Tabel 2.1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
R Interpretasi
0,01 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,60
0,61 – 0,80
0,81 – 0,99
1 Tidak berkorelasi
Sangat rendah Rendah
Agak rendah Cukup
Tinggi Sangat tinggi
Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan derajat hubungan antar dua variabel. Derajat hubungan antara dua variabel disebut korelasi
sederhana sedangkan derajat yang berkaitan dengan tiga atau lebih variabel disebut sebagai korelasi berganda. Korelasi dapat bersifat linier atau non linier.
2.6 Uji Regresi Linier Berganda
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen X dan secara bersama-sama simultan dapat berpengaruh terhadap variabel
dependen Y.
Universitas Sumatera Utara
Langkah Pertama Perumusan hipotesa :
H
o
: b
1
= b
2
= b
3
= … = b
k
= 0 X
1
, X
2
,…, X
k
tidak mempengaruhi Y H
1
: minimal ada satu parameter yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y
Dengan : H
diterima jika F
hit
≤ F
tab
. H
ditolak Jika F
hit
F
tab
.
Langkah kedua Penentuan nilai kritis. Nilai kritis dalam distribusi F dengan
tingkat signifikan � dan derajat kebebasan v
1
= k dan v
2
= n-k-1 Di mana :
1 ,
, ,
2 2
1
k n
k v
v
F F
2.14
Langkah ketiga menentukan nilai F
hitung
dengan formulasi sebagai berikut :
1
k n
JK k
JK F
reg reg
hitung
2.15
Dengan:
JK
res
=
∑
�
−
�
2.16
Universitas Sumatera Utara
Langkah keempat
membuat keputusan
terhadap hipotesis
dengan membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel.
Langkah kelima membuat keputusan berdasarkan keputusan yang diambil.
2.7 Uji Koefisien Regresi Ganda
Pengujian ini bersifat individu, melihat hubungan antara variabel independent
terhadap variabel dependent. Langkah Pertama Perumusan hipotesa :
H
o
: Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap
faktor yang
dipengaruhi.
4 3
2 1
X
1
, X
2
, X
3
, X
4
tidak mempengaruhi Y
H
1
: Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau berpengaruh signifikan terhadap Y.
Dengan :
H diterima jika t
hit
≤ t
tab
. H
ditolak Jika t
hit
t
tab
.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Langkah kedua Penentuan nilai kritis. Nilai kritis dalam distribusi t dengan
tingkat signifikan � dan derajat kebebasan v
1
= k dan v
2
= n-k-1 Di mana : t
V1,V2, �
2
2.17
Langkah ketiga menentukan nilai t
hitung
dengan formulasi sebagai berikut:
t
hitung
= 2.18
Langkah keempat menentukan kekeliruan baku taksiran dari koefisien b
i
=
.. 2
∑
2
−1−
2
2.19
Dengan :
… 2
=
∑ −
2
�− −1
2.20
Langkah kelima membuat keputusan terhadap hipotesis dengan membandingkan
nilai t
hitung
dengan t
tabel.
Langkah keenam membuat kesimpulan berdasarkan keputusan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA
3.1 Sejarah BPS Provinsi Sumatera Utara