Wawancara Anak di bawah 18 tahun Pemberitaan Seks di luar nikah Stereotipe Negatif

73

d. Wawancara Anak di bawah 18 tahun

Terutama dalam kasus konflik keluarga, peliput infotainmen be- berapa kali ditemukan mewawancarai anggota keluarganya, termasuk anak. Padahal, mewawancarai anak di bawah 18 tahun tentang konflik keluarga yang dialaminya adalah hal yang tidak sesuai dengan perkembangan kejiwaan anak. Tim peliput infotainmen seharusnya memperhatikan dampak yang diakibatkan terhadap anak tersebut. Contohnya wawancara anak pasangan selebriti tentang perselingkuhan yang dilakukan salah satu orangtuanya pada tayangan Obsesi” di Global TV tanggal 1 September 2009. e. Menampilkan Adegan Merokok Banyak selebriti maupun narasumber lain yang tertangkap kamera tengah merokok, namun adegan itu justru tidak dihilang-kan. Menampilkan adegan penggunaan rokok dilarang dalam Pasal 16 P3 dan SPS. Contohnya adegan merokok dari tayangan Silet” di RCTI tanggal 11 April 2009.

f. Pemberitaan Seks di luar nikah

Ditemukan beberapa potongan judul berita dan artikel di surat kabar yang juga ikut diliput infotainmen demi mengumbar kehebohan berita. Biasanya potongan judul dan artikel yang diambil berupa kata-kata yang mengumbar sensasi, sebagaimana ditunjukkan tayangan I Gosip Pagi di Trans7 tanggal 24 April 2009 . Potongan berita tersebut mengemukakan perilaku tak terpuji dari suami seorang selebriti yang diklaim kerap membeli jasa penjaja seks. 74

g. Stereotipe Negatif

Dalam satu episode tayangan Kasak-Kusuk” di SCTV tanggal 13 April 2009 topik yang dibahas adalah para selebriti yang menjanda. Banyak ade-gan di dalamnya yang menggunakan kata-kata berhuruf dan berukuran besar di atas foto seorang selebriti yang berstatus janda. Tulisannya terasa provokatif dan ingin memperkuat stereotipe negatif yang telah ada di masyarakat tentang para janda, seperti Kisah Lain Para Janda, Kontroversi Para Janda, Asmara Janda-Janda, Para Janda Doyan Brondong, Citra Penggoda Para Janda, Gosip Miring Janda Kembang, Menguak Tabir Sisi Lain Kehidupan Para Janda, Sisi Lain Seorang Janda, dan Stigma Para Janda. Terkadang para pem-bawa acara juga kerap melontarkan narasi yang bernada stereotipe. Semua kata-kata bernada stereotipe negatif seperti ini melanggar Pasal 12 ayat 2 P3 dan SPS. 3. Hasil kajian infotainmen pada tahun 2009: Pertama, stasiun televisi belum menampilkan klasifikasi program sesuai dengan jam tayang, terutama untuk melindungi anak dan remaja dari tontonan yang bukan diperuntukkan bagi usia mereka. Kedua, kategori pelanggaran yang layak mendapat perhatian adalah kategori perilaku tak patut ditiru, kategori sensualitas dan seksualitas. Tampilan perilaku tersebut secara berulang-ulang dapat menimbulkan kesan biasa dan lazim dilakukan sehingga memicu orang untuk melakukannya. 75 Ketiga, Pelanggaran yang kerap terjadi adalah pengabaian atas hak-hak narasumber. Tayangan infotainmen harus lebih menghormati hak-hak narasumber, serta bersikap adil. Dalam meliput konflik keluarga, infotainmen juga perlu dihimbau untuk melindungi kepentingan anak-anak yang berusia di bawah 17 tahun agar tidak terimbas pemberitaan yang kurang baik terhadap keluarga mereka.

D. Langkah KPI dalam Menindaklanjuti Pelanggaran Infotainmen