Tinjauan Hukum Terhadap Proses Go Public Perusahaan PT. Garuda Indonesia (PERSERO) TBK Di Pasar Modal Indonesia

(1)

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PROSES GO PUBLIC PERUSAHAAN PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DI PASAR MODAL

INDONESIA

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh :

DIAN AFRIANI LUBIS NIM : 070200281

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji dan syukur Penulis ucapkan pada Allah SWT Sang Khalik, Sang Maha Pemberi Jalan kepada umat, yang telah mencurahkan rahmat dan karunia yang begitu besar kepada Penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Begitu pula shalawat dan salam Penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW (Allahumma sholi ala Sayyidina Muhammad, wa ala ali Sayyidina Muhammad). Semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari kelak.

Penulisan skripsi yang berjudul :

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PROSES GO PUBLIC PERUSAHAAN PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK DI PASAR

MODAL INDONESIA

adalah guna memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Alm H. Baginda Lubis dan Ibunda Dra. Hj. Nur Asni Nasution yang telah mencurahkan serta memberikan perhatian, kasih sayang, bantuan, dan pengorbanan yang tak ternilai hingga Penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan formal hingga Strata Satu (S1).

Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, Msc (CTM), SpA(K) atas kesempatan yang berharga mengikuti segala kegiatan yang dilaksanakan dalam Kampus USU. Semoga


(3)

ada kemajuan yang lebih lagi dalam mendukung proses belajar mengajar yang baik.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atas dukungan yang besar terhadap seluruh Mahasiswa/i di dalam lingkungan Kampus Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafruddin Hasibuan, SH, MH, DFM selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Muhammad Husni, SH, MH selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Unviersitas Sumatera Utara.

6. Bapak Abul Khair, SH. M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas perhatian serta dukungan yang Bapak berikan selama ini.

7. Ibu Windha, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi dan Dosen Hukum Ekonomi. Terima kasih atas dan kesempatan yang telah Ibu berikan hingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya.

8. Bapak Ramli Siregar, SH, M.Hum selaku Sekretaris Departemen Hukum Ekonomi.

9. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Hukum Ekonomi. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan serta dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penulis.


(4)

10. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II, Terima kasih atas semua bantuan serta perhatian dan dukungan yang sangat berarti dan bermanfaat bagi Penulis.

11. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Hukum yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala ilmu dan bimbingan yang telah diberikan kepada Penulis sejak memulai Perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini selesai.

12. Seluruh Staf Administrasi dan Pendidikan di Fakultas Hukum. Terima kasih atas segala bantuannya kepada Penulis hingga Penulis menyelesaikan pendidikan Strata I.

13. Adik tersayang Penulis, Alwin Hakim Lubis, yang telah mendukung dan memberi dorongan moril dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

14. Buat sepupu-sepupu saya tercinta, Dewi, Alvin, Baran, Nina, terima kasih atas dukungan dan perhatiannya selama ini, yang tidak bosan-bosannya menemani Penulis dalam menyelesaikan skripsinya.

15. Sahabat-sahabat baik penulis, Astri, Dini, Bulan, Maya, Desi, yang telah memberikan solusi dan dukungan kepada Penulis. Terima kasih atas waktunya yang selama ini telah menghibur disaat Penulis menyelesaikan skripsi ini.

16. Teman-teman stambuk 2007 lainnya yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas waktu dan bantuannya kepada Penulis selama ini.

Kesadaran Penulis akan tidak sempurnanya hasil penulisan skripsi ini membawa harapan yang besar pada semua pihak agar dapat memberikan kritik


(5)

dan saran yang konstruktif guna mengahasilkan sebuah karya ilmiah yang lebih baik dan lebih sempurna lagi, baik dari segi isi/materi maupun dari segi cara penulisannya di masa mendatang.

Semoga Allah SWT melimpahkan segala rahmat dan KaruniaNya kepada kita semua dan membalas segala kebaikan dan jasa semua pihak yang telah membantu Penulis secara tulus dan ikhlas dengan mendapatkan balasan yang setimpal.

Wassalam Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 9

D. Keaslian Penulisan ... 10

E. Tinjauan Kepustakaan ... 11

F. Metode Penelitian ... 17

G. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II : KETENTUAN PASAR MODAL DI INDONESIA A. Ketentuan Pelaksanaan Go Public Yang Diatur Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal ... 22

B. Ketentuan Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar Modal ... 29


(7)

BAB III : MEKANISME GO PUBLIC PERUSAHAAN DALAM PASAR MODAL INDONESIA

A. Ketentuan-Ketentuan Pernyataan Pendaftaran Dalam Pasar Modal ... 63 B. Ketentuan-Ketentuan Pencatatan Saham Dalam Pasar

Modal ... 79 C. Ketentuan-Ketentuan Tender Offer (Penawaran Tender)

Dalam Pasar Modal ... 97

BAB IV : ASPEK HUKUM PROSES GO PUBLIC PERUSAHAAN PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DALAM PASAR MODAL INDONESIA

A. Prospektus PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dalam

Rangka Go Public ... 105 B. Proses Perusahaan Go Public Oleh PT. Garuda Indonesia

(Persero) Tbk ... 110 C. Penawaran Pada Pasar Perdana (IPO) PT. Garuda

Indonesia (Persero) Tbk ... 123 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 130 B. Saran ... 131 DAFTAR PUSTAKA


(8)

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PROSES GO PUBLIC PERUSAHAAN PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DI PASAR MODAL

INDONESIA

Prof. Dr.Bismar Nasution, SH, MH Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum**

Dian Afriani Lubis*** ABSTRAKSI

Penawaran Umum (Go Public) adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Ketentuan yang mengatur Penawaran Umum saat ini telah memiliki dasar hukum yang kuat yaitu UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal serta Peraturan-peraturan yang dibuat oleh Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Penawaran Umum adalah gejala yang mulai dikenal di Indonesia sejak akhir tahun delapan puluhan, dan kemudian memasuki masa populernya di tahun awal sembilan puluhan. Keterkenalan istilah ini ditandai dengan begitu banyaknya orang yang harus antri untuk mendapatkan formulir pembelian saham ketika suatu penawaran umum dilakukan.

Metode Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data sekunder berupa buku-buku, artikel-artikel dari majalah, surat kabar, media elektronik, UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan-peraturan Bapepam yang terkait dengan proses Go Public.

Penawaran Umum (Go Public) pada saat ini telah berkembang dengan pesat, terutama setelah lahirnya UU No 8 Tahun 1995 dan Peraturan-peraturan Bapepam yang baru. Hingga pada saat ini PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk sudah melakukan go public yang memiliki banyak manfaat bagi industri pasar modal dan manfaat bagi perekonomian makro.

Initial Public Offering (IPO) merupakan penjualan saham pertama di pasar

modal. Penjualan melalui IPO mempunyai beberapa keuntungan yaitu dapat mendistribusikan kesejahteraan kepada masyarakat, menekan praktik KKN, mewujudkan good governance dan meningkatkan profesionalisme dan daya saing ke kancah internasional. Penawaran umum mencakup kegiatan-kegiatan berkikut : Periode Pasar Perdana yaitu ketika efek ditwarkan kepada pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk, Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia dan Pecatatan Efek di bursa, yaitu saat Efek teserbut mulai diperdagangkan di bursa.

Kata Kunci : Proses Go Public, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. *1Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

**Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ***Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara


(9)

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PROSES GO PUBLIC PERUSAHAAN PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DI PASAR MODAL

INDONESIA

Prof. Dr.Bismar Nasution, SH, MH Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum**

Dian Afriani Lubis*** ABSTRAKSI

Penawaran Umum (Go Public) adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Ketentuan yang mengatur Penawaran Umum saat ini telah memiliki dasar hukum yang kuat yaitu UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal serta Peraturan-peraturan yang dibuat oleh Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Penawaran Umum adalah gejala yang mulai dikenal di Indonesia sejak akhir tahun delapan puluhan, dan kemudian memasuki masa populernya di tahun awal sembilan puluhan. Keterkenalan istilah ini ditandai dengan begitu banyaknya orang yang harus antri untuk mendapatkan formulir pembelian saham ketika suatu penawaran umum dilakukan.

Metode Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data sekunder berupa buku-buku, artikel-artikel dari majalah, surat kabar, media elektronik, UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan-peraturan Bapepam yang terkait dengan proses Go Public.

Penawaran Umum (Go Public) pada saat ini telah berkembang dengan pesat, terutama setelah lahirnya UU No 8 Tahun 1995 dan Peraturan-peraturan Bapepam yang baru. Hingga pada saat ini PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk sudah melakukan go public yang memiliki banyak manfaat bagi industri pasar modal dan manfaat bagi perekonomian makro.

Initial Public Offering (IPO) merupakan penjualan saham pertama di pasar

modal. Penjualan melalui IPO mempunyai beberapa keuntungan yaitu dapat mendistribusikan kesejahteraan kepada masyarakat, menekan praktik KKN, mewujudkan good governance dan meningkatkan profesionalisme dan daya saing ke kancah internasional. Penawaran umum mencakup kegiatan-kegiatan berkikut : Periode Pasar Perdana yaitu ketika efek ditwarkan kepada pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk, Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia dan Pecatatan Efek di bursa, yaitu saat Efek teserbut mulai diperdagangkan di bursa.

