dengan demikian kepemilikan oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajer akan memanfaatkan hutang secara maksimal.

Kedua, dengan meningkatkan dividend pa yout ra tio, hal ini akan menurunkan tingkat free ca sh flow, sehingga manajemen akan mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen. Disamping itu, hutang juga akan menurunkan tingkat free ca sh flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan oleh manajemen.

Keempat, investor institutional sebagai monitoring a gent. Distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor dan


(35)

sha reholder dispersion dapat mengurangi a gency cost, karena kepemilikan mewakili satu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan secara optimal terhadap kinerja manajemen.

2.1.5 Laporan Keuangan

2.1.5.1 Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan cara utama dengan format - format standar untuk mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar perusahaan. Akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berpuncak pada penyiapan laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan terutama oleh pihak eksternal. Laporan keuangan umumnya terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan SAK 2014 ( PSAK No.1 2013), laporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan..

2.1.5.2 Tujuan Laporan Keuangan

Berdasarkan SAK 2014 (PSAK No.1 2013) , tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang


(36)

dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas.

2.1.5.3Komponen Laporan Keuangan

Menurut SAK 2014 ( PSAK No.1 2013) , laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen – komponen berikut ini:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode

4. Laporan arus kas selama periode

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos laporan keuangannya.

2.1.5.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Laporan keuangan berisikan informasi keuangan yang ada pada hakekatnya adalah informasi kuantitatif. Agar informasi tersebut berguna bagi pemakai informasi tersebut harus memenuhi karakteristik kualitatif. Dengan karakteristik kualitatif tersebut, informasi kuantitatif dalam laporan keuangan


(37)

dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Menurut SAP (PP No.71 Tahun 2010) berdasarkan KSAP ada empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

1. Dapat dipahami

Laporan keuangan harus dapat dipahami oleh para pemakai agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Untuk dapat dipahami, para pemakai laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi, bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi.

2. Dapat dibandingkan

Implikasi karakteristik kualitatif dapat dibandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dan perubahan istkebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.

3. Relevan

Relevan berhubungan dengan kegunaan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut memengaruhi keputusan ekonomi pemakai sehingga dapat membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu.

4. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.


(38)

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu beserta dengan hasil pengujiannya dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

Isrina Damayanti (2006)

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia Kebijakan Hutang, Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial.

Free cash flow berpengaruh signifikan dan positif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan FCF yang tinggi mempunyai level hutang tinggi karena peningkatan hutang akan menurunkan pelanggaran dalam penggunaan FCF sehingga akan menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajer. Citra Ariani (2009) Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang, Free Cash Flow, Kepemilikan

Free Cash Flow tidak berpengaruh terhadap


(39)

Kebijakan Hutang dan Return Saham

Manajerial dan Firm Size perusahaan. Tidak ada pengaruh signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang dengan return saham. Nina Diah (2009) Pengaruh

Faktor-Faktor Intern Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Kebijakan Hutang , Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan penjualan. Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan secara bersama- sama terhadap Kebijakan Hutang Ari Hidayat Yulianto (2010) Pengaruh Kepemilikan Institusional, Free Cash Flow Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Kebijakan Utang, Kepemilikan Institusional, Free cash flow, Kebijakan Dividen. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Free cash flow berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan


(40)

utang perusahaan. Bertha Gusti

(2013)

Pengaruh Free Ca sh Flow Dan Sruktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Hutang Dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel Moderating. Kebijakan Hutang, Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Investment Opportunity Set.

Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap Kebijakan Hutang. Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap Kebijakan Hutang. Investment Opportunity Set memperlemah hubungan Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang dan memperkuat hubungan dengan Kepemilikan Manajerial.


(41)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011) “kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”. Kerangka konseptual akan

menghubungkan variabel independen dan variabel dependen, demikian juga apabila ada variabel lain yang menyertainya, maka peran variabel tersebut harus

Free Cash Flow (X1)

Kebijakan Hutang

(Y)

Kepemilikan Manajerial

(X3) Return On Equity


(42)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Kebijakan Hutang.

Aliran kas adalah suatu hal yang dipakai dalam setiap kegiatan ekonomi. Hipotesis Jensen (1986) dalam Pawestri (2010) mengenai free ca sh flow menyatakan bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk mendistribusikan free ca sh flow kepada pemegang saham. Free ca sh flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap dalam Tarjo dan Jogiyanto (2003).

Dalam penelitian Gusti (2013) dijelaskan bahwa : Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel free ca sh flow atau aliran kas bebas mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan yang diproksikan dengan debt to equity ra tio (DER). Selain itu free ca sh flow juga berpengaruh positif terhadap hutang perusahaan sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti free ca sh flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang dengan nilai koefesien positif.

