Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA RUMAH

SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Diajukan Oleh :

YULITA PUTRI ANDAYANI 082102074

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : YULITA PUTRI ANDAYANI

NIM : 082102074

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA

RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH SUMATERA UTARA

Tanggal : ... 2011 Pembimbing

( Drs. Rustam, M.Si, Ak) NIP : 19511114 198203 1 002 Tanggal : ... 2011 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi

( Drs. Rustam, M.Si, Ak )

NIP : 19511114 198203 1 002

Tanggal :... 2011 Dekan

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec ) NIP :19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Penulis sungguh menyadari dalam penyelesaian tugas akhir yang penulis lakukan ini tak lepas dari dorongan moril maupun materil yang diberikan oleh kedua orang tua penulis (Ayahanda H. Sugianto SE dan Ibunda Hj. Lindawati Sembiring S,Kep). Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih khusus buat kedua orang tua penulis yang paling berjasa dalam mendidik, dan membesarkan penulis hingga sampai sekarang ini. Atas do’a dan kepercayaan mereka jugalah penulis dapat menyelesaikan kuliah dan tugas akhir ini.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belumlah sempurna dan terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat maupun isinya. Atas dasar tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M,Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam M,Si Ak., selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, serta selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan


(4)

koreksi dalam proses penyelesaian tugas akhir ini, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar M.Si Ak., selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Dosen-dosen dan seluruh staff pegawai Fakultas Ekonomi Sumatera Utara yang telah banyak membantu selama menjalani masa perkuliahan.

5. Direktur dan seluruh karyawan Rumah Sakit Jiwa Pusat Provinsi Sumatera Utara, yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Kedua adik tersayang, yaitu Tari dan Aji yang telah memotivasi dan membantu penulis selama proses pembuatan tugas akhir.

7. Sahabat setia penulis, yaitu Ami, Maya, Ayu, Winda yang telah banyak memberikan masukan, motivasi, dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Teman- teman Grup 16, yaitu Rahmad, Tia, Titi, Fadli, dan Kak Risna yang juga telah banyak membantu selama proses magang berlangsung, dan teman-teman angkatan 2008 khususnya Grup B yang telah memberikan perhatian dan bersedia menyediakan waktu buat melepaskan penat sejenak,

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Medan, Juni 2011 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Sistematika Penelitian ... 4

a. Jadwal Penelitian ... 4

b. Rencana Isi ... 5

BAB II : PROFIL RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 8

B. Visi, Misi, dan Motto ... 10

C. Uraian Tugas ( Job Description ) ... 10

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Pengertian Sistem Pengawasan Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap ... 39

B. Penggolongan Aktiva Tetap ... 42

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 45

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 48


(6)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 55


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan/instansi sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi. Untuk itu setiap perusahaan harus membuat keputusan bisnis yang baik. Keputusan bisnis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan system pengawasan internal untuk mengarahkan kegiatan operasional perusahaan/instansi, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan/instansi yang telah dibentuk oleh perusahaan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus untuk mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada.

Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan/instansi industri dalam menjalankan kegiatan operasionalnya menggunakan sejumlah aktiva tetap selain aktiva-aktiva lainnya. Aktiva tetap merupakan asset perusahaan yang penting yang merupakan komponen terbesar dibandingkan dengan perkiraan-perkiraan lain dari harta perusahaan/instansi secara keseluruhan yang menyebabkan pos aktiva tetap menjadi suatu komponen yang cukup penting dalam laporan keuangan.

Semua aktiva tetap milik perusahaan memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar dapat digunakan sesuai dengan rencana pengeluaran-pengeluaran guna perawatan dan pemeliharaan aktiva tetap tersebut. Di antaranya dapat menambah masa manfaat aktiva tetap,


(8)

meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan mutu produksinya. Aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap berbagai kegiatan operasional perusahaan demi tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan pengendalian internal yang begitu besar terhadap aktiva tetap.

Pengawasan atas aktiva tetap harus selalu diperhatikan oleh perusahaan, sebab jika terdapat kesalahan pengelolaan aktiva karena kurangnya perhatian dari perusahaan/instansi akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi dan juga merugikan perusahaan/instansi. Sebaliknya, apabila pengawasan terhadap aktiva tetap dilaksanakan dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Kebenaran aktiva tetap harus dipertanggungjawabkan, dipergunakan dengan wajar, diasuransikan secukupnya dan ditangani dengan cara yang baik sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen dan diawasi oleh pengawas perusahaan.

Aktiva tetap juga merupakan investasi jangka panjang perusahaan/instansi dengan jumlah yang cukup besar. Untuk itu aktiva tetap yang ada pada perusahaan harus benar-benar diperhatikan yaitu dengan melakukan sistem pengawasan internal yang baik terhadap aktiva tetap. Dengan adanya sistem pengawasan tersebut maka perusahaan/instansi dapat mengikhtisarkan seluruh aktiva tetap yang yang dimilikinya yang dapat memberikan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan/instansi. Sebaliknya, jika perusahaan tidak melakukan sistem pengwasan internal terhadap aktiva tetap maka akan mengalami kerugian bagi perusahaan/instansi tersebut.

Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga memiliki aktiva tetap seperti tanah, gedung, kendaraan, kompuer, mesin fotokopi, genset, AC, tempat tidur dan


(9)

kegiatan operasional tanpa adanya aktiva tetap tersebut, karena aktiva tetap memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan suatu perusahaan/instansi, maka diperlukan penanganan yang cermat serta pengawasan terhadap aktiva tetap tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat jelas begitu besar peran sistem pengawasan internal atas aktiva tetap bagi suatu perusahaan/instansi, maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Dalam ilmu akuntansi, pembahasan masalah mengenai aktiva tetap sangatlah luas, sehingga penulis merasa perlu merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini. Dalam kesempatan ini penulis hanya akan membahas tentang “Apakah sistem pengawsan

internal aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah

dijalankan dengan baik ?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui apakah sistem pengawasan internal atas aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berjalan dengan baik.


(10)

Penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi Rumah Sakit, dan bagi peneliti lain.

a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan masukan jika suatu saat peneliti dimintai pendapat mengenai sistem pengawasan internal atas aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumut.

b. Bagi Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumut yaitu sebagai bahan masukan untuk memperbaiki penerapan sistem pengawasan internal atas aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumut yang sudah berjalan selama ini.

c. Bagi peneliti lain yaitu sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.

D. Sistematika Penelitian 1. Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumut Jl. Letjend. Djamin Ginting km.10. Jadwal penelitian ini terdiri dari nomor, kegiatan dan waktu. Berikut ini akan diuraikan jadwal survey peneliti.

NO. KEGIATAN

MINGGU KE

1 2 3 4


(11)

judul

3 Mengurus surat riset

4 Mengantar surat izin riset ke perusahaan

5 Mengambil surat balasan riset dari perusahaan

6 Meminta surat balasan riset dari perusahaan

7 Melakukan wawancara kepada staff perusahaan mengenai sistem pengawasan internal aktiva tetap perusahaan

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penelitian tugas akhir yang terdiri dari jadwal penelitian dan rencana isi.


