masing-masing sektor dalam struktur perekonomian kota, berdasarkan harga yang berlaku dalam tahun yang bersangkutan, yang didalamnya tercakup unsur tingkat
inflasi makro. Oleh karena itu, tinggi rendahnya persentase pertumbuhan ekonomi yang dihitung, akan dipengaruhi tinggi rendahnya tingkat inflasi dalam periode yang
bersangkutan. Dengan demikian, harus diakui PDRB harga kini belum secara riil menggambarkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
Untuk menjelaskan pertumbuhan PDRB secara riil, digunakan PDRB harga konstan. PDRB harga konstan menggambarkan pertumbuhan ekonomi Sumatera
Utara tanpa dipengaruhi oleh masalah perubahan harga atau inflasi yang terjadi atas barang dan jasa yang diproduksi, karena menggunakan harga yang konstan, yakni
harga dasar tahun 2000. Indikator kinerja lain terkait dengan besaran Produk Domestik Regional Brutto
adalah PDRB per-kapita dan tingkat pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, inflasi, ekspor dan impor serta investasi. PDRB per-kapita dihitung dengan cara membagi
jumlah PDRB dengan jumlah pertengahan tahun. Angka PDRB per-kapita memperlihatkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk,
yang dapat menggambarkan tingkat kemakmuran penduduk Sumatera Utara.
4.2. Indikator Ekonomi Makro
Ekonomi adalah aktivitas produksi, distribusi dan konsumsi. Oleh karenanya, ekonomi sangat terkait dengan kemampuan setiap orang atau siapapun memenuhi
kebutuhan hidup dan kesejahteraannya, baik untuk berproduksi atau mengkonsumsi berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan. Mengingat keterkaitan yang begitu tinggi
Afri Hidayat : Analisi Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Posisi Pendapatan Asli Daerah PAD Provinsi Sumatera Utara, 2010.
antara kemajuan, dan kemakmuran, bahkan kesejahteraan dengan aspek ekonomi, maka aspek ekonomi secara umum dijadikan salah satu ukuran penting untuk menilai
tingkat kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan aspek ekonomi sebagai bagian ukuran kinerja dalam pembangunan
juga menjadi semakin penting sebab secara teknis operasional, konsep ekonomi menyediakan berbagai alat ukur kuantitatif yang relevan, untuk mengevaliasi proses
pembangunan secara ekonomi. Oleh karena itu, untuk melihat keluaran, hasil dan manfaat serta dampak pembangunan yang telah dilaksanakan, sekaligus untuk
evaluasi terhadap pelaksanaannya, sangat lazim digunakan indikator makro perekonomian.
Sebagai ukuran makro yang sangat luas dimanfaatkan dalam analisis ekonomi pembangunan, adanya evaluasi dengan menggunakan indikator ekonomi ini sekaligus
sangat membantu untuk mengamati apakah kebijakan-kebijakan pembangunan kota dalam bidang ekonomi yang selama ini diterapkan telah sesuai atau belum, efektif
atau tidak, dengan rencana-rencana ekonomi yang telah ditetapkan, sehingga menggambarkan kemajuan dan peningkatan kemakmuran masyarakat sebagaimana
yang diharapkan.
4.3. Perkembangan Produk Domestic Regional Brutto PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991 – 2005
Pada periode 1991 , perkembangan perekonomian Sumatera Utara dengan melihat PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan angka 11,724 triliyun rupiah.
Dan mengalami kenaikan pada tahun 1992 sebesar 13,826 triliyun rupiah, di tahun
Afri Hidayat : Analisi Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Posisi Pendapatan Asli Daerah PAD Provinsi Sumatera Utara, 2010.
1993 mengalami kenaikan menjadi 15,660 triliyun rupiah, sedangkan pada tahun 1994 juga mengalami kenaikan sebesar 21,701 triliyun rupiah, di tahun 1995
mengalami kenaikan sebesar 24,630 triliyun rupiah, ditahun 1996 mengalami kenaikan menjadi sebesar 28,173 triliyun rupiah, tahun 1997 menjadi 3,006 triliyun
rupiah, di tahun 1998 menjadi sebesar 50,501 triliyun rupiah, pada tahun 1999 meningkat menjadi sebesar 61,957 triliyun rupiah, ditahun 2000 menjadi sebesar
68,260 triliyun rupiah, di tahun 2000 menjadi sebesar 78,50 triliyun rupiah, pada tahun 2001 menjadi 104,30 triliyun rupiah pada tahun 2005, sedangkan PDRB atas
dasar harga konstan dari 6,177 triliyun rupiah pada tahun 1991 menjadi 91,25 triliun rupiah pada tahun 2005.
Afri Hidayat : Analisi Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Posisi Pendapatan Asli Daerah PAD Provinsi Sumatera Utara, 2010.
Tabel IV.1. Product Domestic Regional Brutto PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 1991 – 2005
Milyar Rupiah
Tahun PDRB Harga Berlaku
Milyar Rupiah PDRB Harga Konstan
Milyar Rupiah
1991 11.724,69
6.177,05 1992
13.826,46 6.683,67
1993 15.660,30
18.214,59 1994
21.701,30 19.535,48
1995 24.630,52
21.371,26 1996
28.173,10 23.315,38
1997 34.006,27
24.446,26 1998
50.705,97 22.332,69
1999 61.957,56
22.910,09 2000
68.260,77 69.154,11
2001 78.501,35
71.908,36 2002
88.117,50 75.189,14
2003 96.233,39
78.805,61 2004
96.355,68 83.328,95
2005 104.308,46
91.257,65 Sumber: Bank Indonesia dan BPS Medan
Afri Hidayat : Analisi Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Posisi Pendapatan Asli Daerah PAD Provinsi Sumatera Utara, 2010.
4.4. Inflasi di Sumatera Utara