Kata Kunci : Proses Go Public, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. *1Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

**Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ***Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Saat ini adalah merupakan suatu era dimana persaingan bisnis diantara perusahaan perusahaan baik di tingkat nasional, regional, maupun di tingkat global semakin terasa meningkat. Hampir semua perusahaan di seluruh dunia cenderung berlomba-lomba berupaya keras demi perkembangan masa depannya, berbagai perusahaan mencari jalan dan kemudian memasuki sistem perekonomian global. Mereka berjuang untuk mengembangkan usahanya, banyak di antaranya yang sukses namun banyak pula yang gagal dan mengalami kematian.1

Pengembangan usaha suatu perusahaan mempunyai konsekuensi logis untuk mendapatkan dana yang lebih besar guna membiayai aktvitas perusahaan. Untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan perusahaan mempunyai beberapa alternatif seperti mencari pinjaman dari bank-bank komersial atau sumber pinjaman lainnya, mencari partner usaha (dalam sistem ini disebut partner yang menyediakan dana tersebut dinamakan straregic pertner), melakukan merger (penggabungan perusahaan), menjual perusahaan tersebut atau mengurangi sebagian aktivitas perusahaan, menggunakan laba yang diperolehnya untuk pendanaan aktivitas yang ada.2

Salah satu pendanaan perusahaan yang disebutkan diatas yakni dengan menjual sebagian dari kepemilikan perusahaan tersebut kepada pihak lain untuk

1

Asril Sitompul, Due Diligence Dan Tanggung Jawab Lembaga-Lembaga Penunjang

Pada Proses Penawaran Umum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999), hal 13.

2


(11)

melakukan investasi biasa disebut dengan equity financing. Jenis pendanaan dengan penyertaan (equity financing) ini dilakukan dengan menjual sekuritas (efek) perusahaan. Penjualan sekuritas ini dapat dilakukan dengan penawaran umum kepada masyarakat (public offering) ataupun dengan melakukan penjualan kepada pihak tertentu secara terbatas (private placement).3

Penawaran umum, atau yang secara lebih populer dikenal dengan “go

public” atau IPO (initial public offering), adalah gejala yang mulai dikenal di

Indonesia sejak akhir tahun delapan puluhan, dan kemudian memasuki masa populernya di tahun awal sembilan puluhan. Keterkenakalan istilah ini ditandai dengan begitu banyaknya orang yang harus antri untuk mendapatkan formulir pembelian saham ketika suatu penawaran umum dilakukan.4

1. Memperoleh Sumber Pendanaan Baru

Dengan menjadi perusahaan publik, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh perusahaan, diantaranya :

Dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan modal kerja maupun untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik, kendala pendanaan tersebut akan lebih mudah diselesaikan, yaitu :

a. Perolehan dana melalui hasil penjualan saham kepada publik. Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh dana dalam jumlah yang besar dan diterima sekaligus dengan cost of fund yang relatif lebih kecil dibandingkan perolehan dana melalui perbankan. Selain itu di masa 3

Ibid, hal 17.

4

Lihat Jasso Winarto (editor), Pasar Modal Indonesia : Restropeksi Lima Tahun


(12)

mendatang, dengan telah menjadi perusahaan publik, perusahaan juga dapat melakukan secondary offering, tanpa batas.

b. Mempermudah akses kepada perbankan. Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, kalangan perbankan akan dapat lebih mengenal dan dapat percaya kepada perusahaan. Hal tersebut tidak berlebihan mengingat setiap saat perbankan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan melalui berbagai keterbukaan informasi yang diumumkan perusahaan melalui Bursa. Dengan kondisi demikian, tidak hanya proses pemberian pinjaman baru akan lebih mudah dibandingkan pemberian pinjaman kepada perusahaan yang belum dikenal, namun tingkat bunga yang dikenakan juga mungkin akan lebih rendah meningkat credit risk perusahaan terbuka relatif lebih kecil dibandingkan credit risk pada perusahaan tertutup;

Mempermudah akses perusahaan untuk masuk ke pasar uang melalui penerbitan surat hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Umumnya pembeli surat hutang tentunya akan lebih menyukai jika perusahaan yang menerbitkan surat hutang tersebut sudah menjadi perusahaan publik. Dengan menjadi perusahaan publik, citra dan nama perusahaan dengan status Tbk (Terbuka) akan lebih dikenal di komunitas keuangan. Kondisi demikian umumnya tidak hanya akan sangat membantu mempermudah penerbitan surat hutang dengan tingkat bunga yang lebih bersaing karena tingkat kepercayaan pasar terhadap bond issuer yang


(13)

sudah go public lebih tinggi dibandingkan bond issuer yang belum go

public

2. Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan Usaha

Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak

competitive advantages untuk pengembangan usaha di masa yang akan

datang, yaitu antara lain :

a. Melalui penjualan saham kepada publik perusahaan berkesempatan untuk mengajak para partner kerjanya seperti pemasok (supplier) atau pembeli (buyer) untuk turut menjadi pemegang saham perusahaan. Dengan demikian, hubungan yang akan terjadi tidak hanya sebatas hubungan bisnis tetapi berkembang menjadi hubungan yang lebih tinggi tingkat kualitas dan loyalitasnya. Hal tersebut disebabkan karena mereka sebagai salah satu pemegang saham akan memberikan komitmen yang lebih tinggi untuk turut serta membantu pengembangan perusahaan di masa depan ;

b. Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan dituntut oleh banyak pihak untuk dapat selalu meningkatkan kualitas kerja operasionalnya, seperti dalam hal pelayanan kepada pelanggan ataupun kepada para stakeholder lainnya, sistem pelaporan, dan aspek pengawasan. Dengan demikian akan tercipta suatu kondisi yang senantiasa memacu perusahaan dan seluruh karyawannya untuk dapat selalu memberikan hasil yang terbaik kepada para stakeholdernya. Bila kondisi ini tercapai, maka perusahaan dari waktu ke waktu akan lebih baik dalam


(14)

menyajikan produknya sehingga akan membuka peluang untuk pengembangan operasi selanjutnya. Banyak perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan usahanya dalam waktu yang sangat panjang dengan menjadi perusahaan publik.

3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan melalui penerbitan saham baru.

Pengembangan usaha melalui merger atau akuisisi merupakan salah satu cara yang cukup banyak diminati untuk mempercepat pengembangan skala usaha perusahaan. Saham perusahaan publik yang diperdagangkan di bursa, pembiayaan untuk merger atau akuisisi dapat lebih mudah dilakukan yaitu melalui penerbitan saham baru sebagai alat pembiayaan merger atau akuisisi tersebut.

4. Peningkatan Kemampuan Going Concern

Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kemampuan untuk tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang dapat yang dapat mengakibatkan bangkrutnya perusahaan, seperti terjadinya kegagalan pembayaran hutang kepada pihak ketiga, perpecahan di antara para pemegang saham pendiri, atau bahkan karena ada perubahan dinamika pasar yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bertahan di bidang usahanya.

Dengan menjadi perusahaan publik, kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan tertutup seperti pada beberapa contoh berikut ini :


(15)

a. Bagi perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh keluarga, hingga suatu tahap pengembangan tertentu sering terjadi perbedaan cara pandang di antara pendiri yang dapat menimbulkan perpecahan di antara mereka. Dengan menjadi perusahaan publik, hal tersebut dapat diselesaikan tanpa mengakibatkan perusahaan harus dilikuidasi terlebih dahulu. Hal tersebut menjadi mudah karena dengan menjadi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, setiap saat pihak pendiri dapat menjual seluruh atau sebagian porsi kepemilikannya kepada pihak lain melalui Bursa. Selain itu, basis harga penawarannya juga dapat dengan mudah diperoleh karena harga pasar saham setiap saat dapat diperoleh di Bursa.

Dengan menjadi perusahaan publik, berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi perusahaan untuk bertahan dan berkembang tidak lagi semata hanya menjadi persoalan pendiri perusahaan tetapi juga menjadi permasalahan banyak pihak yang menjadi pemegang saham perusahaan. Banyak pihak yang akan turut memikirkan solusi-solusi terbaik agar dapat terus berkembang.

b. Dalam hal terjadi kegagalan pembayaran hutang kepada pihak ketiga sehingga diperlukan suatu restruturasi tertentu, dengan menjadi perusahaan publik, maka proses restrukturasi dapat menjadi lebih mudah. Hal tersebut dimungkinkan karena dengan menjadi perusahaan terbuka sahamnya diperdagangkan di Bursa, akan tersedia jalan keluar bagi kreditur yaitu melalui konversi hutang menjadi saham di mana


(16)

saham tersebut selanjutnya dapat dijual kepada publik melalui mekanisme perdagangan saham di Bursa.

5. Meningkatkan Citra Perusahaan

Dengan go public suatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media dan komunitas keuangan. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut mendapat publikasi secara cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan citranya. Peningkatan citra tersebut tentunya akan memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha di masa depan. Hal ini sangat dirasakan oleh banyak perusahaan yang berskala kecil menengah karena dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, citra mereka menjadi setara dengan banyak perusahaan besar yang telah memiliki skala bisnis yang besar dan pengalaman historis yang lama.