(12)

BAB II : PROFIL RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat instansi, visi, misi, dan motto instansi, dan job description Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumut. BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai pengertian sistem pengawasan internal aktiva tetap, penggolongan aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, dan penarikan aktiva tetap.

BAB 1V : KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagaimana akhir dari tugas ini, maka penulis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan pada Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumut dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi perusahaan.


(13)

BAB II

PROFIL RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH

PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Singkat Instansi

Pada tahun 1935 “Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen” (Rumah Sakit Jiwa) di Glugur, sebagai Rumah Sakit Jiwa yang ke-5 memiliki kapasitas 26 tempat tidur sampai dengan pada masa pendudukan Jepang tahun 1943. Pada masa pendudukan tentara sekutu (1943-1947) penderita gangguan jiwa Rumah Sakit Glugur dievakuasi ke Dolok Merangkir ± 100 km dari Medan kea rah Pematang Siantar dan selama ±3 tahu lamanya. Pada tahun 1950 penderita gangguan jiwa dipindahkan oleh Tentara Belanda ke bekas Rumah Sakit Harisson dan Crossfield serta sebagian ditampung di Rumah Penjara Pematang Siantar. Tahun 1950 sampai dengan 1958 dibuka Poliklinik Psikiatri yang merupakan Annex Rumah Sakit Jiwa Pematang Siantar terletak di Jl. Timor No. 19 Medan. Tahun 1958 sampai dengan 1981 Rumah Sakit milik Belanda

(Zieken Verpleging) letaknya di Jl. Timor No. 10 Medan dimanfaatkan sebagai Rumah Sakit

Jiwa Medan dan menampung pasien rawat inap dari Pematang Siantar dengan kapasitas 200 tempat tidur.

Pada tanggal 5 Februari 1981, berdasarkan Surat Menkes. RI Nomor 1897/Yankes/DKJ/78 dan dengan Persetujuan Menteri Keuangan tanggal 8 Desember 1978 Nomor S-849/MK/001/1978 Rumah Sakit Jiwa di Medan di ruislag dan dipindahkan ke lokasi baru terletak di terusan Padang Bulan km. 10 Jl. Bekala Lama, Kampung Mangga Medan Johor dengan luas tanah ± 38.000 m² (3,8 Ha) dan luas bangunan 5.709 m², dengan alamat baru yaitu Jl. Letjend. Djamin Ginting km. 10 Medan, pada 15 Oktober 1981, diresmikan oleh Menteri


(14)

Kesehatan RI (Dr. Suwardjono Suryaningrat) yang memiliki kapasitas sebanyak 450 tempat tidur, yang merupakan RS. Jiwa Departemen Kesehatan.

Selanjutnya mendapat Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor: YM.00.03.3.5.5829 yang meliputi Administrasi, Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatandan Rekam Medis pada tanggal 28 Desember 1999. Setelah Otonomisasi dari tahun 2000 sampai dengan 2003, Rumah Sakit Jiwa Medan merupakan UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Kemudian sesuai dengan Perda Nomor 8 tahun 2004 dan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 188.34/2641/K/2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka RS. Jiwa Pusat Medan menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Kemudian mendapat Piagam Penghargaan Citra Pelayanan Prima oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada tanggal 31 Oktober 2008. Penetapan Rumah Sakit Jiwa Daerah selaku Penyelenggara Pola Pengelola Keuangan Badam Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 445/4496/K/tahun 2008.

B. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumut Visi

Menjadikan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Fisik yang Terbaik Secara Profesional untuk Kepuasan Masyarakat.

Misi


(15)

2. Meningkatkan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Gangguan Jiwa dan Masalah Psikososial Masyarakat

3. Menyediakan dan Mengembangkan Fasilitas Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian dalam Bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa

4. Meningkatkan Upaya Profesionalisme dan Sumber Daya Manusia (SDM) Melalui Pengembangan Ilmu Filosofi, Keterampilan, dan Etika Profesi

Motto

HORAS (Harmonis, Objektif, Rapi, Aman, Sigap)

C. Uraian Tugas (Job Description)

Dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas usaha diatur pembagian tugas masing-masing fungsi pelaksanaan penanggung jawab secara tertulis sebagai berikut:

1. Direktur

Direktur Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Sumut mempunyai tugas memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasikan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pelayanan kesehatan jiwa yang mencakup penatausahaan, pengkajian dan pengembangan, pelayanan medis, perawatan dan penunjang medis serta tugas pembantuan. Adapun tanggung jawab dari Direktur secara lebih jelas adalah:

a) Menyelenggarakan dan menetapkan kebijakan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan RS Jiwa Pemprov. Sumut;

b) Memberi pengarahan penyusunan program kerja RS Jiwa Pemprov. Sumut; c) Menggerakkan pelaksanaan kegiatan/program RS Jiwa Pemprov. Sumut; d) Memantau pelaksanaan kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut;


(16)

e) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut; f) Melaksanakan pengawasan melekat;

g) Membina pegawai/personil untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut;

h) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait; i) Menetapkan kebijakan pelayanan medik;

j) Menetapkan pengaturan pemakaian obat-obatan;

k) Menetapkan kebijakan mengendalikan pelaksanaan kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut di bidang pengkajian dan pengembangan;

l) Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan medik; m) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik; n) Menandatangani surat-surat keluar dan naskah dinas lainnya;

o) Menetapkan/merekomendasikan hal-hal yang berkaitan dengan mutasi, DP3, penempatan, cuti, sanksi, promosi, dan penghargaan pegawai dalam mengendalikan pelaksanaan kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut;

p) Memerintahkan pembayaran dan menandatangani bukti pengeluaran uang; q) Mengusulkan besaran pola tariff kepada Gubernur Sumatera Utara;

r) Mendelegasikan sebagian wewenang di bidang medis, teknis, dan administrasi. 2. Wakil Direktur Pelayanan

Wakil direktur pelayanan mempunyai tugas membantu Direktur dalam kegiatan Bidang Pelayanan Medik, Penunjang Medik, dan Keperawatan. Adapun tanggung jawab Wadir Pelayanan adalah:


(17)

a) Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan program serta standar pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, unit pelaksana fungsional;

b) Menyelenggarakan dan menserasikan rencana kebutuhan dan kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan unit pelaksana fungsional;

c) Menyelenggarakan pemantauan pelaksanaab kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;

d) Menyelenggarakan bimbingan dan melakukan supervise atas pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsioanal;

e) Menyelenggarakan dan menggerakkan pelaksanaan disiplin pegawai pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;

f) Menyelenggarakan penyusunan laporan kegiatan dan evaluasi seluruh kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;

g) Menyelenggarakan koordinasi petugas pelayanan (dokter, perawat, dan tenaga lain) untuk kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan pelaksana fungsional;

h) Menyelenggarakan koordinasi petugas pelayanan kesehatan jiwa dengan instansi terkait; i) Menyelenggarakan monitoring rapat pelayanan medik, penunjang medik, keperawatan, dan

pelaksana fungsional;

j) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan fungsinya; k) Memberikan masukan yang perlu kepada Direktur sesuai tugas dan fungsinya;

l) Menyelenggarakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugass dan fungsinya kepada Direktur.