Hasil penelitian sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Jensen (1986) yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan free ca sh flow yang besar akan meningkatkan level hutangnya untuk menurunkan a gency cost of free ca sh flow. Para manajer cenderung untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku oportunistik yang lain karena mereka


(43)

menerima manfaat penuh dari kegiatan tersebut tetapi kurang mau menanggung risiko dari biaya yang dikeluarkan tersebut.

Hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free ca sh flow yang berlebihan oleh manajer dengan demikian dapat menghindari investasi yang sia-sia, karena ketika hutang meningkat maka manajer harus menyisihkan dana yang lebih besar untuk membayar bunga dan pokok pinjaman secara periodik sehingga dana yang tersisa menjadi kecil. Tingginya hutang perusahaan akan menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajer karena free ca sh flow juga harus dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Free ca sh flow berhubungan positif dengan level hutang dan dinilai signifikan secara statistik. Free ca sh flow mempunyai pengaruh yang signifikan dalam pertimbangan pengambilan keputusan mengenai hutang. Semakin tinggi free ca sh flow maka perusahaan dapat menggunakan level hutang yang tinggi pula. Dengan kata lain perusahaan-perusahaan yang memiliki free ca sh flow yang besar akan memiliki level hutang yang tinggi karena memiliki kas lebih yang memadai sehingga perusahaan dinilai mempunyai kemampuan untuk dapat membayar semua bunga dan pokok pinjaman yang akan digunakan oleh perusahaan.

Return On Equity (ROE) merupakan salah satu cara untuk menghitung efisiensi perusahaan dengan membandingkan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. Atau dengan kata lain, yaitu kemampuan perusahaan dengan modal


(44)

sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan, laba yang diperhitungkan adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga dan pajak (ea rning a fter ta x income). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal kerja (equity) yang bekerja dalam suatu perusahaan.

Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan berprospek baik. Tingkat profitabilitas yang tinggi merupakan harapan dari para pemegang saham, dimana keuntungan dibagikan sebagai dividen.

Dalam Purba (2011) profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam seluruh aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil. Perusahaan yang mampu mendapatkan keuntungan yang tinggi (profita ble) akan cenderung banyak memanfaatkan dana sendiri untuk keperluan investasi. Tingkat hutang perusahaan yang profita ble dengan demikian akan semakin rendah. Dengan demikian terdapat hubungan negatif antara profitabilitas dengan kebijakan hutang.

Kepemilikan manajerial adalah presentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Direktur dan komisaris). Dengan kata lain, kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaaan, atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan ( Gusti, 2013).


(45)

Dalam penelitian Pithaloka (2009) menjelaskan kepemilikan manajerial menunjukkan adanya peran ganda seorang manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Sebagai seorang manajer sekaligus pemegang saham tidak ingin perusahaan dalam keadaan kesulitan keuangan bahkan mengalami kebankrutan. Keadaan ini akan merugikan baik sebagai manajer atau sebagai pemegang saham. Sebagai manajer akan kehilangan insentif dan sebagai pemegang saham akan kehilangan return ataupun dana yang diinvestasikannya.

Kepemilikan manajerial dengan hutang memiliki hubungan timbal balik, berarti peningkatan persentase kepemilikan manajerial akan mengurangi penggunaan hutang dan sebaliknya penurunan kepemilikan manajerial akan meningkatkan penggunaan hutang. Penggunaan hutang pada tingkat tinggi menyebabkan beban perusahaan semakin tinggi menyebabkan risiko perusahaan semakin tinggi sehingga manajerial mengurangi kepemilikan saham untuk memperkecil risiko.Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hal ini dikarenakan kepemilikan manajerial berhubungan dengan prilaku masing-masing manajer.

Ariani (2009) menjelaskan bahwa kepemilikan manajerial dari hasil regresi telah diperoleh bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Semakin rendah kepemilikan manajerial, debt ra tio nya akan naik atau semakin tinggi kepemilikan manajerial, debt ra tio nya akan rendah. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negative terhadap kebijakan hutang (DEBT). Hal ini terjadi


(46)

dikarenakan bahwa semakin besar kebijakan hutang perusahaan dengan presentase saham yang dimiliki oleh manajer rendah sehingga semakin rendah pula wewenang manajer dalam pengambilan keputusan. Hal ini juga disebabkan adanya tuntutan dari pihak investor (non manajer)menginginkan pembayaran deviden yang lebih banyak, sehingga manajemen membutuhkan dana lebih untuk mengatasi hal tersebut pihak manajemen akan melakukan pinjaman dana dari kreditor.

