Pandangan pemustaka terhadap gedung perpustakaan daerah Kabupaten Tangerang

(1)

PANDANGAN PEMUSTAKA TERHADAP

GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH

KABUPATEN TANGERANG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh

IKA OCTAVIANI

NIM : (106025001038)

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 / 1432 H


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRAK IKA OCTAVIANI

Pandangan Pemustaka Terhadap Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat pemustaka terhadap lokasi, bentuk gedung, dan kenyamanan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang. Penelitian menggunakan metode kuantitatif data diperoleh melalui kajian pustaka, observasi, angket, dan wawancara dengan narasumber yang dipercaya dan mengerti juga memahami objek yang penulis kaji. Kuisioner kemudian diisi oleh responden dan dicari hasil lalu diolah secara tabulating untuk mendapatkan gambaran mengenai pandangan pemustaka terhadap gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang. Populasi pada penelitian ini berjumlah 411 orang. Sampel yang digunakan 10% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 41 orang.

Dari hasil temuan pada penelitian ini menurut responden hampir setengahnya (46,3%) menyatakan bahwa lokasinya sangat strategis namun diantara mereka juga ada yang menyatakan kurang strategis dan tidak strategis. Sebanyak 31,7% responden menyatakan bentuk gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang sangat bagus namun diantara keseluruhan responden ada yang menyatakan sedang dan kurang bagus. Berdasarkan hasil temuan mengenai kenyamanan di perpustakaan, jawaban responden terbanyak (41,8%) mengatakan sistem pencahayaan di perpustakaan sangat baik namum diantara mereka ada juga yang menjawab baik dan cukup baik.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Setelah hampir lima tahun waktu yang dilalui penulis untuk menjalani studi Strata Satu jurusan Ilmu Perpustakaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, akhirnya terselesaikan juga bagian akhir dari perjalanan studi yang cukup panjang tersebut. Penulis tidak henti-hentinya memanjatkan Alhamdulillah segala puji syukur ke hadirat Allah Swt, yang telah memberikan dan melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi yang penuh dengan halang rintang juga kendala dari awal hingga akhir. Akhirnya skripsi yang berjudul “Pandangan Pemustaka Terhadap Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang “ ini dapat terselesaikan dengan baik.

Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Dengan keterbatasan ilmu dan waktu yang dimiliki penulis, banyak kekurangan dan kelemahan dalam skripsi yang dibuat penulis. Dalam penulisan skripsi ini seringkali penulis mengalami hambatan–hambatan, namun karena kesabaran dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sangatlah wajar bila penulis menyampaikan penghargaan setinggi – tingginya dan ucapan terima kasih yang setulus – tulusnya, khususnya kepada :


(6)

iii

1. Bapak Dr. H. Abdul Wahid Hasyim M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah memberikan tugas kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA. Selaku ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Pungki Purnomo MLIS. Selaku sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen penguji dua yang telah memberi banyak masukkan untuk skripsi ini.

4. Bapak Parhan Hidayat, M.Hum. Selaku dosen penguji skripsi yang telah menguji dan menilai skripsi yang penulis buat. Terima kasih banyak untuk segala bantuan bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis dalam memperbaiki skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama belajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Drs. H. Amat, M.Si. Selaku kepala kantor Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang dan seluruh staf yang telah memberikan data dan kontribusinya dalam rangka penyelesaian skripsi ini.


(7)

iv

7. Ibu. Hj. Lilis Munawati, S.Pd. Selaku kepala tata usaha Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang yang sangat membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang diperlukan.

8. Bapak dan Ibu tersayang yang selalu sabar dalam memberikan bantuan doa, moril dan materil yang tidak dapat penulis balas dengan apapun. Thanks and I love you so much.

9. Embah Kakung, Embah Putri, danseluruh keluarga penulis yang selalu menanyakan kapan skripsi selesai. Terima kasih atas dukungan, semangat dan doa dari kalian sehingga penulis benar-benar bisa menyelesaikannya dengan baik walau agak terlambat.

10.Adik tercinta yang selalu memberikan semangat dan selalu menemani kemanapun penulis pergi mencari data-data dalam penyusunan skripsi ini.

11.Rekan–rekan mahasiswa/i Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan semua pihak yang telah memberikan bantuan materiil maupun moril kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12.Teman, sahabat dan semua pihak yang telah banyak memberikan

bantuan doa dan semangat penulis ucapkan banyak terima kasih. Maaf kalau penulis belum dapat membalas semua pengorbanan kalian.

Semoga semua yang telah mereka berikan baik berupa bimbingan dan bantuan maupun pengorbanan dalam rangka penyusunan skripsi ini, mendapat imbalan berlipat ganda dari Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.


(8)

v

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Oleh karenanya sumbangsih dan pemikiran, kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk perbaikan pada kajian- kajian dengan tema yang sama pada masa yang akan datang.

Jakarta, 07 Juli 2011


(9)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Metode Penelitian... 6

F. Sistematika Penulisan... 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum 1. Pengertian Perpustakaan Umum... 11

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum... 14

3. Pemakai di Perpustakaan Umum... 16

B. Penentuan Lokasi Perpustakaan Umum... 18

C. Perencanaan Pembangunan Gedung Perpustakaan Umum... 19

1. Fungsi dan Sifat Gedung Perpustakaan... 21


(10)

vii

D. Kenyamanan di Perpustakaan Umum... 24

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH KABUPATEN TANGERANG A. Sejarah Singkat... 26

B. Visi dan Misi... 27

C. Struktur Organisasi... 29

D. Lokasi dan Gedung Perpustakaan... 30

E. Keadaan dan Jumlah Pengunjung Perpustakaan... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Wawancara... 33

B. Analisa Hasil Kuisioner Pandangan Responden Terhadap Gambaran Umum dan Lokasi Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang... 33

1. Identitas Responden... 33

2. Frekuensi Kunjungan Responden ke Perpustakaan... 34

3. Hasil Penelitian Tentang Lokasi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang... 35

4. Hasil Penelitian Tentang Bentuk Gedung Perpustakaan Daerah Kabuapaten Tangerang... 37

5. Hasil Penelitian Tentang Kenyamanan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang... 39


(11)

viii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 45 B. Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Frekuensi Kunjungan Responden Ke Perpustakaan... 34

2. Tabel 2 Letak Perpustakaan... 35

3. Tabel 3 Jarak Rumah Dengan Perpustakaan... 35

4. Tabel 4 Cara Tempuh Menuju Perpustakaan... 36

5. Tabel 5 Tingkat Kesulitan Mendapatkan Angkutan... 37

6. Tabel 6 Bentuk Gedung Perpustakaan... 37

7. Tabel 7 Lay Out / Tata Letak Ruangan Perpustakaan... 38

8. Tabel 8 Sistem Pencahayaan Pada Gedung Perpustakaan... 39

9. Tabel 9 Kebersihan Ruangan Perpustakaan... 40

10.Tabel 10 Suasana Ruang Baca Perpustakaan... 41

11.Tabel 11 Keadaan Lingkungan Perpustakaan... 41

12.Tabel 12 Keadaan Halaman Gedung Perpustakaan... 42

13.Tabel 13 Keadaan Lahan Parkir... 43


(13)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman globalisasi seperti saat ini, perpustakaan menjadi tempat penting untuk mencari dan mengembangkan informasi. Oleh karena itu, jenis perpustakaan semakin berkembang dan salah satunya adalah perpustakaan umum.

Keberadaan perpustakaan umum adalah sebagai sarana pendidikan masyarakat, terutama masyarakat yang sedang berkembang untuk menuju masyarakat maju1. Perpustakaan amat penting bagi kehidupan kultural dan kecerdasan bangsa, karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang dapat diraih umum2.

Salah satu contoh perpustakaan umum yang dapat menjadi sarana pendidikan masyarakat, yaitu Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, yang diharapkan dapat berperan dalam peningkatan kecerdasan dan pengembangan kehidupan kultural masyarakat Kabupaten Tangerang.

“Sebagai tempat untuk penyebaran ilmu pengetahuan dan informasi guna menambah pendidikan masyarakat, maka peranan perpustakaan umum adalah besar. Masalah perpustakaan umum merupakan masalah masyarakat luas yaitu termasuk salah satu usaha yang mengarah kepada peningkatan kebudayaan dan perkembangan kemajuan masyarakat. Tidak sedikit

1 Sutarno NS, dkk., Laporan Penelitian dan Pengembangan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat (Jakarta: Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat, 2000), h. 5.

2 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas terbuka, 1999), h. 46.


(14)

perpustakaan umum dan perpustakaan sekolah ataupun universitas yang masih saja kurang pengunjung, lantaran arti penting dan urgensi lembaga infrastruktur ini, belum disadari oleh kebanyakan orang. Tentu ini bukan tanpa sebab, bahkan sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu dari faktor tersebut ialah banyaknya fasilitas perpustakaan di kota-kota besar yang hanya terjangkau oleh sebagian kecil masyarakat, karena lokasi perpustakaan yang kurang atau tidak strategis dan jumlahnya masih terbatas3.”

“Di Indonesia jarang sekali pembangunan gedung perpustakaan yang

benar-benar membuat perencanaan sesuai dengan kebutuhan. Sekalipun ada hanya di tingkat pusat dan propinsi4.”

Wiji Suwarno berpendapat bahwa perpustakaan merupakan salah satu ukuran kemampuan suatu komunitas masyarakat5. Berdasarkan pendapat ini maka masyarakat sudah terbiasa menggunakan perpustakaan, diharapkan peradaban akan semakin meningkat, karena kecerdasan dan wawasan yang dimiliki masyarakat semakin tinggi.