6. Meningkatkan Nilai Perusahaan

Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan mempunyai dampak terhadap harga saham di Bursa, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.5

PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan maskapai penerbangan milik negara Republik Indonesia dan penyedia layanan angkutan negara niaga untuk penumpang kargo, serta jasa lainnya yang terkait dengan transportasi udara di Indonesia. Perseroan memiliki sejarah operasional yang panjang di Indonesia

5

Erry Firmansyah, Panduan Go Public,


(17)

dan dalam sejarahnya telah menjadi maskapai penerbangan pembawa bendera negara yang melayani perjalanan penerbangan internasional dan domestik.6

Dalam 5 tahun ke depan, Garuda Indonesia akan menjalankan rencana kerja perusahaan yang disebut dengan Quantum Leap dalam merangka menjadi perusahaan penerbangan terkemuka di dunia. Untuk mewujudkan hal itu, langkah yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offering). IPO Garuda Indonesia tidak menjual saham dari pemilik saham, namun dilakukan dengan menerbitkan saham baru. Dengan menjadi perusahaan publik, Garuda Indonesia akan dinilai sebagai institusi profesional karena kirnejanya dapat diawasi langsung oleh masyarakat.7

Dalam 45 tahun terakhir ini, Garuda Indonesia berhasil tumbuh dengan amat signifikan, yang tadinya rugi Rp 600 miliar lebih, pada tahun 2009 lalu mereka mampu meraup laba hingga Rp 1 triliun. Laba tersebut terus tumbuh dalam tahun 2010 dan ditergetkan naik pada tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya. Kinerja yang baik ini menjadi bukti kemampuan seluruh manajemen Garuda Indonesia.8

Berdasakan hal diatas penulisan skripsi ini akan membahas proses go public PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dari sudut pandang hukum dengan judul Tinjauan Hukum Terhadap Proses Go Public Perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di Pasar Modal Indonesia . Secara hukum pembahasan akan mengkaji proses go public dengan berdasarkan UU No. 8 Tahun 1995 Pasar Modal dan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas serta ketentuan yang diatur dalam Peraturan Bapepam.

6

Prospektus Awal PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta, 2011, hal. 150.

7

Info Garuda Indonesia, Advertorial Kompas, Kompas, Senin 7 Februari 2011.

8


(18)

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan judul skripsi “Tinjauan Hukum Terhadap Proses Go Public Perusahaan PT. Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk. Di Pasar Modal Indonesia”, maka perlu dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, agar sistematika penulisan dan pembahasan dalam skripsi ini lebih teratur serta untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian oleh para pembaca skripsi ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaturan pasar modal di Indonesia?

2. Bagaimanakah mekanisme go public perusahaan dalam pasar modal Indonesia?

3. Bagaimanakah analisis hukum terhadap proses go public perusahaan PT. Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk dalam pasar modal Indonesia?

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisa ketentuan-ketentuan pasar modal di Indonesia.

2. Untuk Mengetahuhi dan menganalisa mekanisme go public perusahaan dalam pasar modal indonesia.

3. Untuk Mengetahuhi dan menganalisa aspek hukum proses go public perusahaan PT. Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk.

Ada 2 manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini, yaitu bersifat teoritis dan bersifat praktis :


(19)

a. Bersifat Teoritis

Mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran di bidang Hukum Bisnis, yang akan mengembangkan disiplin khususnya dalam bidang Hukum Pasar Modal mengenai proses go public perusahaan di pasar modal. Lebih khusus lagi memberikan masukan terhadap kalangan akademisi dan praktisi dalam merangka memberikan gambaran proses hukum go public PT. Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk.

b. Bersifat Praktis

Mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat di manfaatkan oleh pengambil kebijakan dan para pelaku bisnis khususnya perusahaan yang akan melakukan go public di pasar modal.

D.Keaslian Penulisan

Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara bahwa penulisan tentang Tinjauan Hukum Terhadap Proses Go Public Perusahaan PT. Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk Di Pasar Modal Indonesia belum pernah ditulis sebelumnya. Dengan demikian, dilihat dari permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini adalah merupakan karya penulis yang asli dan sesuai dengan azas-azas keilmuan yang jujur, rasional, serta terbuka. Semua ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.


(20)

E.Tinjauan Kepustakaan

Dalam tinjauan kepustakaan dicoba untuk mengemukakan beberapa ketentuan dan batasan yang akan menjadi sorotan dalam mengadakan studi kepustakaan. Hal ini akan berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup skripsi agar berada dalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah disebutkan di atas.

Penawaran umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.9

Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dan modal Proses go public, secara sederhana dikatakan sebagai kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Oleh karena penawaran umum sebuah aktivitas dari sebuah perusahaan maka setidaknya ada tahapan-tahapan yang mesti dikerjakan oleh perusahaan yang akan melakukan penawaran umum ini. Terlebih lagi penawaran umum tersebut mencakup penjualan saham di pasar perdana, penjahatan saham, pencatatan di bursa efek.

9

Tjiptono Darmadji dan Hendry M. Fakhruddin, Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan


(21)

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.10

Perseroan didirikan dengan nama Garuda Indonesian Airways N.V yang berkedudukan di Jakarta Pusat berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 137 tanggal 31 Maret 1950 dengan No. J.A. disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Serikat dalam keputusannya tertanggal 31 Maret 1950 dengan No. J.A. 5/12/10, telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri di Jakarta di bawah No. 327 pada tanggal 24 April 1950, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Serikat No. 30 tanggal 12 Mei 1950, tambahan No. 136. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 Tahun 1969 (Lembaran Negara tahun 1969 No. 16) tentang Bentuk-bentuk usaha Negara menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 No. 40), Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara tahun 1969 No. 21), Peraturan Pemerintah No. 67 tahun 1971 (Lembaran Negara tahun 1971 No. 87) tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara (P.N) Perhubungan Udara “Garuda Indonesian Airways” menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), juncto Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia, tertanggal 4 Januari 1975 No.KEP-2/MK/IV/1/1975 tentang Penetapan Modal Perseroan (Persero) “PT Garuda Indonesian Airways”, dilakukan penyesuaian terhadap bentuk hukum Perusahaan Negara (P.N) Perhubungan Udara “Garuda Indonesian Airways” menjadi Perusahaan Perseroan

10


(22)

(Persero), dimana dengan dilakukannya penyesuaian tersebut, Perusahaan Negara “Garuda Indonesian Airways” dinyatakan bubar pada saat pendirian Perusahaan Perseroan (Persero).11

Pasar Modal (capital market) adalah perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). Pasar Modal merupakan konsep yang lebih sempit dari keuangan (financial market) karena pasar keuangan memperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang, baik yang bersifat negotiable maupun yang

non negotiable.12

Selain itu, pengertian pasar modal dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari sisi perusahaan dan pemodal. Dari sisi perusahaan, pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan yang memerlukan tambahan dana agar kebutuhan dananya dapat terpenuhi. Sedangkan dari sisi pemodal, pasar modal merupakan salah satu pilihan investasi untuk memperoleh tambahan ekonomi. Berbeda dengan perusahaan yang memanfaatkan pasar modal dengan penuh pertimbangan dan perhitungan yang profesional, keputusan pemodal untuk bergabung dengan suatu perusahaan umumnya hanya berdasarkan instituisi dan harapan. Hal ini disebabkan karena umumnya pengetahuan pemodal tentang pasar modal sangat minim. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam pasar modal terdapat dua kepentingan yang berbeda yaitu kepentingan perusahaan dan pemodal atau

11

Prosepektus Awal PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., Jakarta, 2011, hal 90.

12

Marzuki Usman, Singgih Riphat, Syahrir Ika, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1997), hal 11.


(23)

investor, karena itu harus ada keseimbangan diantara dua kepentingan tersebut agar tidak terjadi conflict of interest. Untuk itu diperlukan campur tangan pihak ketiga yaitu pemerintah, berupa peraturan perundang-undangan yang mampu menciptakan pasar modal yang tertib, terbuka dan efisien serta melindungi kepentingan emiten, investor dan pihak lain yang terlibat dalam pasar modal.13

Apabila ditinjau dari definisi-definisi tersebut maka pengertian pasar modal sama dengan pengertian bursa efek, walaupun sebenarnya terdapat perbedaan antara pasar modal (stock market) dan bursa efek (stock exchange), seperti Marzuki Usmam yang mendefinisikan pasar modal atau stock market sebagai “the

place through which buying and the selling of stock for the purpose of profit for both buyers and sellers of the security take place”. Sedangkan bursa efek atau

Berdasarkan keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1976 dicabut oleh Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 1988, pasar modal adalah bursa efek seperti yang dimaksud oleh Undang-undang Nomor 15 Tahun 1952, yaitu bursa-bursa perdagangan uang dan efek termasuk pelelangan efek. Dalam Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 1988, pasar modal dipahami sebagai bursa yang merupakan sarana mempertemukan dan peminta dana jangka panjang (lebih dari satu tahun) dalam bentuk efek. Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990 Tanggal 10 November 1990 tentang Pasar Modal, bursa efek adalah tempat pertemuan termasuk suatu sistim tanpa tempat pertemuan yang diorganisasikan.

13

Sri Redzeki Hartono,Prospek Pasar Modal Di Indonesia Dan Perlindungan Hukum

Pemegang Saham, Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Perkembangan Pasar Modal Di

Indonesia Pasca Deregulasi, Paket Desember 1990 (Pakdes 90), Fakultas Hukum UGM-BAPEPAM, Yogyakarta, 22 Januari 2004.