Dari hasil pengujian yang dilakukan Gusti (2013) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang namun arah hubungannya yang negatif sesuai dengan teori. Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Jensen dan Macling (1976) dalam Pawestri (2010) bahwa proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.

Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Kepemilikan manajerial akan membuat manajer sebagai pemegang saham akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut menanggung kerugian yang terjadi dalam perusahaan sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Sehingga manajer akan lebih berhati-hati untuk mengambil tindakan dari setiap keputusan termasuk keputusan mengenai penggunaan hutang dalam perusahaan. Kehati-hatian manajer diharapkan mampu mempengaruhi kebijakan hutang dengan mengurangi tingkat risiko kebangkrutan yang disebabkan oleh


(47)

hutang.Kepemilikan manajerial yang tinggi tidak akan mempengaruhi kebijakan perusahaan untuk menurunkan penggunaan hutang.

Hal yang menyebabkan hipotesis ditolak kemungkinan adalah kepemilikan saham oleh pihak manajerial dalam perusahaan masih rendah. Kepemilikan saham oleh insider lebih kecil dibanding kelompok lain dalam perusahaan sehingga pihak manajer yang memiliki saham tidak dapat mengambil keputusan berdasarkan keinginan sendiri dan keputusan mengenai hutang tidak sepenuhnya dilakukan oleh pihak manajemen (Gusti, 2013). Selain itu menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), hal itu dikarenakan pihak manajemen tidak mempunyai kendali dalam menentukan kebijakan hutang karena banyak dikendalikan oleh pemilik mayoritas. Hasil penelitian menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang (DER) perusahaan dan arah hubungan ini sesuai dengan teori.

Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan persentase kepemilikan saham oleh manajerial diharapkan dapat menurunkan tingkat penggunaan hutang oleh perusahaan sehingga risiko kebangkrutan perusahaan juga akan rendah.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang menjelaskan atau memprediksi norma-norma, Erlina (2011). Berdasarkan uraian teoritis dan


(48)

kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Free Ca sh Flow berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. H2 : Return On Equity berpengaruh terhadap kebijakan hutang

H3 : Kepemilikan Manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang.

H4 : Free Ca sh Flow, Return On Equity dan kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan hutang.


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Kausal-Komparatif yaitu penelitian yang meneliti pengaruh dari beberapa variabel terhadap variabel lain atau memiliki masalah berupa sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena pengujiannya menggunakan data berupa angka dan diolah dengan prosedur statistik (Erlina, 2011: 12-14). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Free Ca sh Flow, Return On Equity dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Property dan Real Estate terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2011: 80). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2011 sampai tahun 2013.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011:80). Teknik penentuan sampel dalam


(50)

penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sa mpling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1) Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2011, 2012, dan 2013 dan semua perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan untuk periode 2011, 2012, dan 2013.

2) Perusahaan tidak delisting selama periode pengamatan.

3) Perusahaan memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel dalam laporan tahunan selama periode pengamatan.

Tabel 3.1

Proses Pengambilan Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah

1. Jumlah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 selama periode penelitian

46

2. Jumlah perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan periode 2011-2013

(6)

3. Jumlah perusahaan yang delisting periode 2011-2013 (4)

4. Jumlah perusahaan yang tidak memiliki data lengkap dalam laporan tahunan periode 2011-2013

(19)

Jumlah sampel 17

Lampiran Halaman 71

3.3 Jenis Data

Data merupakan keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan. Data yang diperoleh perlu diolah untuk dapat menjawab persoalan penelitian yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan


(51)

adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder ini diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahun oleh pihak – pihak yang berkompeten yang terdapat di dalam Indonesia n Ca pita l Ma rket Directory (ICMD ) dan www.idx.co.id.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan, yaitu dengan melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku – buku dan bacaan – bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara mengolah data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesia n Ca pita l Ma rket Directory ( ICMD ) dan dari situs www.idx.co.id.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang


(52)

diperlukan peneliti untuk mengukur. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen. Penelitian ini menggunakan free ca sh flow dan kepemilikan manajerial sebagai variabel independen (Bebas). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas ( Sugiyono, 2006 ). Berikut ini adalah definisi operasional variabel – variabel tersebut : 1. Free ca sh flow ( FCF ) free ca sh flow sebagai kas perusahaan yang dapat

didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham, yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Free ca sh flow dihitung dengan menggunakan rumus Ross et a l ( 2000 ), yaitu :

FCF = AKO – PM – NWC Keterangan :

FCF = Free Ca sh Flow

AKO = Aliran Kas Operasi Perusahaan PM = Pengeluaran Modal Perusahaan

NWC = Net Working Ca pita l ( modal kerja bersih ) 2. Return on Equity (ROE)

ROE merupakan rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Menurut Kasmir (2012:204), “Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan

modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya”. Menurut Kasmir


(53)

Return On Equity = � �ℎ

� − � � �

3. Kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki manajemen dari seluruh jumlah saham perusahaan yang dikelola.