Lokasi perpustakaan berpengaruh besar terhadap pemustaka6. Artinya, lokasi perpustakaan berperan dalam mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan tersebut. Masyarakat memiliki kecenderungan untuk datang ke tempat yang lebih mudah untuk dijangkau, dekat dengan rumah, juga ke tempat ramai namun nyaman. Keberhasilan mendirikan

3 Soekirno, “Memberdayakan Perpustakaan dan Budaya Baca Indonesia,” BACA, vol. XXI, No.3-4, (September 1996), h. 26.

4 Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang Perabot dan Peralatan Perpustakaan. (Jakarta: Hakaeser, 2007), h. 6.

5 Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan;Sebuah Pendekatan Praktis

(Jogjakarta:Ar-Ruz,2007), hal. 36. 6 ibid


(15)

Perpustakaan Umum tidak tergantung pada pengelola saja, tetapi juga pada pimpinan pemerintah setempat dan masyarakat7.

Penulis melihat keberadaaan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang dapat menjadi pendidikan bagi masayarakat Kabupaten Tangerang, terutama masyarakat yang tinggal disekitar daerah Balaraja. Perpustakaan tesebut dapat menjalankan peranannya dalam usaha untuk peningkatan kebudayaan dan perkembangan kemajuan masyarakat setempat.

Dalam pengamatan penulis, Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang telah mengalami pemindahan lokasi gedung perpustakaan. Penulis mencoba menanyakan perihal pemindahan lokasi tersebut kepada pihak perpustakaan dan ternyata pemindahan tidak berdasarkan untuk kepentingan perpustakaan atau saran masyarakat yang menjadi pemakai perpustakaan tersebut melainkan mengikuti kebijakan pemerintah untuk mengganti gedung perpustakaan lama untuk kantor kecamatan.

Pemindahan lokasi yang tidak merujuk kepada pedoman perencanaan pembangunan perpustakaan menjadikan fungsi perpustakaan kurang maksimal. Seperti yang penulis ketahui, gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang yang pada awalnya menempati gedung Kewardhanaan, di jalan Raya Serang km. 23 Balaraja, memiliki luas tanah dan bangunan jauh lebih besar dari gedung yang saat ini ditempati untuk perpustakaan.

7 Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman/Standard Perpustakaan di Indonesia (Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1978), h.3.


(16)

Dapat penulis asumsikan, bahwa peranan perpustakaan yang begitu penting dalam peningkatan kecerdasan masyarakat tersisihkan oleh kepentingan sistem pemerintahan daerah. Pemerintah setempat belum begitu memerhatikan keberadaan perpustakaan yang merupakan sarana pendidikan untuk dapat mengusahakan terwujudnya masyarakat maju dan cerdas.

Melihat besarnya minat masyarakat setempat akan Peerpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang dan pentingnya penempatan lokasi suatu perpustakaan, penulis tertarik untuk lebih mengetahui bagaimana pandangan pemustaka mengenai lokasi, bentuk gedung dan kenyamanan di perpustakaan, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada perpustakaan umum daerah yakni Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang dengan judul Pandangan Pemustaka Terhadap Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang penulis ambil, maka dalam pembahasan ini penulis hanya meneliti lokasi, bentuk gedung dan kenyamanan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu:


(17)

a. Pertimbangan apa yang diambil oleh Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang dalam pemilihan lokasi gedung perpustakaan?

b. Bagaimana pandangan pemustaka terhadap lokasi gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang?

c. Bagaimana pandangan pemustaka terhadap bentuk gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang?

d. Bagaimana pandangan pemustaka terhadap kenyamanan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pandangan pemustaka terhadap lokasi, bentuk gedung, dan kenyamanan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pertimbangan pemerintah setempat dalam perencanaan penentuan lokasi gedung perpustakaan yang strategis dan baik untuk penempatan perpustakaan.

3. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraih gelar Strata Satu (S1) Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang akan pentingnya perencanaan dalam pembangunan perpustakaan.


(18)

2. Menambah pengetahuan penulis terhadap gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang berdasarkan pandangan pemustaka

E. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pandangan lokasi dan kondisi gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang menurut pemustaka. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki8.

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang di ambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang di anggap bisa mewakili populasi9. Populasi dalam penelitian ini adalah pemustaka yang sudah menjadi anggota Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang per tahun 2010.

Teknik penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan cara accidental sampling. Accidental sampling adalah sampel diambil berdasarkan kemudahan data yang diperlukan/dilakukan seadanya, seperti

8 Moh Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 54.

9 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya


(19)

mudah ditemui/dijangkau/kebetulan ditemukan10. Jadi untuk sampel, penulis mengambil secara acak dari seluruh pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang yang merupakan bagian dari anggota perpustakaan sebanyak 10% dari jumlah populasi yang ada yaitu 411 orang dengan hasil 41 orang yang menjadi sampel dari penelitian yang penulis lakukan.

2. Pendekatan Penelitian

Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan data-data sebagai berikut:

a.Angket/kuisioner

Kuisioner yang berbentuk pertanyaan berstruktur yang dibatasi dalam memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif jawaban.

b.Studi Pustaka

Peneliti melakukan pengumpulan data-data atau bahan yang pembahasannya berdasarkan pencarian dan mempelajari buku dan sumber lain yang sesuai dengan topik pembahasan.

c. Observasi

Observasi adalah dengan pengamatan secara langsung terhadap lokasi gedung dan jumlah kunjungan pengunjung perpustakaan di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang11.

10 Lily Surayya Eka Putri dan M.Env.Stud, Metodologi Penelitian untuk bidang sains

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 27.

11 Pusat dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1999) h.699.


(20)

3. Metode Pengumpulan Data :

a. Penelitian kepustakaan (library research), penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari teori-teori dari buku-buku dan sumber lainnya yang sesuai dengan topik penelitian. b. Penelitian lapangan, penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara :

- Observasi : yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data yang sesuai dengan pembahasan.

- Wawancara : tanya jawab secara langsung dengan Kepala Kantor Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang.

- Angket/kuisioner : kuisioner yang berbentuk pertanyaan berstruktur yang dibatasi dalam memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif jawaban.

4. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah mengolah data melalui beberapa tahap yaitu:

a. Editing

Proses editing yakni memeriksa kembali berkas-berkas data yang telah terkumpul sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dinyatakan baik, sehingga dapat disiapkan untuk proses berikutnya. b. Tabulating

Yakni mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban responden kedalam tabulasi atau tabel yang kemudian dicari


(21)

prosentasinya untuk dianalisa. Adapun untuk memperoleh data angket yang telah ditabulasikan dan prosentase digunakan rumus:

P = f/n X 100 % Dimana:

P : Angka Prosentase Untuk Setiap Kategori F : Frekuensi Jawaban Responden

N : Jumlah Responden

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi dalam lima bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Dalam bab ini berisi tentang pengertian perpustakaan umum, tujuan dan fungsi perpustakaan umum, pemakai di perpustakaan umum, penentuan lokasi perpustakaan umum, perencanaan pembangunan gedung perpustakaan dan kenyamanan di perpustakaan


(22)

BAB III TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Bab ini merupakan bab mengenai sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi, lokasi dan gedung perpustakaan, dan juga keadaan serta jumlah pengunjung perpustakaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yaitu profil responden, analisa data yaitu hasil kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

BAB V PENUTUP

Bab ini bab terakhir penulis mengemukakan suatu kesimpulan dari pembahasan skripsi. Penulis mencoba memberikan saran-saran yang merupakan sumbangan pemikiran penulis dan dari hasil kuisioner yang penulis bagikan kepada para responden.


(23)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. PERPUSTAKAAN UMUM

1. Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan sarana mutlak untuk meningkatkan kecerdasan rakyat dan membantu perkembangan masyarakat12. Pada hakekatnya perpustakaan umum adalah tempat belajar, menempa bakat, membina pribadi masing-masing sesuai harapan nusa dan bangsa.

Menurut Sulistyo Basuki batasan perpustakaan adalah “sebuah

ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual13.”

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum14. Dengan begitu perpustakaan umum terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan.

Perpustakaan merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyajikan berbagai informasi tentang ilmu pengetahuan dan

12

Mastini Hardjo Prakoso, dkk., Pedoman Perpustakaan Umum ( Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977), h. 1.

13

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 3.

14

Ibid, h.46.


(24)

teknologi15. Agent of change adalah satu sebutan bagi perpustakaan umum sebagai suatu lembaga yang melayani masyarakat umum, yang mampu memberikan sarana pendidikan informal, tempat rekreasi intelektual dan lain-lain16. Sebutan tersebut didasarkan bahwa perpustakaan umum sebagai lembaga yang berfungsi menyajikan beragam koleksi informasi tentang ilmu dan pengetahuan, teknologi, informasi kebudayaan dan seni maupun sumber informasi kebudayaan dan lainnya.

UNESCO Public Library Manifesto 1994 menyatakan bahwa

“perpustakaan umum adalah pintu gerbang informasi terdekat yang

menyediakan segala jenis pengetahuan dan siap disajikan untuk dimanfaatkan oleh pemakai. Berdasarkan manifesto perpustakaan umum yang dibuat oleh UNESCO (1994), definisi perpustakaan umum adalah pusat informasi dan pengetahuan bagi seluruh masyarakat tanpa mengenal perbedaan, yang pendanaannya ditangani secara langsung oleh pemerintah pusat dan juga daerah.17”

Berdasarkan definisi dari UNESCO tersebut diatas, maka perpustakaan umum adalah perpustakaan yang pendirian dan pembiayaannya ditangani secara langsung oleh pemerintah daerah bertujuan untuk menyediakan informasi yang luas bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas masyarakat umum sehingga mereka dapat bermanfaat bagi masyarakat lain juga dapat berpartisipasi membangun bangsa. Adapun akses yang berlaku bersifat terbuka yang menitik beratkan

15

Sutarno NS, Perpustakaan Umum PemerintahPropinsi Jakarta, (Jakarta : Sinar Harapan, 2003), h. 32.

