67
3.2.1 Isi teks
Jika dilihat dari makna dan struktur teks di atas, penulis mendeskripsikan bahwa teksnya menceritakan beberapa hal yaitu :
1. Seorang Ibu sedang menidurkan anaknya dengan cara
bernanganmendedah. 2.
Harapan seorang Ibu terhadap anaknya supaya cepat besar, dan bisa membantu mencari nafkah.
3. Harapan seorang Ibu terhadap anaknya supaya lambatlah tuanya.
Maksudnya supaya dia tetap memiliki kemampuan untuk menghidupi keluarganya. Supaya tetap awet, kuat dalam melakukan pekerjaan apapun
hingga tua. 4.
Keinginan seorang Ibu terhadap anaknya supaya ada penerus marga. Maksudnya, seorang anak yang akan memperbanyak keturunan marga.
Disini anak yang dimaksud adalah seorang laki laki. Karena di masyarakat Pakpak sebagai penerus marga itu adalah anak laki laki.
68
3.2.2 Gaya bahasa
Dalam teks Nangan Mendedah ini, si penyaji lebih dominan menggunakan bahasa Pakpak pada umumnya. Ada juga istilah lain atau berupa ungkapan-
ungkapan yang berbentuk sampiran. Seperti berikut ini: 1.
Gaya bahasa berbentuk sampiran Ndepur dagingmu mbelen
Cepatlah badanmu besar anakku sampiran
Sa lot mendilo mangan Agar ada nanti memanggil kami
untuk makan sampiran Atih tah kodeng anggi
sambil si Ibu mengayunkan si anak dalam pangkuan si Ibu isi
Atih tah kodeng anggi sambil si Ibu mengayunkan si anak
dalam pangkuan si Ibu isi Bentuk teks diatas merupakan sampiran yang berbentuk sajak
18
1. Gaya bahasa berbentuk Majas
A-A
Gaya bahasa berbentuk majas digunakan untuk menyampaikan bahasa dengan kaidah-kaidah tertentu untuk menghias bahasa
tersebut dengan tujuan mempunyai dampak yang dalam bagi pendengarnya. Sehingga terkadang menggunakan perlambangan-
perlambangan, dilebih-lebihkan, dikecil-kecilkan, dihaluskan,
18
Sajak adalah persamaan bunyi. Persamaan yang terdapat pada kalimat atau perkataan, di awal, di tengah, dan di akhir perkataan.
69
dikasarkan, dan lain sebagaimana.
19
Teks tersebut menggunakan gaya bahasa berbentuk majas hiperbola. Contoh penggunaan gaya
bahasa berbentuk majas pada Nangan Mendedah ini adalah: Ndepur angin i deleng
hembusan angin di gunung sangat kencang
Pustak buluh singaman sampai bambu pun terbelah
Merurusen bulung rintua sampai berguguranlah daun pohon
rintua
20
Penyaji dalam teks Nangan Mendedah pada umumnya menggunakan kiasan atau perumpamaan. Ada terdapat beberapa makna yang penulis lihat dari
isi teks tersebut, yaitu: sebagai ungkapan rasa sedih dan keinginan seorang Ibu supaya anaknya cepat besar dan sebagai penerus marga. Ada juga penggunaan
teks pada Nangan Mendedah, yang mana bersamaan dengan arti yang tersurat namun dibalik itu ada makna yang tersirat, menyatakan sesuatu hal namun
maksudnya hal yang lain, atau menyatakan sesuatu hal secara tak langsung. Contohnya adalah sebagai berikut:
Pemakaian gaya bahasa majas hiperbola pada teks ndepur angin i deleng, pustakbuluh singaman maksudnya hembusan angin di gunung sangat kencang
sampai bambu pun terbelah.
3.2.3 Makna teks