Koefisien Determinasi Uji Korelasi

Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus: 1 ˆ 2 ,..., 2 , 1 ,      k n Y Y S i k y Dengan: Y i = nilai data sebenarnya, i Y ˆ adalah nilai taksiran. n = banyaknya data k = banyak variabel independen

2.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R 2 untuk pengujian regresi linear berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebasY yang dapat dijelaskan untuk diterangkan oleh variabel-variabel bebas X yang ada dalam model persamaan regresi linear berganda secara bersama-sama. Maka R 2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu :   2 2 i reg y JK R 2.9 Dengan: JK reg = Jumlah Kuadrat Regresi 2.8 Universitas Sumatera Utara

2.5 Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional berhubungan bukan berarti disebabkan. Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel tidak ada variabel dependen maupun independen. Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman, dan Kendall. Jika sampel data lebih dai 30 sampel besar dan kondisi data normal, sebaiknya menggunakan korelasi Pearson karena memenuhi asumsi parametrik. Jika jumlah sampel kurang dari 30 sampel kecil dan kondisi data tidak normal maka sebaiknya menggunakan korelasi Spearman atau Kendall karena memenuhi asumsi non-parametrik. Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan keeratan suatu hubungan antar variabel. Koefisien korelasi biasanya disimbolkan dengan r. Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut: � = � ∑ � � − ∑ � ∑ � {� ∑ � − ∑ � }{ � ∑ � − ∑ � } 2.10 1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , yaitu: Universitas Sumatera Utara 2. Koefisien korelasi antara Y dengan X 1 � � = � ∑ � � − ∑ � ∑ � {� ∑ � − ∑ � }{ � ∑ � − ∑ � } 2.11 3. Koefisien korelasi antara Y dengan X 2 � � = � ∑ � � − ∑ � ∑ � {� ∑ � − ∑ � }{ � ∑ � − ∑ � } 2.12 4. Koefisien korelasi antara Y dengan X 3 � yX 3 = n ∑ X 3i Y i − ∑ X 3i ∑Y i {n ∑ X 3i 2 − ∑ X 3i 2 }{ n ∑ Y i 2 − ∑ Y i 2 } 2.13 Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus + atau minus - yang menunjukan arah korelasi. Makna sifat korelasi: 1. Tanda positif + pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang searah korelasi positif. Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan demikian juga sebaliknya. 2. Tanda negatif - pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang berlawanan arah korelasi negatif. Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain juga mengalami penurunan dan demikian juga sebaliknya. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r R Interpretasi 0,01 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 0,99 1 Tidak berkorelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan derajat hubungan antar dua variabel. Derajat hubungan antara dua variabel disebut korelasi sederhana sedangkan derajat yang berkaitan dengan tiga atau lebih variabel disebut sebagai korelasi berganda. Korelasi dapat bersifat linier atau non linier.

2.6 Uji Regresi Linier Berganda