BAB IV TEMUAN DAN ANALISA PENELITIAN
A. Identifikasi Informan
Informan yang diambil oleh peneliti disini sebanyak 7 orang informen yaitu anak-anak yang mengalami Down’s syndrome. Informen
pertama bernama Fabiansyah lahir di jakarta 8 februari 1999 akrab dipanggil fabi. Fabi mengalami down’s syndrome sejak lahir karena faktor
umur ibu. Fabi masuk SLB ini karena orangtuanya sibuk bekerja sehinga fabi kurang mendapat perhatian, sehingga kondisi seperti tidak terurus.fabi
hanya diurus oleh pengasuhnya, setiap hari fabi diantar sekolah oleh pengasuhnya. Setelah masuk SLB Khrisna murti, fabi belajar menulis dan
bersosialisasi sehingga fabi tidak hanya berdiam diri dirumah. Informen kedua bernama aldo lahir di jakarta 10 maret 2003. aldo
mengalami down’s syndrome sejak lahir karena faktor gizi ibu yang kurang baik. kondisi aldo ketika masuk SLB Khrisna Murti tidak bisa
tenang atau mengontrol emosi, menulis, duduk dengan baik, memegang sesuatu dengan baik tetapi setelah sekolah di SLB aldo dapat menulis,
emosi dapat dikontol, duduk dengan baik, memegang sesuatu dengan baik. Informen ketiga bernama roby lahir di jakarta 13 juni 1998. roby
mengalami Down’s Syndrome karena faktor keturunan. Kondisi roby sejak masuk SLB Khrisna Murti sangat lebih baik. Diantara anak-anak
yang lain roby termasuk anak yang sangat aktif, dia tidak bisa diam selalu
saja ada yang dia lakukan. Roby juga anak yang rajin dan pintar walau mempunyai keterbatasan. Roby tidak pernah tidak hadir sekolah sekalipun
dia sakit. Informen keempat bernama lili lahir di jakarta 6 juli 2004. lili
mengalami Down’s Syndrome karena faktor keturunan. Lili juga mengalami kegemukan atau sering disebut obesitas. Jika pola makan lili
tidak teratur dia bisa mengalami sesak nafas. Terkadang lili mudah capek dan sulit untuk beraktifitas karena terlalu berat beban tubuhnya. Lili hanya
berdiam diri dalam kelas. Akan tetapi, lili sudah mampu menulis, melipat pakaian, memakai sepatu sendiri.
Informen kelima bernama restu lahir di jakarta 2 september 2000. restu mengalami Down’s Syndrome karena keturunan. Restu termasuk
anak yang pendiam dan lebih suka menggambar. Kondisi restu saat ini dapat bersosialisasi dengan baik, menulis dan menggambar.
Informen keenam bernama sheila lahir di jakarta 17 oktober 2002. sheila mengalami down’s syndrome karena faktor gen. sheila senang
menyendiri dan berimaginasi. Kondisi sheila saat masuk sekolah belum bisa bicara dan mengenal huruf juga menulis. Sekarang sheila sudah bisa
sedikit terbata-bata berbicara dan juga sudah bisa menulis. Informen terakhir atau ketujuh bernama santi lahir di jakarta 14
desamber 2004. santi mengalami down’s syndrome karena faktor keturunan. Santi adalah anak yatim piatu yang tinggal disebuah yayasan
yatim piatu daerah jakarta selatan tidak jauh dari SLB Khrisna Murti.
Awalnya santi tidak mau masuk sekolah namun setelah dibujuk oleh pihak panti dan melihat teman-temannya bersekolah, santi mau bersekolah di
SLB Khrisna Murti. Kondisi santi ketika masuk sekolah sudah bisa menulis karena mungkin di panti santi sudah belajar menulis. Sekarang
kondisi santi jauh lebih baik karena sudah mampu memahami bagaimana mandiri dalam mengurus diri sendiri seperti memakai baju dan sepatu.
B. Bentuk Bimbingan dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak yang