Mereka menentang negara agama teokrasi. Mereka yakin bentuk negara yang sehat bagi kehidupan agama dan politik adalah negara yang memisahkan kedua
wewenang tersebut. Agama adalah sumber inspirasi yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak punya hak suci untuk menentukan segala
bentuk kebijakan publik. Agama berada di ruang privat dan urusan publik harus diselenggarakan melalui proses konsensus.
B. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Jaringan Islam Liberal
Layaknya sebuah organisasi keagamaan atau non keagamaan pasti mempunyai visi, misi serta tujuan mengapa organisasi tersebut berdiri. Salah satu
pembahasan skripsi ini mengenai visi, misi serta tujuan berdirinya JIL. Kita mengetahui bahwa JIL adalah sebuah jaringan yang tidak akan bisa dipahami hanya
dengan pendekatan wacana pemikiran keagamaan an sich, yang steril dan vakum dari berbagai pertimbangan lain. Sebab eksistensi JIL sebenarnya tidak lepas dari
konteks-konteks ideologi, politik, sosiologis dan historis yang melingkupnya. Untuk itu dirasa perlu penulis menyampaikan visi, misi serta tujuan Jaringan Islam
Liberal. Visi JIL dirumuskan dalam beberapa hal, diantaranya. Pertama,
memperkokoh landasan demokrasi melalui penanaman nilai pluralisme, inklusivisme dan humanisme. Kedua, membangun kehidupan keagamaan yang
berdasarkan pada penghormatan atas perbedaan.
22
Adapun misi JIL sebagaimana termaktub dalam websitenya sebagai berikut:
23
Pertama, mengembangkan penafsiran Islam yaang liberal sesuai dengan prinsip-prinsip yang mereka anut serta menyebarkannya kepada seluas mungkin
22
Luthfi Assyaukanie “Asal usul, visi misi, agenda serta tujuan Islam liberal,” Artikel diakses tanggal 20 Januari 2009 dari http:www.islamlib.comagenda-islam-liberal.html.
23
Assyaukanie “Asal usul, visi misi, agenda serta tujuan Islam liberal.
masyarakat. Kedua, mengusahakan terbentuknya ruang dialog yang bebas dari tekanan konservatisme, mereka menyakini bahwa, terbentuknya ruang dialog akan
memekarkan pemikiran dan gerakan Islam yang sehat. Ketiga, mengupayakan terciptanya struktur sosial dan politik yang adil dan manusiawi.
Sedangkan tujuan dari JIL adalah menyebarkan gagasan-gagasan Islam liberal seluas-luasnya kepada masyarakat, baik yang diterima atau tidak diterima
oleh khayalak masyarakat Indonesia khususnya, maupun mancanegara umumnya. Adapun tujuan khususnya adalah:
24
. Pertama,
menciptakan intellectual discourses tentang isu-isu keagamaan yang pluralis dan demokratis serta berperspektif gender di kampus-kampus, media-
massa cetak maupun elektronik dengan tujuan yang lebih spesifik, yakni, memberi pandangan alternatif bagi umat tentang isu-isu sosial keagamaan, sehingga tidak
dimonopoli oleh satu penafsiran yang anti-demokrasi dan anti-pluralisme serta misoginis. Mengajak publik untuk berpikir kritis, argumentatif, berpikir kontekstual
dan tidak terjebak pada nilai-nilai yang dogmatis. Kedua,
membentuk intellectual community yang bersifat organik dan responsif serta berkemauan keras untuk memperjuangkan nilai-nilai keagamaan
yang suportif terhadap pemantapan konsolidasi demokrasi di Indonesia Memperbanyak jaringan kampus untuk bersama-sama memperjuangkan wacana
Islam dan demokrasi. Ketiga,
menggulirkan intellectual networking yang secara aktif melibatkan jaringan kampus, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, media massa, akademisi
dan civitas academica di perguruan tinggi, dan lain-lain untuk menolak fasisme atas nama agama. Mengaktifkan jaringan-jaringan kampus, mengajak LSM, media
24
Nong Darul Mahmada dan Burhanuddin, Jaringan Islam Liberal: Pewaris Pemikiran Islam di Indonesia
Jakarta: Litbang. Dep. Agama, 2005, h. 7.
masa, intelektual dan para akademisi untuk bersama-sama memperjuangkan isu kebebasan sipil, sosial-keagamaan sebagai prioritas pemantapan demokraasi.
Mengingat kompleksitas permasalahan dan luasnya cakupan, adalah sebuah keniscayaan bagi JIL untuk membangun networking dan kemitraan strategis dengan
media massa, LSM, akademisi, dan tidak menutup kemungkinan dengan parlemen dan pemerintah. Namun, JIL sendiri harus realistik untuk menetapkan area of
concern pada wilayah publik, meski tidak menutup pintu untuk menjalin aliansi
strategis dengan LSM-LSM yang sudah bergerak pada level parlemen dan pemerintahan.
C. Perkembangan dan Kegiatan Pokok Jaringan Islam Liberal