(18)

Wakil Direktur Administrasi mempunyai tugas membantu Direktur dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi, dan menyelenggarakan koordinadi pengawasan yang selanjutnya ditetapkan oleh Direktur yang meliputi Bagian Tata Usaha, Bagian Keuangan, dan Bagian Pengkajian dan Pengembangan. Adapun tanggung jawab Wadir Administrasi adalah: a) Menyelenggarakan koordinatif atas seluruh tugas-tugas dan kegiatan RS Jiwa Pemprov.

Sumut;

b) Menyelenggarakan pengawasan, pengendalian, penerimaan dan pengeluaran dana, penertiban penggunaan fasilitas, dn pelaksanaan kegiatan program;

c) Menyelenggarakan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan seluruh kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut;

d) Menyelenggarakan pelaksanaan disiplin pegawai di lingkungan RS Jiwa Pemprov. Sumut; sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

e) Menyelenggarakan penilaian dan menserasikan rencana kebutuhan RS Jiwa Pemprov. Sumut;

f) Menyelenggarakan dan membantu kegiatan Direktur RS Jiwa Pemprov. Sumut;

g) Menyelenggarakan bimbingan dan melakukan motivasi atas pelaksanaan kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut;

h) Meneliti dan mengevaluasi seluruh laporan kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut; i) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan RS Jiwa Pemprov. Sumut;

j) Melaksanakan administrasi kerumahtanggaan organisasi, hukum, dan ketatalaksanaan terhadap seluruh kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut;


(19)

l) Melaksanakan pengkajian dan pengembangan terhadap rencana dan kegiatan RS Jiwa Pemprov. Sumut;

m) Melaksanakan fungsi Direktur apabila berhalangan sesuai ketentuan yang ditetapkan;

n) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Direktur sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; o) Memberikan masukan yang perlu kepada Direktur sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; p) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada

Direktur sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 4. Bidang Pelayanan Medis

Bidang pelayanan medis mempunyai tugas membantu Wadir Pelayanan dalam menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan unit rawat jalan, unit gawat darurat (UGD) dan rekam medik, serta unit rawat inap dan unit rehabilitasi. Adapun tanggung jawab Bidang Pelayanan Medis adalah:

a) Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data pasien rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien narkoba;

b) Menyelenggarakan perencanaan, pengendalian, penentuan serta evaluasi pasien rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien narkoba;

c) Menyelenggarakan penyusunan jadwal pelayanan kesehatan di unit rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien narkoba;


(20)

d) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pengumpulan data pasien, diagnosis, terapi pasien rawat jalan, UGD, rawat inap dan rehabilitasi serta unit pelaksana fungsional kesehatan jiwa anak, remaja dan masyarakat, dewasa, lansia, dan pasien narkoba;

e) Menyelenggarakan koordinasi dengan jabatan fungsional di unit rawat jalan, rawat inap, UGD, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsioanal yang ada dibawahnya;

f) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pembuatan jadwal pertemuan/rapat koordinasi dengan unit rawat jalan, rawat inap, UGD, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsional yang ada dibawahnya;

g) Menyelenggarakan dan mengkoordinir sistem pencatatan dan pelaporan pasien rawat jalan, rawat inap, UGD, dan rehabilitasi;

h) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pengumpulan data, penyusunan, dan pelaoran indikator rumah sakit;

i) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pembuatan jadwal/monitoring dan evaluasi dalam bidang diagnostik, terapi, dan pemulihan pasien di ruangan rawat inap;

j) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pengawasan/monitoring tugas dokter ruangan di ruang rawat inap, rawat jalan, dan UGD;

k) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan pembuatan laporan data pasien rawat inap, rawat jalan, dan rehabilitasi serta Instalasi Gawat Darurat;

l) Menyelenggarakan dan mengkoordinir pembuatan evaluasi hasil kinerja dokter ruangan, dokter poliklinik, dan dokter IGD.

5. Bagian Bidang Keperawatan


(21)

gawat darurat, unit rawat inap, dan rehabilitasi. Adapun tanggung jawab bagian Bidang Keperawatan adalah:

a) Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan standar kebijakan program keperawatan;

b) Menyelenggarakan pengaturan dan pengendalian keperawatan dalam bidang program tetap dan prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis pelayanan keperawatan;

c) Menyelenggarakan peraturan dan pengendalian pelayanan keperawatan dan peningkatan etika profesi perawat;

d) Menyelenggarakan asuhan keperawatan jiwa dan menyelenggarakan peningkatan mutu serta asuhan keperawatan pada unit pelaksana funssional;

e) Menyelenggarakan penetapan jadwal dinas perawat sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan;

f) Menyelenggarakan pemberian bimbingan asuhan dan pelayanan keperwatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

g) Menyelenggarakan pelaksanaan pengendalian pada unit rawat jalan, gawat darurat, rawat inap, dan rehabilitasi sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan;

h) Menyelenggarakan pengkoordinasian kebutuhan peralatan keperwatan;

i) Menyelenggarakan dan pengkoordinasian rotasi dan mutasi di unit pelayanan perawatan; j) Menyelenggarakan pertemuan rutin mingguan dan bulanan dengan seksi rawat jalan, UGD,

rawat inap, dan rehabilitasi;

k) Menyelenggarakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya. 6. Bidang Penunjang Medis


(22)

Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas membantu Wadir Pelayanan Medis dalam Bidang Penunjang Medis, Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, Instalasi Peemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Adapun tanggung jawab bagian Bidang Penunjang Medis adalah:

a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Wakil Direktur Pelayanan Medis;

b) Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data/bahan untuk menyususn dan menyempurnakan standar pelaksanaan pelayanan Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, IPSRS, dan IPAL;

c) Menyelenggarakan penyusunan rencana kegiatan da kebutuhan Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, IPSRS, dan IPAL;

d) Menyelenggarakan penyusunan laporan, evaluasi, dan monitoring kegiatan kebutuhan Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, IPSRS, dan IPAL;

e) Menyelenggarakan penyusunan dan pengolahan kebutuhan Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, IPSRS, dan IPAL;

f) Menyelenggarakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan kebijakan; g) Menyelenggarakan koordinasi kegiatan kebutuhan Instalasi Laboraturium, Instalasi Farmasi,

Instalasi Gizi, Instalasi Elektro Medik, IPSRS, dan IPAL;

h) Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal di Bidang Penunjang Medik;

i) Memberikan masukan yang perlu kepada Wadir Pelayanan sesuai bidang tugasnya dan fungsinya;


(23)

j) Menyelenggarakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Wadir Administrasi.

7. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Wadir Administrasi dalam menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian RS Jiwa Pemprov. Sumut. Adapun tanggung jawab bagiN Tata Usaha adalah:

a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Wadir Administrasi;

b) Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan, dan ketatalaksanaan;

c) Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas, kearsipan pertelekomunikasian, dan persandian;

d) Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum dan pelayanan minimal;

e) Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan dan pengelolaan urusan rumah tangga, kemotoran, dan perlengkapan/peralatan kantor;

f) Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundang-umdangan, pengelolaan keprotokolan, dan hubungan masyarakat;

g) Menyelenggarakan fasilitas dan pengaturan keamanan lingkungan RS Jiwa; h) Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan fungsional;

i) Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, evaluasi, monitoring atas sub-sub bagian tata usaha

j) Menyelenggarakan talaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; k) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait;


(24)

m) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya. 8. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Wadir Administrasi dalam pengelolaan keuangan dan penyiapan anggaran rumah sakit. Adapun tanggung jawab bagian Keuangan adalah:

a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Wadir Administrasi;

b) Menyelenggarakan penyusunan perencanaan/program kerja bagian keuangan sesuai standar yang ditetapkan;

c) Menyelenggarakan penyusunan bahan-bahan penyiapan anggaran rumah sakit; d) Menyelenggarakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan rumah sakit; e) Menyelenggarkan penyusunan daftar gaji dan tunjangan daerah;

f) Menyelenggarakan penilaian perbendaharaan keuangan;

g) Menyelenggarakan pengumpulan bahan-bahan dan pembinaan pengelolaan teknis administrasi keuangan;

h) Menyelenggarakan pembayaran gaji pegawai dan ppenghasilan tambahan lainnya; i) Menyelenggarakan verifikasi keuangan;

j) Menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan;

k) Menyelenggarakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan;


(25)

m) Menyelenggarakan pelayanan dan penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan;

n) Menyelenggarakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

o) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; p) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya. 9. Bagian Pengkajian dan Pengembangan

Bagian Pengkajian dan Pengembangan mempunyai tugas membantu Wadir Administrasi dalam menyelenggarakan penyusunan program dan pengkajian serta pengembangan terhadap seluruh kegiatan RS Jiwa. Adapun tanggung jawab bagian Pengkajian dan Pengembangan adalah :

a) Menyelenggarakan penyusunan dan penyempurnaan program serta standar pelaksanaan dalam bidang pelaporan;

b) Menyelenggarakan perencanaan kebutuhan internal administrasi RS Jiwa, penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan serta pengendalian pelaksanaan kegiatan sesuai standar yang ditetapkan;

c) Menyelenggarakan pengumpulan, penyusunan, pengkompilisasian seluruh laporan kegiatan di lingkungan RS Jiwa;

d) Menyelenggarakan koordinasi seluruh kegiatan dan kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

e) Menyelenggarakan rencana pendidikan, penelitian, pelatihan, pengkajian, dan pengembangan prsonil di lingkungan RS Jiwa;


(26)

f) Menyelenggarakan pelaksanaan pendidikan, penelitian, pelatihan, dan pengkajian serta pengembangan di lingkungan RS Jiwa;

g) Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa yang melakukan praktek kerja di RS Jiwa;

h) Menyelenggarakan pelayanan keputusan bagi pegawai dan mahasiswa yang melakukan praktek kerja di RS Jiwa;

10. Seksi Rawat Inap dan Rehabilitasi

a) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data jumlah pasien, diagnosis, dan terapi pasien rawat inap dan rehbilitasi;

b) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan jumlah pasien yamg mendapat tindakan elektro medik;

c) Melaksanakan koordinasi dengan jabatan fungsional mengenai pelaksanaan tugas di unit rawat inap, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsional lainnya;

d) Melaksanakan penyusunan jadwal dinas dokter yang bertugas di unit pelayanan rawat inap dan rehabilitasi;

e) Melaksanakan pembuatan jadwal pertemuan/rapat koordinasi dengan unit rawat inap, rehabilitasi, dan unit pelayanan fungsional yang ada dibawahnya;

f) Melaksnakan pembuatan jadwal monitoring dan evaluasi dalam bidang diagnostik, terapi, dan pemulihan pasien di ruang rawat inap;

g) Melaksanakan pengawasan/ monitoring pelaksanaan tugas dokter ruangan di ruang rawat inap/bangsal;


(27)

i) Melaksanakan pembuatan evaluasi hasil kinerja dokter yang bertugas di unit rawat inap dan rehabilitasi;

j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh bidang Pelayanan Medis sesuai bidang tugas dan fungsinya;

k) Memberikan masukan yang perlu kepada bidang Pelayanan Medis sesuai bidang tugas dan fungsinya;

l) Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada bidang Pelayanan Medis sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

11.Seksi Perawatan Jalan dan UGD

a) Melaksanakan dan mengumpulkan, menyajikan data untuk penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan keperawatan unit rawat jalan dan bimbingan pelaksanaan asuhann keperawatan, pengaturan, pengendalian, dan peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan;

b) Melaksanakan, mengumpulkan, dan menyajikan data untuk penyusunan dan penyempurnaan atandar pelaksanaan keperawatan UGD, dan bimbingan pelaksanaan asuhan keperawatan, pengaturan, pengendalian, dan peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan;

c) Melaksanakan dan menyiapkan jadwal dinas perawat supervise, rujukan, program tetap prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis pelayanan asuhan keperwatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

d) Melaksanakan koordinasi kegiatan di unit rawat jalan dan UGD serta pelayanan asuhan keperawatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan sesuai bidang tugasnya;


(28)

f) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Keperawatan sesuai dengan bidang tugsanya;

g) Melaksanakan dan melaporkan serta bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Keperawatan sesuai dengan bidang tugasnya;

h) Melaksanakan dan mengusulkan kenaikan pangkat bagi pegawai keperawatan;

i) Melaksanakan dan mengumpulkan rekapitulasi absensi seluruh pegawai keperawatan;

j) Melaksanakan dan koordinasikan bagi pegawai perawatan yang ingin cuti di unit pelayanan keperawatan;

k) Melaksanakan dan koordinasi rotasi bagi pegawai keperawatan di unit pelayanan keperawatan;

l) Melaksanakan pertemuan mingguan dan bulanan dengan unit pelayanan keperawatan m) Melaksanakan pertemuan rutin dengan Kepala Bidang Keperawatan.

12. Seksi Laboraturium, Farmasi, dan Gizi

a) Melaksanakan pengumpulan, pengelolahan, dan penyajian bahan/data untuk menyusun dan menyempurnakan standar pelaksanaan pelayanan Instalasi Laboraturium, Farmasi, dan Gizi; b) Melaksanakan perencanaan dan kebutuhan Instalasi Laboraturium, Farmasi, dan Gizi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

c) Melaksanakan pengolahan data/bahan Instalasi Laboraturium, Farmasi, dan Gizi sesuaii dengann ketentuan yang berlaku;

d) Melaksanakan pengkoordinasian kegiatan Instalasi Laboraturium, Farmasi, dan Gizi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;


(29)

f) Melaksanakan pemberian masukan yang diperlukan oleh Kepala Bidang Penunjang Medis sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

g) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Bidang Penunjang Medis sesuai dengan atandar yang ditetapkan.

