72
3.3 Bentuk Teks Nangan Mendedah
Nangan Mendedah merupakan salah satu nangan yang berasal dari suku Pakpak yang mengandung unsur-unsur musikal. Selain itu nangan juga
merupakan sebuah harapan orangtua yang terdapat di dalam sebuah cerita. Lagu yang dinyanyikan si ibu pada saat menidurkan anaknya tersebut adalah sebuah
harapan agar anaknya mendapatkan pemikiran yang lebih baik sesuai dengan nangan tersebut.
Nangan Mendedah merupakan nyanyian menidurkan anak lullaby pada saat sang suami pergi berperang. Nyanyian ini berisikan tentang curahan hati,
harapan, cita-cita, dan keinginan seorang ibu terhadap anak. Nyanyian ini pada umumnya disajikan dengan gaya repetitif dengan mengutamakan teks daripada
melodi strofic-logogenic. Namun dalam perkembangannya beberapa tahun belakangan ini NanganMendedah bukan lagi disajikan pada saat tertentu saja
namun menjadi salah satu bentuk hiburan dan telah difestivalkan. Nangan Mendedah hanya dinyanyikan oleh perempuan. Nangan
Mendedah disajikan dan ditujukan kepada si anak. Teks Nangan Mendedah digolongkan sebagai teks yang bersifat melismatik. Melismatikberarti satu suku
kata dapat dinyanyikan dengan beberapa nada. Dalam teks Nangan Mendedah ditemukan beberapa suku kata yang dinyanyikan dengan beberapa nada.
Dalam bab ini, penulis mengkaji teks Nangan Mendedah yang disajikan oleh Ibu Boru Limbong dan diperdengarkan pada anak-anak yang ingin tidur.
Kajian ini menggunakan teori semiotika yang meletakkan lambang sebagai bagian dari komunikasi. Komunikasi dari lambang-lambang tersebut dapat mengandung
73
makna-makna tertentu. Makna-makna tersebut digunakan untuk menyampaikan suatu pesan terhadap yang mendengarkannya.
74
BAB IV TRANSKRIPSI DAN ANALISIS
NANGAN MENDEDAH 4.1 Transkripsi
Transkripsi menurut ilmu Etnomusikologi merupakan proses penulisan bunyi-bunyian sebagai hasil dari pengamatan dan pendengaran suatu musik ke
dalam bentuk simbol-simbol yang disebut dengan notasi. Pandora Hopkins mengatakan bahwa kita menggunakan notasi karena adanya keinginan untuk
menunjukkan bahwa notasi itu adalah sebagai fenomena yang telah memiliki arti bagi pemakainya, dan dengan notasi dapat memberikan materi yang bernilai untuk
perbandingan.
21
Untuk melakukan transkripsi melodi Nangan Mendedah, sesuai teori dalam Bab I penulis memilih notasi preskriptif yang dikemukakan oleh Charles
Seeger. Notasi preskriptif ialah pencatatan bunyi musikal ke dalam lambang notasi dengan hanya menuliskan nada-nada pokoknya saja. Notasi seperti ini
umumnya dipakai hanyalah sebagai petunjuk bagi para pemusik atau sebagai petunjuk bagi para pemusik atau sebagai alat pembantu untuk si penyaji supaya ia
dapat mengingat apa yang telah dipelajarinya secara lisan. Dalam hal ini penulis ingin memvisualisasikan melodi nangan.
22
Dalam bab ini, penulis memilih untuk mentranskripsi dan menganalisis melodi Nangan Mendedah.Hasil transkripsi dan analisis dikerjakan dengan
menggunakan notasi Barat. Penulis memilih notasi Barat agar dapat
21
Pandora Hopkins, “The Purpose of Transcription”, dalam Journal for the Society ofEthnomusicology Ann Arbor Michigan, 1966,316.
22
Dikutip dari skripsi Blessta Hutagaol