(24)

stock exchange dipahami sebagai “the organization that provide a market for the trading of bonds and stocks”14

Pasar modal memliki dua fungsi yang dibutuhkan oleh suatu negara yakni fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal, menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (lenders) kepada pihak yang memerlukan dana (borrowers).

Lenders berharap akan memperoleh imbalan dengan menyerahkan kelebihan dana

yang dimilikinya kepada borrowers. Sedangkan borrowers akan menggunakan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal membedakan antara pasar modal dengan bursa efek. Berdasarkan pasal 1 angka 5, bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistim dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Sedangkan menurut pasal 1 angka 13, pasar modal merupakan suatu kegiatan yang berkenaan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945, pasar modal di Indonesia dikembangkan dengan tujuan untuk menunjang pelaksaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pasar modal mempunyai peran strategis yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha untuk membangun usahanya serta merupakan sarana investasi bagi masyarakat.

14


(25)

dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari perusahaan. Bagi negara, mekanisme ini akan mendorong peningkatan produksi yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat. Dalam menjalankan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh borrowers, sementara lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil.15

Dalam era globalisasi saat ini, sebagian besar negara-negara di dunia menaruh perhatian yang besar terhadap pasar modal karena pasar modal memiliki peran strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Pada dasarnya, pasar modal memiliki empat peranan strategis bagi perekonomian suatu negara, yaitu :16

a. Sebagai sumber penghimpun dana.

Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber penghimpun dana selain sistim perbankan. Umumnya, di negara berkembang, pasar modal belum berkembang dengan baik. Sebaliknya, perbankan sudah lama dikenal sehingga menjadi lembaga yang dominan dalam menghimpun dana masyarakat.

b. Sebagai alternatif investasi para pemodal.

Jika suatu negara tidak memiliki alternatif investasi lain maka para pemodal hanya menginvestasikan dananya pada perbankan atau real assets. Bila investasi tersebut tidak menguntungkan sedangkan bursa efek negara lain menjanjikan keuntungan maka hal ini merupakan salah satu faktor

15

Ibid, hal 13.

16


(26)

yang menyebabkan investor melarikan modalnya ke luar negeri (capital

flight).

c. Pasar modal akan mendorong perkembangan investasi.

Melalui pasar modal suatu perusahaan akan mendapatkan dana dengan biaya yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan meminjam dana pada bank.

d. Pasar modal akan mendorong perkembangan investasi.

Pembangunan membutuhkan investasi dan pasar modal merupakan salah satu lembaga keuangan memiliki peranan yang besar dalam memobilisasi dana investasi tersebut.

Berdasarkan beberapa fungsi yang dimiliki oleh pasar modal, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pasar modal merupakan daya tarik bagi para pihak, baik pihak yang memerlukan dana (borrowers) yaitu pemerintah dan perusahaan serta pihak yang meminjamkan dana (lenders).

F. Metode Penelitian

Dalam setiap usaha penulisan haruslah menggunakan metode penulisan yang sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang digunakan oleh penulis dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat didalamnya. Dengan demikian, penelitian


(27)

yang dilaksanakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang menganalisa hukum positif yang tertulis.17

b. Bahan Hukum/Data

Dalam penyusunan skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder dan tersier.

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dibidang hukum ekonomi yang mengikat, antara lain Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Undang-undang 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yakni hasil karya para ahli hukum berupa buku-buku, pendapat-pendapat pakar hukum, rancangan undang-undang, dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.

Bahan hukum tersier atau bahan penunjang, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yakni, karena hukum dan kamus besar bahasa Indonesia.

c. Tehnik Pengumpulan Data/Bahan Hukum

Dalam melakukan penulisan ini, penelitian yang dilakukan oleh penulisan kepustakaan (library research) yang merupakan pengumpulan data-data yang dilakukan melalui literatur atau dari sumber bacaan berupa buku-buku, peraturan

17

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan


(28)

perundang-undangan dan bahan bacaan lain yang terkait dengan penulisan skripsi ini.

d. Analisis Data/Bahan Hukum

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini termasuk ke dalam penelitian hukum normatif. Pengolahan data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan dibahas. Analisis data dilakukan dengan :18

1. Mengumpulkan bahan-bahan yang relevan dengan permasakahan yang diteliti, 2. Memilih kaidah-kaidah yang sesuai dengan penelitian,

3. Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, azas atau doktrin,

4. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal, dan doktrin yang ada,

5. Menarik kesimpulan dengan deduktif kwalitatif.

G.Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dan pejabaran penulisan, penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

18

Amaruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada, 2004), hal 45.


(29)

BAB II : KETENTUAN-KETENTUAN PASAR MODAL DI INDONESIA

Bab ini berisikan tentang ketentuan pelaksanaan go public yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, ketentuan pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam pasar modal dan hal-hal yang dilarang dalam kegiatan pasar modal.

BAB III : MEKANISME GO PUBLIC PERUSAHAAN DALAM PASAR MODAL INDONESIA

Bab ini berisikan tentang ketentuan-ketentuan pernyataan pendaftaran dalam pasar modal, ketentuan-ketentuan pencatatan saham dalam pasar modal, dan ketentuan-ketentuan tender offer dalam pasar modal.

BAB IV : ASPEK HUKUM PROSES GO PUBLIC PERUSAHAAN PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DALAM PASAR MODAL INDONESIA

Bab ini berisikan tentang prospektus PT. Garuda Indonesia (PERSERO)

Tbk dalam rangka go public, proses perusahaan go public oleh PT. Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk, penawaran pada pasar perdana PT. Garuda Indonesia, dan mekanisme pencatatan saham di BEI.


(30)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, dimana bab V ini berisikan kesimpulan dan saran-saran dari penulis.


(31)

BAB II

KETENTUAN-KETENTUAN PASAR MODAL DI INDONESIA

A. Ketentuan Pelaksanaan Go Public Yang Diatur Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

Pada 10 November 1995, Undang-undang 15 Tahun 1952 diganti dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 yang diundangkan dalam Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64 dan penjelasannya dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dikeluarkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:19

1) Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2) Pasar modal mempunyai peranan strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat.

3) Landasan hukum yang kukuh dibutuhkan agar pasar modal dapat berkembang dan untuk lebih menjamin kepastian hukum bagi pihak-pihak pemodal dari praktek-praktek yang merugikan.

4) Sejalan dengan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pembangunan nasional dan dalam rangka mengantisipasi era globalisasi, Undang-undang Nomor 15 Tahun 1952 tentanf Penciptaan Undang-undanf Darurat tentang Bursa (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 79) sebagai

19

CST. Kansil, Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1997), hal 41.


(32)

Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67) dianggap sudah tidak sesuai dengan keadaan.

5) Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dipandang perlu untuk membentuk suaru undang-undang tentang pasar modal.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal ditetapkan berlandaskan dasar hukum sebagai berikut :20

1) Pasal 5 ayat 1 UUD 1945 2) Pasal 20 ayat 1 UUD 1945 3) Pasal 33 UUD 1945

4) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587).

Pasar modal yang besar dan diperhitungkan ditentukan oleh nilai transaksi atau nilai kapitalisasi pasar dan kemampuannya untuk melindungi kepentingan para pihak terutama kepentingan investor karena investasi di pasar modal, tetapi karena setiap investasi mengandung resiko, ia harus menyadari bahwa tidak ada jaminan bahwa ia akan mendapatkan keuntungan. Untuk mencegah investor mengalami kerugian, pemerintah mewajibkan setiap calon emiten untuk mengungkapkan resiko usahanya. Selain itu, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi, investor harus mengadakan evaluasi terhadap saham yang akan dibeli. Investor yang tidak mengerti aturan main di pasar modal dapat meminta nasihat dari broker untuk mengevaluasi saham yang akan dibelinya.

20


(33)

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal yang merupakan landasan hukum bagi keberadaan pasar modal di Indonesia telah memberikan jaminan kepastian hukum para pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal serta perlindungan bagi investor. Konsekuensi perlindungan bagi investor adalah diterapkannya prinsip full disclosure, karena setiap keputusan investasi mengandung resiko maka emiten dan profesi penunjang di pasar modal harus bertanggung jawab terhadap keakuratan data dan kelengkapan informasi. Masalah yang berkaitan dengan kepentingan investor harus diperhatikan oleh pemerintah, termasuk mengenai perbaikan manajemen perusahaan yang telah go

public.

Sebelum melakukan penawaran umum, sebagian besar perusahaan merupakan perusahaan keluarga (family company) yang saham dan manajemen perusahaannya dikuasai oleh anggota keluarga. Setelah melakukan penawaran umum, manajemen perusahaan seharusnya berubah dari tertutup menjadi terbuka, tetapi masih saja ada perusahaan yang belum merubah pola manajemennya. Hal ini akan mempengaruhi investor publik atau pemegang saham minoritas dalam hubungannya dengan :21

1) Komposisi kepemilikan

Komposisi kepemilikan saham perusahaan yang telah go public umumnya masih belum seimbang antara founder dengan pemegang saham publik, 70% saham yang dikuasasi oleh para founder dan pemegang saham publik hanya

21

Perlindungan I Putu Gede Ary Suta, Keterbukaan Informasi Dalam Rangka

Perlindungan Terhadap Investor, Makalah Pada Seminar Sehari Dengan Tema Menyongsong

RUU PM Dalam Rangka Mobilisasi Dana Masyarakat dan Terhadap Investor, Tanggal 18 Januari 1995, (Jakarta : Pemuda Pancaa Marga dan CPE Associates), hal 2.