16 M. Sabirin, Nasution “Peranan pe

rpustakaan umum dalam mencerdaskan

masyarakat” (Padang: 1992), h.223.

17“UNESCO Public Library Manifesto 1994”, I


(25)

pada persamaan hak tanpa memandang adanya perbedaan umur, suku, ras, gender, agama, bangsa, bahasa dan status sosial yang dimiliki seseorang.

Perpustakaan umum merupakan lembaga yang menawarkan kepada orang dewasa dan anak-anak kesempatan untuk memanfaatkan waktu mereka bagi kegiatan pendidikan berkesinambungan dan memperoleh perkembangan terbaru dalam ilmu dan seni. Perpustakaan umum menyediakan gambaran dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, memperbaharui secara berkesinamabungan, menjaga kemutakhiran atas seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian perpustakaan akan membantu masyarakat dalam beropini, pengembangan kreatifitas, peningkatan kepandaian dan kemampuan apresiasi. Perpustakaan umum bertanggung jawab dalam penyebaran informasi dan ide (pemikiran), apapun bentuk penyajiannya18.

Pengertian perpustakaan umum menjadi lebih luas lagi, perpustakaan umum bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyebar ilmu pengetahuan sampai seseorang dapat mencapai cita-citanya dan menjadi warga negara yang lebih baik. Perpustakaan umum dapat menjadi tempat pendidikan terbuka untuk siapa saja19. Masyarakat yang dilayani perpustakaan umum ini terdiri atas berbagai macam kalangan dan kelompok yang mempunyai karakteristik tersendiri yaitu masyarakat yang berbeda dalam segi usia, jenis kelamin, tingkat dan latar belakang pendidikan, pekerjaan, suku dan agama.

18

Rayston Brown, Public Library Administration, (London : Cloe Bingley, 1979).

19

Sjarial Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, (Jakarta: Jembatan, 2000), h. 4.


(26)

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum

Tujuan perpustakaan umum menurut UNESCO Public Library manifesto 1994, sebagai pintu gerbang yang terdekat bagi masyarakat terhadap sumber ilmu pengetahuan, menyediakan sarana utama untuk belajar berkesinambungan, mendorong masyarakat untuk belajar membuat keputusan mandiri dan pengembangan kebudayaan untuk perseorangan maupun kelompok.

Menurut Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (2000), secara singkat tujuan perpustakaan umum adalah :

a. Membina minat baca masyarakat b. Mendorong semangat belajar c. Menaikkan tingkat pendidikan

d. Membekali masyarakat dengan ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan

e. Membina daya kreasi, prakarsa dan swadaya sehingga mengurangi pengangguran dan menaikkan penghasilan.

Tujuan perpustakaan umum yang terdapat pada Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum (1996), yaitu:

1. Menyediakan bahan pendidikan (edukatif)

2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informatif)

3. Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi (rekreatif)

4. Menyediakan petunjuk, pedoman, dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensi).


(27)

5. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (preservatif dan konservatif). 6. Menyediakan layanan penelitian (untuk riset kualitatif dan

kuantitatif).

American Library Asociation (1956), menjelaskan bahwa tujuan akhir semua kegiatan perpustakaan umum adalah untuk memberikan layanan kepada masyarakat. Dengan kata lain adalah dimanfaatkannya layanan perpustakataan umum oleh masyarakat20.

Perpustakaan umum bertugas untuk menghimpun, memelihara dan mendayagunakan bahan-bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat. Fungsi perpustakaan umum adalah terperinci sebagai berikut21 :

1. Memberi fasilitas pendidikan bagi diri sendiri secara non formil kepada semua orang di dalam masyarakat.

2. Melengkapai dan menunjang suatu pelajaran (subject) dari sekolah dan pendidikan formil lainnya.

3. Memenuhi kebutuhan informasi bagi semua orang baik secara pribadi maupun golongan.

4. Membantu kegiatan lainnya terutama kegiatan sosial dan kebudayaan.

5. Mengarahkan kegunaan membaca sebagai hiburan dan kegiatan konstruktif lainnya dalam waktu senggang.

20

Sutarno NS, dk.k, Laporan Penelitian dan Pengembangan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat (Jakarta: perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat, 2000), h. 5

21

Mastini Hardjo Prakoso, dkk., Pedoman Perpustakaan Umum ( Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977), h. 1-2


(28)

Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari semua tugas perpustakaan22. Fungsi perpustakaan tersebut, antara lain, adalah pendidikan dan pembelajaran, informasi, penelitian, rekreasi, dan preservasi. Fungsi-fungsi itu dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan.

Sementara tujuan yang akan dicapai atas peran, tugas dan fungsi perpustakaan secara singkat adalah terjadinya transformasi dan transfer ilmu pengetahuan dari sumbernya di perpustakaan kepada pemakai23. Hasilnya adalah terjadinya perubahan, baik dalam hal kemampuan, sikap, maupun keterampilan.

3. Pemakai di Perpustakaan Umum

Pemakai perpustakaan adalah segala-galanya bagi perpustakaan, segala bentuk kegiatan perpustakaan harus selalu diarahkan pada kepentingan masyarakat24. Masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan perpustakaan pada umumnya individu ataupun kelompok yang berbeda-beda latar belakangnya25.

Bagi perpustakaan umum, masyarakat sebagai calon pemakainya sangat berarti. Hal ini disebabkan secara fungsional, jasa layanan yang diberikan oleh perpustakaan umum berhubungan langsung dengan masyarakat luas. Masyarakat di sini adalah sekelompok orang – besar

22

Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan;Sebuah Pendekatan Praktis (Jogjakarta:Ar-Ruz,2007), hal. 46

23

Ibid

24 Iwa D. Sastamihardja, “Langkah

-langkah Menuju Pelayanan Perpustakaan”, (1988). hal 388

25Sudariah Nasution, “Perkembangan Perpustakaan Umum Saat Tinggal Landas” :

perspektif pelayanan perpustakaan umum (Jakarta: Perpustakaan Umum DKI Jakarta, 1985)


(29)

kemungkinannya sangat heterogen – yang bermukim pada komunitas administratif tertentu, dalam artian desa, kecamatan, kota, kabupaten/kotamadya, sampai ke tingkat propinsi26.

Sasaran pelayanan pada perpustakaan umum bukanlah mereka yang sudah datang ke perpustakaan saja, akan tetapi juga mereka yang belum sempat datang ke perpustakaan27. Menurut Bafadal, perpustakaan umum harus mentargetkan seluruh masyarakat yang diperkirakan dapat dilayani secara efektif. Tujuan utama perpustakaan umum adalah melayani kebutuhan informasi masyarakat secara luas, namun perhatian yang besar perlu difokuskan kepada masyarakat yang berada di sekitar perpustakaan. Masyarakat yang berada pada di sekitar perpustakaan umum harus mendapat perhatian utama dalam memanfaatkan layanan perpustakaan28.

Jenis pemakai dapat dibagi berdasarkan wilayah administratif29, yaitu :

1. Pemakai Eksternal, yaitu mereka yang bukan anggota suatu organisasi atau masyarakat yang bermukim di sekitar perpustakaan. 2. Pemakai Internal, yaitu mereka yang termasuk dalam anggota

organisasi atau masyarakat yang bermukim di sekitar perpustakaan.

26Ase Muchyidin, “Meningkatkan Layanan Informasi di Perpustakaan Umum,” :

Dinamika Info dalam Era Global (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998). hal 26.

27Fauzie H. Bafadal, “Memasyarakatkan Layanan Perpustakaan,” : Laporan Rapat

Kerja Pusat dan Seminar Nasional Perpustakaan Semarang-Bandung : 27-28 Februari – 1 Maret 1991 (Jakarta : Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia, 1991) hal 108.

28

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 1992) hal 33.

29 Kenneth Whittaker, “The Basic of Library –

Based User Services. ( London : The Library Asociation, 1993).hal 21.


(30)

Selain itu, Whittaker membedakan pemakai perpustakaan menjadi dua berdasarkan frekuensi kunjungan dan pemahaman mereka tentang perpustakaan, yaitu:

1. Regular Users : Kelompok pemakai yang pernah mengunjungi perpustakaan kurang lebih satu kali sebulan dan mereka mengerti apa yang dapat mereka harapkan dari perpustakaan.

2. Occasional Users : Mereka yang kadang-kadang mengunjungi perpustakaan namun mereka tidak mengerti manfaat daari perpustakaan ini.

B. PENENTUAN LOKASI PERPUSTAKAAN UMUM

Salah satu syarat dalam pemilihan lokasi hendaknya memperhitungkan kenyamanan pemakai. Lokasi perpustakaan berpengaruh besar terhadap pemakai, misalnya perpustakaan umum yang jauh dari fasilitas angkutan umum pasti akan kurang pengujungnya30. Lokasi dan tempat yang tidak strategis membuat suatu perpustakaan kurang diminati dan memiliki sedikit jumlah pengunjung.

Lokasi gedung menentukan pula lokasi perpustakaan. Sebagai sarana masyarakat banyak, lokasi serta situasi lokasi perpustakaan sangat penting sekali. Perpustakaan harus mudah dan tidak harus memerlukan biaya tinggi untuk mengunjungi perpustakaan tersebut. Setiap orang pemakai harus merasa aman dan bebas untuk memasuki lokasi perpustakaan, oleh karena itu gedung perpustakaan hendaknya diusahakan berada di wilayah yang

30

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 1991), h.307.


(31)

sangat mudah dan dekat dengan masyarakat pemakai, berada didaerah tenang dan diatas lokasi yang memberikan kebebasan pada pemakai jasa perpustakaan31.

Sebaiknya suatu perpustakaan umum didirikan pada tempat yang ramai dan mudah dicapai dari berbagai penjuru. Perpustakaan sebaiknya dekat dengan pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan biasanya merupakan pula tempat tujuan dari kendaraan-kendaraan umum dari berbagai penjuru32. Dengan demikian pengunjung tidak perlu jauh-jauh berjalan kaki yang melelahkan.

C. PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN

UMUM

Dalam merencanakan dan membangun gedung perpustakaan pihak pustakawan harus diikut sertakan dan bekerjasama dengan pihak perencana atau arsitek yang ditugaskan merencana gedung perpustakaan tersebut33. Perencanaan gedung yang baik akan menghasilkan tempat kerja yang efisien, nyaman dan menyenangkan bagi staf perpustakaan maupun bagi pengunjung perpustakaan34. Untuk menghasilkan gedung yang demikian itu, perencana memerlukan pemahaman tentang keperluan pemakai serta objek dan fungsi perpustakaan.

31 Standar Perencanaan Gedung Perpustakaan Umum dan Sekolah

(Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986), h.10

32

Mastini Hardjo Prakoso, dkk., Pedoman Perpustakaan Umum ( Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977), h. 2

33

Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman/Standard Perpustakaan di Indonesia (Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1978), h.31.

34

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 1991), h.303.


(32)

Gedung adalah sarana yang mengakomodasikan seluruh kegiatan perpustakaan beserta perabot dan perlengkapannya35. Bangunan yang khusus didirikan untuk gedung perpustakaan di Indonesia masih belum banyak. Keadaan gedung perpustakaan di Indonesia pada umumnya belum memenuhi persyaratan sehingga belum dapat berfungsi secara memuaskan36. Masalah lokasi dari setiap kegiatan pembangunan baik secara nasional maupun secara regional harus dipertimbangkan masak-masak dan dipilih dengan tepat supaya kegiatan tersebut dapat berlangsung secara produktif dan efisien37.

Keadaan ruang perpustakaan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan perpustakaan. Ini dimaksudkan bagian-bagian dari ruang perpustakaan itu bagaimana pembagiannya, perbandingan luas satu dengan lainnya, letaknya, kondisi, dan sebagainya38.

Perpustakaan Umum tingkat daerah selayaknya menempati gedung tersendiri. Perpustakaan merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya memerlukan ruang dengan luas lantai sekurang-kurangnya 2.000 m239.

35

Standar Perencanaan Gedung Perpustakaan Umum dan Sekolah (Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986), h.10.

36

Mastini Hardjo Prakoso, dkk., Pedoman Perpustakaan Umum ( Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977), h. 36.

37

Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 12.

38

Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.116.

39

Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Himpunan Produk Hukum: Seputar Perpustakaan Umum Pemerintah Propinsi Daeerah Khusus Ibukota Jakarta (Perpumda) (Jakarta: Pemerintah DKI Jakarta, 2001)., h. 111.


(33)

1. Fungsi dan Sifat Gedung Perpustakaan

Gedung perpustakaan adalah sebuah gedung yang dipergunakan untuk40: a. Tempat penyimpanan buku dan media lainnya, mebiler serta perlengkapan perpustakaan supaya terhindar dari kerusakan, kehancuran yang disebabkan karena hujan, angin, air, panas, serta gangguan manusia, hewani dan kimiawi.

b. Tempat di mana para petugas perpustakaan dapat dengan tenang mengerjakan, mengolah buku dan media lainnya terhindar dari panas/terik matahari, hujan, angin dan lain lain.

c. Tempat dimana para pembaca, peneliti dengan tenang dapat membaca, menulis, mencatat serta meneliti segala informasi yang mereka perlukan.

Fungsi gedung perpustakaan ialah41 :

a. Melancarkan jalannya pekerjaan serta pelayanan perpustakaan kepada para pembaca.

b. Melindungi bahan pustaka serta media lainnya dari segala kerusakan/gangguan yang disebabkan karena udara, hewan serta manusia.

c. Melindungi perlengkapan perpustakaan dari segala gangguan atau kerusakan yang disebabkan karena udara, hewan serta manusia. d. Melindungi petugas serta pembaca, peneliti dan sebagainya dari

segala gangguan alam.

40

Mastini Hardjo Prakoso, dkk., Pedoman Perpustakaan Umum ( Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977)., h. 36-37.

41


(34)

Sedangkan dalam membangun gedung perpustakaan haruslah bersifat, sebagai berikut42 :

a. Fungsionil, fungsi-fungsi perpustakaan itu akan menentukan bentuk gedung perpustakaan yang akan didirikan, sehingga bentuk gedung itu tidak akan bersifat monumental.

b. Dirancang secara luwes (flexible) agar supaya perpustakaan mengikuti perkembangan yang terjadi sewaktu-waktu dalam masyarakat.

c. Keluwesan tersebut tidak saja hanya di dalam, tetapi juga di luar gedung perpustakaan.

d. Gedung harus dirancang secara modular, suatu satuan pengukuran empat persegi yang dibatasi oleh tiang-tiang pada keempat sisinya atau sudutnya.

e. Mengusahakan kenyamanan, keserasian, kesenangan di dalam gedung perpustakaan, antara lain dengan mengusahakan pertukaran udara yang baik (ventilasi), cahaya, tata dekor, serta penempatan bentuk mebiler yang baik.

f. Kemudahan gedung tersebut dicapai dari segala arah, segala penjuru daerah, merupakan syarat penting, sehingga waktu mengunjung akan diperhemat serta praktis dan aman, terutama dengan adanya sistem lalu-lintas atau jaringan lalu lintas umum yang murah.

42


(35)

g. Informalitas gedung dan bentuk, pelayanan dan pengaturan perpustakaan, membuat pengunjung tidak akan segan mengunjungi perpustakaan tersebut.

h. Mengusahakan sifat yang bernada mengundang (inviting), antara lain dengan memasang kaca-kaca yang lebar sepanjang bagian pelayanan umum yang menghadap ke jalan raya, sehingga kegiatan di perpustakaan tampak dengan jelas.

i. Gedung hendaknya pada satu lantai yang datar. Kalau gedung terdiri dari dua lantai, maka bagian-bagian yang paling banyak dikunjungi harus terletak dibagian bawah atau lantai pertama.

2.Pembangunan Perpustakaan Umum

Dalam pengembangan program pembangunan perpustakaan pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan yaitu43 :

a. Functional: tempat harus berfungsi dengan baik dan terlihat bagus. b. Adaptable: kefleksibelan tempat sehingga mudah diubah-ubah. c. Accesible: kemudahan tempat sosial untuk dijangkau.

d. Varied: dengan banyak pilihan lingkungan pembelajaran.

e. Interactive: tempat yang dikelola dengan baik sehingga memungkinkan kemudahan kontak antara pengguna dengan layanan. f. Conductive: tempat dengan kualitas tinggi untuk menginspirasi

pengguna.

43 McDonald “The ten

commandments revisited: the qualities of good library


(36)

g. Environmentally suitable: kecocokan kondisi bagi pengguna, koleksi dan komputer.

h. Safe and secure: keselamatan bagi manusia, koleksi, perabot, data dan bangunan.

i. Efficient: tempat yang ekonomis, sesuai kebutuhan dan minim biaya. j. Suitable for information technology: perlengkapan yang fleksibel

bagi pengguna dan staf.

D. Kenyamanan di Perpustakaan Umum

Kondisi membaca dan bekerja di perpustakaan dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja maupun pemakai di perpustakaan. Banyak Aspek kebutuhan perpustakaan yang perlu mendapatkan perhatian44, seperti : 1. Penyimpanan Koleksi

Koleksi buku dan bahan tertulis memerlukan ruangan yang bersuhu agak dingin namun tidak lembab. Udara panas dalam ruang koleksi dapat merugikan pemeliharaan buku dan bahan pustaka lainnya. Hal ini juga merugikan para pencari buku yang masuk ke ruang koleksi karena akan merasa tidak nyaman karena panas.

2. Ruang Baca

Setiap ruang baca memerlukan pertukaran udara yang sejuk, cahaya yang terang dan bebas dari suara gaduh dan bising dan adanya suasana yang tenang dan nyaman bagi pembaca.

44 Standar Perencanaan Gedung Perpustakaan Umum dan Sekolah

(Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986), h.10


(37)

3. Ruang Pelayanan

Sebagai ruangan pelayanan/informasi, dimana terjadi komunikasi antara pemustaka, maka ruang baca ini merupakan ruangan yang dapat memberi kesan mengundang pengunjung memakai perpustakaan. Ruang ini harus dapat mengakomodasi meja sirkulasi/pelayanan, lemari penitipan barang, lemari katalog, papan pengumuman dan tempat dimana para pengunjung dapat menunggu atau mengadakan lobbing secara santai.


(38)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

A. Sejarah Singkat

Dalam dunia pendidikan, perpustakaan umum merupakan penunjang dan rujukan untuk menambah pengetahuan (knowledges) bagi peserta didik. Sementara itu bagi masyarakat merupakan salah satu pusat dan sumber ilmu pengetahuan. Atas dasar itu maka pemerintah kabupaten Tangerang mendirikan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang yang pada mulanya bernama Perpustakaan Umum Daerah Tangerang yang mulai didirikan tahun 1995 dan berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kota Tangerang. Selama 4 tahun, sampai tahun 1999 Perpustakaan Umum Daerah Tangerang menempati lokasi tersebut45.

