LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kehidupan masyarakat Kota maupun Desa tentunya menginginkan suatu kehidupan yang harmonis, selaras, dan sesuai dengan tatanan sosial yang berlaku. Akan tetapi, di kehidupan masyarakat yang majemuk seperti sekarang ini, hal tersebut sangatlah sulit dijumpai. Bahkan dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat yang harmonis dan selaras tersebut hanyalah sebatas angan-angan belaka, karena tindakan penyimpangan sosial pasti selalu ada, meskipun bentuk penyimpangan yang terjadi tersebut sangat kecil atau ringan. Dewasa ini penyimpangan sosial semakin dirasakan meresahkan masyarakat baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang berkembang,dalam kaitan ini masyarakat indonesia sama sekali tidak ketinggalan dari keresahan tersebut. 1 Seperti yang dikemukakan oleh Emile Durkheim bahwa kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak mungkin terjadi karena setiap orang berbeda satu sama lainnya tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Perilaku menyimpang dikenal dengan nama penyimpangan sosial merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai- nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan agama secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada 1 Sudarsono .1990.Kenakalan Remaja.Jakarta : Rineka Cipta.h. V. 2 makhluk sosial. Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan norma untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat baik di Kota maupun di Desa kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan norma yang berlaku pada masyarakat. Perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat, Perilaku menyimpang cenderung suka mencoba hal baru, dalam artian masih mencari-cari jati dirinya, lebih menyukai bergerombol atau membentuk kelompok dari pada menyendiri. Dari sinilah perilaku menyimpang dapat timbul, kurang bisa mengontrol dirinya dan tidak bisa menyaring setiap kebudayaan negatif dari luar yang masuk baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat yang akan menimbulkan penyimpangan-penyimpangan. penyimpangan dalam masyarakat adalah relatif tergantung dari besarnya perbedaan Penyimpangan terhadap norma suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma berubah maka penyimpangan berubah. Seperti halnya kebudayaan yang bersifat relatif maka penyimpangan sosial juga bersifat relatif. Artinya, penyimpangan sosial sangat tergantung pada nilai dan norma sosial yang berlaku. Suatu tingkah laku dapat dikatakan menyimpang oleh suatu masyarakat, namun belum tentu dianggap menyimpang oleh masyarakat lain yang memiliki norma dan nilai yang berbeda. 3 Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang Bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas- batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal. Dalam bukunya “Ruler Of Sociological Method” dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas. 2 dengan demikian perilaku diakatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada suatu perbuatan yang tidak disengaja. Kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku yang nakal atau jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.masalah ini bila tidak segera diatasi akan semakin mengancam kehidupan generasi bangsa khususnya dan tata kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. GBHN tahun 1999 mengamanatkan kepada masyarakat atau sekolah untuk memberlakukan pendidikan budi pekerti sebagai pelajaran wajib diberikan dalam kehidupan siswa dan warga sekolah. Fenomena perilaku menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat memang menarik untuk dibicarakan. Sisi yang menarik karena tindakan- tindakan menyimpang dianggap dapat mengganggu ketertiban masyarakat bahkan seringkali menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pihak lainnya..Seperti yang kita ketahui bahwa perilaku menyimpang banyak 2 Emile Durkheim, Dalam Soerjono Soekanto 1985. Sosiologi suatu pengantar .Jakarta: CV. Rajawali,: hal 73. 4 terjadi di masyarakat luas. Bahkan semakin berkembangnya zaman sebab- sebab terjadinya perilaku menyimpang semakin beragam. Dilihat dari fenomena tersebut peneliti memberikan contoh perilaku menyimpang yang dilakukan anak TKI yaitu di Desa Pagersari Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung karena kurangnya kontrol terhadap anak. Kontrol anak yang sebelumnya dilakukan oleh kedua orang tua menjadi tidak ketat karena salah satu atau keduanya menjadi TKI. Perilaku menyimpang antara lain: bolos sekolah, kebut-kebutan, minum-minuman keras, tawuran, merokok dan melihat film porno. Karena sering mengulangi perbuatan melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, maka masyarakat melabeli atau memaknai perbuatan mereka menyimpang. 3 Kurangnya kontrol anak tersebut sama seperti yang dialami anak dari keluarga buruh migran yang ada di Desa Pantenan, orang tua dan anak yang tidak tinggal serumah atau tinggal berjauhan akan menimbulkan hubungan emosional yang tidak terjalin lagi dengan baik dan kedekatan yang berkurang karena hubungan yang renggang. Sehingga bentuk-bentuk perhatian orang tua yang dapat dilakukan pada anaknya seperti pemberian bimbingan, nasehat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak tidak berjalan dengan baik. 3 http:skripsi.umm.ac.id.Google Scholar.filesdisk1262jiptummpp-gdl-s1-2008-Erik Kurnia- 13063-Pendahul-n.pdf. diakses pada hari sabtu tanggal 19 oktober 2013. 5 Pemberian bimbingan dan nasehat adalah suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya walaupun terbentang akan jarak dan waktu,Perhatian orang tua sangat diperlukan untuk menanamkan disiplin belajar pada anak-anaknya,mengarahkan aktivitas anak agar sejalan dengan sikap orang lain pada umumnya dan memberi kebebasan bagi anak, Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang tetap terkendali atau terpantau oleh orang tua. Namun banyak sebagian orang tua yang tidak peduli dengan hal-hal yang demikian sehingga menyebabkan kurangnya kontrol terhadap anak dan penyimpangan perilaku anak tersebut sering terjadi. Sering terjadinya penyimpangan sosial inilah yang kemudian menimbulkan keresahan di dalam masyarakat, sebab perilaku penyimpangan akhirnya berurusan dengan kepolisian. Saat ini saja jumlah anak yang melakukan penyimpangan perilaku sosial kurang lebih antara 50-75 anak yang merupakan 90 berasal dari keluarga buruh migran di Desa tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa Pantenan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik tiap rumah atau di hitung dari kartu keluarga terdapat buruh migran Artinya 90 masyarakatnya bekerja sebagai buruh migran ke Malaysia. Anak-anak dari keluarga buruh migran tersebut tinggal dirumah bersama nenek dan saudaranya, kurangnya pengawasan dan perhatian secara langsung antara orang tua dan anak inilah yang menimbulkan perilaku anak yang keluar dari batas norma dan nilai-nilai 6 kesopanan,pemberian fasilitas yang lebih terhadap anak seperti laptop, i pad,sepeda motor dan lain sebagainya bahkan semakin menunjang anak melakukan perilaku menyimpang tersebut. Berdasarkan penjelasan dan pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk mengungkap dan melihat lebih jauh lagi perilaku penyimpangan anak buruh migran dalam bentuk penelitian dengan judul “Penyimpangan Perilaku Sosial Anak Buruh Migran Studi di Desa Pantenan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.” 7

