Ketentuan-Ketentuan Pencatatan Saham Dalam Pasar Modal

B. Ketentuan-Ketentuan Pencatatan Saham Dalam Pasar Modal

Untuk memasuki tahap dapat diperdagangkan di bursa perusahaan atau emiten tersebut harus mencatatkan Efeknya, sehingga memungkinkan Efek yang diterbitkannya dapat diperdagangkan di bursa. Oleh karena itu tindakan pencatatan ini memang menjadi keputusan penting Emiten, sepanjang Emiten tersebut dapat memenuhi syarat dan prosedur yang diminta oleh bursa, di mana Efek Emiten tersebut akan dicatatkan. Dengan pencatatan ini pula, Efek atau saham dapat ditransaksikan oleh pemiliknya di bursa di mana Efek atau saham dicatatkan. Tetapi ini bukan berarti bahwa karena suatu saham atau Efek tidak dicatatkan maka saham tersebut tidak dapat ditransaksikan, karena untuk ini akan berkembang pasar yang terjadi di luar bursa, sehingga tetap memungkinkan saham-saham tersebut diperdagangkan dengan relatif mudah oleh para investor. 82 Pencatatan Efek merupakan tahap akhir dalam suatu prosesi suatu penawaran umum Efek. Setelah dilakukannya pencatatan yang kemudian diikuti oleh perdagangan atas Efek Emiten di bursa, maka selesailah proses pasar perdana yang merupakan Penawaran Umum itu sendiri. Selanjutnya dimulailah proses perdagangan atas Efek di pasar, yaitu dimana Efek tidak lagi diperdagangkan atau dijual dari Emiten kepada investor tetapi antara satu investor dengan investor lainnya. Dalam perdagangan atau yang biasa dikenal dengan pasar sekunder ini, perdagangan Efek Emiten sudah terlepas sama sekali dari Emiten, dalam arti saham yang diperdagangkan bukan lagi berasal Emiten seperti dipasar perdana, 82 Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta : PT. Tatanusa, 2006, hal 289. Universitas Sumatera Utara tetapi telah merupakan saham yang dipindahtangankan dari satu investor lainnya di pasar yang biasa dikenal dengan bursa. 83 Istilah pencatatan listing sendiri dirumuskan sebagai pencantuman suatu Efek dalam daftar yang tercatat di bursa sehingga dapat diperdagangkan di bursa. 84 Dengan kata lain pencatatan adalah izin yang diberikan kepada Emiten dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, untuk memungkinkan sahamnya diperdagangkan di lantai perdagangan bursa di mana Efek tersebut tercatat. Seperti juga penjamin emisi, meskipun pencatatan Efek adalah satu proses penting, pencatatan bukanlah merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh Emiten. Jika pencatatan tersebut telah dinyatakan oleh Emiten dalam Prospektus, dan kemudian karena suatu alasan pencatatan tersebut tidak pernah terjadi, akibatnya akan sangat besar bagi Penawaran Saham Umum, karena akan mengakibatkan Penawaran Umum batal demi hukum, dan pembayaran pesanan yang telah dilakukan oleh investor wajib dikembalikan kepada para pemesannya. 85 Dengan kata lain meskipun pencatatan hanyalah merupakan pilihan bagi Emiten. Tetapi bagi pemodalinvestor pencatatan Efek di bursa Efek adalah salah satu hal penting. Bagi investor pencatatan Efek dijadikan salah satu dasar pertimbangan dan keputusan untuk melakukan investasi oleh pemodal. 86 83 Ibid, hal 290. 84 Angka I.16 Peraturan Pencatatan Efek No. I-A. tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-305BEJ07-2004 tanggal 19 Juli 2004. 85 Pasal 76 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 86 Penjelasan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara

a. Alasan Mencatatkan Efek