13.Sub Bagian Umum

a) Melaksanakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi ketatausahaan;

b) Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja ketatausahaan;

c) Melaksanakan administrasi surat masuk dan surat keluar, arsiparis, dan urusan rumah tangga dan kemotoran;

d) Melaksanakan pengadaan, pendistribusian, dan perawatan barang/perlengkapan gedung sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

e) Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan umum, pelayanan minimal, dan pendokumentasian surat-surat, barang bergerak, dan barang tidak bergerak;

f) Melaksanakan pegelolaan urusan dalam, keamanan dan ketertiban di lingkungan RS jiwa sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

g) Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Usaha sesuai bidang tugasnya;

i) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Tata Usaha sesuai bidang tugasnya; j) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala

Bidang Tata Usaha sesuai standar yang ditetpkan. 14.Sub Bagian Anggaran


(30)

a) Melaksanakan pengumpulan, penyiapan bahan, dan pembinaan pengelolaan teknis administrasi keuangan;

b) Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan rumah sakit; c) Melaksanakan perbendaharaan keuangan;

d) Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung pada rumah sakit e) Melaksanakan Sistem Akuntansi Internal (SAI) dan penyiapan bahan pertanggungjawaban

keuangan;

f) Melaksanakan pengendalian administrasi perjalanan dinas; g) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan sesuai bidang tugasnya;

i) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Keuangan sesuai bidang tugasnya; j) Melaporkan dan mempertanggugjawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bagian

Keuangan sesuai standar yang ditetapkan. 15.Sub Bagian Program

a) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian bahan/data untuk penyusunan dan penyempurnaan program rumah sakit dan standar pelaksanaan dalam bidang pelaporan;

b) Melaksanakan perencanaan kebutuhan internal administrasi RS Jiwa, penyempurnaan program laporan;

c) Melaksanakan pengumpulan, penyusunan, pengkompilasian seluruh laporan kegiatan di lingkungan RS Jiwa;


(31)

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai bidang tugasnya;

f) Memberi masukan yang perlu kepad Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai bidang tugasnya;

g) Melaksanakan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

16.Seksi Rawat Jalan, UGD, dan Rekam Medik

a) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data pasien rawat jalan dan UGD; b) Melaksanakan pengumpulan, pegolahan, dan pelayanan fungsional kesehatan jiwa anak,

remaja, dewasa, lansia, dan masyrakat;

c) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data pasien narkoba;

d) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajiian data pasien penanggulangan bencana;

e) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data pencatatan pasien rawat jalan, rawat inap, UGD, dan rehabilitasi untuk menentukan indikator rumah sakit;

f) Melaksanakan kegiatan evaluasi dan pengendalian kegiatan penyuluhan pelayanan pasien narkoba;

g) Melaksanakan penyusunan jadwal dinas dokter yang bertugas di unit pelayanan rawat jalan, UGD, dan pelayanan fungsional kesehatan jiwa anak, remaja, dewasa, dan unit pelayanan pasien narkoba;

h) Melaksanakan pengawasan/monitoring pelaksanaan tugas dokter yang bertugas di unit rawat jalan, UGD, dan pelayanan fungsional;


(32)

i) Melaksanakan ppembuatan evaluasi hasil kinerja dokter yang bertugas di unit rawat jalan dan UGD;

j) Melaksanakan penyusunan jadwal pelayanan kunjungan/integrasi ke puskesmas, rumah sakit umum, dan panti social;

k) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Bidang Pelayanan Medis sesuai standar yang ditetapkan;

l) Melaksanakan tuugas lain yang diberikan oleh Bidang Pelayanan Medis sesuai bidang tugas dan fungsinya;

m) Memberikan masukan yang perlu kepada Bidang Pelayanan Medik sesuai bidang tugas dan fungsinya;

n) Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada Bidang Pelayanan. 17.Seksi Perawatan Inap dan Rehabilitasi

a) Melaksanakan pengumpulan, mengelola, dan menyajikan bahan/data untuk penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pelayanan keperawatan rawat inap, rehabilitasi, dan rujukan ke instansi terkait;

b) Melaksanakan kerjasama antar instansi untuk dapat terlaksana kesehatan jiwa masyarakat; c) Melaksanakan, mengusulkan inventarisasi peralatan kesehatan dan peralatan keperawatan

serta etika profesi keperawatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

d) Melaksanakan, menyiapkan jadwal dinas perawat, rujukan program tetap, prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis asuhan keperawatan;

e) Melaksanakan, menyiapkan jadwal dinas perawat, rujukan program tetap, prosedur kerja, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis serta pelayanan kesehatan jiwa masyarakat sesuai


(33)

f) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan unit rawat inap (kelas I, II, dan III), menetapkan jadwal dinas perawat sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan sesuai bidang tugasnya;

h) Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Keperawatan sesuai dengan bidang tugasnya;

i) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada Bidang Keperawatan sesuai dengan standar yang ditetapkan;

j) Melaksanakan penilaian DP3 perawat di unit pelayanan keperawatan;

k) Melaksanakan dan koordinasi rotasi dan mutasi bagi pegawai perawatan di unit pelayanan keperawatan;

l) Melaksanakan pertemuan rutin setiap minggu dengan unit pelayanan keperawatan;

m) Melaksanakan koordinasi cuti dan kenaikan pangkat bagi pegawai di unit pelayanan keperawatan;

n) Melaksanakan rapat koordinasi dengan unit pelayanan keperawatan sekali satu bulan. 18.Seksi IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan IPAL

a) Melaksanakan pengumpulan bahan/data untuk penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pengelolaan IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan IPAL;

b) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan IPAL;

c) Melaksanakan penyusunan perencanaan kegiatan dan kebutuhan IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan IPAL;

d) Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi, dan monitoring kegiatan IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan IPAL;


(34)

e) Melaksanakan penyusunan baha telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

f) Melaksanakan koordinasi kegiatan pada IPSRS, Instalasi Elektro Medik, dan IPAL sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan;

g) Melaksanakan pembuatan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Bidang Penunjang Medis sesuai standar yang ditetapkan;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang Medis sesuai dengan tugas dan fungsinya;

i) Melaksanakan pemberian masukan yang diperlukan oleh Kepala Bidang Penunjang Medis sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

j) Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Bidang Penunjang Medis sesuai dengan standar yang ditetapkan.