(34)

menguasasi 30% saham. Komposisi kepemilikan saham tersebut menyebabkan bergaining position pemegang saham publik lebih lemah dibandingkan dengan founder, karena itu pemegang saham publik memerlukan perlindunga melalui peraturan yang dibuat oleh pemerintah sehingga tercipta fairness dalam perolehan informasi dan securities

transaction lainnya.

2) Akses terhadap informasi dan financial resources.

Posisi Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan yang telah go public masih didominasi oleh founder yang otomatis mempunyai akses informasi dan keuangan yang lebih luas dibanding pemegang saham publik. Ketimpangan ini berusaha diminimalisir dengan adanya peraturan yang mengahruskan perusahaan publik untuk mengumumkan atau melaporkan hal-hal penting yang terjadi pada perusahaan.

Konsekuensi perlindungan bagi investor adalah keharusan ditetapkannya prinsi full and fair disclosure atau transparansi. Pentingnya perlindungan bagi investor disebabkan karena sebagian besar saham perusahaan yang melakukan penawaran umum masih dimliki oleh founder shareholders dan bila tidak ada jaminan dari pemerintah mengenai perlindungan bagi investor, maka keputusan yang diambil akan dipengaruhi oleh founder shareholders sehingga objektivitas keputusan dan kualitas informasi akan dipertanyakan. Selain itu, karena pendiri perusahaan mempunyai akses pada sumber-sumber keuangan perusahaan seringkali terjadi conflict of interst diantara mereka, dalam hal ini pemerintah


(35)

harus menjamin bahwa hal-hal tersebut tidak akan terjadi. Hal inilah yang menjadi landasan bagi suatu perusahaan untuk melaksanakan continuing disclosure.22

Selain perlindungan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan, investor harus mampu bersikap mandiri, artinya investor harus menanggung sendiri untung dan rugi akibat investasi yang telah dilakukannya. Perlindungan ini disebut perlindungan minimum.23

Perlindungan bagi investor publik atau pemegang saham minoritas pada tahap awal terdapat pada semua peratutan yang mengatur tentang syarat materiil dan formil, prosedur dan pelaksanaan emisi saham. Perlindungan pada tahap berikutnya terdapat pada peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai instansi yang berwenang melakukan pengawasan di pasar modal.

Kepentingan pemegang saham minoritas seharusnya sama dengan pemegang saham mayoritas yang umumnya adalah para pendiri perusahaan. Selain itu, pemegang saham minoritas seharusnya diperlakukan sebagai rekan oleh pemegang saham mayorita, namun kenyataannya pemegang saham minoritas sering dieksploitasi oleh pemegang saham mayoritas, karena itu perlindungan bagi investor publik atau pemegang saham minoritas merupakan hal yang penting.

24

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan ujung tombak dalam melakukan law enforcement di pasar modal, baik buruknya pasar modal

22

Newsettler, op.cit, hal 29.

23

Djoko Koesnadi, Perlindungan Minimum Bagi Pemodal, (Jakarta : Pusat Pengkajian Hukum, 1993), hal 87.

24

Sri Redzeki Hartono, Prospek Pasar Modal di Indonesia dan Perlindungan Hukum

Pemegang Saham, Disampaikan pada Seminar Nasional Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

Pasca Regulasi Paket Desember 1990 Tanggal 22 Januari 1994, Yogyakarta : FH UGM – Bapepam, hal 15.


(36)

tergantung pada kebijakan dan tindakan yang diambil oleh Bapepam. Bapepam mempunyai tugas tertentu dalam menegakkan hukum pasar modal, yaitu :25

1) Tugas Bapepam berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995

Undang-undang pasar modal mengatur kedudukan dan fungsi Bapepam secara multi formasi, yaitu pengaturan umum, pengaturan terperinci, dan pengaturan sporadis.

a) Pengaturan Umum

Secara umum, Undang-undang Pasar Modal mengatur kewaenangan dan tugas Bapepam sebagai lembaga pimpinan, pengatur dan pengawas. Ketiga kewenangan tersebut harus dilaksanakan oleh Bapepam agar pasar modal yang teratur, wajar, efisien, melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat dapat tercapai. Kewenangan Bapepam sebagai lembaga pengawas dapat dilakukan secara preventif dan represif.

b) Pengaturan Terperinci

Kewenangan Bapepam secara rinci diatur dalam pasal 5 Undang-undang Nomor 8 Tentang Pasar Modal.

c) Pengaturan Sporadis

Bapepam memiliki wewenang lain yang diatur secara sporadis dan merupakan penegasan atau penjabaran dari kewenangan Bapepam.

d) Bapepam sebagai Lembaga Pemeriksa

Sebagai lembaga pemeriksa, Bapepam berwenang untuk memeriksa setiap pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran

perundang-25

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 115.


(37)

undangan dalam pasar modal. Menurut pasal 1 ayat 2 PP No. 46 /1995 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lain yang dilakukan oleh pemeriksa untuk membuktikan ada atau tidaknya pelanggaran atas perundang-undangan di bidang pasar modal.

e) Bapepam sebagai Lembaga Penyidik

Jika Bapepam berpendapat telah terjadi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang menimbulkan kerugian pada pasar modal dan investor maka Bapepam berwenang untuk melakukan penyidikan. Sesuai dengan ketentuan KUHAP pasal 6 ayat (1) huruf b, pejabat pegawai negeri sipil tertentu dapat diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk menjadi penyidik, karena itu, Undang-undang Pasar Modal memberikan wewenang khusus sebagai penyidik kepada pejabat pegawai negeri tertentu di lingkungan Bapepam yang disebut polisi khusus (polsus). Kedudukan dan kewenangan Bapepam sebagai lembaga penyidik merupakan kewenangan yang mandiri dan bukan lanjutan dari kedudukannya sebagai lembaga pemeriksa, karena itu jika ada alasan yang tepat, Bapepam dapat langsung mengadakan penyidikan tanpa harus melakukan pemeriksaan lebih dulu.

Penawaran umum tidak lain adalah tindakan untuk menjual efek kepada masyarakat luas. Karena penjualan ini dilakukan kepada masyarakat luas maka tindakan penjualan tersebut menjadi tunduk kepada UUPM. Apabila tindakan ini tidak ditujukan kepada khalayak yang luas maka penjualan tersebut tidak tunduk pada UUPM.


(38)

Penawaran umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut :

a. Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk ;

b. Penjahatan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia ;

c. Pencatatan Efek di bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai diperdagangkan di bursa.

B. Ketentuan Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar Modal 1. Pengertian Prinsip Keterbukaan

Berdasarkan pasal 1 angka 25 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik dan pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi materiil mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga diri efek tersebut.

Prinsip keterbukaan/full disclosure (pengungkapan penuh) juga didefinisikan sebagai pengungkapan data perusahaan secara lengkap dan meyeluruh menyangkut data keuangan, pengurus dan sebagainya dengan tujuan agar diketahui secara luas oleh masyarakat umum. Tindakan ini diperlukan


(39)

sebagai upaya untuk memberikan informasi kepada masyarakat untuk menilai sekuritas yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan yang bersangkutan.26

26

Normin S. Pakpahan (ed.), Kamus Hukum Ekonomi Elips, Edisi Pertama, (Jakarta : Proyek Elips, 1997), hal 37.

Prinsip keterbukaan diperlukan untuk melindungi masyarakat agar tidak mengalami kerugian karena membeli saham perusahaan yang tidak sehat. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan efisiensi pasar modal. Efisiensi pasar dalam pasar efek adalah bila dalam waktu tertentu harga pasar dari suatu surat efek sepenuhnya menggambarkan seluruh informasi yang tersedia tentang surat efek tersebut, sedangkan informasi utama dari suatu surat efek merupakan pembeberan seluruh informasi yang benar dan mutlak diperlukan untuk membeli surat efek.

Keharusan untuk melaksanakan prinsip keterbukaan dapat menimbilkan dilema dalam pasar modal, karena pada pasar modal banyak terdapat pelaku pasar. Masing-masing pelaku pasar memiliki kepentingan sendiri dan kadang kala terjadi benturan kepentingan (conlflict of interest) diantara pelaku pasar modal, misalnya antara emiten dan investor. Disatu sisi, untuk melindungi investor undang-undang pasar modal menuntut emiten untuk men-disclose kondisi perusahaannya. Di sisi lain, undang-undang juga harus melindungi kepentingan emiten yang kadang bertentangan dengan kewajiban untuk melaksanakan keterbukaan. Hukum harus dapat menyelaraskan kepentingan emiten dan investor yang tercermin dalam prinsip yuridis yang dikenal dengan full an fair disclosure yang menyatakan bahwa suatu disclosure selain harus full juga harus fair.