Pencatatan merupakan peristiwa yang penting terutama bagi pemegang Efek atau Saham Emiten. Selain penting untuk likuiditas Efek atau Saham yang dikeluarkan oleh Emiten, pencatatan Efek di bursa juga akan memberikan banyak manfaat bukan hanya kepada saham tetapi juga kepada Emiten. Emiten yang tercatat di Bursa selalu dilihat sebagai perusahaan yang dianggap pengelolaannya dilakukan dengan baik. Karena untuk dapat tercatat di bursa, Emiten harus memenuhi standar yang dianggap relatif lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak tercatat. Emiten yang tercatat di bursa memang tidak hanya harus tunduk kepada peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam, tetapi juga harus tunduk kepada peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh bursa Efek dimana Efek Emiten dicatatkan. Emiten yang tercatat di bursa Efek, yang menerapkan peraturan pencatatan yang lebih ketat, akan berusaha untuk mematuhi peraturan yang lebih ketat. Karena tidak dipenuhinya sebagian saja dari aturan pencatatam yang diterapkan oleh bursa dapat mengakibatkan perusahaan Emiten dikeluarkan dari pencatatan delisting. Pengeluaran dari daftar pencatatan ini akan memberikanakibat yang juga tidak sedikit bagi pemegang saham, dan akhirnya juga bagi manajemen perusahaan. 87 Selain memberikan gambaran bahwa perusahaan yang tercatat di bursa merupakan perusahaan yang dikelola dengan baik, bursa juga memberikan prestise bagi perusahaan yang tercatat. Hal ini dikarenakan persyaratan pencatatan antara satu bursa dengan bursa lainnya tidak selalu sama. Bursa yang 87 Hamud Balfas, Op.Cit, hal 291. Universitas Sumatera Utara menginginkan kinerja perusahaan yang baik, akan menerapkan persyaratan pencatatan yang lebih ketat dibandingkan dengan bursa lain. Pada akhirnya persyaratan ini juga akan ditujukan kepada perusahaan jenis yang dikehendaki oleh suatu bursa untuk dapat tercatat di bursa tersebut. Karena persyaratan pencatatan yang berbeda maka ada semacam kelas tersendiri dari masing-masing bursa tersebut, yang mencerminkan persyaratan yang diterapkan di dalamnya. Bursa Efek Jakarta BEJ misalnya dianggap sebagai bursa utama, meskipun sebagaimana kita ketahui di Indonesia ada bursa lainnya yang menjadi pesaing dari BEJ yaitu Bursa Efek Surabaya BES. Hal ini karena persyaratan pencatatan yang diterapkan oleh BEJ dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan persyaratan di BES, yang memang lebih mengkhususkan sasarannya kepada perusahaan menengah dan kecil. Tetapi ini tidak berarti bahwa Emiten-Emiten yang mencatatkan Efek khususnya saham mereka di BES adalah perusahaan kelas dua. 88 Emiten tersebut bukanlah perusahaan yang tidak mempunyai prospek apabila sahamnya dicatatkan di bursa yang persyaratannya lebih rendah. Emiten- Emiten tersebut hanya tidak memenuhi syarat baik berupa asset, jumlah pemegang saham yang ada waktu pencatatan dilakukan, keuntungan atau pun usia yang masih muda sehingga pencatatannya di bursa yang mempunyai persyaratan yang lebih tinggi tidak dapat dilakukan. Banyak perusahaan yang masuk dalam kategori yang dianggap lebih rendah dapat saja tumbuh menjadi besar, dan berkembang dengan berjalannya waktu. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut 88 Ibid. Universitas Sumatera Utara dapat pindah ke bursa dengan persyaratan pencatatan lebih tinggi. 89 Demikian juga sebaliknya dengan perusahaan-perusahaan besar yang semula tercatat di bursa yang mengaruskan persyaratan yang lebih tinggi. Banyak dari perusahaan- perusahaan tersebut yang tidak dapat mempertahankan kinerja, sehingga akhirnya juga harus dikeluarkan dari bursa tersebut. Bahkan hanya diperdagangkan di luar bursa pasar Over the Counter. 90

b. Persyaratan Pencatatan

Karena memang sama sekali sudah tidak memenuhi syarat untuk diterima di bursa manapun. a. Syarat Jumlah Pemegang Saham Salah satu unsur penting dalam persyaratan pencatatan adalah jumlah pemegang saham, yang diharuskan ada dalam suatu perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa Efek tersebut. Salah satu tujuan didirikannya bursa Efek dan mencatatkan saham di bursa adalah memberikan likuiditas bagi para pemegang sahamnya. Faktor utama untuk mencapai likuiditas atas suatu Efek adalah banyaknya jumlah pemegang Efek kemungkinannya adalah Efek tersebut akan makin likuid. Sebaliknya, apabila suatu Efek hanya dimiliki oleh beberapa pemegang saja maka kemungkinannya Efek atau saham tersebut akan kurang likuiditasnya. Dengan kurangnya likuiditas, pemegang Efek akan kesulitan untuk memindahtangankan Efek yang dimilikinya sehingga dalam banyak hal akan dapat merugikannya. 