19.Sub Bagian Kepegawaian

a) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan/data serta referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas kepegawaian;

b) Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat dan pension pegawai, peninjauan masa kerja, dan pemberian penghargaan serat tugas/izin belajar, pendidikan, dan pelatihan kepemimpinan/struktural, fungsional, dan teknis;

c) Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai;

d) Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karier dan mutasi serta pemberhentian pegawai;


(35)

f) Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi, dan monitoring kegiatan sub bagian kepegawaian;

g) Melaksanakan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; h) Melaksanakan pengumuman dan pemberitahuan berita dukacita dan hal-hal lain yang penting

diinformasikan kepada seluruh pegawai;

i) Melaksanakan penyiapan pembuatan surat izin cuti pegawai RS Jiwa;

j) Melaksanakan pengusulan penertiban surat izin belajar, pencantuman gelar, ujian dinas, dan ujian penyesuaian ijazah;

k) Melaksanaka pengumpulan dan pengetikan DP3 seluruh pegawai RS Jiwa dan mendistribusikannya kepada yang bersangkutan;

l) Melaksanakan pengusulan kartu pegawai, tabungan asuransi, dan asuransi kesehatan; m) Melaksanakan pembuatan KP4 seluruh pegawai RS Jiwa;

n) Melaksanakan penyiapan personil dan perlengkapan upacara untuk peringatan hari besar nasional;

o) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Usaha sesuai bidang tugasnya.

20. Sub Bagian Penerimaan dan Pengeluaran

a) Melaksanakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi bagian keuangan;

b) Menyusun target penerimaan dan pengeluaran rumah sakit;

c) Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja anggaran rumah sakit; d) Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran rumah sakit;


(36)

e) Melaksanakan penyusunan Laporan Akuntan Instansi Pemerintah (LKAIP) dan Laporan Kerja Pertanggungjawaban (LKPJ);

f) Melaksanakan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA); g) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan sesuai bidang tugasnya;

i) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Keuangan sesuai bidang tugasnya; j) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala

Bagian Keuangan sesuai standar yang ditetapkan. 21. Sub Bagian Pengembangan

a) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian bahan/data untuk penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan penelitian di lingkungan RS Jiwa sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku;

b) Melaksanakan rencana pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan personil di lingkungan RS Jiwa sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

c) Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan personil di lingkungan RS Jiwa sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

d) Melaksanakan pendidikan bagi mahasiswa yang melakukan praktek kerja di RS Jiwa; e) Melaksanakan penetapan sertifikasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sesuai ketentuan

yang berlaku;

f) Melaksanakan pelayanan perpustakaan bagi pegawai dan mahasiswa yang melakukan praktek kerja di RS Jiwa;


(37)

g) Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai bidang tugasnya;

h) Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai bidang tugasnya;

i) Melaporkan dan mempertanggungawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.


(38)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap

Sistem pengawasan internal aktiva tetap merupakan istilah yang telah umum dan banyak digunakan untuk berbagai kepentingan. Pengawasan internal mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan/instansi untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan, dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisensi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Menurut Romney dan Steinbart (2006; 2) menyebutkan bahwa defenisi sistem sebagai berikut:

Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama atau bisa dikatakan sebuah sistem merupakan kumpulan sumber daya yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus untuk mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada.

Menurut Romney dan Steinbart (2006; 229) menyebutkan bahwa defenisi pengawasan internal sebagai berikut:

Pengawasan Internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.


(39)

Menurut Warren, Reeve, dan Vees (2006; 235) defenisi pengawasan internal sebagai berikut:

Pengawasan Internal adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva tetap dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001; 18) defenisi pengawasan internal sebagai berikut: Pengawasan Internal adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: 1. Mengamankan aktiva perusahaan, 2. Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, 3. Meningkatkan efisiensi, 4. Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.

Dari uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengertian pengawasan internal

adalah evaluasi secara menyeluruh yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan cara membandingkan antara prosedur-prosedur yang telah dibuat oleh manajemen suatu organisasi dengan keadaan yang sebenarnya yang telah dilaksanakan oleh organisasi tersebut, apakah kegiatan operasional telah dilaksanakan dengan baik atau terdapat penyimpangan yang dapat merugikan organisasi.

Menurut Soemarsono S.R (2005; 20) defenisi aktiva tetap sebagai berikut:

Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixed assets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar.

Menurut Jerry, Donald, dan Paul ( 2007; 566) defenisi aktiva tetap sebagai berikut:

Aktiva Tetap adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik, memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen. Aktiva ini biasa dinamakan dengan properti, pabrik, dan peralatan.


(40)

Sistem pengawasan internal meliputi evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Misalnya meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasional penyimpangan dan pencatatan, serta pengawasan fisik atas kekayaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kebenaran data akuntansi, mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya, dalam upaya menggalakkan efisiensi usaha, serta mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan.

Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut melakukan pengawasan internal atas aktiva tetapnya adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan melalui persetujuan

Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Direktur Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut.

2. Pengawasan terhadap gerak-gerik fisik

Jika terdapat aktiv yang rusak maupun telah usang sehingga habis masa manfaatnya, maka Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut melakukan sejumlah prosedur-prosedur atau peraturan-peraturan yang dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva tetapnya.

3. Pemeriksaan secara fisik kekayaan rumah sakit

Rumah sakit melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaan dengan membandingkan aktiva yang dihitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengawasan dasar untuk mengetahui kebenaran, kelengkapan,


(41)

Sistem pengawasan internal aktiva tetap meliputi penjagaan dan pencatatan akuntansi aktiva tetap yang memadai yang dimiliki organisasi untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Penjagaan dari aktiva tetap meliputi:

1. Memberikan tannggung jawab kepada seseorang atas aktiva tetap tersebut,

2. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang melakukan pencatatan aktiva tetap tersebut,

3. Memiliki asuransi aktiva tetap terhadap kejadian-kejadian tertentu seperti kebakaran, pencurian, dan lain-lain’

4. Melakukan pembinaan kepada orang-orang yang menggunakan aktiva tetap tersebut agar mereka dapat secara benar mengoperasikan aktiva tetap tersebut,

5. Adanya program pemeliharaan dan perbaikan yang teratur, 6. Melindungi aktiva tetap dari hujan, panas, dan sebagainya, 7. Mempertinggi keamanan di wilayah tersebut.

B. Penggolongan Aktiva Tetap

Menurut Warren, Reeve, dan Fees (2006; 506) aktiva tetap digolongkan sebagai berikut: tanah, bangunan, pengembangan tanah, mesin, peralatan, dan kendaraan.

Aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan yang digolongkan kedalam dua kategori yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud. Penggolongan semacam ini dikemukakan oleh Stice dan Skousen (2005; 201) adalah sebagai berikut:

1. Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets)

Aktiva tetap berwujud merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan, di dalamnya meliputi: tanah, bangunan, perabot,


(42)

mesin-mesin, peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa.

2. Aktiva Tetap tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets)

Aktiva ini tidak dapat diobservasi atau dilihat secara langsung, didalamnya berbentuk persetujuan, kontrak atau paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik. Harta tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.

Menurut Nordiawan, Putra, dan Rahmawati (2007; 230), klasifikasi aktiva tetap antara lain:

1. Tanah, termasuk diantaranya tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

2. Peralatan dan mesin, termasuk diantaranya mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, serta peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai. 3. Gedung dan bangunan, mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh

dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

4. Jalan, irigasi, dan jaringan, mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

5. Aset tetap lainnya, mencakup asset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok asset tetap tersebut, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan


(43)

6. Konstruksi dalam pengerjaan, mencakup asset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belem selesai seluruhnya.

Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut menggolongkan aktiva tetap ke dalam 4 golongan yaitu:

1. Machineries

a. Mesin ketik, b. Mesin fotocopy, c. Mesin penghisap debu, d. Genset,

2. Tools and Equipment

a. Alat pemotong kertas, b. Lemari es,

c. AC,

d. Kipas angin, e. Televisi, f. Dispenser, g. Mesin cuci, h. Printer, i. Telepon,

j. Tabung pemadam api, k. Microphone,

l. Mesin ketik m. Tempat tidur


(44)

3. Furniture and Fixture

a. Filling kabinet besi, b. Brankas,

c. Papan nama, d. White board, e. Meja kerja kayu, f. Kursi besi, g. Kursi kayu, h. Meja komputer, i. Meja ketik, j. Meja telepon, k. Karpet, l. CPU, m. Keyboard, n. Lemari kayu, o. Cermin p. Jam q. Komputer

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Suatu aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat


(45)

sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia (2007), berpendapat bahwa:

1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan-potongan lainnya.

2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa asset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar asset tetap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.

3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan asset tetap dan restorasi lokasi asset.

Contoh biaya yang dapat diretribusikan secara langsung adalah: a. Beban persiapan manfaat,

b. Beban penyusutan awal, biaya simpan, dan bongkar merek, c. Beban pemasangan,

d. Beban profesional, seperi arsitek dan insinyur.

Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara, antara lain:

1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai dan semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.


(46)

Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga yang dalam kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga.

3. Pembelian dengan Surat-Surat Berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibeli dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. 4. Penukaran dengan Aktiva Tetap yang Lain

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara tukar-menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian serta kekurangannya dibayar tunai. Dalam hal ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertukaran aktiva yang tidak sejenis dan pertukaran aktiva yang sejenis.

5. Aktiva Tetap yang Dihadiahkan

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan/donasi, pencatatannya dilakukan dengan mencatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independen.


(47)

Dalam memperoleh suatu aktiva terkadang dilakukan dengan cara dibangun sendiri. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik. Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung yang merupakan biaya-biaya di luar biaya operasional perusahaan sehari-hari.

Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut memperoleh aktiva tetapnyab dengan cara pembelian tunai dengan menggunakan dana dari rumah sakit.

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Menurut Jerry, Donald, dan Paul (2007; 507), defenisi penyusutan sebagai berikut:

Penyusutan adalah alokasi biaya dari asset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistematis dan rasional.

Menurut Warren, Reeve, dan Fees (2006; 507) defenisi penyustan sebagai berikut:

Penyusutan merupakan alokasi dari penyusunan nilai dari suatu aktiva tetap akibat berlalunya waktu yang digunakan dalam operasi perusahaan.

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan aktiva tetap antara lain: 1. Penyusutan Fisik (Phisical Depreciation)

Penyusutan ini terjadi akibat kerusakan atau keusangan ketika digunakan karena pengaruh cuaca

2. Penyusutan Fungsional (Functional Depreciation)

Penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat seperti yang diharapkan


(48)

Menurut Jerry, Donald, dan Paul (2007; 571), faktor-faktor yang akan mempengaruhi penetapan beban penyusutan yaitu: harga perolehan, masa manfaat, dan nilai sisa.

Sedangkan menurut Warren, Reeve, dan Fees (2006; 509) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhinya, antara lain:

1. Harga Perolehan (Acquisition Cost)

merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perhitungan biaya penyusutan,

2. Nilai Residu (Residual or Salvage Value)

merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian aktiva tetap. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak memiliki nilai residu karena aktiva tetap tersebut tidak dijual pada masa penarikannya.

3. Umur Ekonomis Aktiva Tetap (Economical Life Time)

a. Umur fisik yaitu umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva tetap. Suatu aktiva tetap dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tetap tersbut masih dalam kondisi baik.

b. Umur fungsional yaitu umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tetap tersebut dalam penggunaannya. Suatu aktiva tetap memiliki umur fungsional apabila aktiva tetap tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.

Menurut Warren, Reeve, dan Fees (2006; 510) metode penyusutan diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)


(49)

dengan luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodik jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode.

2. Metode Saldo Menurun (Declining-Balance Method)

Metode ini menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk penerapan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.

3. Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)

Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur masa manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil.

Metode penyusutan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut adalah didasarkan pada PSAP No. 7, yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus, karena dianggap lebih sederhana, mudah diterapkan, dan sering digunakan secara luas oleh berbagai instansi. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Alasan pemerintah melakukan pencatatannya dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No. 24 tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan.


(50)

E. Penarikan Aktiva Tetap

Menurut Jerry, Donald, dan Paul (2007; 581) cara penukaran aktiva tetap terbagi atas tiga yaitu:

1. Dengan cara dibuang

Dibuang dalam hal ini berarti aktiva dinonaktifkan sebab aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residua atau nilai pasar.

2. Dengan cara dijual

Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.

3. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar aktiva lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.

Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN No. 1-BUMN/2002/29 Januari 2002 tentang pedoman kebijakan pelepasan aktiva tetap BUMN yaitu:

1. Pelaksanaan pelepasan aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi bagi perusahaan, dapat dilakukan dengan prosedur melalui Kantor Lelang Negara.

2. Untuk mendapatkan calon pembeli yang lebih banyak serta untuk meningkatkan nilai jual dan pelaksanaan penjualan yang lebih transparan, maka diperlukan jasa Balai Lelang Swasta dalam rangka melaksanakan tugas pra lelang tersebut.


(51)

wakil perusahaan dengan mengikutsertakan instansi terkait. Kantor Kementrian BUMN dengan jumlah keanggotaan sebanyak delapan orang.

4. Pelepasan aktiva tetap berupa rumah dan kendaraan bermotor dapat dilepas tanpa melalui prosedur lelang.

5. Pembayaran pelepasan aktiva tetap adalah secara tunai.

6. Pengecualian lainnya terhadap tata cara penjualan melalui lelang disebut pada butir (1) diatas dapat diajukan kepada Menteri atas dasar pertimbangan penyebaran aktiva yang tidak signifikan.

Berdasarkan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. 1-MBUMN/2002/29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan Pelepasan Aktiva Tetap BUMN, penukaran aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional lagi. Tidak terdapat pemisahan asset-asset pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut antara unit kerja lainnya.


(52)

BAB 1V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sistem Pengawasan Internal yang dilakukan pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut telah dilaksanakan dengan baik, dimana aktiva yang keluar dan masuk harus melalui izin Wakil Direktur Administrasi dan menerapkan kepemimpinan yang bersifat

kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana

kegiatan dan pelaksanaan program RS Jiwa selalu dibangun melalui pembahasan pada sebuah rapat, sehingga proses akuntabilitas pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik.

2. Aktiva tetap yang dimiliki oleh Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut adalah milik Negara.

3. Metode penyusutan yang dilakukan atas aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut didasarkan pada PSAP No. 7 yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus.

