Kesemuanya ini sangat mempengaruhi kualitas air tersebut. Kualitas air di danau juga terpengaruh oleh cuaca, dan tergantung kedalamannya Slamet, 1994.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O
2
kurang sekali anaerob, maka unsur-unsur Fe dan Mn akan larut. Pada permukaan air akan
tumbuh algae lumut karena adanya sinar matahari dan O
2
Effendy, 2003. Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah-
tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula dengan lumut yang ada di permukaan air Sutrisno, 1991.
2.2.4 Air Tanah
Menurut Sutrisno 1991, air tanah terbagi atas: 1.
Air tanah dangkal 2.
Air tanah dalam 3.
Mata air
2.2.4.1 Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air
tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia garam-garam yang terlarut karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu
untuk masing- masing lapisan tanah Sutrisno, 1991. Air tanah dangkal dapat berkualitas baik jika tanah disekitarnya tidak
tercemar, oleh karenanya air tanah dangkal sangat bervariasi kualitasnya. Karena
Universitas Sumatera Utara
banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi di dalamnya selama perjalanannya menuju ke laut Slamet,1994.
2.2.4.2 Air tanah dalam
Air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi mikrobiologi, karena sewaktu proses pengaliran ia mengalami penyaringan
alamiah dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya. Namun, kadar kimia air tanah dalam tergantung dari cara atau
pengaliran air tersebut. Pada proses ini, mineral-mineral yang dilaluinya dapat larut dan terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut Slamet, 1994.
2.2.4.3 Mata air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak berpengaruh oleh musim dan
kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam Sutrisno, 1991. 2.3 Peranan Air dalam Tubuh
Menurut Almatsier 2004, air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
1. Sebagai pelarut dan alat angkut
Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin, dan mineral serta bahan-bahan
lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon. Zat-zat gizi dan hormon ini dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Di samping itu, air
sebagai pelarut mengangkut sisa-sisa metabolisme, termasuk karbondioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit, dan ginjal.
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai katalisator
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel, termasuk di dalam saluran cerna.
3. Sebagai pelumas
Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan. 4.
Sebagai pengatur suhu Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan
dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu
tubuh pada 37
o
C. Suhu ini paling cocok untuk bekerjanya enzim-enzim di dalam tubuh Almatsier, 2004.
2.4 Pengolahan Air Minum
Menurut Sutrisno 1991, pengolahan air minum prosesnya dilakukan pada beberapa unit bangunan, sebagai berikut:
1. Bangunan penangkap air
Bangunan penangkap air ini merupakan suatu bangunan untuk menangkapmengumpulkan air dari suatu sumber asal air, untuk dapat
dimanfaatkan. 2.
Bangunan pengendap pertama Bangunan pengendap pertama dalam pengolahan ini berfungsi untuk
mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai. 3. Pembubuhan koagulant
Universitas Sumatera Utara