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dokumen yang terkait

Strategi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di Desa Wonosari, Kecamatan Tg Morawa, Kabupaten Deli Serdang

3 61 96

Meunasah: Suatu Etnografi Tentang Sosial Keagamaan Masyarakat Aceh di Kabupaten Aceh Utara Kecamatan Paya Bakong Gampong Tanjong Beurunyong, Nanggroe Aceh Darussalam

6 84 99

Pola Adaptasi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suka Meriah Pasca Bencana Alam Meletusnya Gunung Sinabung (Studi Deskriptif: Desa Suka Meriah Kecamatan Payung Kabupaten Karo)

15 124 88

PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI PADA KAWASAN PANTAI DELEGAN DESA DELEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

7 59 16

PERUBAHAN GAYA HIDUP BURUH MIGRAN ANTARA SEBELUMDAN SESUDAH MENJADI BURUH MIGRAN(Studi Pada Desa Kletekan, Kecamatan Jogorogo,Kabupaten Ngawi)

0 5 2

Posisi Buruh Migran Perempuan Dalam Jaringan Pengriman Buruh Migran (Studi Kasus Buruh Migran Perernpuan Di Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)

0 2 199

Pendampingan anak keluarga pekerja buruh migran melalui kelompok Forum Anak Desa (FAD) di Desa Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.

0 3 154

PENGARUH BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA di DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK : TINJAUAN TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER.

0 2 114

PROBLEMATIKA KELUARGA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI DESA SIWALAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK.

0 1 107

SOLIDARITAS DAN FANATISME KOMUNITAS REGGAE PANTURA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK.

1 2 97