91 Berdasarkan penjelasan diatas maka bursa kemudian mencantumkan jumlah pemegang saham sebagai persyaratan pencatatan awal untuk dapat tercatat di 89 David Platz, NASDAQ, The Stock Market For The Smug Digital World, 21 April 2000. 90 Thomas Flitch, Over the Counter OTC, Thomas Flitch, Supra, hal 445. 91 Hamud Balfas, Op.Cit, hal 296. Universitas Sumatera Utara bursa tersebut. Bursa yang ingin melihat Efek yang tercatat di tempatnya mempunyai likuiditas yang tinggi, akan mensyaratkan agar Emiten ketika pertama kali mencatatkan sahamnya di bursa itu mempunyai jumlah pemegang saham yang cukup banyak sehingga memungkinkan adanya likuiditas yang baik. Dalam peraturan pencatatan BEJ, yang mensyaratkan bahwa jumlah pemegang saham untuk Emiten yang ingin tercatat di papan utama adalah 1000 pemegang saham yang memiliki sekurang-kurangnya 1 satu satuan perdagangan. 92 Persyaratan ini berbeda dengan persyaratan untuk pencatatan saham di papan pengembangan, yang sesuai dengan namanya memang dimaksudkan mempunyai tingkat di bawah papan utama. Di papan pengembangan persyaratannya adalah 500 pemegang saham. 93 Persyaratan jumlah pemegang saham ini juga diterapkan terus oleh bursa untuk menjadi syarat dapat tidaknya suatu Emiten bertahan di bursa. Tujuannya adalah untuk mempertahankan perusahaan-perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi di bursa. Persyaratan mempertahankan jumlah pemegang saham pada angka tertentu disebabkan karena dengan berjalannya waktu ada kemungkinan jumlah pemegang saham Emiten menjadi berkurang dari jumlah pada waktu pencatatan awal dilakukan oleh Emiten tersebut. Untuk itu misalnya BEJ menerapkan ketentuan bahwa apabila Emiten memiliki kurang dari 500 pemegang saham dalam jangka waktu 6 enam bulan terakhir berturut-turut maka Emiten akan dipindahkan status tercatatnya dari sebelumnya di papan utama ke papan 92 Angka III.2.6, Peraturan Pencatatan Efek No. I-A. 93 Angka III.2.6, Peraturan Pencatatan Efek No. I-B. Universitas Sumatera Utara pengembangan. 94 Bahkan lebih lanjut Emiten akan dihapuskan pencatatan sahamnya delisting dari BEJ, apabila jumlah pemegang saham yang memiliki sekurang-kurangnya 1 satu satuan perdagangan, kurang dari 100 seratus pemegang saham dalam jangka waktu 6 enam bulan berturut-turut. 95 Apabila persyaratan mempertahankan jumlah pemegang saham minimum tersebut tidak dapat terpenuhi, ada kemungkinan Emiten akan diturunkan statusnya dari papan utama ke papan pengembangan. Saham Emiten akan dihapuskan dari pencatatan delisting di bursa apabila tidak memenuhi persyaratan minimum jumlah pemegang saham yang ditentukan. Hal yang sama juga akan berlaku untuk Emiten yang jumlah pemegang saham meningkat. Emiten yang tadinya tercatat di papan pengembangan, misalnya, akan naik ke papan utama apabila Emiten memiliki pemegang saham, yang memiliki sekurang- kurangnya 1 satu satuan perdagangan, paling sedikit 800 delapan ratus dalam jangka waktu 6 enam bulan terakhir berturut-turut. Tujuan utama dari persyaratan ini jelas untuk mendorong perusahaan atau Emiten melakukan pengelolaan usaha yang baik sehingga akhirnya menarik investor untuk membeli saham-sahamnya. 96 b. Syarat Jumlah Saham Kenaikan ini tentunya juga harus dengan memenuhi persyaratan lain, yang ditentukan oleh bursa bersangkutan. Persyaratan pencatatan lain yang juga berhubungan dengan likuiditas adalah jumlah Efek atau saham yang akan dicatatkan di bursa itu sendiri. Jumlah saham 94 Angka III.3.7, Peraturan Pencatatan Efek No. I-B. 95 Huruf E..3.a.xvi, idem, Peraturan Pencatatan Lama, 2000. 