Penerapan Akuntasi Murabahah TINJAUAN PUSTAKA

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. c. Jasa Keuangan Aktifitas dalam jasa keuangan ini merupakan kegiatan yang meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Prinsip yang digunakan dalam aktifitas ini adalah prinsip fee jasa. Adapun jasa yang diberikan dapat berupa sharf jual beli valuta asing, gardh, ataupun hiwalah.

3. Landasan Hukum Bank Syariah

Dengan diterbitkan PP No. 72 tahun 1992 tentang perbankan bagi hasil dengan secara tegas memberikan batasan bank bagi hasil tidak boleh melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi hasil sebaliknya pula bank yang kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi hasil pasal 6. Dan kini kulminasi telah tercapai dangan disyahkannya UU No. 10 tabun 1998 tentang perbankan yang membuka kesempatan bagi siapa saja yang akan mendirikan bank syariah maupun ingin mengkonversi dari bank konvensional ke bank syariah. Yang terbaru UU No. 21 tahun 2008.

B. Penerapan Akuntasi Murabahah

1. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah Bentuk-bentuk akad jual beli yang terdapat dalam fiqih muamalah sangat banyak, salah satunya adalah murabahah. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 102 “Murabahah adalah jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. Pada murabahah ini harga yang disepakati adalah harga jual, sedangkan untuk harga beli harus diberitahukan kepada nasabah yang akan melakukan pembelian. Jika bank mendapat potongan dari pemasok, maka potongan ini merupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad. Dalam melunasi piutang murabahah ini, nasabah dapat melakukan pembayaran dengan cara yaitu : a. secara tunai b. secara cicilan Bank dapat memberikan potongan kepada nasabah mempercepat pembayaran dan melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo. 2. Landasan Syariah Kegiatan jual beli merupakan kegiatan ekonomi yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT karena jual beli akan meningkatkan produktifitas kita. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275 Departemen Agama RI, 2005:48 yang isinya sebagai berikut :                                  Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.       Orang-orang yang makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan, dan urusannya terserah kepada Allah, Orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya QS Al- Baqarah [2]: 275. 3. Landasan Hukum Landasan Hukum Murabahah terangkum dalam landasan hukum beroperasinya perbankan syariah yaitu UU No. 7 tahun 1992 yaitu pelaksanaan kegiatan perbankan dengan prinsip jual beli yang diatur lebih rinci dalam PP no. 72 tahun 1992 tentang bank dengan prinsip Bagi Hasil. Undang-undang ini disempurnakan lagi dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 dan disempurnakan lagi dengan Undang-undang No. 21 tahun 2008. 4. Jenis-jenis Murabahah Menurut Harahap dkk2004:93-94 kegiatan jual beli berdasarkan akad murabahah terdiri dari : Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. a. Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dan b. Murabahah berdasarkan pesan artinya bank syariah baru akan melakukan transaksi jual beli apabila ada yang dipesan Murabahah berdasarkan pesanan dapat di kategorikan dalam a. Sifatnya mengikat artinya murabahah berdasarkan pesanan tersebut mengikat untuk dibeli oleh nasabah sebagai pemesan b. Sifatnya tidak mengikat artinya walaupun nasabah telah melakukan pemesanan barang, namun nasabah tidak terikat untuk membeli barang tersebut. 5. Syarat dan rukun Murabahah Rukun murabahah a. Ba’iu penjual b. Mustari pembeli c. Mabi’ barang yang diperjual belikan d. Tsaman harga barang e. Ijab qobul pernyataan serah terima Syarat murabahah a. Syarat yang berakad ba’iu dan mustari cakap hokum dan tidak dalam keadaan terpaksa b. Barang yang diperjual belikan mabi’ tidak termasuk barang yang haram dan jenis maupun jumlahnya jelas. Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. c. Harga barang tsaman harus dinyatakan secara transparan harga pokok dan komponen keuntungan dan cara pembayarannya disebutkan dengan jelas. d. Pernyataan serah terima ijab qobul harus jelas dengan meyebutkan spesifik pihak-pihak yang berakad Gambar 2.1 Akad Murabahah Sumber : Andrea Pemata Veithzal, H Veitzhel 2008 : 147 Dalam transaksi murabahah ini ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan agar transaksi ini dapat berjalan sesuai dengan syariah. Menurut Harahap dkk 2004: 94-100 ketentuan ini dikeluarkan berdasarkan fatwa dari Dewan Syariah Nasoinal 04DSN-MUI2009 yang dipaparkan sebagi berikut : Pertama : Ketentuan Umum Murabah Dalam Bank Syariah a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba b. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat Islam Pembeli Penjual Barang Akad Murabahah Negosiasi 2 1 2 1 4 3 3a Kirim barang dan dokumen Terima barang dan dokumen Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara terhutang bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah pemesan dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungan. Dalam kaitan ini bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan f. Nasabah membayar harga barng yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu yang telah disepakati g. Untuk mencegah terjadinya penyalagunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah h. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank Kedua : Ketentuam Murabahah Kepada Nasabah a. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembeli suatu barang atau asset kepada bank b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang c. Bank kemudian menawarkan asset tesebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima membeli-nya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli d. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah g. Jika nilai uang muka memakai kontrak ‘urbun sebagai alternative dari uang muka maka : 1. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut ia tinggal membayar sisa harga 2. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang di Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. tanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya Ketiga : Jaminan Dalam Murabahah a. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanan b. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang Keempat : Hutang Dalam Murabahah a. Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitan dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah pada pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya kepada bank b. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berhakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruhnya c. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah harus tetap melunasi hutangnya sesuai dengan kesepakatan awal ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan Kelima : Penundaan Pebayaran Dalam Murabahah a. Nasabah memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian hutangnya b. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan Arbitase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah Keenam : Bangkrut Dalam Murabahah Jika nasabah dinyatakan pailit dan gagal penyelesaian hutangnya, bank harus menunda tagihan hutang sampai ia sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan Ketujuh : Ketentuan Uang Muka Dalam Murabahah Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 13DSN- MUIIX2009 a. Dalam akad pembiayaan murabahah, lembaga keuangan syariah LKS dibolehkan untuk meminta uang muka apabila kedua belah pihak bersepakat b. Besar jumlah uang muka ditentukan berdasarkan ketentuan c. Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. d. Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta tambahan kepada nasabah e. Jika uang muka lebih besar dari kerugian, LKS dapat mengembalikan kelebihan kepada nasabah Kedelapan : Ketentuan Diskon Murabahah Fatwa Dewan Syariah nasional: 16DSN-MUIIX2000 a. Harga tsaman dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan qimah benda yang menjadi objek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah b. Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan c. Jika dalam jual beli murabahah LKS mendapat dari supplier, harga sebenarnya adalah setelah diskon, oleh kerena itu, diskon adalah hak nasabah d. Jika pemberian terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian persetujuan yang dimuat dalam akad e. Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaknya diperjanjikan dan ditandatangani Kesembilan : Ketentuan Sanksi atas Nasabah Mampu Yang Menunda-nunda Pembayaran Fatwa Dewan Syariah nasional: 17DSN-MUIIX2000 a. Sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan LKS kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran dengan sengaja b. Nasabah yang tidak belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak dikenakan sanksi c. Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi d. Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam menjalankan kewajibanya e. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani Kesepuluh : Ketentuan Pemotongan Pelunasan Fatwa Dewan Syariah nasional: 23DSN-MUIIX2000 a. Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati, LKS boleh boleh memberiakan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. b. Besarnya potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbanga LKS Dalam transaksi pembiayaan murabahah ini bank bertindak sebagai penjual. Layaknya seorang penjual maka bank memiliki persediaan yang merupakan aktiva bagi bank syariah. Untuk itu, bank harus membedakan antara aktiva yang ditujukan untuk dijual dan bukan untuk dijual. Aktiva dengan tujuan dijual kembali dalam bentuk murabahah diakui sebagai aktiva murabahah, maka pengukuran aktiva murabahahnya adalah sebagai berikut : 1. Murabahah berdasarkan pesanan mengikat : a. Dinilai sebagai biaya perolehan dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut : PersediaanAktiva murabahah xxx Uang muka kepada Pemasok xxx Kasrekening pemasokkliring xxx b. Jika terjadi penurunan nilai aktiva karena usang, rusak atau kondisi lainnya, maka diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Kerugian penurunan persediaanaktiva murabahah xxx Persediaanaktiva murabahah xxx 2. Murabahah tanpa pesanan atau murabahah berdasarkan pesanan tidak mengikat : a. Dinilai mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian Sementara itu pada saat akad, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan pada akhir periode, piutang murabahah dinilai sebesar nilai yang dapat direalisir yaitu jumlah piutang murabahah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan murabahah ini dapat diakui : a. Pada perolehan terjadinya, jika akad pada laporan keuangan yang sama b. Selama periode akad secara proporsional, jika melampui batas satu periode laporan Pada saat pembelian aktiva untuk dijual, bank bisa saja memperoleh potongan harga dari pemasok. Oleh kerena itu, potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai pengurang biaya perolehan, sedangkan untuk potongan pada saat pelunasan dapat diakui dengan mempergunakan salah satu metode berikut : 1. Jika potongan diberikan saat penyelesaian, maka bank mengurangi piutang murabahah dan keuntungan, jurnalnya : Kas xxx Margin murabahah ditangguhkan xxx Piutang margin murabahah xxx Piutang murabahah xxx Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. 2. Jika potongan diberikan setelah penyelesaian, maka bank penerima pelunasan piutang, kemudian bank membayar potongan mengurangi keuntungan, dengan jurnal yang dibuat ada dua yaitu : a. Kas xxx Margin murabahah ditangguhkan xxx Pendapatan margin murabahah xxx Piutang murabahah xxx b. Beban potongan muqasah xxx Kas xxx Bagi nasabah yang tidak mematuhi atau memenuhi kewajiban sesuai akad yang telah disepakati, bank dapat mengenakan denda kepada nasabah. Pada saat diterima, denda diakui sebagai bagian dana sosial, jurnalnya yaitu : Kasrekening xxx Rekening dana kebajikan xxx Dalam jual beli, bank membolehkan meminta nasabah membayar uang muka atau tanda jadi saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. Uang muka adalah jumlah dibayar oleh pemesan yang menujukkan ia bersunggu- sungguh atas pesanan tersebut. Di bank syariah uang muka disebut juga dengan istilah urbun. Pengakuan dan pengukuran urbun adalah : a. Urbun diakui sebagai uang muka sebesar jumlah yang diterima bank pada saat diterima, jurnalnya adalah : Kasrekening xxx Titipan uang muka pembeli urbun xxx Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.