Struktur Birokrasi Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011

menjalankan perintah dengan baik dan terpacu untuk terus meningkatkan kinerjanya sehingga bisa mencapai target yang telah ditetapkan.

5.1.4 Struktur Birokrasi

A. Mekanisme Salah satu aspek penting dalam suatu organisasi ialah adanya standar prosedur operasi suatu kegiatan yang dilaksanakan Standard Operating Procedure [SOP]. SOP tersebut menjdi pedoman bagi implementor dalam melakukan tugasnya. Dalam hal ini, SOP untuk program jaminan sosisal ketenagakerjaan ialah kejelasan petunjuk pelaksanaan terkait bagaimana cara mengimplementasikan program jaminan tersebut. Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat dilihat bahwa SOP yang ada sudah jelas dan implentor juga memahami SOP tersebut serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan SOP. “Ya tentu saja, kami bekerja berdasarkan aturan yang ada dan dalam melaksanakan kebijakan tersebut kami berpedoman pada SOP yang telah ditetapkan”. kutipan wawancara dengan Ibu Meylan Arthasasta Samosir Gambar 5.4 A Tertanggal 21 April 2015 Dari hasil observasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa implementor menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, sebagai contoh pada tanggal 21 April 2015 pukul 11.15 WIB seorang peserta sedang mengajukan klaim jaminan hari tua di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Binjai namun karena persyaratannya tidak lengkap tidak melampirkan surat keterangan pemberhentian kerja dari perusahaan tempat ia bekerja maka klaimnya pun ditolak oleh costumer service karena menurut SOP tentang tata cara pengajuan klaim program jaminan hari tua harus melampirkan a. Kartu peserta Jamsostek KPJ asli b. Kartu Identitas diri KTPSIM fotokopi c. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial d. Kartu Keluarga KK Dari hasil wawancara saya dengan Ibu Adriani Sinaga selaku costumer service mengatakan bahwa “semua persyaratan untuk pendaftaran dan pengajuan klaim harus lengkap untuk bisa diproses dan jika persyaratannya tidak lengap maka peserta diminta untuk melengkapinya sesuai dengan SOP yang ada” Dari hal tersebut dapat terlihat komitmen pegawai BPJS Ketenagakerjaan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun peserta program sering tidak mengikuti danatau tidak memahami prosedur pelaksanaan yang sebenarnya telah tertera dalam buku panduan yang diberikan sebelumnya sehingga mengakibatkan pelayanan yang didapatkan cenderung lama karena harus kembali melengkapi persyaratan yang ada. SOP merupakan bagian dari implementasi kebijakan yang berfungsi untuk menyeragamkan tata cara kerjapelaksanaaan suatu kebijakan. Pegawai BPJS ketenagakerjaan Binjai selaku implementor telah melaksanakan kebijakan sesuai SOP dan mengarahkan peserta program untuk mematuhi kebijakan tersebut sehingga implementasi kebijakan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kancab Binjai berjalan dengan baik. B. Fragmentasi Fragmentasi merupakan pembagian atau penyebaran wewenang untuk melaksanakan suatu kebijakan. Dalam organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Binjai dapat terlihat dengan jelas jenjang hierarki jabatan manajerial yang menunjukan keempat divisi yang ada yaitu divisi Umum dan SDM, divisi Pelayanan, divisi Pemasaran, serta divisi Keuangan dan TI memiliki kedudukan yang sejajar dan masing-masing staf dalam tiap divisi tersebut bertanggung jawab kepada kepala bidangnya masing-masing yang kemudian kepala bidang tiap divisi bertanggung jawab kepada kepala kantor cabang. Dari hasil wawancara dengan Bapak Jemi Karter diketahui kegiatan oprasional yang dilakukan tiap divisi adalah: a. Tugas dari Bidang Umum dan SDM adalah pengelolaan aset, perawatan inventaris kantor, kebersihan, personil, outsourching, dan aktivitas umum lainnya. Regulasi job desk sebagai berikut: 3. Penata Madya Umum yang bertanggung jawab atas kegiatan oprasional kantor 4. Penata Madya SDM yang bertanggung jawab atas personil dan outsourching. Kepala Kantor Cabang Binjai Taviv Adrianto Kepala Bidang Umum dan SDM Jemi Karter yang membawahi 2 orang staf Kepala Bidang Pemasaran Eriadi yang membawahi 7 orang staf Kepala Bidang Pelayanan Redy Paska Sinulingga yang membawahi 7 orang staf Kepala Bidang Keuangan dan TI Dwita Ramadhini yang membawahi 4 orang staf b. Tugas dari Bidang Pemasaran adalah perluasan kepesertaan dan pembinaan. Perluasan kepesertaan dalam hal menambah, mempertahankan, meningkatkan, dan menarik kembali peserta yang telah keluar. Dan pembinaan dalam hal mengupdate dan memutahirkan data. Regulasi job desk sebagai berikut: 4. Penata Madya Administrasi Pemasaran PMAP yang bertugas untuk menyusun usulan rencana pengelolaan kepesertaa untuk tenaga kerja dan mengkoordinasi dan melaksanakan kegiatan pembinaan kepada peserta 5. Relationship Officer RO yang bertugas untuk memberikan pelayanan dan menangani keluhan peserta dengann cepat dan tepat serta melakukan pembinaann kepada tenaga kerja guna tercapai tertib administrasi dan terjalinnya hubungan baik dengan peserta serta meningkatkan iuran dan kepesertaan yang telah ditetapkan. 6. Marketing Officer MO yang bertugas untuk menyusun usulan program pemasaran, mengkoordinasi danatau melaksanakan program-program untuk mengakuisisi kepesertaan baru, mendapatkan kembali peserta yang telah keluar dari kepesertaan guna memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran kepesertaan. c. Tugas dari Bidang Pelayanan adalah memberikan pelayanan keada peserta, mendorong peningkatan kepesertaan, memberikan kemudahan fasilitas pembayaran sehingga iuran-iuran program bisa terbayarkan. Regulasi job desk sebagai berikut: 4. Penata Madya Pelayanan yang bertugas untuk menjaga kepuasan pelayanan sesuai dengan yang telah ditetapkan 5. Costumer Service yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada peserta maupun calon peserta sesuai kebuthan dan menangani keluhan peserta sesuai ketentuan guna memenuhi kebutuhan dengan tepat sasaran dan waktu yang efisien. 6. Penata Madya Klaim yang bertugas untuk melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung proses klaim program jaminan, menentukan besaran klaim sesuai ketentuan yang berlaku guna memenuhi kewajiban pembayaran klaim untuk peserta dengan jumlah dan waktu yang tepat d. Tugas dari Bidang Keuangan dan Teknologi Informasi adalah sebagai pengelola pembayaran oprasional kegiatan kantor dan program jaminan dan control budgeting Regulasi job desk sebagai berikut: 3. Penata Madya Keuangan yang bertugas untuk membuat pembukuan akutansi dan keuangan 4. Penata Madya IT yang bertugas untuk mengontrol teknologi, komunikasi, dan jaringan. Dalam melakukan tugas dan kegiatannya setiap divisi saling berkomunikasiberhubungan untuk menjalin suatu koordinasi yang baik demi pelaksanaan kebijakan tersebut. 1. Divisi pemasaran dan pelayanan saling berhubungan dikarenakan divisi pemasaran melakukan perluasan basis kepesertaan dan setelah menjadi peserta maka tanggung jawab pengelolaanya dilakukan oleh divisi pelayanan 2. Divisi Umum dan SDM berkoordinasi dengan tiap-tiap divisi yang ada, karena segala kegiatan oprasional kantor seperti peralatan kantor dan pengelolaan aset merupakan tanggung jawab divisi umum. 3. Divisi keuangan dan TI juga berkoordinasi dengan divisi lainnya karena segala biaya oprasional yang dikeluarkan dan teknologi informasi yang dibutuhkan merupakan kewenangan divisi keuangan dan TI. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa struktur organisasi BPJS Ketenagkerjaan Kancab Binjai tidak terlalu panjang dan hierarki birokrasi tidak berlapis-lapis sehingga prosedur birokrasinya jelas, memudahkan pengawasan, dan aktivitas organisasi menjadi lebih fleksibel. Fragmentasi organisasi menyebabkan tugas dan tanggung jawab pelaksana suatu kebijakan tersebar diantara beberapa organisasi. Penyebaran tugas dan tanggung jawab tersebut memerlukan koordinasi. Dalam melaksanakan proses implementasi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 khususnya pelaksanaan program jaminan sosial yang tertera pada pasal 6 ayat 2 BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan beberapa pihak yaitu: 1. Bank BRI yang bertindak sebagai SPO service point office yang merupakan wadah untuk pendaftaran BPU bukan penerima upah. 2. Bank BRI, BNI, BCA, MANDIRI, dan BUKOPIN dalam hal memfasilitasi peserta dalam melakukan pembayaran iuran. 3. Kantor Pelayanan Terpadu Kota Binjai dan Kabupaten Langkat dalam hal perluasan kepesertaan 4. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kota Binjai dan Kabupaten Langkat dalam hal pengawasan perusahaan daftar sementara PDS tenaga kerja dan upah 5. Kejaksaan Negeri Kota Binjai dan Kabupaten Langkat dalam hal penyelesaian tunggakanpiutang iuran dan tindak lanjut hukum atas pelanggaran undang- undang. 6. RSU DISKI, RSU SARI MUTIARA DISKI, DAN RSU BANGKATAN sebagai trauma center. Dari hasil wawancara dengan informan utama diketahui bahwa dari beberapa pihak yang bekerjasama diatas hanya Kejaksaan Negeri Kota Binjai dan Kabupaten Langkat serta rumah sakit yang menjadi trauma center yang telah melakukan tugasnya dengan baik sementara pihak-pihak lainnya dianggap masih kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya. Namun, walaupun kerjasama dengan beberapa organisasi lainnya belum berjalan dengan baik BPJS Ketenagakerjaan Kancab Binjai berhasil menutupi kegagalan dalam fragmentasi organisasi tersebut dengan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dalam hal memperluas basis kepesertaan sehingga bisa mencapai target yang telah ditetapkan.

5.2 Kendala Dalam Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 24