96 Huruf D.1.a.vii idem, Peraturan Pencatatan Lama. Universitas Sumatera Utara ini juga akan menentukan likuid tidaknya saham Emiten di pasar. Jumlah saham pada akhirnya juga akan menentukan besar tidaknya Emiten. Perusahaan ukuran kecil dan menengah biasanya mempunyai jumlah saham yang dikeluarkan relatif lebih kecil dari perusahaan besar. Oleh karena itu masing-masing bursa akan menentukan jumlah saham yang harus dicatatkan apabila Emiten akan mencatatkan sahamnya di bursa tersebut. Bursa-bursa utama yang besar seperti BEJ akan menerapkan jumlah pemegang saham yang lebih besar dibandingkan dengan bursa lain yang lebih kecil. Dalam papan utama, jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham Pengendali sekurang-kurangnya 100.000.000 seratus juta saham. 97 Sedangkan untuk papan pengembangan BEJ menentukan angka 50.000.000 lima puluh juta. 98 Jumlah saham juga akan menetukan dapat tidaknya Emiten terus tercatat di BEJ. Emiten yang jumlah saham dipegang oleh pemegang saham, yang bukan pemegang saham pengendali, yang bertambah mencapai angka minimum tertentu akan naik statusnya, dari papan pengembangan ke papan utama. 99 Apabila Emiten mengalami hal sebaliknya, maka Emiten akan disingkirkan dari papan utama ke papan pengembangan 100 dan seterusnya sehingga saham Emiten akhirnya dapat juga dihapuskan delisting dari pencatatan di bursa tersebut. 101 c. Syarat Jumlah Aktiva Jumlah pemegang saham dan jumlah saham, jumlah aktiva asset menunjukkan besar tidaknya suatu perusahaan. Oleh karena itu jumlah asset ini 97 Angka III.2.6, Peraturan Pencatatan Efek No. I-B. 98 Angka III.3.6, Peraturan Pencatatan Efek No. I-B. 99 Huruf D.1.vi.i, Peraturan Pencatatan Lama. 100 Huruf D.1.b.iii, Peraturan Pencatatan Lama. 101 Huruf E.3.a.xv, Peraturan Pencatatan Lama. Universitas Sumatera Utara juga merupakan syarat yang dicantumkan oleh bursa-bursa, yang mempunyai persyaratan lebih berat. Bursa yang ingin mengambil Emiten-Emiten dengan kapitalisasi pasar besar, biasanya akan mensyaratkan peraturan pencatatan yang juga menekankan pada besarnya jumlah aktiva. 102 Dalam perbedaan jumlah aktiva antara papan utama dan papan pengembangan di BEJ, untuk papan utama yang mempunyai persyaratan lebih berat dari papan pengembangan, BEJ mensyaratkan bahwa Emiten yang bermaksud mencatatkan dirinya mempunyai total aktiva Rp. 100.000.000.000,-. Sedangkan untuk papan pengembangan syarat tersebut adalah Rp. 5.000.000.000,-. 103 d. Syarat Keuntungan Profitabilitas Persyaratan ini juga membedakan antara BEJ dan BES di mana BEJ mencari perusahaan-perusahaan yang relatif besar dari BES dari segi asset. BES sendiri berusaha menampung perusahaan menengah dan kecil, yang belum bisa mendapatkan tempat di BEJ. Keuntungan perusahaan, seperti juga kenaikan harga saham yang menghasilkan capital gain, merupakan harapan semua pemegang saham. Hal ini karena hampir pasti bahwa jika perusahaan secara terus-menerus mendapatkan keuntungan, yang didistribusikan dalam bentuk dividen, ada kemungkinan harga sahamnya akan naik dan akan memberikan capital gain pemegang sahamnya. 104 102 John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Dictionary Of Finance and Investment Terms, arron’s Educational Series. Inc, 1998, hal 57. 103 Angka III.2 dan III.3, Peraturan No. I-B, Peraturan Pencatatan Lama. 104 Thomas Flitch, Supra, Capital Gain adalah selisih lebih positif antara harga ketika efek dibeli dan ketika dijual, hal 103. Karena pentingnya unsur keuntungan ini, maka keuntungan menjadi ukuran dan persyaratan untuk memungkinkan dapat tidaknya sebuah perusahaan tercatat di bursa. Keuntungan yang dipersyaratkan adalah untuk beberapa tahun ke belakang, Universitas Sumatera Utara maka usia dan berdirinya perusahaan menjadi semacam persyaratan yang selalu dicantumkan untuk bursa-bursa, yang dianggap mempunyai persyaratan pencatatan lebih berat dari bursa lainnya. 