Hidrogen Sulfida mgliter
0,05 Besi
mgliter 0,3
Mangan mgliter
0,1 pH
mgliter 6,5-8,5
Sodium mgliter
200 Sulfat
mgliter 250
Total zat padat terlarut mgliter
1000 Seng
mgliter 3
3. Fisik Parameter
Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan Keterangan
Warna TCU
15 Rasa dan Bau
- -
Tidak berbau dan berasa Temperatur
o
C Suhu udara ± 3
o
C Kekeruhan
NTU 5
Sumber: DepKes RI
2.8 Logam Aluminium Aluminium merupakan unsur terbanyak ketiga dalam kerak bumi.
Kebanyakan aluminium yang dibawa air terdapat sebagai partikel-partikel mineral mikroskopik yang tersuspensi. Di perairan biasanya terserap ke dalam sedimen
atau mengalami presipitasi. Aluminium dan bentuk oksida aluminium bersifat tidak larut Achmad, 2004.
Aluminium merupakan unsur yang tidak berbahaya. Perairan alami biasanya memiliki kandungan aluminium kurang dari 1,0 mgliter. Perairan asm memiliki
kadar aluminium yang lebih tinggi. Kadar aluminium untuk keperluan air minum sekitar 0,2 mgliter. Begitu juga menurut peratuan Menkes dimana kadar
maksimum aluminium dalam air minum adalah 0,2 mgliter Effendy, 2003. Pada nilai pH dari 4,0 jenis aluminium yg terlarut adalah AlH
2
O
3+
dan ion hydrogen pada nilai pH lebih besar dari 4,0.
Al H
2
O
6 3+
→ Al OH H
2
O
5 2+
+ H
+
Universitas Sumatera Utara
Dalam kisaran pH 4,5 – 6,5 terjadi polimerisasi yang akhirnya berhenti dengan pembentukan partikel-partikel padat dari Al
2
O
3
. 3H
2
O Achmad, 2004. Aluminium bersifat amfoter dan pada perairan alami dengan pH diatas
kurang lebih 10 terbentuk ion aluminat yang larut Al OH
4 -
. Ion fluorida membentuk kompleks yang sangat kuat dengan aluminium dan dengan adanya da
seperti AlF
2+
mungkin akan terbentuk dalam air. Kelebihan aluminium pada batas yang telah ditetapkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan
suara,kejang-kejang pada otot serta dapat mengubah rasa dan bau pada air minum. Sehingga hal tersebut dapat menurunkan kualitas pada air minum Achmad,
2004.
2.9 Logam tembaga
Tembaga merupakan logam berat yang dijumpai pada perairan alami dan merupakan unsur yang essensial bagi tumbuhan dan hewan. Garam-garam
tembaga divalen, misalnya tembaga klorida, tembaga sulfat, dan tembaga nitrat sangat mudah larut dalam air, sedangkan tembaga karbonat, tembaga hidroksida,
dan tembaga sulfida bersifat tidak mudah larut dalam air. Apabila masuk ke dalam perairan alami yang alkalis, ion tembaga akan mengalami presipitasi dan
mengendap sebagai tembaga hidroksida dan tembaga karbonat Effendy, 2003. Kadar tembaga pada kerak bumi sekitar 50 mgkg. Sumber alami tembaga
adalah chalcopyrite CuFeS
2
, copper sulfida CuS
2
, malachite [Cu
2
CO
3
OH
2
], dan azurite [Cu
3
CO
3 2
OH
2
]. Pada perairan alami, kadar tembaga biasanya 0,02 mgliter. Air tanah dapat mengandung tembaga sekitar 12 mgliter. Pada
Universitas Sumatera Utara
perairan laut, kadar tembaga berkisar antara 0,001 - 0,025 mgliter Effendi, 2003.
Kekurangan atau defisiensi tembaga dapat mengakibatkan anemia atau kekurangan darah. Namun, kadar tembaga yang berlebihan dapat mengakibatkan
air menjadi berasa jika diminum dan dapat mengakibatkankerusakan pada hati. Kadar tembaga yang tinggi juga dapat mengakibatkan korosi pada besi dan
aluminium Effendy, 2003. Tembaga merupakan satu unsur yang penting dan berguna untuk
metabolisme. Konsentrasi batas dari unsur ini dapat menimbulkan rasa pada air bervariasi antara 1 – 5 mgliter. Konsentasi 1 mgliter merupakan konsentrasi
tertinggi untuk mencegah timbulnya rasa yang tidak menyenangkan. Dalam jumlah kecil Cu diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah , namun
dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah, selain dapat menyebabkan kerusakan hati. Konsentrasi standar maksimum yang ditetapkan
oleh DepKes RI untuk Cu ini adalah sebesar 0,05 mgL untuk batas minimum yang dianjurkan, dan sebesar 1,5 mgL sebagai batas maksimal yang
diperbolehkan Sutrisno, 1991.
2.10 Teori Spektrofotometri