Selain itu, Whittaker membedakan pemakai perpustakaan menjadi dua berdasarkan frekuensi kunjungan dan pemahaman mereka tentang
perpustakaan, yaitu: 1.
Regular Users : Kelompok pemakai yang pernah mengunjungi perpustakaan kurang lebih satu kali sebulan dan mereka mengerti
apa yang dapat mereka harapkan dari perpustakaan. 2.
Occasional Users : Mereka yang kadang-kadang mengunjungi perpustakaan namun mereka tidak mengerti manfaat daari
perpustakaan ini.
B. PENENTUAN LOKASI PERPUSTAKAAN UMUM
Salah satu
syarat dalam
pemilihan lokasi
hendaknya memperhitungkan kenyamanan pemakai. Lokasi perpustakaan berpengaruh
besar terhadap pemakai, misalnya perpustakaan umum yang jauh dari fasilitas angkutan umum pasti akan kurang pengujungnya
30
. Lokasi dan tempat yang tidak strategis membuat suatu perpustakaan kurang diminati
dan memiliki sedikit jumlah pengunjung. Lokasi gedung menentukan pula lokasi perpustakaan. Sebagai sarana
masyarakat banyak, lokasi serta situasi lokasi perpustakaan sangat penting sekali. Perpustakaan harus mudah dan tidak harus memerlukan biaya tinggi
untuk mengunjungi perpustakaan tersebut. Setiap orang pemakai harus merasa aman dan bebas untuk memasuki lokasi perpustakaan, oleh karena
itu gedung perpustakaan hendaknya diusahakan berada di wilayah yang
30
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 1991, h.307.
sangat mudah dan dekat dengan masyarakat pemakai, berada didaerah tenang dan diatas lokasi yang memberikan kebebasan pada pemakai jasa
perpustakaan
31
.
Sebaiknya suatu perpustakaan umum didirikan pada tempat yang ramai dan mudah dicapai dari berbagai penjuru.
Perpustakaan sebaiknya dekat dengan pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan biasanya merupakan
pula tempat tujuan dari kendaraan-kendaraan umum dari berbagai penjuru
32
. Dengan demikian pengunjung tidak perlu jauh-jauh berjalan kaki yang
melelahkan.
C. PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN
UMUM
Dalam merencanakan dan membangun gedung perpustakaan pihak pustakawan harus diikut sertakan dan bekerjasama dengan pihak perencana
atau arsitek yang ditugaskan merencana gedung perpustakaan tersebut
33
. Perencanaan gedung yang baik akan menghasilkan tempat kerja yang
efisien, nyaman dan menyenangkan bagi staf perpustakaan maupun bagi pengunjung perpustakaan
34
. Untuk menghasilkan gedung yang demikian itu, perencana memerlukan pemahaman tentang keperluan pemakai serta objek
dan fungsi perpustakaan.
31
Standar Perencanaan Gedung Perpustakaan Umum dan Sekolah Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986, h.10
32
Mastini Hardjo Prakoso, dkk., Pedoman Perpustakaan Umum Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977, h. 2
33
Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, PedomanStandard Perpustakaan di Indonesia Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan,
1978, h.31.
34
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 1991, h.303.
Gedung adalah sarana yang mengakomodasikan seluruh kegiatan perpustakaan beserta perabot dan perlengkapannya
35
. Bangunan yang khusus didirikan untuk gedung perpustakaan di Indonesia masih belum
banyak. Keadaan gedung perpustakaan di Indonesia pada umumnya belum memenuhi
persyaratan sehingga
belum dapat
berfungsi secara
memuaskan
36
. Masalah lokasi dari setiap kegiatan pembangunan baik secara nasional maupun secara regional harus dipertimbangkan masak-masak dan
dipilih dengan tepat supaya kegiatan tersebut dapat berlangsung secara produktif dan efisien
37
. Keadaan ruang perpustakaan merupakan salah satu faktor penting
yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan perpustakaan. Ini dimaksudkan bagian-bagian dari ruang perpustakaan itu bagaimana
pembagiannya, perbandingan luas satu dengan lainnya, letaknya, kondisi, dan sebagainya
38
. Perpustakaan Umum tingkat daerah selayaknya menempati gedung
tersendiri. Perpustakaan merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya memerlukan ruang dengan luas lantai sekurang-kurangnya 2.000 m2
39
.
35
Standar Perencanaan Gedung Perpustakaan Umum dan Sekolah Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986, h.10.
36
Mastini Hardjo Prakoso, dkk., Pedoman Perpustakaan Umum Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977, h. 36.
37
Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang Jogjakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 12.
38
Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992, h.116.
39
Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Himpunan Produk Hukum: Seputar Perpustakaan Umum Pemerintah Propinsi Daeerah Khusus Ibukota Jakarta
Perpumda Jakarta: Pemerintah DKI Jakarta, 2001., h. 111.