105 BEJ mensyaratkan adanya unsur keuntungan ini dalam pencatatan sahamnya hanya terhadap perusahaan-perusahaan yang bermaksud mencatatkan di papan utama. Akibat selanjutnya adalah bursa-bursa yang mencantumkan persyaratan ini memang bermaksud menjaring perusahaan- perusahaan yang relatif besar, dan mempunyai sejarah yang cukup panjang yang biasanya dikenal dengan perusahaan-perusahaan blue chip. 106 Perusahaan yang ingin tercatat di papan pengembangan unsur keuntungan ini tidak disyaratkan. Seperti juga dengan persyaratan lainnya, yang harus tetap dipertahankan, maka persyaratan ini akan menentukan berpindahnya Emiten dari satu papan ke papan lain, atau menyebabkan perusahaan disingkirkan dari pencatatan di bursa delisting. Perpindahan dari papan pengembangan ke papan utama, peraturan pencatatan BEJ mensyaratkan bahwa berdasarkan laporan keuangan tahunan dua tahun terakhir, Emiten memperoleh laba usaha sebelum pajak sekurang-kurangnya Rp. 20.000.000.000,- dua puluh milyar rupiah, 107 105 Angka III.2. dan III.3, Peraturan No. I-B, mengenai syarat lama berdirinya perusahaan di mana untuk papan utama BEJ mensyaratkan lama pendirian sekurang-kurangnya 36 bulan sedang untuk papan pengembangan lama pendirian sekurang-kurangnya adalah 12 bulan. 106 Huruf A.2.f, idem, Peraturan Pencatatan Lama. 107 Huruf D..1.v, idem, Peraturan Pencatatan baru sama sekali tidak mensyaratkan adanya keuntungan perusahaan. dan akumulasi laba sebelum pajak untuk dua tahun terakhir sekurang-kurangnya Rp. 30.000.000.000,- tiga puluh milyar rupiah. Dari ketentuan ini untuk meningkatkan status ke papan utama Emiten juga harus memenuhi persyaratan Universitas Sumatera Utara keuntungan yang sama seperti untuk perusahaan yang bermaksud melakukan pencatatan awal di papan utama. e. Syarat Aktivitas Transaksi Syarat banyaknya transaksi yang terjadi atas Efek Emiten bukanlah syarat untuk memungkinkan sebuah perusahaan tercatat di suatu bursa. Tetapi lebih sebagai salah satu syarat untuk mempertahankan kelangsungan tercatatnya Efek di papan utama, atau turunnya status saham dalam pencatatan di papan utama ke papan pengembangan. BEJ mensyaratkan bahwa Emiten yang sahamnya tercatat di papan pengembangan akan dipindahkan ke papan utama apabila frekuensi transaksi di pasar reguler selama jangka waktu enam bulan terakhir berturut-turut sedikitnya 10 sepuluh kali dalam setiap bulannya. 108 Sedangkan yang menyebabkan pindahnya saham dari papan utama ke papan pengembangan apabila tidak ada transaksi di pasar reguler selama jangka waktu 3 tiga bulan terakhir secara berturut-turut. 109 Syarat ini juga merupakan elemen tetap dapat tercatatnya saham di bursa, sehingga terhindar dari kemungkinan penghapusan delisting. 110 Menyangkut banyaknya jumlah transaksi adalah persyaratan volume transaksi. Banykanya transaksi yang terjadi, volume transaksi juga merupakan syarat untuk Banyaknya transaksi atas suatu Efek merupakan cerminan dari adanya likuiditas yang baik di suatu bursa. Sepanjang pemegan saham beredar dan dipegang oleh pemegang yang tidak terafiliasi cuku banyak, serta adanya keuntungan perusahaan yang terus-menerus, maka persyaratan ini umumnya dapat dengan mudah terjangkau oleh banyak Emiten. 108 Huruf D.1.a.x, Peraturan Pencatatan Lama. 109 Huruf D.1.b.vi, idem, Peraturan Pencatatan Lama. 110 Huruf E.3.a.xii, Peraturan Pencatatan Lama. Universitas Sumatera Utara dapat tetap tercatatnya Efek atau saham di papan utama, atau berpindahnya pencatatan Efek atau saham ke papan utama dari papan pengembangan, serta dihapuskannya pencatatan suatu saham di bursa. Untuk dapat naik ke papan utama dari papan pengembangan, rata-rata volume transaksi untuk 6 enam bulan terakhir sedikitnya adalah 1 satu juta lembar saham tiap bulannya. 111 Sedangkan untuk dapat dihapuskan dari pencatatan, apabila transaksi dalam 12 dua belas bulan terakhir kurang dari 10 sepuluh ribu lembar setiap bulannya. 112 f. Persyaratan Laporan Persyaratan laporan adalah persyaratan yang berhubungan dengan prinsip- prinsip keterbukaan disclosure. Sebagaimana persyaratan transaksi dan volume transaksi, persyaratan laporan ini bukan merupakan persyaratan untuk dapat mencatatkan saham atau Efek di bursa. Tetapi merupakan persyaratan untuk dapat diturunkan status pencatatannya, dari papan utama ke papan pengembangan, atau dihapuskan sama sekali dari pencatatan. 