Pengertian Persaingan Strategi produck PT. Bank Panin Syariah Tbk dalam meningkatkan daya saing antar sesama Bank Syariah dan Bank Konvensional

melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan etika-etika bisnis. 2. Persaingan gorok leher cut throat competition persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair dimana terjadi perebutan pasar diantara beberapa pihak yang melakukan usaha yang mengarah pada praktek menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan bisnis sehingga salah satu tersingkir dari pasar salah satunya dengan menjual barang di bawah harga yang berlaku dipasar. 10 Ada tiga unsur yang perlu dicermati dalam membahas persaingan bisnis dalam Islam: 1. Pihak-pihak yang bersaing Manusia merupakan perilaku dan pusat pengendalian bisnis. Bagi seorang muslim bisnis yang dilakukan adalah dalam rangka memperoleh dan mengembangkan harta yang dimilikinya. Harta yang diperolehnya merupakan rizki yang dikaruniakan oleh Allah swt. Tugas manusia adalah berusaha sebaik-baiknya salah satunya dengan jalan bisnis. Tidak ada anggapan rizki yang diberikannya diambil oleh pesaing karena Allah swt. Telah mengatur hak masing-masing sesuai usahanya. 10 Ibid, hal.277 Keyakinan ini dijadikan landasan sikap tawakal setelah manusia berusaha sekuat tenaga. Dalam hal kerja, Islam memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan landasan ini persaingan tidak lagi diartikan sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tapi diakukan untuk memberikan sesuatu melalui mutu produk, harga yang bersaing dan pelayanan total. 2. Segi cara bersaing Berbisnis adalah bagian dari muamalah, karenanya bisnis tidak terlepas dari hukum-hukum yang mengatur masalah muamalah. Dalam berbisnis setiap orang akan berhubungan dengan pihak-pihak lain seperti rekan dan pesaing bisnis. Seorang pembisnis harus selalu berupaya memberikan yang harus selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaikbagi mitra bisnisnya. Namun bukan berarti dapat menghalakan segala cara, seperti pemberian suap untuk mempermudah proses negosiasi. Akad bisnis yang dijalankan juga harus sesuai dengan akad syariah tanpa manipulasi atau berbuat curang. 3. Objek yang dipersaingkan Beberapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing adalah sebagai berikut: a. Produk usaha bisnis yang dipersaingkan baik barang ataupun jasa harus halal. Spesifikasinya harus sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen untuk mengindari penipuan kualitasnya terjamin dan bersaing. b. Harga, bila ingin memenangkan persaingan harga kompetitif dalam hal ini, tidak diperkenankan membanting harga dengan tujuan menjauhkan pesaing. c. Tempat. Tempat usaha arus baik, sehat, bersih dan nyaman. Dan tempat juga harus dihindarkan terhadap hal-hal yang diharamkan seperti barang-barang yang dianggap sakti untuk menarik pengunjung. d. Pelayanan. Pelayanan harus diberikan dengan ramah , tapi tidak boleh dengan cara yang mendekati maksiat. e. Layanan purna jual merupakan servis yang akan melanggengkan akan tetapi, akan diberikan dengan cuma-cuma atau sesuai dengan akad. 11 Jadi, persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen pangsa pasar, peringkat survei atau sumber daya yang dibutuhkan. 12 11 Ismail Yusanto, M. Karebot Widjaja kusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta : Gema insani Press, 2002 h.96-97 12 Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan kompetitif Jakarta : Erlangga, 2005 h. 56

E. Persaingan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

Para pelaku perbankan syariah terhadap kekompetitifan produknya mulai muncul secara jelas. Mereka tidak ragu lagi untuk bersaing dengan produk serupa dari perbankan konvensional. Hanya saja berbeda dengan persaingan diantara sesama pelaku perbankan syariah yang berlangsung relatif mulus, karena dilandasi kesadaran bahwa secara total sektor industri masih kecil sehingga semangat kompetisi lebih mengemuka, kompetisi diantara unit konvensional dan unit syariah tidak bisa berlangsung semulus seperti yang terjadi diantara sesama pelaku perbankan syariah. Gesekan-gesekan antar unit di sebuah bank atau sebuah grup bank diantara yang menggunakan skema konvensional dan skema syariah muncul karena ada kekhawatiran bahwa produk dari pihak “sana” akan mengkanibal produk dari pihak “sini”. Untunglah di bank-bank yang punya unit konvensional dan unit syariah yang produk-produknya punya potensi gesekan antara satu sama lain, mulai mengembangkan mekanisme untuk menjalankan kompetisi. Pertama adalah mengembangkan paradigma one firm atau one bank group mentality. Bahwa masing-masing penanggung jawab unit punya target yang mesti dicapai. Tapi melalui mekanisme dari masing-masing bank atau grup bank, kompetisi bisa ke arah yang lebih baik. Di Mandiri Group, menurut Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Pahala Mansury ada pertemuan rutin diantara unit-unit usaha di grup ini yang selain menjadi mekanisme untuk mengetahui perkembangan bisnis dari unit-unit usaha yang berbeda juga untuk menjadi sistem penyelesaian manakala ada overlap diantara unit-unit bisnisnya. Selain itu, mekanisme pertemuan bulanan juga dilakukan agar semua unit-unit usaha, termasuk yang punya potensi untuk bersaing satu sama lain, memiliki culture dan values dan memegang one firm mentality. Mandiri Group memang punya kebijakan untuk menempatkan orang-orangnya di berbagai unit usaha yang berbeda. Dalam konteks jaringan dan infrastruktur menurut Pahala Mansury, Bank Syariah Mandiri misalnya bisa menggunakan jaringan kantor cabang Mandiri. Mandiri dalam presentasi ke investor bahkan menegaskan perlunya cross selling dari produk-produk Bank Syariah Mandiri ke nasabah-nasabah Mandiri Group. Sementara di BTN, yang termasuk Mandiri Group juga tanpa ragu menyatakan dalam materi presentasi ke investor bahwa bisnis syariahnya adalah investasi strategisnya, menurut Wakil Direktur Utama BTN, Evi Firmansyah menyatakan bahwa yang dilakukan dengan membuat arahan bahwa tidak ada kompetisi karena masih satu atap. Kalau bersaing dengan konvensional tidak maju dan konvensionalnya juga tidak akan kasih.

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah (Studi Kasus PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Tahun 2006-2009)

0 30 95

Analisis SWOT sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan

0 57 135

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk

3 24 96

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk.

1 8 7

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Central Asia).

0 1 14

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Central Asia).

0 1 16

PERBANDINGAN KINERJA PADA PT.BANK MANDIRI,TBK (Dalam Konteks Bank Syariah dan Bank Konvensional).

1 2 6

Analisis kontribusi bank panin syariah terhadap total laba bersih bank panin konvensional - Repository UIN Sumatera Utara

1 2 151

Analisis SWOT sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan

0 0 135

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN (Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk dan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2012)

0 0 12