Hal-Hal yang Dilarang dalam Kegiatan Pasar Modal

C. Hal-Hal yang Dilarang dalam Kegiatan Pasar Modal

Pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan merupakan tindak pidana yang terjadi di pasar modal. Pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan juga merupakan kejahatan pasar modal yang termasuk dalam kejahatan ekonomi yang sering disebut sebagai white collar crime. Pelaku kejahatan pasar modal umumnya adalah orang-orang kaya yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi seperti finance, law dan lain-lain. Pasal 80 dan pasal 90-97 Bab XI UU No.81995 tentang Pasar Modal menyebutkan beberapa tindakan yang dikategorikan sebagai kejahatan pasar modal, yaitu : 45

a. Informasi Yang Menyesatkan missleading information

Memberikan informasi yang tidak benar atau menyesatkan merupakan pelanggarab terhadap prinsip keterbukaan yang dapat terjadi di pasar perdana maupun pasar sekunder. 1 Pelanggaran yang terjadi di pasar perdana Missleading information yang terjadi di pasar perdana berkaitan dengan proses IPO Initial Public Offering yang dilakukan oleh calon emtien atau perusahaan publik dalam pernyataan yang diajukan kepada Bapepam. Dalam proses IPO tersebut disampaikan dokumen-dokumen penting mengenai kondisi keuangan perusahaan, laporan keuangan serta dokumen yang dikeluarkan oleh Akuntan Publik, Konsultan Hukum, Notaris, Perusahaan Penilai serta Perjanjian 45 Indra Safitri, Transparansi, Independensi, dan Pengawasan Kejahatan Pasar Modal, Jakarta : Go Global Book, Safitri Co Publication Book Division, 1998, hal 187. Universitas Sumatera Utara Penjamin Emisi. Dokumen penting lainnya adalah prospektus yang harus disampaikan kepada investor. Dokumen yang disampaikan dalam pernyataan pendaftaran, prospektus dan pengumuman dalam media massa yang berkaitan dengan proses IPO tidak boleh mengandung informasi yang tidak benar atau menyesatkan yang dapat menimbulkan kerugian pada investor. Apabila ternyata terbukti bahwa informasi yang disampaikan memang tidak benar atau menyesatkan maka investor dapat menuntut ganti rugi kepada pihak yang menanda tangani pernyataan pendaftaran, direktur dan komisaris emiten, penjamin pelaksana emisi atau profesi penunjang yang terlibat dalam proses IPO tersebut. 2 Pelanggaran yang terjadi pada pasar sekunder Pelanggaran yang terjadi pada pasar sekunder timbul bila emiten tidak melaksanakan kewajibannya untuk melaksanakan keterbukaan informasi, misalnya, isi laporan ternyata mengandung informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Pelanggaran ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran pidana.

b. Penipuan

Penipuan merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan efek, pihak lain yang bekerja di perusahaan efek, atau investor yang tujuannya adalah untuk mempengaruhi pihak lain dalam membeli atau menjual saham di bursa efek. Penipuan dapat terjadi pada waktu penawaran umum atau dalam perdagangan di bursa efek. Pada waktu penawaran umum, penipuan dilakukan dengan membuat prospektus yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan. Sedangkan dalam Universitas Sumatera Utara perdagangan di bursa, penipuan dapat dilakukan pada efek yang sudah tercatat listed di bursa atau efek yang diperdagangkan di luar bursa over the counter. Pasal 90 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa dalam melaksanakan kegiatan perdagangan efek, setiap pihak dilarang secara langsung atau tidak langsung : 1. Menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apapun ; 2. Turut serta menipu atau mengelabui pihak lain ; 3. Membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi saat pernyataan yang dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. Pasal 90 ayat 3 dimaksudkan untuk menangkal isu rumors dan untuk menjamin bahwa setiap informasi atau fakta material yang disampaikan adalah benar dan tidak menyesatkan. Keputusan investasi harus selalu didasarkan pada informasi mengenai efek, karena itu rambu-rambu dalam perdagangan efek dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada investor dalam memutuskan untuk menjual, membeli atau tetap menahan efek. Ketentuan dalam pasal 93 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang merupakan perluasan dari pasal 90 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal bertujuan untuk menjamin bahwa informasi Universitas Sumatera Utara yang disampaikan dalam continuous disclosure baik dalam bentuk laporan keuangan berkala, maupun keterbukaan informasi lainnya akan terjamin kebenarannya. Keterbukaan informasi yang diharuskan ini terdapat dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-82PM1996 Peraturan Nomor X.M.1 mengenai Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu, Kep-86PM1996 Peraturan Nomor X.K.1 mengenai Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, dan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 46PM1998 Peraturan Nomor X.K.5 mengenai Keterbukaan Informasi Bagi Emiten Atau Perusahaan Publik Yang Dimohonkan Pernyataan Pailit. 46