113 111 Huruf D.1.a.xi, Peraturan Pencatatan Lama. 112 Huruf E.3.a.xiv, Peraturan Pencatatan Lama. 113 Huruf D.1.b.xiii, Peraturan Pencatatan Lama. Persyaratan ini juga merupakan cerminan dari kegagalan Emiten untuk memenuhi prinsip keterbukaan, seperti tidak menyampaikan laporan keuangan atau laporan lainnya yang harus disampaikan. Persyaratan ini sangat penting karena menyangkut informasi yang ada dalam perusahaan dan merupakan komponen penting dalam keseluruhan industri pasar modal, yang sangat bergantung atas informasi dari waktu ke waktu disampaikan oleh Emiten. Hanya dengan informasilah investor dapat mengambil keputusan yang tepat dan benar atas Emiten dan Efeknya. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana yang dikemukakan di atas, persyaratan yang dijabarkan adalah persyaratan utama, dan umumnya dicantumkan oleh bursa dalam menerima Emiten untuk dicatatkan di bursa. Bursa dapat menentukan bahwa Emiten diminta untuk menyampaikan audit lingkungan setiap 3 tiga tahun agar memenuhi persyaratan pencatatan, atau produk yang dihasilkan Emiten tidak membahayakan lingkungan. Bursa dapat juga menentukan bahwa agar saham Emiten dapat tetap tercatat di bursa, harga saham tidak boleh diperdagangkan di bawah harga tertentu selama jangka waktu tertentu. Mengenai hal ini BEJ menentukan bahwa untuk dapat pindah dari papan pengembangan ke papan utama, harga rata-rata penutupan saham Emiten selama 6 enam bulan terakhir sekurang-kurangnya Rp. 600,- enam ratus rupiah. 114 Sebaliknya salah satu persyaratan yang menyebabkan status Emiten turun dari papan pengembangan adalah apabila harga sahamnya kurang dari Rp. 500,- lima ratus rupiah dalam 6 enam bulan terakhir. 115 Salah satu alasan bursa menginginkan saham di atas nilai tertentu, karena saham yang terlalu murah dianggap merupakan penny stock, bahwa bursa tersebut adalah bursa dengan persyaratan pencatatan yang kurang ketat. 116

c. Biaya Pencatatan dan Delisting

Untuk biaya pencatatan awal, BEJ mengenakan tarif yang dikaitkan dengan besarnya modal yang disetor perusahaan. Semakin besar modal perseroan, semakin besar juga biaya pencatatan yang dikenakan, meskipun untuk itu BEJ menetapkan jumlah biaya minimal dan maksimal masing-masing Rp. 10.000.000,- 114 Huruf D.1.a.xii, Peraturan Pencatatan Lama. 115 Huruf D.1.b.viii, Peraturan Pencatatan Lama. 116 John Downes, Op.Cit, Penny Stock adalah istilah yang digunakan untuk saham yang harganya murah sekali biasanya kurang dari satu dollar, hal 440. Universitas Sumatera Utara sepupuh juta rupiah dan Rp. 150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah,-. 117 Untuk biaya pencatatan tahunan juga dikenakan dengan cara yang sama, yaitu berdasarkan jumlah modal disetor dan ada ketentuan biaya minimum dan maksimum. Meskipun untuk tarif pengali dalam dua jenis pencatatan ini dibedakan, yaitu Rp. 100.000,- seratus ribu rupiah untuk pencatatan awal, dan Rp. 500.000,- lima ratus ribu rupiah untuk pencatatan tambahan masing-masing setiap satu milyar rupiah atau bagian dari itu. 118 Delisting juga merupakan hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pemegang saham. Ini dikarenakan apabila disebabkan oleh peraturan bursa, juga merupakan tanda adanya ketidakberesan dalam pengelolaan Emiten yang bersangkutan. Delisting dapat dilakukan baik karena kemauan pemegang saham dan perusahaan Voluntary Delisting, ataupun karena Emiten tidak memenuhi lagi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh bursa, seperti adanya kerugian terus-menerus, disclosure yang kurang tidak tepatnya laporan Biaya pencatatan tahunan untuk jumlah saham yang sama akan lebih murah dari biaya pencatatan awal sehingga struktur biayanya sama dengan struktur biaya ketika perusahaan baru pertama kali masuk ke bursa dan dikenakan biaya pencatatan awal. Apabila Emiten dengan modal disetor Rp. 200.000.000.000,- dua ratus milyar rupiah melakukan pencatatan saham maka biaya pencatatannya adalah biaya maksimal yaitu Rp. 150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah. 117 Angka VIII, Peraturan Pencatatan No. I-A. 118 Ibid. Universitas Sumatera Utara keuangan. 