Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Kredit dengan

56

BAB IV PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN

HAK TANGGUNGAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT ROKAN HULU

A. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Kredit dengan

Jaminan Hak Tanggungan pada Bank Prekreditan Rakyat PD. Bank Perkreditan Rakyat BPR Rokan Hilir didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 21 Tahun 1996 tanggal 28 Desember 1996. PD. Bank Perkreditan Rakyat sebelumnya sebuah Lembaga Keuangan yang disebut berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Riau Nomor KPTS. 609X11986 yang secara prinsip beroperasi sejak bulan September 1986 sampai dengan April 1998. Dengan dikeluarkannya Keputusan Bank Indonesia tentang ketentuan bahwa lembaga keuangan sebentuk BKK, dan lembaga keuangan serupa tidak dibenarkan beroperasi, maka pemerintah daerah kabupaten Bengkalis yang merupakan pemilik lembaga keuangan daerah tersebut mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia agar lembaga tersebut dapat dikukuhkan menjadi Bank Perkreditan Rakyat BPR. 40 Keluarnya keputusan menteri keuangan Republik Indonesia Nomor KEP. 006KM.171998 tentang pemberian izin usaha menjadi BPR, maka badan perkreditan kecamatan BKK dikukuhkan menjadi BPR dengan nama perusahaan 40 Respotory.uin-suska.ac.id10985BAB20iv.pdf diakses tanggal 11 September 2015. daerah Bank Perkreditan Rakyat Kubu dengan singkatan PD.BPR Kubu dengan pemegang saham adalah Pemerintah Kabupaten Bengkalis Dan Pembangunan Daerah Riau. Bertepatan pada hari senin tanggal 18 Mei 1998 PD.BPR Kubu diresmikan oleh Pembantu Bupati Wilayah 1 Bagan Siapiapi yaitu Bapak Drs. Nurdin Bakar di kantor PD. BPR Kubu di Desa Rantau Panjang Kiri Kecamatan Kubu dan sekaligus resmi menjalin usaha jasa perbankan. Seiring bergulirnya otonomi daerah dan dikeluarkannya Undang-undang Nomor: 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor: 53 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupeten tersebut, kecamatan Kubu yang dulunya merupakan bagian wilayah Kabupaten Bengkalis menjadi bagian wilayah Rokan Hilir dimana tempat PD. BPR Kubu beroperasi. 41 Pada tanggal 22 Agustus bertempat dikantor Bank Indonesia Pekanbaru dilakukan pertemuan antar pemilik PD. BPR Kubu dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan Bank Pembangunan Daerah Riau dengan pemerintah abupaten Rokan Hilir hadir dalam pertemuan tersebut Bapak Rizal Wakil Bupati Bengkalis beserta Kepala Bagian Lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis dan Bapak Sarjono Amanan, SE selaku Direktur Bank Pembangunan Daerah Riau beserta Staf serta Bapak H. Wan Thamrin Hasyim Bupati Rokan 41 Ibid. Hilir. Pertemuan ini dibuka oleh Bapak Mahmud pemimpin Bank Indonesia Cabang Pekanbaru. Kreditur pemegang hak tanggungan mempunyai hak mendahulu daripada kreditur-kreditur yang lain “droit de preference” untuk mengambil pelunasan dari penjualan tersebut. Kemudian hak tanggungan juga tetap membebani obyek hak tanggungan ditangan siapapun benda itu berada, ini berarti bahwa kreditur pemegang hak tanggungan tetap berhak menjual lelang benda tersebut, biarpun sudah dipindahkan haknya kepada pihak lain “droit de suite” Hal terjadinya pengalihan barang jaminan kepada pihak lain tanpa seizin pihak kreditur maka kreditur dapat mengajukan action pauliana yaitu hak dari kreditur untuk membatalkan seluruh tindakan kreditur yang dianggap merugikan. Dengan demikian, dalam perjanjian tanggungan, pihak kreditur tetap diberikan hak-hak yang dapat menghindarkannya dari praktek-praktek “nakal” debitur atau kelalaian debitur. Suatu perjanjian kredit, terdapat dua pihak yang berperan yaitu pihak debitur yang menerima dana dari bank dan pihak kreditur yaitu bank sebagai pihak yang memberikan dana dari suatu bentuk kredit bank. Dalam pemberian kredit tersebut dilakukan dengan adanya kesepakatan dalam bentuk perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok dan kemudian dengan disertai adanya benda yang dijadikan jaminan kredit yang bersifat accecoir 42 42 Wawancara dengan Angie, selaku Kepala Bagian Umum Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hulu, tanggal 6 Juli 2015. Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 tahun 1996, pengikatan benda tidak bergerak sebagai jaminan dapat dilakukan dengan cara hipotek dan credit verband. Hak hipotek adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tidak bergerak untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan. Sedangkan credit verband adalah suatu jaminan atas tanah yang maksudnya obyeknya adalah tanah-tanah milik adat yang dikenal dalam KUHPerdata. Namun saat ini dengan adanya Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 maka untuk benda tidak bergerak seperti tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah pengikatannya sebagai jaminan dilakukan dengan pembebanan hak tanggungan. Pemberian kredit dilakukan dengan adanya kesepakatan antara debitur dengan bank sebagai kreditur yang dituangkan dalam perjanjian kredit tersebut maka kedua belah pihak terikat pada perjanjian tersebut. Telah ditentukan pula dalam pemberian kredit tersebut harus ada benda milik debitur yang dijadikan jaminan sebagai salah satu bentuk langkah antisipatif dari bank sebagai kreditur apabila debitur wanprestasi atau tidak melunasi pinjamannya. 43 Benda tidak bergerak sebagai jaminan, sehingga dalam pengikatan benda tidak bergerak tersebut sebagai jaminan telah ditentukan pula hak-hak para pihak dalam pemberian kredit tersebut antara lain : 44 1. Bagi pihak pemberi kreditkreditur bank 43 Wawancara dengan Angie, selaku Kepala Bagian Umum Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hulu, tanggal 6 Juli 2015. 44 Wawancara dengan Angie, selaku Kepala Bagian Umum Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hulu, tanggal 6 Juli 2015 Pemberian kredit ini ketika terjadi kesepakatan pengikatan benda tidak bergerak sebagai jaminan, bank memiliki hak-hak yang meliputi: a. Bank berhak untuk memegang barang yang dijadikan jaminan, dalam hal in benda tak bergerak seperti tanah maupun bangunan diatasnya sampai pada waktu utang dilunasi. b. Bank berhak untuk mengambil pelunasan dari pendapatan penjualan ataupun pelelangan barang yang dijadikan jaminan tersebut apabila pihak debitur tidak menepati kewajibannya yakni melunasi utangnya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak dalam perjanjian kredit tersebut. Adapun penjualan barang jaminan tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur pengeksekusian barang jaminan apabila terjadi kredit macet, seperti berdasarkan penetapan pengadilan. Pendapatan dari barang yang dijual tersebut digunakan sebagai bentuk pelunasan utang debitur seluruh atau sebagian saja Namun bank juga memiliki kewajiban dalam pemberian kredit tersebut pada saat pengikatan benda tidak bergerak sebagai jaminan, yang meliputi: 45 a. Bank wajib memberitahukan kepada pihak debitur apabila bank hendak menjual barang jaminan tersebut. b. Bank harus memberikan perhitungan tentang pendapatan dari hasil penjualan barang jaminan tersebut kepada pihak debitur. 45 Wawancara dengan Angie, selaku Kepala Bagian Umum Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hulu, tanggal 6 Juli 2015. c. Bank wajib menyerahkan kelebihan pendapatan dari penjualan barang jaminan tersebut kepada pihak debitur sesuai dengan jumlah utang yang harus dilunasi debitur. d. Bank harus mengembalikan barang jaminan tersebut ketika perjanjian kr edit telah berakhir yakni ketika pihak debitur telah melunasi kewajibannya membayar utang kepada bank 2. Bagi pihak debitur pihak yang berutang a. Debitur berhak untuk mendapat pemberitahuan terlebih dahulu dari pihak bank sebagai kreditur apabila barang jaminan tersebut akan dijual oleh pihak bank. b. Debitur berhak untuk mendapatkan kelebihan pendapatan atas penjualan barang jaminan setelah dikurangi dengan jumlah utang yang harus dilunasi oleh debitur. c. Debitur berhak mendapatkan kembali barang yang dijadikan jaminan tersebut ketika perjanjian kredit berakhir dalam hal debitur telah melunasi seluruh utangnya kepada bank Sama halnya dengan pihak bank sebagai kreditur, pihak debitur dalam perjanjian kredit dan pengikatan benda tak bergerak sebagai obyek jaminannya juga memiliki kewajiban-kewajiban yang meliputi: 46 a. Debitur berkewajiban untuk menyerahkan barang yang dijadikan jaminan dalam perjanjian kredit tersebut kepada bank sebagai pemberi kredit sejak 46 Wawancara dengan Angie, selaku Kepala Bagian Umum Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hulu, tanggal 6 Juli 2015. perjanjian kredit dan pengikatan barang jaminan tersebut ditandatangani kedua belah pihak. b. Debitur bertanggungjawab atas pelunasan utangnya terutama dalam hal penjualan barang yang dijadikan jaminan Adapun kedua belah pihak terikat kepada perjanjian yang telah mereka sepakati bersama dan mereka wajib melaksanakan apa yang menjadi kewajiban bagi para pihak sesuai dengan apa yang sudah diperjanjikan sebelumnya.

B. Tata Cara Pemberian Kedit dengan Jaminan Hak Tanggungan pada