Rumus menghitung kepemilikan manajerial : KM = SM

SB X 100% Keterangan :

KM = Kepemilikan Manajerial

SM = Total saham yang dimiliki manajemen SB = Total saham beredar

4. Debt to Equity Ra tio ( DER ), DER menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Data ini diperoleh langsung dari Indonesia n Capita l Ma rket Directory

DER = � � �


(54)

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL PENGUKURAN

SKALA

Dependen Kebijakan Hutang

DER= � � � � � �

Rasio

Independen Free Cash Flow

FCF = AKO – PM – NWC

Rasio

Return On Equity � �ℎ

� − � � � � � Rasio

Kepemilikan Manajerial

SM

SB X 100%

Rasio

3.6 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda dengan menggunakan softwa re SPSS 18.0. Metode analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing – masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun simultan.

3.7 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2013).


(55)

4.7.1 Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Apabila nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas yang terdapat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan kolom Shapiro-Wilk lebih kecil dari alpha atau tingkat kesalahan yang ditetapkan (<0,05), maka data yang dianalisis tersebut terdistribusi secara tidak normal.


(56)

b. Apabila nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas yang terdapat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan kolom Shapiro-Wilk lebih besar dari alpha atau tingkat kesalahan yang ditetapkan (>0,05), maka data yang dianalisis tersebut terdistribusi secara normal.

4.7.2 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Wa tson dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

4.7.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolera nce dan lawannya Va ria nce Infla tion Fa ctor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk


(57)

menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolera nce <0,01 atau sama dengan VIF >10 (Ghozali,2013:91).

3.7.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina (2007:108). ”Jika Varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoroskedstisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas.” Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dilakukan dengan mengamati grafik sca tterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedstisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik sca tterplot dengan dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali,2013:105).

3.8 Model Regresi Berganda

Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh variabel – variabel independen terhadap variabel dependen. Model analisis regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :


(58)

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+e Keterangan :

Y = Kebijakan Hutang a = Nilai Intercept ( konstan )

b1,b2,b3 = Koefisien Regresi Variabel X1, X2, X3 X1 = Free Ca sh Flow

X2 = Return On Equity X3 = Kepemilikan Manajerial e = Standar Error

3.9 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh free ca sh flow dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang maka akan dilakukan analisis statistik berikut ini :

3.9.1 Uji Parsial ( t – test )

Pengujian ini digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung < t tabel untuk α = 5% H1 diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 5%


(59)

3.9.2 Uji Simultan ( F- test )

Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variable independen secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Dengan ketentuan sebagai berikut : Ho diterima jika F hitung < F tabel untuk α = 5%

H1 diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5%

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H1 : Seberapa besar pengaruh Free Ca sh Flow terhadap kebijakan hutang H2 : Seberapa besar pengaruh Return On Equity terhadap kebijakan hutang H3 : Seberapa besar pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang. H4: Seberapa besar pengaruh Free Ca sh Flow, Return On Equity dan kepemilikan


(60)

Bab IV

Analisis Hasil Penelitian

4.1 Data Penelitian

Pada perhitungan data berupa angka kemudian dianalisis menggunakan aplikasi spss 18. Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2011-2013. Hasil pengolahan data berupa informasi melihat dan menganalisa hubungan dan pengaruh antara Free Ca sh Flow, Return On Equity dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik.

Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu SPSS. Sampel yang memenuhi kriteria seperti yang telah dijelaskan dalam bab 3 diperoleh sebanyak 17 perusahaan property dan real estate. Adapun perusahaan yang menjadi sampel adalah.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Estate Bursa Efek Indonesia

No. Kode Nama Perusahaan

1. APLN Agung Podomoro Land Tbk

2. ASRI Alam Sutera Reality Tbk


(61)

4.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel independen maupun variabel dependen terdistribusi secara normal atau tidak. Pertama sekali,

4. BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk

5. BKDP Bukit Darmo Property Tbk

6. COWL Cowell Development Tbk

7. CTRA Ciputra Development Tbk

8. CTRP Ciputra Property Tbk

9. DUTI Duta Pertiwi Tbk

10. ELTY Bakrieland Development Tbk

11. GMTD Goa Makssar Tourism Development Tbk

12. KPIG Global Land and Development Tbk

13. LPCK Lippo Cikarang Tbk

14. LPKR Lippo Karawaci Tbk

15. OMRE Indonesia Prima Property Tbk

16. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk


(62)

data di dalam penelitian harus memenuhi asumsi kenormalan data. Data penelitian yang baik adalah data yang memenuhi asumsi kenormalan data. Untuk melihat apakah data normal atau tidak dari grafik histogram dan norma l proba bility plot. Data yang normal akan membentuk atau mengikuti garis diagonal pada norma l probability plot. Data yang normal juga akan terlihat dari grafik histogram yang seimbang, tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data yang tidak normal tidak akan mengikuti garis diagonal pada norma l proba bility plot dan memiliki grafik histogram yang tidak seimbang. Berikut ini ditampilkan grafik histogram dan norma l proba bility plot dari variabel penelitian.

Gambar 4.1

Histogram Variabel Dependen DER Perusahaan Property dan Real Estate (2011-2013) - Normal

Dari Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa Histogram dari penelitian terdistribusi normal karena grafiknya seimbang, tidak condong ke kiri maupun ke


(63)

kanan. Hal yang sama juga terjadi dengan norma l proba bility plot pada Gambar 4.2 di bawah yang terlihat telah mengikuti garis diagonal dengan teratur, sehingga dapat disimpulkan maka data penelitian sudah memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.2

Normal P-Plot of Regresion Standarized Residual – Normal

Peneliti membuat uji Kolmogorov-Smirnov yang membuktikan kenormalan suatu data penelitian dengan angka. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, suatu data dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig. (2-ta iled) > 0,05 dan apabila nilai Asymp. Sig. (2-(2-ta iled) < 0,05 maka da(2-ta tidak terdistribusi normal. Berikut hasil pengujian dengan uji Kolmogorov-Smirnov.


(64)

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov-Smirnov

Dari Tabel Kolmogorov-Smirnov di atas, nilai Asymp. Sig. (2-ta iled) nya sebesar 0,495 yang berarti > 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data sudah terdistribusi dengan normal.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan uji yang menentukan ada tidaknya hubungan linear antara variabel independen dengan variabel independen lainnya. Model regresi yang baik tidak boleh memiliki multikolinearitas di dalamnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam data penelitian dilihat dari nilai Va r ia nce Infla tion Fa ctor (VIF). Ketentuan dalan uji ini adalah jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas, dan sebaliknya jika nilai VIF > 10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 57,46162729

Most Extreme Differences

Absolute ,116

Positive ,116

Negative -,069

Kolmogorov-Smirnov Z ,831

Asymp. Sig. (2-tailed) ,495

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(1)

Lampiran IX

Hasil Analisis Data


(2)

Normal P-Plot of Regresion Standarized Residual

Normal

Hasil Uji Kolmogorov - Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 57,46162729

Most Extreme Differences

Absolute ,116

Positive ,116

Negative -,069

Kolmogorov-Smirnov Z ,831


(3)

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 68,267 13,993 4,879 ,000

FREECASHFLOW 8,480E-13 ,000 ,052 ,375 ,710 ,965 1,037

ROE 1,060 ,767 ,192 1,381 ,174 ,974 1,027

KEPMANAJERIAL -1,399 ,752 -,260 -1,860 ,069 ,968 1,033

a. Dependent Variable: DER

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Autokorelasi Positif

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson d

i m e n s i o n 0

1 ,335a ,112 ,055 59,26714 1,974

a. Predictors: (Constant), KEPMANAJERIAL, ROE, FREECASHFLOW b. Dependent Variable: DER


(5)

Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 68,267 13,993 4,879 ,000

FREECASHFLOW 8,480E-13 ,000 ,052 ,375 ,710

ROE 1,060 ,767 ,192 1,381 ,174

KEPMANAJERIAL -1,399 ,752 -,260 -1,860 ,069

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summary

Model

R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

d

i

m

e

n

s

i

o

n

0


(6)

Uji Signifikansi Simultan (Uji

F)

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)

ANOVA

b

Model

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 20849,717 3 6949,906 1,979 ,130a

Residual 165091,931 47 3512,594

Total 185941,647 50

a. Predictors: (Constant), KEPMANAJERIAL, ROE, FREECASHFLOW

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 68,267 13,993 4,879 ,000

FREECASHFLOW 8,480E-13 ,000 ,052 ,375 ,710

ROE 1,060 ,767 ,192 1,381 ,174


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN AGRESIVITAS PAJAK TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015.

3 6 24

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, ASSET STRUCTURE, PROFITABILITAS DAN FREE CASH FLOW TERHADAP REALISASI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 94

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 25

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88