c. Manipulasi Pasar Market Manipulation

Penipuan yang dilakukan di pasar modal dapat dilakukan pada waktu penawaran umum, penipuan dapat terjadi melalui prospektus baik menyangkut laporan keuangan, laporan penilai atau isi lain dari prospektus. Sedangkan dalam kegiatan perdagangan efek di bursa, penipuan dapat dilakukan baik pada efek yang tercatat di bursa listed atau pada efek yang diperdagangkan di luar bursa over the counter market. Manipulasi pasar market manipulation dalam praktek di bursa saham berarti tindakan menjual atau membeli sekuritas secara fiktif atau rekaan dengan maksud untuk menciptakan citra bahwa sekuritas tersebut aktif diperdagangkan sehingga investor terpengaruh untuk menjual atau membelinya. 47 46 Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasan Perdagangan di Bursa, Jakarta: PT. Tatanusa, 2006, hal 11. 47 Normin S. Pakpahan ed., Kamus Hukum Ekonomi Elips, Jakarta : Proyek Elips, 1997, hal 108. Universitas Sumatera Utara Manipulasi pasar dapat juga didefinisikan sebagai usaha dari anggota bursa baik secara sendiri maupun bersama-sama yang dapat memberikan gambaran bahwa harga atau transaksi yang terjadi sesuai dengan kekuatan pasar. Manipulasi pasar dapat berbentuk manipulasi terhadap perdagangan efek maupun manipulasi terhadap harga. Tindakan ini hanya dapat terjadi di bursa dan tidak mungkin terjadi di pasar perdana. Pasal 91 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa “Setiap pihak, yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar atau harga efek di Bursa Efek”. Gambaran semu dan menyesatkan dalam transaksi dapat dilakukan oleh anggota bursa dengan cara melakukan transaksi efek tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan pemilikan atas efek tersebut wash sales atau melakukan penawaran jual beli efek pada harga tertentu, dimana pembeli dan penjual telah bersekongkol dengan lawan jual beli tersebut untuk melakukan penawaran jual atau beli pada harga yang kurang lebih sama. Tindakan memanipulasi harga dan manipulasi pasar merupakan tindakan yang dilarang karena seperti telah dijelaskan pada pasal 91 UU PM, investor sangat memerlukan informasi mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar atau harga efek di bursa efek yang tercermin dari kekuatan penawaran jual dan beli sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi. Universitas Sumatera Utara Larangan untuk memanipulasi harga price manipulation diatur lebih lanjut dalam pasal 92 UU PM. Manipulasi harga dapat dilakukan bila ada dua atau lebih transaksi efek yang secara langsung atau tidak langsung dimaksudkan untuk menyebabkan harga efek tetap, naik atau turun dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual atau menahan efek. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan persetujuan bersama oleh beberapa anggota bursa pialang efek. Anggota bursa akan membeli dengan harga yang lebih rendah dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, karena itu harga yang terjadi tidak mencerminkan harga pasar yang sebenarnya. 48

