Kedudukan, Wewenang dan Pelaksanaan Undang-Undang Sipil di Malaysia

mendengar peninjauan yang ingin dibuat oleh pihak-pihak yang terlibat dalam hal yang telah diputuskan di Mahkamah Syari’ah. Bahkan keputusan yang telah diputuskan hakim Mahkamah Syari’ah dapat diubah sekiranya diperlukan berdasarkan ketentuan yang terdapat di dalam Undang-Undang Sipil Inggris. 47 Pada masa itu Undang-Undang Sipil Inggris juga dijadikan rujukan utama sekiranya ketentuan terhadap satu masalah tidak terdapat dalam Undang-undang yang ada atau Undang-undang yang ada dianggap sudah tidak sesuai untuk menyelesaikan setiap masalah yang muncul. 48 Undang-Undang Inggris juga akan dijadikan rujukan utama jika ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Undang- Undang Syari’ah bertentangan dengan ketentuan yang ada di dalam Common Law Inggris. Pada masa itu pula Undang-Undang Sipil merupakan pengesah Undang- Undang Syari’ah. 49

C. Kedudukan, Wewenang dan Pelaksanaan Undang-Undang Sipil di Malaysia

Kedudukan dan wewenang Undang-Undang Sipil yang berlaku sampai saat ini di Malaysia secara keseluruhan tidak jauh berbeda dengan kedudukan dan wewenang Undang-Undang Sipil pada masa penjajahan Inggris. Letak perbedaannya hanya pada segi pengundangannya, jika dulu pada masa penjajahan 47 Ibid., h.23-24. 48 Ahmad bin Mohd. Ibrahim dan Ahilemah binti Joned, Sistem Undang-undang, h. 77. 49 MB. Hoker, penterjemah Rohani Abdul Rohim, Undang-undang Islam di Asia Tenggara, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1992, h. 151. pengundangan suatu produk hukum dilakukan oleh penjajah Inggris, dimasa sekarang pengundangan dilakukan oleh kerajaan Malaysia. 50 Oleh karena itu Undang-Undang Sipil menempati kedudukan yang cukup tinggi dalam sistem perundangan di Malaysia saat ini. Kondisi ini dipengaruhi oleh luasnya kekuasaan Undang-Undang Sipil dibandingkan dengan Undang- Undang Syari’ah, dimana ia juga diberi kekuasaan untuk mengurusi perkara- perkara yang berkaitan dengan orang Islam. Walau bagaimanapun kekuasaan dan wewenang Undang-Undang Sipil telah mengalami sedikit perubahan. Jika dulu Undang-Undang ini membolehkan Mahkamah Sipil untuk mendengar perkara banding atas keputusan yang dibuat oleh Mahkamah Syari’ah, ketentuan tersebut kini telah dihapuskan. Pengahapusan ini tercantum dalam Akta Perlembagaan Pindaan 1988 Akta A 704 Perkara 121 Perlembagaan Persekutuan dengan ditambah 1A. 51 Penggunaan Undang-Undang Sipil yang merupakan metamorfosis Undang-Undang Sipil Inggris hingga detik ini masih berlangsung di seluruh negeri di tanah melayu, meski kini Malaysia telah lepas dari belenggu kolonialisme penjajah Inggris. Di dalam sistem perundang-undangan Malaysia saat ini, pelaksanaan Undang-Undang Sipil sangat dititik beratkan untuk menegakkan keadilan untuk 50 Hamid Jusroh, Penterjemah Raja Rahawani, Kedudukan Undang-Undang Islam, h. 43. 51 Mahmud Saedon, Kadhi Pelantikan Pelucutan dan Bidang Kuasanya, h. 255. semua lapisan masyarakat. 52 Ia juga bertujuan untuk memberikan balasan, hukuman pencegahan, pemulihan serta penyadaran bagi orang-orang yang akan maupun yang telah melakukan kesalahan. Di samping itu Undang-Undang ini juga bertujuan menjamin terwujudnya atau terciptanya rasa aman bagi masyarakat. 53 Oleh karenan itu masyarakat lebih mempercayai Undang-Undang Sipil tersebut. Kondisi ini juga tidak bisa dilepaskan dari faktor pengutamaan Undang-Undang Sipil dibanding dengan Undang-Undang Syari’ah. Kedaan ini ditambah lagi dengan minimnya sosialisasi Undang-Undang Syari’ah. 54 Secara umum bahwa kewenangan Undang-Undang Sipil mencakup semua perkara perdata dan pidana termasuk apa yang menjadi kewenangan Undang-Undang Syari’ah selama perkara tersebut dikenakan hukuman dengan denda di atas 5000 Ringgit dan atau penjara kurungan lebih dari tiga tahun. Dalam implementasinya kewenangan Undang-Undang Sipil dilaksanakan oleh Mahkamah Sipil. Mahkamah Sipil merupakan lembaga peradilan yang menangani dan memutuskan semua perkara perdata dan pidana yang kewenangannya mencakup orang Islam dan non Islam. Kekuasaan Mahkamah Sipil dibagi kepada tiga bagian. Pertama kekuasaan yang melibatkan Mahkamah Rendah yang berkedudukan di kabupaten dan kedua melibatkan Mahkamah Tinggi Sipil yang berkedudukan di ibu kota 52 Jurnal Tamadun, Edisi Juli, 1995, h. 14. 