(40)

Prinsip keterbukaan (full disclosure) memiliki beberapa karakteristik yuridis, yaitu:27

a. Prinsip ketinggian derajat akurasi informasi → informasi yang diberikan oleh emiten harus benar-benar akurat.

b. Prinsip ketinggin derajat kelengkapan informasi → emiten harus

memberikan informasi selengkap mungkin mengenai kondisi perusahaannya kepada calon investor yang akan menanamkan investasinya pada perusahaannya.

c. Prinsip equilibrium antara efek negatif dan efek positif jika informasi tersebut dibuka karena publik → hukum harus memiliki titik equilibrium

agar tidak banyak kepentingan para pihak yang dikorbankan, yaitu dengan memberikan ketentuan mengenai hal-hal yang harus diinformasikan kepada pihak luar dan hal-hal yang boleh dirahasiakan oleh perusahaan. Dalam melaksanakan prinsip keterbukaan, baik sebelum maupun sesudah penawaran umum, emiten harus memberikan informasi yang diperlukan bagi investor dan Bapepam. Emiten harus memperhatikan hal-hal tertentu yang akan diinformasikan kepada investor, emiten dilarang untuk memberikan informasi yang salah, memberikan informasi yang setengah benar, memberikan informasi yang tidak lengkap, dan diam sama sekali terhadap fakta/informasi material. Informasi tersebut diperlukan agar investor dapat melakukan informed decision untuk membeli atau tidak membeli suatu efek. Informed decision merupakan landasan bagi terbentuknya harga pasar yang wajar. Apabila emiten tidak

27

Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, Buku Kesatu, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 90.


(41)

memberikan informasi yang benar maka hal tersebut dapat menimbulkan salah pengertian (misleading) bagi investor dalam memberikan judgment.

Selain emiten dan investor, pemerintah juga mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan prinsip keterbukaan, yaitu dalam hal :28

a. Menjamin bahwa investor akan memperoleh informasi yang full

disclosure

Bila ada penawaran umum maka pemerintah mewajibkan emiten untuk men-disclose segala sesuatu yang berhubungan dengan emiten dan emisi sehingga masyarakat akan mendapatkan informasi yang utuh mengenai emisi dan emiten yang bersangkutan.

b. Menjamin dan meng-enforced prinsip keterbukaan

Setiap keputusan untuk melakukan investasi pasti mengandung risiko, semakin besar keuntungan yang dapat diambil maka semakin besae pula risiko yang harus diambil. Untuk menghindari atau meminimalkan risiko dapat ditempuh beberapa cara, misalnya melalui risk avoidance, dalam hal ini informasi yang dimiliki oleh investor sangat penting untuk memastikan apakah ia akan membeli atau menjual saham sehingga peran pemerintah untuk menjamin dan memastikan bahwa emiten telah melaksanakan prinsip keterbukaan sangat penting.

28


(42)

2. Dasar Hukum

Dasar hukum dari prinsip keterbukaan yang merupakan kewaijban bagi para pelaku pasar modal terutama Emiten untuk melaksanakan kegiatan pada pasar modal adalah :

a. Pasal 85 UU No.8/1995

Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reka Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, Biro Admisitrasi Efek, Bank Kustodian, Wali Amanat dan pihak lainnya yang telah memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam.

b. Pasal 86 UU No.8/1995

1) Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib :

a) Menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat ; dan

b) Menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa materiil yang dapat mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut.

2) Emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarammya telah menjadi efektif dapat dikecualikan dari kewajiban untuk menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berdasarkan kententuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam.


(43)

c. Pasal 87 UU No.8/1995

1) Direktur atau Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik wajib melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut.

2) Seriap pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5% (lima perseratus) saham Emiten atau Perusahaan Publik wajib melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham tersebut.

3) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) wajib disampaikan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya kepemilikan atau perubahan kepemilikan atas saham Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.

3. Mekanisme Keterbukaan

Emiten atau perusahaan publik mempunyai kewajiban untuk melaksanakan prinsip keterbukaan yang harus baik sebelum go public maupun setelah go public. a. Prinsip Keterbukaan Sebelum Go Public

Sebelum go public, calon emiten sudah diharuskan untuk melaksanakan prinsip keterbukaan, dengan melaksanakan keterbukaan sebelum go public berarti calon emiten meginformasikan kepada publik mengenai kondisi perusahaannya. Hal ini terutama diperlukan bagi calon investor sebagai salah pertimbangan yang akan mempengaruhi keputusan investasinya.


(44)

1) Keterbukaan Melalui Prospektus

Salah satu mekanisme agar investor mendapat kepastian bahwa emiten telah melaksanakan keterbukaan adalah keharusan bagi setiap perusahaan yang akan go

public untuk menyediakan dokumen yang disebut prospektus. Berdasarkan pasal 1

angka 26 UU No. 8/1995, prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.

Selama ini dikenal tiga teori yang menempatkan informasi tentang perusahaan, termasuk yang terdapat dalam prospektus dalam rangka penawaran umum, dalam posisi yang berbeda yaitu :29

a) Teori Random Walk

Harga dari suatu efek yang terjadi sebelumnya tidak mempengaruhi harga sekarang atau yang akan datang sehingga investor mendapatkan keuntungan di pasar modal karena awarness mereka sendiri.

b) Teori Market Hypothesis

Harga pasar dari suatu efek dipengaruhi oleh informasi yang diberikan kepada publik. Informasi tersebut akan menetukan apakah seseorang akan menjual, membeli atau hold suatu efek, karena itu prospektus memegang peranan penting. Teori ini mengecam tindakan insider trading karena apabila informasi tidak disampaikan kepada publik maka publik akan dirugikan dan

insider akan mendapatkan keuntungan.

29

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 81.


(45)

c) Teori Capital Asset Pricing

Teori ini membedakan antara risk yang sistematis dan risk yang tidak sistematis serta mengajarkan bahwa risiko dalam melakukan investasi di pasar modal dapat dieleminir dengan melakukan diversifikasi. Informasi tentang suatu perusahaan tidaklah penting, yang terpenting adalah Beta dari suatu efek.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktek dalam pasar modal di Indonesia, dikenal tiga macam prospektus, yaitu :30

a) Prospektus Biasa

Bapepam mewajibkan emiten yang akan melakukan penawaran umum untuk membuat prospektus yang berisi informasi mengenai keadaan emiten. Ketentuan mengenai prospektus ini diatur dalam pasal 78 UU No.8/1995 yang diatur lebih lanjut dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 Peraturan No.IX.C.2 mengenai Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum.

b) Prospektus Ringkas

Bapepam mewajibkan emiten untuk mengklaim prospektus ringkas di dua surat kabar berbahasa Indonesia yang salah satunya beredar secara nasional, minimal tiga hari sebelum masa penawaran umum dimulai. Mekanisme prospektus ringkas merupakan metode transparansi yang sangat mahal tetapi tidak efektif karena untuk menganalisa kondisi dan prospek perusahaan tidak

30


(46)

cukup dalam waktu tiga hari, selain itu biaya pemasangan iklan prospektus ringkas sangat mahal.

Ketentuan mengenai prospektus ringkas diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 Peraturan No. IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas dalam rangka Penawaran Umum.

c) Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Oleh Perusahaan Menengah dan Kecil

Ketentuan mengenai prospektus untuk perusahaan menengah dan kecil diatur dalam Keputusan Bapepam No. Kep-56/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 Peraturan No.IX.C.8 mengenai Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah dan Kecil.

Prospektus merupakan salah satu dokumen pokok yang diperlukan oleh suatu perusahaan yang melakukan penawaran umum, karena itu informasi yang terdapat di dalam prospektus harus memuat segala sesuatu yang menggambarkan keadaan emiten sehingga informasi tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan keputusan investasinya. Agar emiten tidak menerbitkan prospektus yang dapat merugikan emiten maka Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan rambu-rambu yuridis bagi suatu prospektus, antara lain :31

31


(47)

a) Dilarang memuat hal-hal :

1) Keterangan yang tidak benar tentang fakta material ;

2) Tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material.

Ketentuan ini diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. Apabila emiten menyajikan informasi yang tidak benar atau tidak menyajikan informasi yang benar mengenai fakta material maka hal ini akan membuat investor mengambil keputusan yang salah.

b) Memuat semua rincian mengenai fakta meteriil.

Fakta materiil adalah fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau dapat fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.32

c) Fakta dan pertimbangan yang terpenting ditempatkan pada tempat yang paling awal.

Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu dan bukan urutan yang terdapat dalam Keputusan Bapepam mengenai Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum.

d) Ekstra hati-hati dalam menggunakan foto, diagram atau tabel karena menimbulkan missleading.

32


(48)

Emiten harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram atau tabel pada prospektus karena hal-hal tersebut dapat memberi kesan yang menyesatkan kepada masyarakat. Emiten harus menjaga agar informasi yang penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting sehingga informasi yang penting luput dari perhatian pembaca.

e) Menggunakan bahasa yang jelas dan komunikatif.

Emiten, Penjamin Pelaksana Emisi, dan Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal bertanggung jawab untuk menetukan dan mengungkapkan fakta secara jelas dan mudah dibaca.

f) Pengungkapan fakta material harus ditekankan sesuai bidang usaha.

Pengungkapan fakta material harus dilakukan secara jelas dengan penekanan sesuai dengan bidang usahanya sehingga prospektus tidak menyesatkan.

g) Harus terdapat pernyataan bahwa semua lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang disebut dalam prospektus tersebut bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka, peraturan yang berada di wilayah RI, kode etik, norma serta standar profesi masing-masing.

h) Harus ada pernyataan bahwa sehubungan dengan penawaran umum maka setiap pihak terafiliasi dilarang memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang diungkapkan dalam prospektus tanpa persetujuan tertulis Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi.

i) Menurut penjelasan pasal 78 ayat (3) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, prospektus minimal harus memuat :


(49)

1) Uraian tentang penawaran umum.

Prospektus harus memuat semua rincian dan fakta material mengenai Penawaran Umum dari Emiten yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui oleh Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. 2) Tujuan dan penggunaan dan penawaran umum.

