BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Binjai Jl. Soekarno Hatta No. 469, Km 18 Binjai Timur Telp. 061 8820465, 8820466 Fax. 061 8829766
3.2 Sejarah Umum Lokasi Penelitian
A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi
kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program
jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang
didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. Sejarah terbentuknya Sejarah terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan yang
dahulu bernama PT Jamsostek Persero mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.331947 jo UU No.21951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan
Menteri Perburuhan PMP No.481952 jo PMP No.81956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.151957 tentang
pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.51964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial YDJS, diberlakukannya UU No.141969 tentang
Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun
1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah PP No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial
tenaga kerja ASTEK, yang mewajibkan setiap pemberi kerjapengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.341977
tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek. Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK. Dan melalui PP No.361995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga
Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan
kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang
itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Manfaat perlindungan tersebut dapat
memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek
Persero memberikan perlindungan 4 empat program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Jaminan Kematian JKM, Jaminan Hari Tua
JHT dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.
Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1
Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah nama menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan tetap dipercaya
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi
JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.
Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan harus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil
mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin
maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi
peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
B.
Transformasi PT. Jamsostek Menjadi BPJS Ketenagakerjaan
Undang-Undang BPJS mengatur seluruh ketentuan pembubaran dan pengalihan PT ASKES Persero dan PT JAMSOSTEK Persero. Ketentuan
pembubaran BUMN Persero tidak berlaku bagi pembubaran PT ASKES Persero dan PT JAMSOSTEK Persero. Pembubaran kedua Persero tersebut tidak perlu
diikuti dengan likuidasi, dan tidak perlu ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Ada tiga derajat transformasi dalam Undang-Undang BPJS, tingkat
tertinggi adalah transformasi tegas. UU BPJS dengan tegas mengubah PT Jamsostek Persero menjadi BPJS Ketenagakerjaan, membubarkan
PT Jamsostek Persero dan mencabut UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek. Di samping terdapat tingkatan transformasi, Undang-Undang BPJS menetapkan
dua kriteria proses transformasi BPJS. Kriteria pertama, Undang-Undang BPJS
memberi tenggat 2 dua tahun sejak pengundangan Undang-Undang BPJS pada 25 November 2011 kepada PT ASKES Persero dan PT Jamsostek Persero
untuk beralih dari Perseroan menjadi badan hukum publik BPJS. Kriteria kedua adalah transformasi bertahap, transformasi PT Jamsostek Persero dilakukan
dalam dua tahap. Tahap pertama adalah masa peralihan PT Jamsostek Persero menjadi
BPJS Ketenagakerjaan berlangsung selama 2 dua tahun, mulai 25 November 2011 sampai dengan 31 Desember 2013. Tahap pertama diakhiri dengan
pendirian BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014. Tahap kedua, adalah tahap penyiapan operasionalisasi BPJS Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan
program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian sesuai dengan ketentuan UU SJSN. Persiapan tahap kedua berlangsung
selambat-lambatnya hingga 30 Juni 2015 dan diakhiri dengan beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan keempat program tersebut sesuai dengan
ketentuan UU SJSN selambatnya pada 1 Juli 2015. Pada 1 Januari 2014 PT Jamsostek Persero dinyatakan bubar tanpa
likuidasi dan berubah nama menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Semua asset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum
PT Jamsostek Persero menjadi asset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Ketenagakerjaan. Semua pegawai PT Jamsostek Persero menjadi
pegawai BPJS Ketenagakerjaan. Perubahan ini diatur dalam undang-undang
nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial BPJS dengan ketentuan PT Jamsostek diharuskan bertransformasi menjadi BPJS
Ketenagakerjaan. Sesuai perundangan tentang sistem jaminan sosial nasional SJSN tersebut, mengamanahkan agar negara memenuhi hak konstitusional
setiap orang atas jaminan sosial dan untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh bagi rakyat Indonesia. Tujuan SJSN guna memberi jaminan
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup layak bagi setiap peserta dan anggota keluarganya.
Dalam mentransformasi PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan dilakukan melalui berapa tahap. Pertama, tahap rekonsolidasi yakni membangun
kepercayaan dari seluruh stake holder. Dalam tahap ini yang dilakukan adalah mengawal regulasi, mereview teknis operasional dan sosialisasi masive. Dan ini
semua sudah dilakukan selama tahun 2012. Kedua, pada tahun 2013 dilaksanakan, tahap fit-in Infrastructure yakni bagaimana membangun landasan
yang kokoh sebagai BPJS Ketenagakerjaan. Dalam tahap ini dilakukan peningkatkan kepesertaan, pelayanan, penguatan data base dan TI, peningkatan
investasi, keuangan dan peningkatan kualitas SDM. Sejak 1 Januari 2014 hingga selambat-lambatnya 30 Juni 2015, BPJS
Ketenagakerjaan melanjutkan penyelenggaraan tiga program yang selama ini diselenggarakan oleh PT Jamsostek Persero, yaitu program jaminan kecelakaan
kerja, jaminan hari tua dan jaminan kematian, termasuk menerima peserta baru. Penyelenggaraan ketiga program tersebut oleh BPJS Ketenagakerjaan masih
berpedoman pada ketentuan Pasal 8 sampai dengan Pasal 15 UU No. 3 Tahun
1992 tentang Jamsostek. BPJS Ketenagakerjaan diberi waktu 1,5 tahun untuk menyesuaikan penyelenggaraan ketiga program tersebut dengan ketentuan UU
SJSN dan menambahkan program jaminan pensiun ke dalam pengelolaannya. Selambat-lambatnya pada 1 Juli 2015. Seluruh pasal UU Jamsostek dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan
kematian sesuai dengan ketentuan UU SJSN untuk seluruh pekerja kecuali Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI dan POLRI.
Dalam transformasi PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, ada 5 lima perubahan yang mendasar. Yaitu, perubahan badan hukum organisasi
BUMN menjadi badan hukum publik, perubahan perlakuan keuangan pada badan penyelenggara baik dalam hal pemisahan aset, badan penyelenggara dan peserta
maupun ssstem pelaporan keuangan. Kemudian, perubahan cakupan kepesertaan
wajib dari tenagakerja formal menjadi perlindungan untuk seluruh tenagakerja. Selanjutnya, perubahan pengalihan wewenang pelaksanaan inspeksi kepatuhan
kepesertaan dalam sistem penegakan hukum dari Kementerian Tenaga Kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan serta perubahan manfaat dan JHT, JK, JKK, JPK
menjadi JHT, JK, JKK, pensiun. Transformasi PT Jamsostek merupakan satu entitas bisnis yang dibangun dengan semangat profesionalitas yang dimiliki
bersama. Sehingga mengalami perkembangan yang signifikant dari segi manfaat dan pelayanan serta kinerja investasi yang memegang prinsip dengan tetap
berpegang pada tata kelola perusahan yang baik.
3.3 Filosofi Badan Penyelenggara Jamian Sosial BPJS Ketenagakerjaan