53 Salleh Buang, Dimensi Baru Masyarakat Malaysia; Makalah Undang-Undang, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997, h. 92. 54 Jurnal Tamaddun, h. 14. Negara bagian dan ketiga Mahkamah Rayuan dan Mahkamah Agung terletak di wilayah persekutuan Kuala Lumpur ibu kota Malaysia. Kekuasaan di Mahkamah Rendah sendiri dibagi dalam dua klasifikasi yakni: 1 Mahkamah Majistret Mahkamah Majistret dibagi lagi menjadi dua bagian yakni Mahkamah Majistret kelas pertama dan kelas kedua. Kekuasaan Undang-Undang Sipil di Mahkamah Majistret kelas pertama meliputi perkara yang boleh dijatuhi hukuman denda saja atau kalau pun akan dijatuhi hukuman penjara, maka hukumannya tidak boleh melebihi 10 tahun. Ia juga menangani perkara- perkara yang diatur oleh Undang-Undang Pidana pasal 392 dan 457 tentang tindak pidana serta tindak pidana di bawah umum 18 tahun, yang dikenal sebagai perkara Juvana. Dalam perkara tuntutan pun, tuntutan yang boleh dibuat tidak melebihi dari 25.000 Ringit Malaysia. Sedang kekuasaan dalam Mahkamah Majistret kelas kedua adalah menangani perkara yang hukumannya tidak lebih dari enam bulan penjara dan denda yang tidak lebih dari 1.000 Ringgit Malaysia dalam perkara tuntutan pun tuntutannya tidak boleh melebihi 3.000 Ringgit Malaysia. 55 2 Mahkamah Seksyen Mahkamah Seksyen berbeda dengan mahkamah-mahkamah lainnya dalam lingkup Mahkamah Rendah. Dengan demikian ia memiliki kekuasaan 55 Tun Muhamad Saleh Abbas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan, h. 130. yang lebih luas dibanding dengan lainnya. Dalam hal pidana, mahkamah ini berwenang untuk menangani segala hal tentang pidana kecuali perkara yang bisa dijatuhi hukuman mati. Dalam hal penuntutan, ia memiliki wewenang untuk mendengarkann tuntutan yang tidak lebih dari 100.000 Ringgit Malaysia. Namun demikian mahkamah ini tidak memiliki wewenang dalam hal-hal yang berkaitan dengan pengaturan harta benda, perceraian dan kepailitan. 56 Adapun perkara-perkara yang menjadi wewenang Mahkamah Tinggi merupakan perkara-perkara yang telah diputus pada Mahkamah Rendah yang diajukan banding kepadanya. Termasuk dalam wewenangnya juga adalah pengawasan atau peninjauan keputusan-keputusan yang ditetapkan di Mahkamah Rendah. Undang-Undang Sipil juga memberikan pengurangan hukuman bagi pelaku kejahatan yang telah menyelesaikan kesalahannya. 57 Mahkamah Tinggi juga mempunyai wewenang menjatuhkan hukuman kepada siapa saja yang melakukan penghinaan terhadap Mahkamah contempt of court, seperti perbuatam menolak perintah Mahkamah atau membuat kejahatan terhadap Mahkamah. 58 Mahkamah Rayuan Mahkamah tingkat banding setelah MAhkamah Tinggi Sipil, wewenangnya menerima dan memutuskan perkara-perkara yang 56 Hamid Jusoh, Kedudukan Undang-Undang Islam, h. 51-53. 57 Salleh Buang, Dimensi Baru Masyarakat Malaysia, h. 114. 58 Tun Muhamad Saleh Abbas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan, h. 129 diajukan kepadanya dari Mahkamah Tinggi. Sedangkan Mahkamah Agung merupakan mahkamah tertinggi dan dianggap sebagai mahkamah banding yanag terakhir bagi Undang-Undang Sipil dan juga Undang-Undang Syari’ah. Ketentuan-ketentuan yang merupakan wewenang Mahkamah Agung merupakan turunan Ordinan Undang-Undang Sipil 1956. Jadi jelaslah bahwa sistem perundangan tertinggi di Malaysia terletak di bawah bidang kuasa Undang- Undang Sipil. 59 Secara keseluruhan acuan yang dapat dijadikan pegangan dalam rangka melihat perbandingan kekuasaan dan wewenang Undang-Undang Sipil pada masa pra dan pasca kemerdekaan adalah pemberlakuan perkara 121 tentang perlembagaan persekutuan pada tahun 1988 dengan melakukan penambahan pasal 1A yang berisi pengurangan kekuasaan Undang-Undang Sipil. Jadi sebelum ketentuan tersebut dibuat, kekuasaan Undang-Undang Sipil pasca kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan Undang-Undang Sipil sebelum merdeka. Bagan hierarki Mahkamah Sipil 59 Hamid Jusoh, Penterjemah Raja Rahawani, Kedudukan Undang-Undang Islam, h. 54. Mahkamah Tinggi Mahkamah Agung Mahkamah Rayuan Mahkamah Rendah Mahkamah Majistret Mahkamah Seksyen

BAB IV PERBANDINGAN IMPLEMENTASI KEWENANGAN MAHKAMAH