Keterangan tentang tujuan Penawaran Umum dan penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dibuat secara rinci.

3) Analisis dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan.

Merupakan uraian singkat yang membahas dan menganalisa laporan keuangan dan informasi lain dengan penekanan pada perubahan-perubahan penting dan relevan yang terjadi sejak laporan tahunan terakhir atau sejak pernyataan pendaftaran diajukan.33

4) Risiko usaha.

Keterangan tentang risiko yang disebabkan antara lain oleh persaingan, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional dan kebijakan pemerintah.

5) Data keuangan.

Ikhtisar data keuangan merupakn informasi perbandingan selama lima tahun buku atau sejak awal perusahan bila perusahaan belum lima tahun menjalankan usahanya.34

33

Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1997), hal 102.

34


(50)

6) Keterangan dari segi hukum.

Keterangan dari segi hukum berdasarkan pada pendapat dari Konsultan Hukum

7) Informasi mengenai pemesanan pembelian efek. 8) Keterangan mengenai Anggaran Dasar.

Anggaran Dasar yang diungkapkan adalah Anggaran Dasar terakhir yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman.

9) Harus ada “klausula huruf besar” (klausula yang ditulis dengan huruf besar), yaitu :

a) BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN

MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

b) EMITEN DAN PENJAMIN EMISI EFEK (JIKA ADA) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

c) Jika direncanakan untuk menstabilisasi harga efek tertentu maka harus ada klausula huruf besar sebagai berikut : DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN HARGA EFEK YANG SAMA BAIK JENIS


(51)

MAUPUN KELASNYA, DENGAN YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, PENJAMIN EMISI DAPAT MELAKUKAN STABILISASI HARGA PADA TINGKAT HARGA YANG LEBIH TINGGI DARI YANG MUNGKIN TERJADI DI BURSA EFEK SEKIRANYA TIDAK DILAKUKAN STABILISASI HARGA, MAKA BAIK STABILISASI HARGA MAUPUN PENAWARAN UMUM TERSEBUT DAPAT DIHENTIKAN SEWAKTU-WAKTU.

2) Keterbukaan Melalui Legal Audit

Konsultan Hukum dari perusahaan yang akan melakukan penawaran umum wajib membuat legal audit. Pemeriksaan hukum (legal audit) adalah pemeriksaan terhadap hukum tertulis atau tidak tertulis yang relevan untuk memecahkan suatu kasus atau untuk memberikan pemdapat hukum terhadap suatu masalah, pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran seluruh dokumen dan atau persayaratan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan menurut undang-undang yang berlaku.35

Dalam membuat legal audit, seorang konsultan hukum harus memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut :36

a) Tujuan dibuatnya legal audit adalah untuk menentukan prinsip disclosure, karena itu laporan legal audit harus disediakan bagi publik sebagai publik

information.

35

Normin S. Pakpahan (ed.), Kamus Hukum Ekonomi, Edisi Pertama, (Jakarta : Proyek Elips, 1997), hal 101.

36

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 90.


(52)

b) Legal audit dipakai oleh konsultan hukum untuk membuat legal opinion.

c) Dalam membuat legal audit, seorang konsultan umum harus mengobservasikan hal-hal yang bersifat material dari emiten.

d) Dalam membuat legal audit, konsultan hukum harus menggunakan pendekatan berdasarkan pemeriksaan fisik, dokumen, dan pemeriksaan berdasarkan informasi.

Himpunan Konsultan Hukum telah mengeluarkan standar mengenai hal-hal yang harus diperiksa dan dilaporkan oleh Konsultan Hukum dalam legal auditnya, yaitu :37

a) Anggaran Dasar Emiten dan perubahannya. b) Permodalan dan saham

c) Direksi dan Dewan Komisaris. d) Izin dan persetujuan.

e) Asset. f) Asuransi. g) Tenaga kerja.

h) Pernyataan pada perusahaan lain. i) Perjanjian-perjanjian.

j) Persetujuan dalam rangka emisi efek. k) Perkara-perkara.

37

Fuady, op.cit, Standar Pemeriksaan Hukum dan Pendapat Hukum, (Jakarta: Kutipan dari Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, 1995), hal 4.


(53)

3) Keterbukaan melalui Legal Opinion.

Legal opinion/legal memorandum adalah memo atau pernyataan tertulis

yang berisi pendapat hukum atas suatu masalah berdasarkan pemeriksaan hukum positif yang dibuat oleh ahli hukum.38

4) Keterbukaan melalui Public Expose.

Legal opinion (pendapat hukum) lebih ringkas dibandingkan dengan legal audit karena tidak memaparkan fakta atau data tetapi lebih menitikberatkan pada

pendapat terhadap fakta atau data tersbut. Berbeda dengan legal audit yang tidak termuat dalam prospektus tetapi tersedia untuk publik, legal opinion harus dimuat dalam prospektus.

Public expose merupakan suatu acara dimana Emiten dan pihak lain yang

terlibat menerangkan kepada publik mengenai keadaan Emiten. Public expose dilakukan menjelang dilaksanakannya penawaran efek kepada publik pada pasar perdana.39

b. Prinsip Keterbukaan Setelah Go Public

Setelah penawaran umum dinyatakan efektif, emiten harus tetap menyampaikan informasi dan fakta-fakta yang penting dan relevan yang dapat mempengaruhi keputusan investasi. Disclosure ini disebut continuing disclosure dan harus disampaikan kepada Bapepam, diumumkan kepada publik serta menjadi dokumen publik.

Informasi yang diungkapkan oleh Emiten kepada masyarakat dan investor pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu informasi keuangan yang

38

Pakpahan, op.cit, hal 102.

39

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 95.


(54)

termuat dalam laporan keuangan tahunan dan tengah dan informasi non-keuangan.40

1) Informasi Keuangan

Perusahaan yang telah go public mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan secara periodik kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada publik. Ketentuan ini diatur dalam pasal 86 ayat (1) huruf a UU No.8/1995 tentang Pasar Modal mengenai Pelaporan dan Keterbukaan Informasi yang dijabarkan lebih lanjut dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-80/PM/1996 Peraturan No.X.K.2 mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Keauangan Berkala.

Berdasarkan kedua peraturan perundang-undangan tersebut maka laporan keuangan yang wajib disampaikan oleh Emiten secara berkala terdiri dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan.

a) Laporan Keuangan Tahunan

1) Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan dan pendapat Akuntan dan disampaikan kepada Bapepam paling lambat 120 hari setelah tanggal tahun buku berakhir.

2) Laporan keuangan tahunan wajib diumumkan kepada publik dengan ketentuan sebagai berikut :

a) perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi (khusus perbankan) minimal dalam dua surat

40

I Putu Gede Ary Suta, 18 Januari 1995, Keterbukaan Informasi Dalam Rangka

Perlindungan Terhadap Investor, Disampaikan pada Seminar Sehari dengan Tema “Menyongsong

Rancangan Undang-undang Pasar Modal dalam Rangka Mobilisasi Dana Masyarakat, Jakarta : CPE Associates, hal 8.


(55)

kabar harian berbahasa indonesia, salah satunya terbit secara nasional dan yang lainnya yang terbit di tempat kedudukan Emiten dan Perusahaan Publik paling lambat 120 hari setelah tahun buku berakhir. Perusahaan menengah dan kecil wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan komitmen dan kontijensi (khusus perbankan) minimal dalam satu surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit secara nasional ;

b) bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi yang diumumkan harus sama dengan yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada Bapepam ;

c) bukti pengumuman harus disampaikan kepada Bapepam paling lambat dua hari kerja setelah tanggal pengumuman.

3) Jika terdapat perbedaan antara laporan keuangan tengah tahunan yang telah disampaikan tersendiri kepada masyarakat dengan data periode yang sama yang secara implisit sudah terdapat dalam laporan keuangan tahunan, maka hal ini harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Perbedaan data laporan keuangan tengah tahunan terutama terjadi karena adanya saran dan koreksi dari Akuntan dalam pemeriksaan (audit) laporan keuangan tahunan. Penjelasan tersebut juga mencakup perbedaan laba bersih yang terjadi dan hal-hal lain yang menyebabkan perubahaan.

4) Laporan keuangan tahunan merupakan bagian dari laporan tahunan untuk keperluan RUPS.


(56)

b) Laporan Keuangan Tengah Tahunan

1) Laporan keuangan tengah tahunan disampaikan kepada Bapepam dalam jangka waktu sebagai berikut :

a) jika tidak disertai laporan Akuntan, paling lambat 60 hari setelah tanggal tengah tahun buku perusahaan berakhir ;

b) jika disertai laporan Akuntan yang memberi pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan, paling lambat 120 hari setelah tanggal tengah tahun buku perusahaan berakhir.

5) Laporan keuangan tengah tahunan disusun berdasarkan prinsip yang sama dengan laporan keuangan tahunan dan mencakup penyesuaian yang biasa dilakukan pada akhir periode akuntansi perusahaan demi tercapainya dasar aktual.

6) Jika terdapat perbedaan antara laporan keuangan tengah tahunan dengan data periode yang sama dalam penyusunan laporan keuangan tahunan, maka laporan keuangan tengah tahunan yang disajikan secara perbandingan dengan laporan keuangan tengah tahunan periode berikutnya harus ditetapkan kembali sesuai dengan data yang telah dicakup dengan laporan keungan tahunan.