d. Perdagangan Orang Dalam Insider Trading

Insider trading adalah praktek jual beli sekuritas dari suatu perusahaan secara melawan hukum dengan memanfaatkan keuntungan dari informasi rahasia menyangkut segala sesuatu tentang perusahaan yang bersangkutan, yang diperoleh dari seseorang yang karena kedudukannya mempunyai hubungan atau akses ke perusahaan tersebut, seorang pemilik 10 atau lebih saham yang diterbitkan oleh Emiteb atau penerbit sekuritas yang terdaftar di bursa efek, direktur atau karyawan dari Emiten termasuk konsultannya yang mengetahui informasi tentang persoalan perusahaan. 49 Insider trading juga dapat diartikan sebagai kegiatan atas efek yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu berdasarkan unpublished inside information. Dengan demikian, perdagangan orang dalam dilakukan dengan menggunakan informasi dari orang dalam non public material, yang dapat dilakukan oleh 48 Balfas, op cit, hal 12. 49 Ibid, hal 86. Universitas Sumatera Utara orang dalam insider atau pihak lain yang menerima, mendapatkan atau mendengar informasi tersebut. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau tidak, dengan demikian larangan insider trading dimaksudkan agar informasi dari perusahaan dapat sampai kepada semua investor secara merata sehingga tidak ada satu pihak yang diuntungkan karena memiliki hubungan dengan perusahaan atau mendapat informasi secara melawan hukum. Larangan terhadap perdagangan orang dalam mulai dikenal dengan diberlakukannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548KMK.0131990 tentang Pasar Modal dan diperkuat dengan lahirnya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Ketentuan mengenai perdagangan orang dalam diatur dalam pasal 95-99 UU PM No. 81995. Pasal 95 UU PM menentukan bahwa orang dalam dari Emiten atau perusahaan publik yang mempunyai informasi dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas efek emiten atau perusahaan publik dimaksud, efek perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten, atau efek perusahaan publik yang bersangkutan. Pasal 95 dan 96 UU No.81995 menjelaskan larangan bagi orang dalam Emiten atau perusahaan publik untuk menggunakan insider information dalam penjualan dan pembelian saham Emiten atau untuk mempengaruhi atau memberikan informasi tersebut kepada pihak lain. Dalam penjelasan pasal 95 UU PM disebutkan bahwa insider information adalah informasi material yang dimiliki Universitas Sumatera Utara oleh orang dalam yang belum tersedia untuk umum, sedangkan berdasarkan definisi yang terdapat dalam Kamus Hukum Ekonomi Elips, insider information adalah informasi mengenai keadaan suatu perusahaan yang menerbitkan sekuritas yang diperoleh dan disebarkan oleh orang dalam dari perusahaan itu sendiri. 50 Pihak yang tidak setuju dengan adanya larangan insider trading mendasarkan alasannya pada pendapat sebagai berikut : Pasar modal di dunia umumnya memiliki semua peraturan yang melarang praktek insider trading, namun masih terdapat pro dan kontra mengenai perlu tidaknya melarang praktek insider trading. 51 1 Efficient Capital Market Hypothesis Menurut pendapat ini, harga efek mencerminkan semua informasi yang tersedia di pasar the price of security reflects all the information available to the market. Tindakan yang dilakukan oleh insider dengan membeli atau menjual dalam jumlah yang dapat mempengaruhi harga pasar akan membawa harga mendekati nilai sesungguhnya dan membuat pasar lebih kompetitif dan efesien sehingga investor dapat mengalokasikannya dananya secara efesien. 2 Apabila insider adalah direksi, komisaris atau karyawan perusahaan yang bersangkutan maka wajar apabila mereka diberi kesempatan untuk melakukan pembelian efeknya berdasarkan unpublished inside information yang dapat menaikkan harga efek tersebut. Hal ini disebabkan karena informasi tersebut melakukan sesuatu hal yang baik dan tidak terlepas dari hasil kerja mereke sendiri. 50 Ibid, hal 86. 51 Hadiah Herawatie, Catatan Ringkas Mengenai Beberapa Pelanggaran di Pasar Modal, Jakarta : Biro Hukum dan PUU Sekretariat Kabinet RI, hal 9. Universitas Sumatera Utara Sedangkan kelompok yang menyetujui adanya larangan terhadap insider trading mendasarkan pendapatnya pada teori-teori sebagai berikut : 52 1 Market Egalitarism Theory Fair Play Berdasarkan teori ini, pasar harus mendudukkan semua pihak dalam posisi yang sama put everyone in the some footing agar terciptanya fairness bagi semua pihak. 2 Informed Market Theory Teori ini menyatakan bahwa pasar modal merupakan wahana investasi yang melibatkan dana masyarakat. Untuk diperlukan informasi bagi investor yang memungkinkan investor agar dapat menginvestasikan dananya secara efesien, karena dengan adanya informasi yang lengkap, benar dan akurat maka investor dapat mengambil keputusan yang tepat. Berdasarkan teori ini, prinsip keterbukaan merupakan conditio sine qua non bagi eksistensi investor yang akan membentuk kepercayaan investor pada pasar modal. Teori ini memberi dasar prinsip disclose or abstain rule yang melarang setiap pihak yang memiliki inside information untuk melakukan transaksi sebelum informasi tersebut tersedia di pasar. Dengan kata lain, pihak yang bersangkutan mempunyai pilihan untuk memberikan informasi tersebut kepada masyarakat atau menarik diri dan tidak melakukan transaksi berdasarkan informasi tersebut. 52 Ibid, hal 11. Universitas Sumatera Utara Obyek perlindungan dari teori ini adalah masyarakat pemakai jasa pasar modal the entire market. Hal ini yang memberikan justifikasi untuk menerapkan sanksi pidana terhadap pelaku insider trading yang dianggap telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kepentingan umum public interest. 3 Business Property Theory Sesuai dengan regim hukum yang mengatur trade secretconfidental dalam sistim Hak Atas Kekayaan Intelektual, teori ini berpendapat bahwa unpublished inside information merupakan harta property milik perusahaan. Menurut teori ini, informasi ini hanya dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan. Walaupun terdapat pro dan kontra mengenai ketentuan yang melarang praktek insider trading, namun ketentuan tersebut tetap dipertahankan dalam hampir seluruh pasar modal di dunia. Hal ini disebabkan karena larangan perdagangan orang dalam pada dasarnya dimaksudkan agar informasi yang keluar dari perusahaan dapat sampai kepada semua pemodal secara merata sehingga tidak ada satu pihak yang diuntungkan. 53 53 Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasan Perdagangan di Bursa, Jakarta: PT. Tatanusa, 2006, hal 13. Universitas Sumatera Utara BAB III MEKANISME GO PUBLIC PERUSAHAAN DALAM PASAR MODAL INDONESIA

A. Ketentuan-Ketentuan Pernyataan Pendaftaran Dalam Pasar Modal