Setelah adanya pembagian daerah antara Kota dan Kabupaten Tangerang, maka pada tahun 2000 Perpustakaan Daerah Tangerang berubah menjadi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang. Perpustakaan ini brpindah lokasi di Jalan Raya Serang, km.23 Kecamatan Balaraja, Tangerang46.

Selama tiga tahun, terhitung tahun 2000 sampai dengan 2003, Kantor Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang menempati gedung yang berlokasi di alamat tersebut. Perpustakaan ini beralih menjadi bagian Unit

45

Wawancara Pribadi dengan Kepala Tata Usaha Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, Tangerang, 10 Maret 2011.

46

Ibid


(39)

Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) pada tahun 2004 sampai dengan 200747.

Pada tahun 2008, status perpustakaan yang semula merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) berubah kembali menjadi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, yang mengurusi beberapa perpustakaan wilayah yang berada di daerah Kabupaten Tangerang.

Perpustakaan wilayah yang berada di kabupaten Tangerang, yaitu sebagai berikut48 :

1. Perpustakaan Wilayah Balaraja 2. Perpustakaan Wilayah Curug 3. Perpustakaan Wilayah Mauk 4. Perpustakaan Wilayah Teluknaga 5. Perpustakaan Wilayah Kresek 6. Perpustakaan Wilayah Tigaraksa

B. Visi dan Misi

Visi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang yaitu49 :

“Terwujudnya budaya membaca masyarakat Kabupaten Tangerang tahun 2013.”

Misi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut50 :

47

Ibid.

48

Jarpusda Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, diakses pada 20 Maret 2011 dari http://www.jarpusda.tangerangkab.org/.

49

Ibid.

50


(40)

1. Memberikan layanan pustaka, dokumentasi dan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat.

2. Meningkatkan minat dan budaya baca melalui berbagai cara antara lain promosi, bimbingan dan penyuluhan pustaka.

3. Memberikan layanan teknis perpustakaan kepada instansi, lembaga dan perorangan.

Dalam rangka mencapai Visi dan Misi tersebut di atas, Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang telah menetapkan beberapa indikator keberhasilan, yaitu :

1. Meningkatnya angka kelulusan pada setiap jenjang pendidikan; 2. Meningkatnya tarap hidup ekonomi masyarakat;

3. Meningkatnya masyarakat sebagai pemustaka mendayagunakan perpustakaan yang tersebar di seluruh Kabupaten Tangerang.

Beberapa strategi yang dijalankan dalam upaya mencapai hal-hal tersebut di atas antara lain :

1. Menyelenggarakan kerja sama dengan sekolah/perguruan tinggi terdekat dengan lembaga;

1.1.Menentukan sample project di 6 titik layanan : Layanan Balaraja, Mauk, Teluknaga, Curug, Tigaraksa dan Kresek.

1.2.Masing-masing layanan 6 sample : SD 2 sample, SLTP 2 sample, SMA 2 sample.

2. Menyelenggarakan kerja sama dengan lembaga dan instansi terkait dalam rangka memberikan pemahaman koleksi ilmu terapan berbasis industri kreatif pada masyarakat; Menentukan koleksi dan


(41)

dinas/instansi/narasumber/penulis/penerbit buku ilmu terapan berbasis industri kreatif

3. Mendorong masyarakat menjadi pelaku penyelenggara layanan perpustakaan

3.1.Merespon dan memfasilitasi pembentukan taman bacaan-taman bacaan yang didirikan atas prakarsa masyarakat dengan memberikan pinjaman atau memberikan bantuan sebagai stimulan;

3.2.Mengadakan pembinaan dan memberikan pelatihan-pelatihan singkat bagi pengelola;

3.3.Mengadakan pemantauan secara priodik dan memotivasinya dengan pemberian reward bagi penyelengara layanan yang telah berupaya membangkitkan minat dan budaya baca di lingkungan masyarakatnya.

3.4.Dan juga memberikan reward bagi pemustaka teraktif.

C. Struktur Organisasi

Menurut Teori Organisasi, struktur organisasi suatu lembaga atau unit satuan kerja harus menggambarkan dengan jelas hal-hal prinsip sebagai berikut : pembagian kerja , pengaturan kekuasaan dan wewenang berikut tanggung jawabnya, kerja sama, koordinasi, komunikasi, cakupan luas dan rentang wilayah kerja dan tertib administrasi dan manajemen51.

Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang dikepalai oleh seorang Kepala Kantor sebagai Pimpinan yang mengepalai Sub Jabatan Fungsional,

51

Sutarno NS, dk., Laporan Penelitian dan Pengembangan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat (Jakarta: perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat, 2000), h. 11.


(42)

Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan, Seksi Akuisisi dan Pengolahan, dan Seksi Penyuluhan dan Promosi.

D. Lokasi Gedung Perpustakaan

Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang berlokasi di Jalan Raya Kresek, No. 1 Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Terletak tepat di sebelah Kantor Polisi Sektor Balaraja, berseberangan dengan pasar tradisional dan dekat dengan pemukiman masyarakat.

Awalnya sebelum menjadi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, lokasi mula Perpustakaan berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Tangerang, yang saat itu masih menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat. Setelah adanya otonomi daerah yang menjadikan Tangerang menjadi bagian Provinsi Banten, gedung perpustakaan berpindah lokasi berada di Gedung Kewadhanaan, di Jalan Raya Serang, km.23 Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang. Di lokasi ini, Kantor Perpustakaan menempati gedung lantai satu diatas tanah seluas ± 3000 m/2 dengan luas bangunan ± 1500 m/2. Gedung perpustakaan berseberangan dengan Mesjid Raya, bersebelahan dengan Sekolah Teknik Mesin Korpri Balaraja, dan berjauhan dengan pemukiman atau perkampungan warga.

Setelah tujuh tahun menempati lokasi di gedung awal tersebut, Pemerintah Kecamatan Balaraja membuat kebijakan yang berdasarkan perintah Bupati Tangerang untuk memindahkan lokasi perpustakaan ke tempat yang baru pada tahun 2008. Lokasi baru kantor Perpustakaan sampai saat ini berada di Jalan Raya Kresek, No. 1 Kecamatan Balaraja, Kabupaten


(43)

Tangerang. Alasan dan pertimbangan pemindahan lokasi tersebut dikarenakan pemerintah setempat lebih mengutamakan untuk keperluan urusan kantor pemerintahan, karena lokasi awal perpustakaan dinilai memiliki luas tanah dan gedung yang lebih besar dibanding kantor kecamatan saat itu.

Gedung yang digunakan sekarang adalah gedung lama kantor Kecamatan Balaraja, yang saat ini kantor kecamatan sudah berpindah tempat menempati gedung baru yang semula adalah Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang atau dengan kata lain antara kantor kecamatan dan perpustakaan saling bertukar lokasi gedung.

Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang saat ini, berdiri pada satu lantai di atas tanah seluas ± 1600 m2. Perpustakaan menempati gedung atas hak milik Pemerintah Daerah. Memiliki halaman yang cukup luas, ruangan yang nyaman disertai dengan pendingin ruangan, lantai yang dilapisi karpet sehingga terasa nyaman.

Perpustakaa Daerah Kabupaten Tangerang hanya memiliki dua ruangan, yaitu ruangan untuk koleksi umum dan koleksi referensi. Sedangkan untuk ruang kerja Kepala Urusan Perpustakaan dan Staf lainnya memiliki ruangan yang terpisah.

Karena letak lokasi perpustakaan berada tepat di pinggir jalan raya, yaitu Jalan Raya Kresek, maka terdapat beberapa angkutan umum yang melewati tepat di jalan ini. Ada tiga jurusan angkutan yang berbeda yang melewati jalur tersebut. Hal ini memudahkan pemakai dari berbagai wilayah yang


(44)

berada di Kabupaten Tangerang, terutama di wilayah Kecamatan Balaraja dan sekitarnya untuk mengunjungi perpustakaan.

E. Keadaaan Pengunjung Perpustakaan

Pengunjung di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang terdiri dari semua lapisan masyarakat. Mulai dari pelajar, pegawai, masyarakat umum dan lain sebagainya. Namun tecatat pada daftar kunjungan, pengunjung perpustakaan lebih didominasi oleh pelajar ataupun mahasiswa.

Berdasarkan data pengunjung yang dicatat oleh kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, siswa SLTA lebih banyak mengunjungi perpustakaan dibanding dengan siswa sekolah lainnya. Selain siswa SLTA, banyak pula siswa SD, SMP, dan juga SMK yang mengujungi Perpustakaan Umum ini. Beberapa pengunjung lainnya tercata sebagai Pegawai Negeri Sipil, Dosen, Guru, ABRI dan lain-lain. Rata-rata pemakai perpustakaan harian mencapai lebih dari 200 orang. Pengunjung terdiri dari anggota perpustakaan dan juga non anggota.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Wawancara Dengan Kepala Tata Usaha Perpustakaan

Daerah Kabupaten Tangerang

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala Tata Usaha Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, diketahui bahwa pemindahan lokasi gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang yang bermula di Gedung Kewardhanaan, dilakukan dengan alasan untuk kantor permerintahan bukan karena pertimbangan untuk keperluan perpustakaan.

Pemerintah setempat lebih mengutamakan kepentingan kantor kecamatan maka dari itu Gedung Kewardhanaan yang semula merupakan perpustakaan, diganti menjadi gedung untuk kecamatan dengan alasan luas tanah dan bangunan yang lebih luas. Gedung Kewardhanaan memiliki luas tanah sekurangnya 3000 m2. Pemindahan lokasi tersebut tidak sepenuhnya melibatkan pustakawan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

B. Analisa Hasil Kuisioner Pandangan Responden Terhadap

Gambaran Umum Pengunjung, Lokasi, Bentuk Gedung, dan Kenyamanan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang

1. Identitas Responden

Responden penelitian berjumlah 41 ( Empat Puluh Satu) orang. Hasil dari kuisioner yang penulis bagikan di Perpustakaan Daerah


(46)

Kabupaten Tangerang membutuhkan waktu 5 hari tersebut dijelaskan dalam bentuk tabel-tabel.

