Latar Belakang Pendahuluan Perumusan Masalah

3. Penelitian Selanjutnya Sebagai masukan dalam melakukan upaya promotif bagi institusi kesehatan atau peneliti selanjutnya sehingga institusi terkait bisa lebih memperhatikan tentang pengaruh pelaksanaan hypnobirthing bagi peneliti berikutnya serta persepsi kepuasan ibu pada persalinan kala I. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori atau emosional yang tidak menyenangkan yang diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual Suddarth Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 212. Menurut McCaffery 1980, nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri Potter, 2005, hal. 1503.

2. Intensitas Nyeri

Menurut Perry dan Potter 1993 nyeri tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat di ramalkan berdasarkan tanda dan gejala. Kadang-kadang bidan hanya bisa mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan perilaku pasien. Pasien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya sebagai nyeri ringan, sedang atau berat. Bagaimana pun makna dari istilah tersebut berbeda antara bidan dan pasien. Ada tiga cara mengkaji intensitas nyeri yang biasa digunakan yaitu : A SkalaNyeri Numerik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Terkontrol Nyeri berat Tidak terkontrol B Skala Nyeri Deskriptif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri berat Tidak terkontrol Nyeri C Skala Analog Visual VAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri Nyeri berat tidak terkontrol Gambar 1. Contoh Skala Nyeri A. Skala Nyeri Numerik, B. Skala Nyeri Deskriptif C. Skala Analog Visual VAS Suddarth Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 214 Nyeri yang ditanyakan pada skala tersebut adalah intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri. Keterangan : 0 : Tidak nyeri. 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri. 10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. Suddarth dan Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 218.

3. Komponen-komponen nyeri

Menurut Maryunani 2010, hlm. 32 komponen-komponen nyeri yang penting dinilai adalah PAIN yaitu : 1 Pola Nyeri Pattern of pain Pola nyeri meliputi waktu terjadinya nyeri, durasi, dan interval tanpa nyeri. Pola nyeri diukur dengan menggunakan kata-kata verbal.