79
4.2.4 Jumlah nada
Jumlah nada merupakan bayaknya nada yang dipakai dalam suatu musik atau nyanyian. Banyaknya nada yang terdapat pada nyanyian Nangan Mendedah
dapat dilihat dari garis peranada berikut ini. No.
Nama Nada Jumlah Nada
1 E
57 2
F 106
3 G
95 4
B 109
5 C
84 TOTAL
451
4.2.5 Jumlah interval
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri dari interval naik maupun turun. Berdasarkan hukum musik, nama-nama interval
telah ditentukan menurut jumlah nada yang dipakai, sedangkan jenisnya ditentukan berdasarkan jarak kedua nada tersebut dalam laras, seperti tabel
berikut: Simbol
interval Jumlah
nada Jumlah
laras Nama dan jenis interval
Contoh nada
1P 1
Prime perfect murni C – C
2M 2
1 Sekunda mayor besar
C – D
80
3M 3
2 Terts mayor besar
C – E 4P
4 2,5
Kwart perfect sempurna C – F
5P 5
3,5 Kwint perfect murni
C – G 6M
6 4,5
Sekta mayor besar C – A
7M 7
5,5 Septime mayor besar
C – B 8P
8 6,5
Oktaf perfect murni C – c’
9M 9
7,5 None mayor
C – d’ 10M
10 8,5
Decime mayor C – E
Rumus interval dim + ½ laras = m
m + ½ laras = M M + ½ laras = Ag
m – ½ laras = dim M – ½ laras = m
Ag – ½ laras = M P – ½ laras = dim
P + ½ laras = Ag
Dengan demikian, berdasarkan hukum interval di atas maka interval untuk komposisi melodi Nangan Mendedah di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini
:
Jumlah Interval Posisi
Jumlah P
87 2M
76 2m
121
81
3M 102
3m 17
4 Aug 7
4P 7
5P 12
4.2.6 Pola kadensa cadence patterns
Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai penutup pada akhir melodi atau tengah kalimat, sehingga dapat dengan sempurna menutup
melodi tersebut. Kadensa ada dua jenis yaitu kadensa tak sempurna atau gantung dan yang sempurna lengkap.
Kadensa yang berakhir pada nada tonal disebut kadens sempurna lengkap, sedangkan yang berakhir pada nada lain seperti nada dominan atau
sub-dominan disebut kadensa gantung tak sempurna. Analoginya dengan kalimat, kadensa sempurna itu merupakan titik; kadens gantung merupakan tanda
tanya atau titik-koma. Sebuah frase yang berakhir pada kadensa gantung tak sempurna disebut frase anteseden dan biasanya kadensa seperti ini akan segera
pula diikuti oleh sebuah frase konsequen yang berakhir dengan sebuah kadensa sempurna lengkap.
24
24
Hugh M. Miller, introduction to Music: A Guide to Good Listening Caloocun City, Philippines:Philippines Graphic Art Inc., 1971, seperti naskah terjemahan Triyono Bramantyo,
“Apresiasi Seni” Yogyakarta: Institut Seni Indonesia, t.t., 165-166. Lihat juga Lein Flein, ‘Struicture and Style” Expanded Edition, The Study and Analysis of Musical Form New Jersey:
Summy-Birchard Music, 1979,37.
82
Contoh kadensa sempurna
Disebut kadensa sempurna karena pada satu buah frasa diakhiri dengan nada E yang mana merupakan salah satu dari nada pembentuk akord C sebagai nada
dasarnya. Contoh kadensa tak sempurna
Disebut kadensa tak sempurna karena pada satu buah frasa tidak berakhir pada nada pembentuk akord nyanyian ini yaitu nada B.
4.2.7 Formula melodi melody formula