7) Laporan keuangan tahunan wajib diumumkan kepada masyarakat dengan ketentuan sebagai berikut :

a) perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi (khusus perbankan) minimal dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar secara nasional ;


(57)

b) bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi (khusus perbankan) yang diumumkan harus sama dengan yang terdapat dalam laporan keuangan tengah tahunan yang disampaikan kepada Bapepam;

c) pengumuman dilakukan sesuai dengan jangka waktu menurut kewajiban penyampaian laporan keuangan tengah tahunan kepada Bapepam. Bukti pengumuman harus disampaikan kepada Bapepam paling lambat dua hari kerja setelah tanggal pengumuman.

Dalam menyampaikan laporan keuangan berkala, Emiten harus memperhatikan beberapa prinsip tertentu, yaitu :41

a) Laporan keuangan berkala harus disajikan dalam bahasa Indonesia.

b) Laporan keuangan berkala harus disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama dengan tahun sebelumnya jika ada.

c) Laporan keuangan berkala harus dibuat berdasarkan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum, yakni Satandar Akutansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) dan ketentuan akutansi di bidang pasar modal yang ditetapkan oleh Bapepam.

d) Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam.

e) Laporan tahunan wajib diumumkan kepada publik, yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi (khusus perbankan). Laporan tahunan wajib diumumkan dalam dua surat kabar, salah satunya

41

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996), hal 97.


(58)

beredar secara nasional. Bagi perusahaan menengah dan kecil cukup dalam satu surat kabar yang beredar secara nasional. Untuk laporan keuangan tengah tahunan cukup diumumkan dalam salah satu kabar yang beredar secara nasional.

Laporan keuangan berkala yang harus disampaikan kepada Bapepam terdiri dari:42

1) Neraca

2) Laporan laba rugi 3) Laporan saldo laba 4) Laporan arus kas

5) Catatan atas laporan keuangan

6) Laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan, seperti laporan komitmen dan kontijensi untuk Emiten dan Perusahaan Publik yang bergerak dalam bidang perbankan.

2) Informasi Non-Keuangan

Selain informasi keuangan, Bapepam juga mengharuskan Emiten untuk menyampaikan informasi non-keuangan, yaitu informasi mengenai kejadian penting dan relevan yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investor. Informasi non-keuangan antara lain meliputi :43

a) Laporan kejadian material

42

Ibid, hal 97.

43


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab-bab di depan, dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pasar modal mempunyai peranan strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Landasan hukum kukuh yang dibutuhkan agar pasar modal dapat berkembang dan untuk lebih menjamin kepastian hukum bagi pihak-pihak pemodal dari praktek-praktek yang merugikan. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan ujung tombak dalam melakukan law enforcement di pasar modal, baik buruknya pasar modal tergantung kepada kebijakan dan tindakan yang diambil oleh BAPEPAM. UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal mengatur kedudukan dan fungsi BAPEPAM secara multi formasi, yaitu pengaturan umumm, pengaturan terperinci, dan pengaturan sporadis.

2. Untuk menjadi perusahaan yang sudah go public yang sahamnya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), perusahaan perlu memperoleh persetujuan dari BEJ dengan mengajukan permohonan pencatatan kepada BEJ dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Setelah dokumen-dokumen lengkap dan mencukupi, BEJ hanya memerlukan waktu 10 Bursa untuk memberikan persetujuan pencatatan. Jika memenuhi syarat, BEJ memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan.


(2)

Setelah mendapatkan persetujuan, calon perusahaan terbuka tersebut mengajukan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran umum.

Apabila pernyataan pendaftaran calon emiten telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM-LK, maka calon emiten tersebut dapat melakukan proses Penawaran Umum. Keseluruhan proses Penawaran Umum hanya memerlukan waktu kurang 10 haru kerja, tergantung berapa lama masa penawaran kepada publik yang ditentukan oleh calon perusahaan terbuka dan penjamin emisi. Setelah Penawaran Umum tersebut berakhir, maka perusahaan resmi menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa. 3. Perseroan telah memiliki persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana sesuai dengan persetujuan privatisasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang tercantum dalam Surat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia No. PW/.01/5972/DPR RI/IX/2009 tanggal 16 September 2010. Hal ini telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4/2010 tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Negara Melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

B. Saran

1. Penawaran Umum atau IPO (Initial Public Offering) saat ini sangat berkembang. Oleh karena itu, pengaturan IPO yang berlaku saat ini perlu direvisi untuk mengakomodasi perkembangan pasar. Selain itu, sebelum melakukan Penawaran Umum, sebaiknya perusahaan melakukan kajian yang


(3)

lebih mendalam lagi terhadap keadaan keuangan, aset, kewajiban kepada pihak lain.

2. Bersadarkan pengalaman IPO yang terjadi di Indonesia, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk, maka ke depan untuk menghasilkan sebuah proses IPO yang sukses, maka diperlukan suatu perencanaan yang matang dan terpadu baik sejak proses awal seperti penunjukan lembaga dan profesi penunjang, public expose, komunikasi antara JLU (Joint Lead Underwritter), Kementrian BUMN, road show dan book building, penetuan harga, media monitoring dan pengelolaan informasi publik, public relations, serta keterbukaan informasi emiten (khusunya penggunaan dana hasil IPO) pasca pencatatan saham.

3. Dalam sebuah IPO, Penjamin Emisi mempunyai peran yang sangat penting yang menentukan sukses tidaknya pelaksanaan IPO secara keseluruhan. Dalam hal ini, khususnya JLU (Joint Lead Underwritter) memegang peranan kunci bagi suksesnya IPO jika berhadapan dengan situasi pasar yang kurang kondusif. Oleh karena itu, pembentukan suatu peraturan yang secara khusus mengatur tentang Penjamin Emisi dan JLU pada saat ini sudah sangat diperlukan mengingat semakin berkembangnya Pasar Modal serta peran Penjamin Emisi dan JLU pada saat ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amaruddin. dan Zainal, Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada. 2004.

Asril, Sitompul. Due Diligence Dan Tanggung Jawab Lembaga-Lembaga Penunjang Pada Proses Penawaran Umum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1999.

Bismar, Nasution. Diktat Hukum Pasar Modal. Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 2005.

CST, Kansil. dan Christine, S.T. Kansil. Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1997.

David, Platz. NASDAQ. The Stocks Market For The Smug Digital World. 2000. Djoko, Koesnadi. Perlindungan Minimum Bagi Pemodal. Jakarta: Pusat

Pengkajian Hukum. 1993.

Hadiah, Herawatie. Catatan Ringkas Mengenai Beberapa Pelanggaran di Pasar Modal. Jakarta: Biro Hukum dan PUU Sekretariat Kabiner RI.

Hamud, M.Balfas. Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasan Perdagangan di Bursa. Jakarta: PT. Tatanusa. 2006.

_________ Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT. Tatanusa. 2006.

Hardijan, Rusli. Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1997.

I, Putu Gede Ary Suta. Keterbukaan Informasi Dalam Rangka Perlindungan Terhadap Investor. Jakarta: CPE Associates. 1995.

Indra, Safitri. Transparansi, Independensi, dan Pengawasan Kejahatan Pasar Modal. Jakarta: Go Global Book, Safitri & Co Publication Book Division. 1998.

Jasso, Winarto. Pasar Modal Indonesia : Restropeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ. Cetakan pertama. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1997.

John, Downes. dan Jordan, Elliot Goodman. Dictionary Of Finance and Investment Terms. Barron’s Education Series. Inc. 1998.


(5)

Marzuki, Usman. Singgih, Riphat. Syahrir, Ika. Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Jakarta: Institut Bankir Indonesia. 1997.

Munir, Fuady. Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek. Buku Kesatu. Bandung: Citra Aditya Bakti. 1996.

_________.Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum). Bandung: Citra Aditya Bakti. 1996.

Normin, S.Pakpahan. Kamus Hukum Ekonomi Elips. Edisi Pertama. Jakarta: Proyek Elips. 1997.

Pandji, Anoraga. dan Piji, Pakarti. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006.

Prospektus Awal PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Jakarta. 2011. Robert, A.G.Monk dan Nell, Minow. Corporate Governance.

Soerjono, Soekanto. dan Sri, Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada. 2007.

Sri, Redzeki Hartono. Prospek Pasar Modal di Indonesia dan Perlindungan Hukum Pemegang Saham. Yogyakarta: FH UGM. 1994.

Thomas, Flitch. Over The Counter (OTC). Thomas Flitch, Supra.

Tjiptono, Darmadji. dan Hendry, M.Fakhruddin, Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. 2001.

Perundang-undangan

• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

• Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

• Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2 Tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

• Peraturan BAPEPAM No. IX.A.1. Tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran.

• Peraturan Pencatatan Efek No. I-A Tentang Pencatatan Efek Saham dan Efek Bersfifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat (Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-305/BEJ/07-2004.

• Peraturan BAPEPAM No. XI.B.2 (Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-45/PM/1998) Tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik.


(6)

• Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 Tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum.

Website

Erry Firmansyah, Panduan Go Public,

Maret 2011.

Koran

Informasi Tambahan Dan/Atau Perbaikan Prospektus Ringkas, Bisnis Indonesia,

Rabu 2 Februari 2011.

• Harian Kompas, Senin 06 Februari 2011. • , Minggu 07 Februari 2011.