Jumlah dari keseluruhan pertanyaan pada kuisioner adalah 14, berisi tentang pendapat pemustaka atau responden mengenai lokasi dan gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

Seluruh jawaban dari tiap – tiap pertanyaan penulis jumlahkan dan diprosentasikan yang kemudian dipindahkan kedalam tabel tabel, berikut hasil dari kuisioner yang penulis sebarkan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

2. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan Umum Daerah

Kabupaten Tangerang

Tabel 1

Frekuensi Kunjungan Responden Ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE Sering

Jarang

31 10

75,6% 24,4%

JUMLAH 41 100%

Berdasarkan tabel 1, hasil dari kuisioner yang penulis bagikan kepada responden, terdapat 31 orang menjawab sering atau sebanyak 75,6 %, sedangkan yang menjawab jarang ada 10 orang atau 24,4%.

Melihat pada hasil tabel, pemustaka Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang lebih didominasi oleh regular users yaitu seperti pada teori Whittaker, kelompok pemustaka yang pernah mengunjungi perpustakaan kurang lebih satu kali dalam satu bulan.


(47)

3. Hasil Penilitian Tentang Lokasi Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang

Tabel 2

Letak Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Sangat Strategis Strategis Kurang Strategis Tidak Strategis Tidak Tahu 19 8 4 6 4 46,3% 19,5% 9,8% 14,6% 9,8%

JUMLAH 41 100%

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dijelaskan bahwa ada 19 orang responden mengatakan letak Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang sangat strategis, 8 orang mengatakan strategis, letak perpustakaan dikatakan kurang strategis oleh 4 orang responden, berikutnya sebanyak 6 orang menjawab tidak strategis dan sisanya 4 orang menjawab tidak tahu.

Melihat pada hasil prosentase di atas, didapat hasil bahwa lokasi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang adalah sangat strategis berdasarkan pandangan pemustaka yang menjadi responden. Lokasi yang strategis memudahkan masyarakat dari berbagai tempat untuk menuju ke Perpustakaan Daerah Kabuapaten Tangerang.

Tabel 3

Jarak Rumah Dengan Perpustakaan

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

≤ 1 kilometer

1 – 5 kilometer 6 – 10 kilometer

≥ 10 kilometer

Tidak Tahu 12 18 5 4 2 29,3% 43,9% 12,1% 9,8% 4,9%


(48)

Berdasarkan tabel 3 di atas, terdapat sebanyak 12 orang responden menjawab jarak rumah mereka dengan perpustakaan adalah kurang dari 1 kilometer, berikutnya 18 orang menjawab jarak rumah dengan perpustakaan adalah antara 1 sampai 5 kilometer, 5 orang responden lainnya menjawab antara 6 sampai 10 kilometer, 4 orang responden menjawab lebih dari 10 kilometer, dan 2 orang responden lainnya menjawab tidak tahu.

Hasil dari prosentase di atas menunjukan bahwa pengunjung yang menjadi responden terbanyak bertempat tinggal antara satu sampai lima kilometer dengan kantor perpustakaan. Hal tersebut menunjukan minat masyarakat sekitar perpustakaan untuk berkunjung ke perpustakaan begitu baik. Masyarakat setempat menyadari akan keberadaan perpustakaan tersebut.

Tabel 4

Cara Tempuh Menuju Perpustakaan

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Angkutan Umum Jalan Kaki

Kendaraan Pribadi

14 17 10

34,1% 41,5% 24,4%

JUMLAH 41 100%

Berdasarkan tabel 4 di atas, terdapat sebanyak 14 responden menjawab menggunakan angkutan umum untuk menuju Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, lalu 17 orang menjawab berjalan kaki, dan sisanya 10 orang menjawab menggunakan kendaraan pribadi.

Hasil prosentase dari tabel di atas menunjukan bahwa pengunjung perpustakaan, banyak yang menggunakan angkutan umum untuk menuju lokasi perpustakaan. Banyak trayek angkutan umum yang melewati lokasi


(49)

memudahkan pengunjung untuk mengunjungi perpustakaan dengan menggunaan angkutan tersebut.

Tabel 5

Tingkat Kesulitan Mendapatkan Angkutan PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Ya Tidak 19 12 46,3% 53,7%

JUMLAH 41 100%

Melihat pada tabel 5, 19 orang responden mengatakan Ya dalam kesulitan mendapatkan angkutan dan 22 orang responden lainnya mengatakan tidak mengalami kesulitan.

Prosentasi terbesar dari responden mengatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan angkutan umum. Lokasi perpustakaan yang strategis dan berada tepat di pinggir jalan raya yang dilalui oleh beberapa trayek angkutan umum memudahkan pengunjung untuk dapat langsung mendapatkan angkutan.

4. Hasil Penelitian Tentang Bentuk Gedung Perpustakaan Daerah

Kabupaten Tangerang

Tabel 6

Bentuk Gedung Perpustakaan

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Sangat Bagus Bagus Sedang Kurang Bagus Jelek Tidak Tahu 13 6 12 4 3 3 31,7% 14,6% 29,3% 9,8% 7,3% 7,3%


(50)

Dari keterangan tabel 6 di atas mengenai kondisi gedung perpustakaan, terdapat 13 orang responden mengatakan gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang sangat bagus, 6 orang menjawab bagus, 12 orang menjawb sedang, lalu terdapat 4 orang menjawab kurang bagus, 3 orang lainnya menjawab jelek, dan 3 orang menjawab tidak tahu.

Seperti yang penulis amati keadaan kondisi gedung perpustakaan memang bagus, bersih dan terawat. Hal tersebut dapat dilihat pada foto-foto yang tertera di halaman lampiran. Prosentase yang di dapat jawaban responden paling banyak menjawab kondisi gedung perpustakaan sangat bagus. Sesuai dengan yang tertulis pada Pedoman Perpustakaan Umum, bahwa dalam membangun gedung perpustakaan haruslah mengusahakan kenyamanan, keserasian, kesenangan di dalam gedung perpustakaan tersebut.

Tabel 7

Lay Out / Tata Letak Ruangan Perpustakaan

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Sangat Bagus Bagus Sedang Jelek Tidak Tahu 14 11 9 3 4 34,1% 26,8% 22,% 7,3% 9,8%

JUMLAH 41 100%

Berdasarkan tabel 7 di atas, 14 orang responden menjawab sangat bagus, 11 orang menjawab bagus, 9 orang responden menjawab sedang, 3 orang menjawab jelek, dan 4 orang responden menjawab tidak tahu


(51)

mengenai lay out atau tata letak di dalam gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

Syarat lain dalam membangun gedung perpustakaan berdasarkan Pedoman Perpustakaan Umum juga dimiliki gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, berdasarkan prosentase terbesar responden yang menjawab kuisioner, penulis mendapatkan hasil bahwa 34,1% responden mengatakan lay out atau tata letak di dalam gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

5. Hasil Penelitian Tentang Kenyamanan Di Perpustakaan Daerah

Kabupaten Tangerang

Tabel 8

Sistem Pencahayaan Pada Gedung Perpustakaan

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Tidak Tahu 17 11 7 4 1 1 41,5% 26,8% 17,1% 9,8% 2,4% 2,4%

JUMLAH 41 100%

Berdasar tabel 8 di atas mengenai sistem pencahayaan di gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, 17 orang responden menjawab sangat baik, 11 orang responden menjawab baik, 7 orang responden menjawab cukup baik, 4 orang lainnya menjawab kurang baik, 1 orang menjawab tidak baik, dan terdapat 1 orang menjawab tidak tahu.

Berdasarkan prosentase di atas pemustaka yang menjadi responden paling banyak menjawab sistem pencahayaan di gedung perpustakaan sangat baik. Hal tersebut sesuai Pedoman Perpustakaan Umum yang ditulis oleh Mastini Hardjo Prakoso, dkk, bahwa pembangunan gedung


(52)

perpustakaan haruslah mengusahakan pertukaran udara yang baik, cahaya, tata dekor, serta penempatan mebiler yang baik. Dengan sistem cahaya yang baik pemustaka dapat merasa nyaman saat sedang membaca di dalam ruang perpustakaan.

Tabel 9

Kebersihan Ruangan Perpustakaan

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Sangat Bersih Bersih Cukup Bersih Kurang Bersih Kotor Tidak tahu 9 15 8 4 3 2 22% 36,6% 19,5% 9,8% 7,3% 4,8%

JUMLAH 41 100%

Berdasarkan tabel 9 di atas mengenai kebersihan ruangan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, terdapat 9 orang menjawab sangat bersih, 15 orang menjawab bersih, lalu 8 orang menjawab cukup bersih, 4 orang menjawab kurang bersih, 3 orang menjawab kotor, dan 2 orang menjawab tidak tahu.

Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang memiliki seorang petugas kebersihan karena itu ruangan di perpustakaan terlihat bersih dan nyaman. Prosentase terbesar dari responden juga menjawab bahwa keadaan ruangan perpustakaan terlihat bersih. Kebersihan ruangan akan membuat para pengunjung merasa nyaman.


(53)

Tabel 10

Suasana Ruang Baca Perpustakaan

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Sangat Tenang Tenang Cukup Tenang Kurang Tenang Berisik Tidak Tahu 13 9 10 5 2 2 31,7% 22% 24,4% 12,1% 4,9% 4,9%

JUMLAH 41 100%

Berdasarkan tabel 10 di atas mengenai suasana ruang baca di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang ada 13 orang responden menjawab sangat tenang, 9 orang menjawab tenang, 10 orang menjawab cukup tenang, 5 orang menjawab kurang tenang, 2 orang menjawab berisik dan 2 orang lainnya menjawab tidak tahu.

