Penyakit Menular Seksual TINJAUAN PUSTAKA

upaya pencegahan yang diambil untuk menurunkan angka kejadian PMS amat sedikit. Kegagalan untuk mengkontrol PMS adalah mungkin disebabkan prioritas kurang diberikan oleh ‘policy-makers’ atau ‘planners’ untuk mengalokasikan sumber resources yang sewajarnya serta fasilitas untuk mendiagnosa dan health care kurang diberi perhatian oleh pemerintah. Selain itu, trikomoniasis juga sering asimptomatik pada laki-laki maka resiko tertularan meningkat karena gagal mengenali terdapat masalah.

2.3 Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual PMS merupakan penyakit yang didapati dari hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Infeksi menular seksual merupakan suatu penyakit akut global yang menyebabkan penyakit lain, infertilitas, disabilitas jangka panjang dan juga kematian, demgan kondisi medikal yang berbahaya serta konsekuensi psikologikal bagai berjuta-juta laki-laki, wanita dan bayi. Penyebab PMS boleh dibahagikan kepada penyebab akibat bakteri misalnya Neisseria gonnorhea, Clamydia trachomatis dan lain-lain, virus misalnya Herpes, Hepatitis, protozoa atau ektoparasitmisalnya Tikomoniasis, Candida albicans.Cara transmisi PMS tersering adalah melalui hubungan seksual yang tidak dilindungi dengan adanya penetrasi sama ada kelamin-kelamin, oral- kelamin ataupun anal-kelamin. Selain itu, PMS juga boleh ditrasmisi dari ibu ke anaknya semasa hamil misalnya HIV, siflis, waktu melahirkan misalnya gonore, clamidia, HIV atau melalui susu ibu misalnya HIV, namun cara ini jarang terjadi. Infeksi menular seksual juga terjadi dari penggunaan spuit yang tidak bersih atau steril yang ada kontak dengan darah atau bahan produksi darah orang misalnya siflis, HIV, hepatitis [UNAIDS, 1999]. Faktor resiko PMS adalah peningkatan populasi sedunia, sukar untuk mengubah cara atau kebiasaan hubungan seksual homoseksual, sering bertukar ganti pasangan dan tidak ada vaksin untuk PMS. Selain itu, perhubungan seksual yang tidak dilindungi menggunakan kondom, hubungan seksual yang dimulai Universitas Sumatera Utara pada umur yang muda, pekerja seks sosial atau hubungan secara anal meningkatkan resiko PMS. Populasi yang beresiko tinggi adalah pada kelompok usia 20-30 tahun untuk pria dan wanita adalah 16-24 tahun WHO, 1995. Menurut WHO 1999 pada 1995 sebanyak 333 juta kasus baru penyakit menular seksual terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Terdapat lebih dari patogen yang boleh ditransmisikan melalui hubungan seksual dan kebanyakkannya boleh diobati. Data terakhir dari WHO 2001 pada 1999 diperkirakan sebanyak 340 juta kasus baru siflis, gonore, clamidia dan trikomoniasis berlaku do seluruh dunia pada laki-laki dan wanita antara hingga 15 hingga 49 tahun. Data spesifik tentang insidens dan prevalensi penyebab PMS sukar diperoleh karena kebanyakan infeksi bersifat asimptomatik serta masih terdapat stigma sosial berkenaan PMS. Hanya populasi yang simptomatik mendapatkan perhatian medik yang diperlukan dan hanya sebagian dari itu dilaporkan. Penyakit menular seksual merupakan penyakit bisa dicegah dan diobati melainkan infeksi HIV. Pencegahan PMS terbagi kepada pencegahan primer dan sekunder. Di mana pada pencegahan primer diarahkan untuk mencegah terjadinya PMS atau HIV dengan mengamalkan cara dan perilaku hubungan seksual yang sehat. Pencegahan sekunder adalah member terapi dan rehabilitas kepada individu yang terinfeksi untuk individu yang terinfeksi untuk mencegah terjadinya transmisi kepada orang lain UNAIDS, 1999.

2.4 Pengetahuan