119 Delisting yang disebabkan oleh kemauan pemegang saham dan perusahaan, haruslah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Pengaruh paling besar dari delisting adalah hilangnya likuiditas atas Efek atau saham tersebut, dan ini dapat mempengaruhi harga dari Efek tersebut. 120 Sedangkan delisting yang dilakukan oleh bursa adalah karena Emiten tidak lagi dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bursa. Syarat-syarat dilakukannya delisting adalah masalah seperti kepailitan, likuidasi serta bubarnya perusahaan karena penggabungan dan peleburan. 121 Delisting yang dilakukan atas kemauan pemegang saham Voluntary Delisting terutama karena adanya pembelian kembali Buyback saham Emiten oleh Emiten. Sebagai catatan penutup atas masalah pencatatan saham ini, dapat disampaikan bahwa meskipun pencatatannya telah dihapuskan dari bursa, saham Emiten tetap punya potensi untuk kembali tercatat di bursa tersebut, sepanjang Emiten dapat memenuhi syarat-syarat pencatatan yang ditentukan bursa. 122 119 Huruf E.1, Peraturan Pencatatan Lama. 120 Huruf E.2.a dan b, Peraturan Pencatatan Lama. 121 Huruf E.3, Peraturan Pencatatan Lama. 122 Peraturan BAPEPAM No. XI.B.2 Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep- 45PM1998 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik. Dengan buyback berarti jumlah saham beredar di pasar akan mengalami pengurangan dan karena itu akan mengurangi likuiditas, yang merupakan salah satu persyaratan penting yang diminta dalam pencatatan saham di bursa. Pembelian kembali saham oleh Emiten ini dapat juga dilakukan oleh pemegang saham utama, yang ingin melakukan going private, yaitu tidak lagi menjadi sebuah perusahaan publik, sehingga tidak ada juga kewajiban untuk Universitas Sumatera Utara melakukan pencatatan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh pemegang saham utama yang membeli saham dari pemegang saham lainnya di pasar atau karena adanya Penawaran Tender, yang dapat menyebabkan penguasaan saham oleh investor menjadi kecil, dan dapat mengakibatkan teejadinya delisting. 123

d. Pencatatan Efek dan Corporate Governance

Meskipun pencatatan listing Efek bukanlah merupakan suatu kewajiban bagi Emiten, yang melakukan Penawaran Umum atas saham. Tetapi pencatatan saham di bursa memberikan keuntungan bagi pemegang saham atas saham yang ditawarkan oleh Emiten. Keuntungan bagi pemegang saham dengan pencatatan saham Emiten adalah kemudahan untuk bertransaksi sehingga memberikan likuiditas atas saham tersebut. Dengan demikian pemegang saham akan dengan mudah menjual saham yang dipegangnya untuk mendapatkan dana atau membeli saham untuk berinvestasi. Bursa mempunyai peraturan pencatatan yang biasanya mengharuskan keterbukaan yang lebih, sebagai tambahan atas keterbukaan yang telah diwajibkan dalam Undang-undang Pasar Modal dan Peraturan BAPEPAM. Peraturan bursa merupakan tambahan karena merupakan kewajiban tambahan bagi Emiten yang dapat menjadi perusahaan publik telah mempunyai kewajiban keterbukaan. Contoh adanya kewajiban tambahan ini adalah sehubungan dengan peraturan BAPEPAM, yang mewajibkan Emiten untuk menyampaikan laporan keuangan 2 123 Angka 18, Peraturan BAPEPAM No. IX.F.1, tentang Penawaran Tender. Dalam Paraturan ini tegas dinyatakan : “Jika Penawaran Tender dapat mengakibatkan Efek tidak lagi memenuhi Pesyaratan pencatatan di Bursa Efek di mana Efek tersebut tercatat, maka Pihak yang melakukan Penawaran Tender wajib membeli seluruh Efek dimaksud yang ditawarkan oleh semua Pihak kecuali Pemegang Saham Utama”. Universitas Sumatera Utara dua kali dalam setahun yaitu tiap semester. 