Hasil dari prosentase terbesar di atas menunjukan bahwa suasana di ruang baca Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang adalah sangat tenang. Suasana tersebut membuat pemustaka yang membaca literatur di dalam ruangan perpustakaan akan merasa lebih nyaman karena keadaan ruangan yang tidak berisik dan bising yang akan memnganggu kenyamanan pemakai perpustakaan.

Tabel 11

Keadaan Lingkungan Perpustakaan

PERNYATAAN FREKUENSI RESPONDEN Sangat Ramai Ramai Cukup Ramai Sepi Tidak Tahu 14 17 5 4 1 34,1% 41,5% 12,2% 9,8% 2,4%


(54)

Berdasarkan tabel 11 di atas mengenai keadaan lingkungan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, terdapat 14 orang responden menjawab sangat ramai, 17 orang menjawab ramai, 5 orang menajwab cukup ramai, 4 orang menjawab sepi, dan 1 orang menjawab tidak tahu.

Lokasi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang yang berada di pinggir jalan raya dan dekat dengan pemukiman masyarakat memang berada di lingkungan yang ramai namun tidak terlalu berisik. Berdasarkan prosentase pada tabel di atas, paling banyak responden menjawab keadaan lingkungan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang adalah ramai.

Tabel 12

Keadaan Halaman Gedung Perpustakaan PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE Sangat Bersih Bersih Cukup Bersih Kurang Bersih Kotor Tidak Tahu 9 12 8 4 5 3 22% 29,3% 19,5% 9,7% 12,2% 7,3%

JUMLAH 41 100%

Berdasarkan tabel 12 tersebut mengenai keadaan halaman Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, terdapat 9 orang menjawab sangat bersih, 12 orang menjawab bersih, 8 orang menjawab cukup bersih, 4 orang menjawab kurang bersih, 5 orang menjawab kotor, dan 3 orang lainnya menjawab tidak tahu.

Hasil prosentase di atas didapat bahwa responden terbanyak menjawab keadaan halaman perpustakaan terlihat bersih. Kebersihan dapat membuat pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan akan merasa nyaman karena lingkungan yang bersih tersebut.


(55)

Tabel 13 Keadaan Lahan parkir

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Sangat Aman Aman Cukup Aman Kurang Aman Tidak Aman Tidak Tahu 7 11 3 16 1 3 17,1% 26,9% 7,3% 39% 2,4% 7,3%

JUMLAH 41 100%

Berdasarkan tabel 13 di atas mengenai keadaan lahan parkir di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, terdapat 7 orang responden menjawab sangat aman, 11 orang menjawab aman, 3 orang menjawab cukup aman, 6 orang menjawab kurang aman, 1 orang mejawab tidak aman, dan 1 orang responden lainnya menjawab tidak tahu.

Hasil dari prosentase pada tabel di atas menunjukkan paling banyak jawaban dari pemustaka yang menjadi responden menjawab keadaan lahan parkir di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang adalah kurang aman. Hal ini mungkin dikarenakan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang memiliki lahan parkir yang luas dan memadai dan dekat dengan gedung perpustakaan namun belum menyediakan petugas untuk menjaga lahan parkir tersebut.


(56)

Tabel 14

Sistem Penitipan Barang

PERNYATAAN FREKUENSI PROSENTASE

Sangat Aman Aman Cukup Aman Kurang Aman Tidak Aman Tidak Tahu 10 9 11 7 2 2 24,4% 22% 26,8% 17% 4,9% 4,9%

JUMLAH 41 100%

Berdasarkan tabel 14 di atas mengenai sistem penitipan barang di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, terdapat 10 orang menjawab sangat aman, 9 orang menjawab aman, 11 orang menjawab cukup aman, 7 orang menjawab kurang aman, 2 orang menjawab tidak aman dan 2 orang lainnya menjawab tidak tahu.

Hasil prosentase pada tabel di atas menunjukan tanggapan pemustaka yang menjadi responden bahwa sistem penitipan barang di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang cukup aman. Hal ini seperti yang dilihat penulis bahwa perpustakaan memiliki 2 loker berukuran sedang untuk menaruh barang milik pengunjung seperti tas, jaket dan lain nya yang tidak boleh dibawa masuk ke dalam ruangan perpustakaan.


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, merupakan salah satu perpustakaan umum daerah yang berada di Jalan Raya Kresek No. 1 Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang, yang bertujuan untuk memasyarakatkan perpustakaan kepada masyarakat sekitar Kabupaten Tangerang, khususnya masyarakat daerah Balaraja. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan dalam penilitian ini, minat kunjungan masyarakat setempat ke perpustakaan dapat dikatakan baik, dengan melihat kepada data pengunjung dan observasi langsung yang penulis lakukan. Namun penulis menilai pemerintah setempat belum begitu mementingkan akan pentingnya penempatan lokasi perpustakaan umum. Untuk menjawab masalah-masalah yang ada pada perumusan masalah dalam skripsi ini berikut hasil yang penulis dapatkan :

1. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan salah seorang kepala tata usaha perpustakaan, penulis mengambil kesimpulan bahwa pemerintah setempat belum sepenuhnya mementingkan penempatan lokasi perpustakaan yang baik. Pemindahan lokasi perpustakaan yang pada awalnya berada di lokasi Jalan Raya Serang, Km.23, Balaraja ke lokasi Jalan Raya Kresek, No.1 Balaraja ternyata tidak berdasarkan dan menunjuk kepada


(58)

pedoman perpustakaan melainkan keputusan Bupati yang lebih mementingkan untuk urusan kantor kecamatan atau pemerintahan. 2. Pandangan pemustaka terhadap lokasi gedung Perpustakaan Daerah

Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil kuisioner dan jawaban 41 orang pemustaka yang menjadi responden, didapat hasil bahwa lokasi gedung perpustakaan adalah strategis. Lokasi perpustakaan juga memiliki akses yang mudah dijangkau, pemustaka yang menjadi responden lebih banyak menjawab tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan angkutan.

3. Pandangan pemustaka terhadap bentuk gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil jawaban responden pada kuisioner mengenai bentuk gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, berdasarkan 31,7% jawaban responden menjawab sangat bagus.

4. Pandangan pemustaka terhadap kenyamanan di perpustakaan dilihat dari hasil kuisioner bahwa sistem pencahayaan pada gedung berdasarkan 41,8% responden menjawab sangat baik. Suasana di dalam ruang baca Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang berdasarkan jawaban terbanyak responden menilai suasana perpustakaan terasa sangat tenang.

B. Saran

1. Diharapkan untuk pemerintah setempat agar dapat mempertimbangkan dan lebih mengutamakan keberadaan


(59)

perpustakaan. Karena minat masyarakat terhadap perpustakaan cukup memuaskan.

2. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, luas gedung perpustakaan saat ini kurang dari 2000 m2, sedangkan menurut pedoman perpustakaan setidaknya luas gedung perpustakaan umum adalah 2000 m2. Oleh karena itu diharapkan perpustakaan melakukan penambahan luas ruangan perpustakaan dan juga pembaruan dekorasi gedung perpustakaan untuk kenyamanan pemakai.

3. Perpustakaan sebaiknya meningkatkan sistem keamanan lahan parkir di halaman perpustakaan dengan menyediakan petugas parkir untuk kenyamana pemustaka yang membawa kendaraan pribadi.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010

Anthony, L.J. “Library Planning”. In Handbook of special librarianship and

information work, h.309-394. ed. by Wilfred Ashworth, 3rd ed., London : ASLIB, 1967

Bafadal Fauzie, H. “Memasyarakatkan Layanan Perpustakaan,” : Laporan

Rapat Kerja Pusat dan Seminar Nasional Perpustakaan Semarang-Bandung : 27-28 Februari – 1 Maret 1991. Jakarta : Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia, 1991

Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Brown, Rayston. Public library administration. London: Cloe Bingley, 1979

Bunanta, Murni. “Peningkatan Minat Baca dan Budaya Baca Anak dan Remaja” Dalam sebuah tantangan untuk perpustakaan dan pustakawan dalam menyongsong abad XXI: Seminar Rapat Kerja Pusat dan Seminar Nasional Perpustakaan di Semarang, Bandungan 27 Februari – 1 Maret 1991. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1991.

Donald, Mc. “The ten commandments revisited: the qualities of good library

space” LIBER quartely. The Journal of European research Libraries 16 (2).


(61)

H.C. Witheringthon. Psikologi Pendidikan. Penerjemah Buchori, M. Bandung : Jemmars, 1986

Hasan, M. Iqbal. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Muchyidin, A. Suherlan. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Bandung: Dinas P dan K Provinnsi Daerah Tingkat I jawa Barat, 1996

Mudjito, MA. “ Upaya Pembinaan Minat Baca Melalui Perpustakaan”

Seminar Nasional Promosi Gemar Membaca Kerjasama antara COCI-ASEAN di Jakarta, 30 Mei – 1 Juni 1994. Peerpustakaan Nasional Republik Indonesia, 1994

Nasir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.

Nasution, M. Sabirin. “Peranan perpustakaan umum dalam mencerdaskan

masyarakat” Hasil Kongres VI dan Seminar IPI, Padang 18-21 Nov. 1992:223-235

Nasution, Sudariah. Perkembangan Perpustakaan Umum Saat Tinggal Landas : persfektif pelayanan perpustakaan umum. Jakarta: Perpustakaan Umum DKI Jakarta, 1995

NS, Sutarno. Perpustakaan Umum Pemerintah Propinsi Jakarta, Jakarta: Sinar Harapan, 2003.

