Karakteristik Bank Syariah Pengertian Bank Syariah

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank Syariah

1. Karakteristik Bank Syariah

Dalam pengelolaan harta, prinsip syariah Islam menekankan pada keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus dipergunakan untuk hal-hal yang sifatnya produktif terutama untuk kegiatan investasi yang merupakan landasan aktifitas ekonomi dalam masyarakat, namun menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu lembaga perantara antara masyarakat yang memiliki dana dan pengusaha yang memerlukan dana pengelola dana. Salah satu bentuk lembaga perantara tersebut adalah bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yang dikenal dengan sebutan Bank Syariah. Istilah yang digunakan untuk sebutan Bank Syariah adalah Bank Islam. Secara akademik, istilah Syariah dan Islam memang mempunyai pengertian yang berbeda, namun secara teknis untuk penyebutan Bank Syariah dan Bank Islam adalah sama. Menurut Sumitro 2002:5 “ Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengopersiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat Islam”. Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Syariah berarti bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Muamalat disini memiliki pengertian yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun perorangan dengan masyarakat. Di Indonesia pengertian Bank Syariah dapat dilihat dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan bahwa “Bank Syariah adalah bank yang berazaskan persaudaraan, keadilan, kemaslahatan, keseimbangan dan universalisme. Adapun menurut Perwataatmadja dan Antonio 1992:1 Bank Syariah memiliki dua pengertian yaitu : 1. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam 2. Bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Al- Hadist Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengertian bank syariah itu tidak jauh berbeda dengan pengertian bank pada umumnya sesuai dengan pendapat peraturan kebijakan perbankan 2002:615 yaitu “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”, namun di antara keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada prinsip operasional yang digunakan. Bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sedangkan bank konvensional berdasarkan prinsip bunga. Dengan kata lain syariah dalam hubungannya dengan nasabah adalah sebagai mitra investor dan pedagang atau pengusaha, sedangkan pada bank konvensional sebagai kreditur dan debitur. Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010. Bank syariah memiliki karakteristik umum dan menjadi landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan yaitu prinsip bagi hasil profit sharing. Secara syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, bank syariah akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang menjamin dana. Meskipun demikian, dalam perkembangannya, para pengguna dana bank syariah tidak saja membatasai dirinya pada satu akad, yaitu mudharabah saja. Sesuai dengan jenis dan natur usahanya, mereka akan memperoleh dana dengan sistem perkongsian, sistem jual beli, sewa menyewa, dan lain-lain. Oleh karena itu, hubungan bank syariah dengan nasabahnya menjadi sangat kompleks karena tidak hanya berurusan dengan satu akad, maupun dengan berbagai jenis akad. Dalam menjalankan aktivitasnya, Bank syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS yang berfungsi sebagai penasehat dari pemberi saran kepada direksi, pemimpin unit usaha syari’ah dan pemimpin kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah, kemudian sebagai mediator antara bank dan Dewan Syariah Nasional dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari bank yang memerlukan kajian dan fatwa dari Dewan Syariah Nasional. Di samping itu Dewan Pengawas Syariah memiliki tugas dalam mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional. Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah KPR Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan, 2010.

2. Kegiatan Usaha Bank Syariah