4. Penggantian aktiva tetap yang dilakukan Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut didasarkan pada Instruksi Menteri Negara BUMN No. 1-BUMN/2002/29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan Pelepasan Aktiva Tetap BUMN yaitu aktiva tetap


(53)

B. Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka peneliti mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, antara lain:

1. Sistem Pengawasan Internal terhadap aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut harus lebih ditingkatkan, misalnya dengan membentuk daftar pengawasan aktiva tetap dan pengelompokan jumlah aktiva RS Jiwa secara rinci.

2. Tidak diungkapkan secara jelas mengenai metode penyusutan yang digunakan oleh Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut hanya melandaskan perhitungan berdasarkan ketetapan pemerintah, seharusnya RS Jiwa Pemprov. Sumut membuat perhitungan sendiri atas aktiva tetap yang dimiliki, sehingga RS Jiwa Pemprov. Sumut memiliki estimasi sendiri atas aktiva tetapnya.

3. RS Jiwa Pemprov. Sumut secara umum telah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan yang lazim terhadap sistem akuntansi aktiva tetapnya, dan hendaknya terus dilakukan secara konsisten.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Ketiga, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Nordiawan Deddi, Iswahyudi Sandi Putra, Maulidah Rahmawati. 2007. Akuntansi

Pemerintahan, Edisi 1, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, Marshall B, and Paul Jhon Steinbart. 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, dan Dewi Fitriasari, Salemba Empat, Jakarta.

S.R Soemarsono. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta. Warren, Carl S, James M Reeve, and Philip E. Fees. 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21,

Buku Kesatu, Cetakan Pertama, Terjemahan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, Salemb Empat, Jakarta.

Weygant J Jerry, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. 2007. Pengantar Akuntansi, Edisi Tujuh, Buku Satu, diterjemahkan oleh Ali AkbarYulianto, Wsailah, Rangga Handika, Salemba Empat, Jakarta.

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Erlangga, Jakarta.


(1)

dengan luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodik jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode.

2. Metode Saldo Menurun (Declining-Balance Method)

Metode ini menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk penerapan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.

3. Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)

Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur masa manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil.

Metode penyusutan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut adalah didasarkan pada PSAP No. 7, yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus, karena dianggap lebih sederhana, mudah diterapkan, dan sering digunakan secara luas oleh berbagai instansi. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Alasan pemerintah melakukan pencatatannya dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No. 24 tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan.


(2)

E. Penarikan Aktiva Tetap

Menurut Jerry, Donald, dan Paul (2007; 581) cara penukaran aktiva tetap terbagi atas tiga yaitu:

1. Dengan cara dibuang

Dibuang dalam hal ini berarti aktiva dinonaktifkan sebab aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residua atau nilai pasar.

2. Dengan cara dijual

Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.

3. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar aktiva lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.

Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN No. 1-BUMN/2002/29 Januari 2002 tentang pedoman kebijakan pelepasan aktiva tetap BUMN yaitu:

1. Pelaksanaan pelepasan aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi bagi perusahaan, dapat dilakukan dengan prosedur melalui Kantor Lelang Negara.

2. Untuk mendapatkan calon pembeli yang lebih banyak serta untuk meningkatkan nilai jual dan pelaksanaan penjualan yang lebih transparan, maka diperlukan jasa Balai Lelang Swasta dalam rangka melaksanakan tugas pra lelang tersebut.

3. Harga penjualan ditetapkan berdasarkan harga pasar, sedangkan penentuan harga dasar untuk pelelangan ditetapkan oleh tim yang dibentuk oleh Direksi terdiri dari


(3)

wakil perusahaan dengan mengikutsertakan instansi terkait. Kantor Kementrian BUMN dengan jumlah keanggotaan sebanyak delapan orang.

4. Pelepasan aktiva tetap berupa rumah dan kendaraan bermotor dapat dilepas tanpa melalui prosedur lelang.

5. Pembayaran pelepasan aktiva tetap adalah secara tunai.

6. Pengecualian lainnya terhadap tata cara penjualan melalui lelang disebut pada butir (1) diatas dapat diajukan kepada Menteri atas dasar pertimbangan penyebaran aktiva yang tidak signifikan.

Berdasarkan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. 1-MBUMN/2002/29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan Pelepasan Aktiva Tetap BUMN, penukaran aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional lagi. Tidak terdapat pemisahan asset-asset pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut antara unit kerja lainnya.


(4)

BAB 1V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sistem Pengawasan Internal yang dilakukan pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut telah dilaksanakan dengan baik, dimana aktiva yang keluar dan masuk harus melalui izin Wakil Direktur Administrasi dan menerapkan kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program RS Jiwa selalu dibangun melalui pembahasan pada sebuah rapat, sehingga proses akuntabilitas pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik.

2. Aktiva tetap yang dimiliki oleh Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut adalah milik Negara.

3. Metode penyusutan yang dilakukan atas aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut didasarkan pada PSAP No. 7 yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus.

4. Penggantian aktiva tetap yang dilakukan Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut didasarkan pada Instruksi Menteri Negara BUMN No. 1-BUMN/2002/29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan Pelepasan Aktiva Tetap BUMN yaitu aktiva tetap tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain.


(5)

B. Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka peneliti mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, antara lain:

1. Sistem Pengawasan Internal terhadap aktiva tetap pada Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut harus lebih ditingkatkan, misalnya dengan membentuk daftar pengawasan aktiva tetap dan pengelompokan jumlah aktiva RS Jiwa secara rinci.

2. Tidak diungkapkan secara jelas mengenai metode penyusutan yang digunakan oleh Rumah Sakit Jiwa Pemprov. Sumut hanya melandaskan perhitungan berdasarkan ketetapan pemerintah, seharusnya RS Jiwa Pemprov. Sumut membuat perhitungan sendiri atas aktiva tetap yang dimiliki, sehingga RS Jiwa Pemprov. Sumut memiliki estimasi sendiri atas aktiva tetapnya.

3. RS Jiwa Pemprov. Sumut secara umum telah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan yang lazim terhadap sistem akuntansi aktiva tetapnya, dan hendaknya terus dilakukan secara konsisten.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Ketiga, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Nordiawan Deddi, Iswahyudi Sandi Putra, Maulidah Rahmawati. 2007. Akuntansi

Pemerintahan, Edisi 1, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, Marshall B, and Paul Jhon Steinbart. 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, dan Dewi Fitriasari, Salemba Empat, Jakarta.

S.R Soemarsono. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta. Warren, Carl S, James M Reeve, and Philip E. Fees. 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21,

Buku Kesatu, Cetakan Pertama, Terjemahan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, Salemb Empat, Jakarta.

Weygant J Jerry, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. 2007. Pengantar Akuntansi, Edisi Tujuh, Buku Satu, diterjemahkan oleh Ali AkbarYulianto, Wsailah, Rangga Handika, Salemba Empat, Jakarta.

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Erlangga, Jakarta.