NS, Sutarno. dkk, “Laporan Penelitian dan Pengembangan Perpustakaan

Kotamadya Jakarta Pusat”. Jakarta: Perpustakaan Umum Kotamadya

Jakarta Pusat, 2000

Pamuntjak, Sjarrial. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, Jakarta: Jembatan, 2000.


(62)

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 1992.

Prakoso, Hardjo Mastini dkk., Pedoman Perpustakaan Umum. Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977

Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Pedoman/Standard Perpustakaan di Indonesia, Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977.

Pusat dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Rimbarawa, Kosam. Gedung, Tata Ruang Perabot dan Peralatan Perpustakaan. Jakarta: Hakaeser, 2007.

Sastamihardja, Iwa. D. Langkah-langkah Menuju Pelayanan Perpustakaan, 1988

Soekirno, “Memberdayakan Perpustakaan dan Budaya Baca Indonesia,”

BACA, vol. XXI, No.3-4, September 1996

Standar Perencanaan Gedung Perpustakaan Umum dan Sekolah, Jakarta: proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986.

Sudakara, Nyoman. “Pembinaan dan pengembangan perpustakaan desa

dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat desa” Media

pendidikan dan ilmu pengetahuan No.532. 1991

Surayya Eka Putri, Lily dan Stud, M.Env. Metodologi Penelitian untuk bidang sains. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.


(63)

Suwarno, Wiji. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan ; Sebuah Pendekatan Praktis. Jogjakarta: Ar-Ruz, 2007

Whittaker, Kenneth. “The Basic of Library – Based User Services. ( London : The Library Asociation ), 1993

“UNESCO Public Library Manifesto 1994”, IFLA Journal, 21 (1) 199 5:66-67


(64)

(65)

(66)

TANGERANG

Narasumber : Hj. Lilis Munawati S.Pd

Jabatan : Kepala Tata Usaha Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Hari/tanggal : Kamis, 10 Maret 2011

Tempat : Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang Jl. Raya Kresek, No.1 Balaraja Tangerang Banten

Pertanyaan dan Jawaban

Tanya : Kapan tepatnya Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang ini didirikan?

Jawab : Kalau tepat tanggal dan bulannya memang saat itu tidat tercatat secara resmi, namun perpustakaan ini resmi berdiri pada tahun 1995 saat itu masih berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Tangerang dan masih bernama Perpustakaan Umum Daerah Tangerang. Di lokasi tersebut perpustakaan berdiri selama kurang lebih 4 tahun sampai pada akhirnya pada tahun 2000, perpustakaan pindah lokasi ke Balaraja, di Jalan Raya Serang dan menjadi Kantor Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang.

Tanya : Kenapa perpustakaan dipindah lokasikan seperti tersebut, Bu?

Jawab : Karena lokasi awal itu bukan merupakan bagian Kabupaten Tangerang, melainkan Kota Tangerang. Berdasarkan pembagian wilayah Tangerang dan pemisahan Banten dengan Provinsi Jawa Barat itu maka lokasi Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang di pindah lokasi ke Balaraja.


(67)

Jawab : Disana tetap ada perpustakaan, dan namanya Perpustakaan Umum Kota Tangerang, bukan Kabupaten Tangerang.

Tanya : Berapa tahun perpustakaan menempati gedung di lokasi awal tersebut?

Jawab : Di gedung Kewardhanaan tersebut perpustakaan berdiri sejak tahun 2000 sampai 2007, sejak tahun pertama berdiri sampai tahun 2003, perpustakaan merupakan Kantor mulai tahun 2004 sampai 2008 perpustakaan berubah menjadi bagian Unit Pelaksana Teknis (UPT), dibawah Dinas Pendidikan Nasional. Nah, pada tahun 2008 perpustakaan mengalami perpindahan lokasi kembali ke gedung sekarang ini.

Tanya : Atas dasar apa Bu, Perpustakaan kembali dipindahkan?

Jawab : Sebenarnya pemindahan lokasi ini dikarenakan pemerintah setempat yang katanya berdasarkan perintah Bupati yang menginginkan Kantor Kecamatan pindah ke gedung yang lebih besar dan luas maka di tukar lokasi antara perpustakaan dengan Kantor Kecamatan, karena dinilai dan dilihat bahwa lokasi perpustakaan yang di gedung Kewardhanaan tersebut memiliki lahan dan gedung yang lebih luas daripada yang semula. Gedung Kewardhanaan luas tanahnya saja kurang lebih itu sekitar 3000m/² karena itu mungkin Bupati sengaja memindahlokasikan perpustakaan dengan kantor kecamatan.

Tanya : Oh, berarti tidak berdasarkan atas kepentingan perpustakaan?

Jawab : Iya betul. Saat itu pemerintah belum memikirkan mengenai kantor perpustakaan, namun pada tahun 2013 mendatang, direncanakan bahwa kantor perpustakaan akan mengalami


(68)

Tanya : kalau begitu lokasi yang saat ini merupakan lokasi tidak tetap dari kantor perpustakaan ini ya Bu, apakah nanti disini akan tetap ada perpustakaan atau tidak?

Jawab : Iya betul, gedung yang saat ini ditempati memang bukan gedung tetap kantor perpustakaan melainkan masih gedung milik kecamatan Balaraja. Jika nanti kantor perpustakaan sudah pindah ke lokasi baru, disini akan tetap ada perpustakaan namun bukan lagi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang tapi menjadi Perpustakaan Wilayah Balaraja yang merupakan bagian dari Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.

Tangerang, 10 Maret 2011

Yang mewawancarai Yang diwawancarai

Ika Octaviani Hj. Lilis Munawati S.Pd


(69)

(70)

TANGERANG”

PETUNJUK PENGISIAN :

1. Pertanyaan berikut untuk mengetahui pendapat Anda mengenai Lokasi, Gedung, dan Kenyamanan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, dalam rangka penulisan skripsi yang saya sedang kerjakan.

2. Anda tidak perlu mencatumkan nama.

3. Anda diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar, berdasarkan pendapat Anda pribadi.

4. Beri tanda silang ( x ) pada jawaban yang Anda pilih.

1. Apakah Anda sering berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang ?

a. Sering b. Jarang

A. Lokasi Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang

1. Bagaimana pendapat Anda, mengenai letak Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang ?

a. Sangat Strategis b. Strategis

c. Kurang Strategis d. Tidak Strategis


(71)

e. Tidak Tahu

2. Berapa jarak antara rumah Anda dengan perpustakaan ? a. ≤ 1 Kilometer

b. 1 – 5 Kilometer c. 6 – 10 Kilometer d. ≥ 10 Kilometer e. Tidak Tahu

3. Bagaimana Anda menuju ke perpustakaan ? a. Angkutan umum

b. Jalan kaki

c. Kendaraan Pribadi

4. Jika menggunakan angkutan umum, apakah Anda mengalami kesulitan dalam mencari angkutan ?

a. Ya b. Tidak

B. Bentuk Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang

1. Bagaimana pendapat Anda mengenai bentuk gedung Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang ?


(72)

c. Sedang

d. Kurang Bagus e. Jelek

f. Tidak Tahu

2. Bagaimana pendapat Anda tentang bentuk layout / tata letak dalam ruangan yang ada di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang ?

a. Sangat Bagus b. Bagus

c. Sedang d. Jelek e. Tidak Tahu

C. Kenyamanan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang

1. Bagaimana pendapat Anda tentang sistem pencahayaan pada gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang?

a. Sangat baik b. Baik

c. Cukup Baik d. Kurang Baik e. Tidak baik


(73)

f. Tidak Tahu

2. Bagaimana pendapat Anda tentang kebersihan ruangan di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tangerang ? a. Sangat bersih

b. Bersih

c. Cukup Bersih d. Kurang Bersih e. Kotor

f. Tidak Tahu

3. Bagaimana pendapat Anda tentang suasana di ruang baca di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang?

a. Sangat Tenang b. Tenang

c. Cukup Tenang d. Kurang Tenang e. Berisik

f. Tidak Tahu

4. Bagaimana pendapat Anda tentang keadaaan lingkungan gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang?


(74)

c. Cukup Ramai d. Sepi

e. Tidak tahu

5. Bagaimana pendapat Anda tentang keadaan halaman gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang?

a. Sangat Bersih b. Bersih

c. Cukup Bersih d. Kurang Bersih e. Kotor

f. Tidak tahu

6. Bagaimana pendapat Anda tentang keadaan lahan parkir motor / mobil di halaman gedung Perpustakaan Derah Kabupaten Tangerang?

a. Sangat Aman b. Aman

c. Cukup Aman d. Kurang Aman e. Tidak Aman f. Tidak Tahu


(75)

7. Bagaimana pendapat Anda mengenai sistem penitipan barang di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang?

a. Sangat Aman b. Aman

c. Cukup Aman d. Kurang Aman e. Tidak Aman f. Tidak Tahu

Pendapat, saran, kritik dan hal-hal lain yang ingin dikemukakan dapat di tulis pada tempat ini. Atas perkenalan dan kerja sama Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

... ... ... ... ... ...


(76)

(77)

(78)

Keterangan : Perpustakaan Umum Tampak Depan


(79)

Keterangan : Ruang Baca Anak


(80)

Keterangan : Ruang Referensi + Meja Baca


(81)

Keterangan : Ruang Pengolahan Tampak Luar


(1)

(2)

(3)

Keterangan : Perpustakaan Umum Tampak Depan


(4)

Keterangan : Ruang Baca Anak


(5)

Keterangan : Ruang Referensi + Meja Baca


(6)

Keterangan : Ruang Pengolahan Tampak Luar