124 Sebagai kewajiban tambahan dari pencatatan misalnya kewajiban, yang dibebankan oleh Bursa Efek Jakarta, untuk memberikan perlindungan tambahan bagi investor, yaitu mewajibkan Emiten untuk tidak hanya menyampaikan laporan 2 dua kali dalam setahun tetapi 4 empat kali yaitu penyampaian laporan keuangan untuk setiap awal. 125 Selain itu kewajiban ini merupakan barometer mengenai tingkat sampai dimana corporate governance dijalankan dengan baik. Makin banyak keterbukaan terhadap kondisi perusahaan, akan makin transaparan pengelolaan atas Emiten dilakukan. Peran bursa dalam masalah corporate governance sangat strategis dalam kontribusinya untuk menarik pemodal asing ke dalam Pasar Modal. 126 Oleh karena itu penerapan keterbukaan yang lebih akan mencerminkan adanya penerapan prinsip-prinsip corporate governance, dan merupakan alasan yang kuat untuk menanamkan investasi di perusahaan-perusahaan, dan pasar modal di suatu negara. 127 Untuk meningkatkan keterbukaan dan penerapan coprorate governance, BEJ juga menerapkan prinsip transparansi di beberapa bidang lainnya, seperti kewajiban bagi perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan untuk 124 Pasal 86 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Mengenai penyampaian laporan keuangan BAPEPAM menjabarkan lebih lanjut dalam Peraturan BAPEPAM No.X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, dan Pasal 69 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan Peraturan BAPEPAM No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang mengatur mengenai standar akutansi yang berlaku di Pasar Modal Indonesia. 125 Angka III Peraturan No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-306BEJ07-2004 tanggal 19 Juli 2004. 126 Robert A.G. Monks dan Nell Minow, Corporate Governance, hal 250. 127 Philip Day, Well Governed Companies Prove to Be Good Investment, the Asian Wall Street Journal, 1 Mei 2001, hal 1. Universitas Sumatera Utara melakukan keterbukaan yang lebih banyak, dengan menyampaikan laporan bulanan tentang aktivitas eksplorasi. 128 Dorongan lain yang juga dilakukan oleh bursa dalam meningkatkan penerapan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik, adalah dengan memperkenalkan dan mewajibkan adanya komisaris independen, direktur independen serta komite audit. 129 Hal lain yang juga sangat penting untuk memberikan sebanyak mungkin perlindungan investor, dan terhindar dari kemungkinan adanya benturan kepentingan, adalah perlunya kewajiban bagi perusahaan untuk menggantikan secara berkala auditor dan akuntan yang digunakan oleh perusahaan. Hal ini karena dengan penggantian akuntan secara berkala, akan dimungkinkan terhindarnya hubungan yang terlalu dekat antara direksi dengan akuntan, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah benturan kepentingan dalam pekerjaan akuntan dan auditor, yang sangat merugikan pemegang saham. Hal ini, telah dilakukan oleh BAPEPAM dalam Peraturan tentang Independensi Akuntan yang memberikan Jasa Audit di Pasar Modal yang mewajibkan Emiten untuk Sehubungan dengan adanya komisaris independen, direktur independen serta komite audit, maka perlu diperhatikan bagaimana pertunjukan orang yang akan menduduki kedua lembaga ini. Hal yang pertama perlu diperhatikan adalah kemungkinan terjadi conflict of interest antar perusahaan dengan kepentingan komisaris atau direktur independen tersebut. 128 Angka III.3.1, Peraturan No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-306BEJ07-2004 tanggal 19 Juli 2004. 129 Angka III. Peraturan Pencatatan Efek No. I-A Keputusan PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-305BEJ07-2004 tanggal 19 Juli 2004. Universitas Sumatera Utara melakukan penunjukan akuntan publik paling lama untuk waktu paling lama 5 lima tahun berturut-turut. 130

C. Ketentuan-Ketentuan Tender Offer Penawaran Tender Dalam Pasar Modal