Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi yang telah berkembang membuat informasi menjadi sesuatu yang vital. Kemampuan dan kecepatan seseorang mengakses dan menganalisis informasi menjadi langkah awal untuk memenangkan persaingan hidup yang makin kompetitif. Kemajuan teknologi satu sisi telah berhasil mengatasi keterbatasan jarak, dan waktu yang cepat, tetapi di sisi lain mempertajam ketidakseimbangan arus informasi. 1 Kemajuan teknologi dapat dinikmati melalui media massa. Media massa sangat berperan penting dalam menginformasikan serta mensosialisasikan suatu informasi juga produk yang baru kepada khalayak. Kita dapat menerangkan berbagai informasi produk itu berdasarkan analisis untuk merangsang khalayak itu berada pada tahap membutuhkan, berminat, mengevaluasi, uji coba atau tinggal mengambil keputusan. 2 Komunikasi massa merupakan proses penyampaian dari suatu sumber kepada khalayak yang berjumlah besar, dengan menggunakan saluran media massa. Seperti yang dikutip Blake dan Haroldsen 1975 membagi lima unsur 1 Bakri Abbas.Komunikasi Internasional Peran dan Permasalahnnya.Jakarta:Yayasan Kampus Tercinta IISIP.2003, cet Ke-1, h.23 2 Alo Lilweri. Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat.Bandung:PT.Citra Aditya Bakti,1991, h.143 1 2 yang terdapat dalam komunikasi massa, yaitu komunikator, khalayak, saluran, dan efek. 3 Pengaruh yang diserap manusia melalui media komunikasi baik elektronik maupun cetak menghadirkan sisi positif dan negatif. Salah satu sumber informasi saat ini adalah melalui televisi. Televisi merupakan salah satu media komunikasi elektronik, selain radio dan yang lainnya. Televisi merupakan salah satu penyampaian pesan dan informasi kepada masyarakat. Televisi memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, dan perasaan para penonton. 4 Televisi sebagai media sosialisasi informasi dan hiburan, bersifat terbuka dan terarah. Kehadiran televisi maupun pesan-pesan yang disampaikannya mempengaruhi kognisi, afeksi dan psikomotor masyarakat. Televisi juga mempunyai peran yang sangat efektif dalam memberikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi bagi pemirsanya. Keberadaan stasiun-stasiun televisi swasta hadir dengan menyajikan berbagai siaran-siaran baik berupa informasi, pendidikan dan hiburan yang beraneka ragam. Televisi sudah menarik perhatian semua kalangan masyarakat baik dari golongan orang dewasa, remaja dan anak-anak. 3 Zulkarimein Nasution. Sosiologi Komunikasi Massa.Jakarta: Universitas Terbuka,1993,cet. Ke-1, h.6 4 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:Remaja Rosdakarya,2006 ,h.41 3 Dalam abad saat ini, televisi telah mengubah cara hidup kita. Televisi mempengaruhi sifat dasar pendidikan dan mengurangi seni percakapan langsung. Walaupun demikian, yang dapat kita lakukan hanyalah duduk di hadapan televisi dan menyaksikan sesuatu yang ditayangkannya. Belum banyak masyarakat yang mampu menilai dan mengambil aksi untuk memilah acara yang layak di tonton dan pendamping saat menonton bersama. Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. 5 Salah satu program yang di tayangkan televisi adalah tayangan infotainmen. Infotainmen sudah pasti tidak asing lagi bagi kita. Yang terlintas dalam benak saat mendengar kata infotainmen pasti tentang selebritis. Infotainmen adalah salah satu jenis penggelembungan bahasa yang kemudian menjadi istilah populer untuk berita ringan yang menghibur atau informasi hiburan. Merupakan kependekan dari istilah Inggris information- entertainment. Infotainmen di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik. 6 Sayangnya tayangan saat ini dikuasai oleh orang-orang yang mencari keuntungan dan kekuasaan. Infotainmen di Indonesia pada saat ini cenderung negatif dan tidak mengindahkan norma-norma yang baik dalam jurnalisme. Awak televisi serta Production House PH sudah tidak lagi memikirkan 5 Komisi Penyiaran Indonesia KPI.UU Tentang Penyiaran no.32 Tahun 2002.h,5 6 http:id.wikipedia.orgwikiinfotainmen. 4 pengaruh apa yang akan diakibatkan oleh tayangan yang mereka sajikan, akan tetapi hanya memikirkan rating serta keuntungan yang akan diperoleh. Padahal suatu tayangan wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga kesatuan dan persatuan, serta mengamalkan nilai- nilai agama dan budaya Indonesia. Dalam infotainmen, semua informasi tentang para selebritis tanah air penting atau tidak pentingnya tetap merupakan informasi yang perlu diketahui para penonton. Para pekerja infotainmenpun akhirnya melakukan pencarian berita tanpa mengindahkan etika jurnalistik. Akibatnya beberapa selebritis meminta Komisi Penyiaran Indonesia KPI agar melarang atau membatasi tayangan infotainmen, sampai akhirnya Nahdatul Ulama memvonis haram bagi yang menonton, menayangkan dan para pekerja infotainmen. 7 Fatwa ini lahir tidak terlepas dari muatan tayangan infotainmen yang cukup meresahkan. Menjadikan gosip, gunjingan, serta membicarakan keburukan seseorang menjadi sebuah komoditas tontonan. Kita bisa menyaksikan tayangan-tayangan itu sepanjang hari di stasiun televisi swasta kita. Akibatnya persoalan gosip menggosip dan membicarakan keburukan orang lain menjadi hal-hal yang biasa. Mencermati kondisi yang demikian kebijakan fatwa haram NU ini tepat dan sesuai dengan ajaran Islam. Harapannya agar masyarakat tidak menjadikan gosip, gunjingan, dan membicarakan keburukan orang lain 7 http:tempointeraktif.comhgnasional20060722727-80717.id.html 5 menjadi budaya keseharian. Memang, fatwa ini tidak mengikat dan belum bisa dijadikan dasar untuk menghentikan tayangan-tayangan tersebut. Tapi, setidaknya memberikan spirit bagi perbaikan tayangan yang ada. Sekaligus menjadi otokritik bagi stasiun televisi untuk mengkaji kembali tayangan infotainmen yang di produksinya. Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol, dan perekat sosial. Dalam menjalankan fungsi penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan untuk itu KPI sebagai lembaga penyiaran menginginkan agar semua fungsi televisi tercapai secara utuh. Komisi Penyiaran Indonesia KPI adalah lembaga Negara yang bersifat independen yang ada di pusat maupun daerah yang tugas dan wewenangnya diatur dalam Undang-undang ini sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran. KPI melakukan peran-perannya sebagai wujud peran serta masyarakat yang berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran. Dalam menjalankan fungsinya, KPI juga mempunyai beberapa wewenang yaitu: 1. Menetapkan standar program siaran 2. Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran. 3. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran. 6 4. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran. 5. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah, lembaga penyiaran dan masyarakat. 8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah