4. Kuadran D, menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penerapan PPh pasal 23 kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya
berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat diperlukan.
K. Penilaian Efektifitas Penerapan Pajak PPh 23
Perhitungan rata-rata digunakan untuk memperoleh tingkat efektifitas
secara keseluruhan digunakan analisis statistik rata-rata adalah nilai yang mewakili himpunan atau sekelompok data Supranto, 2006:49. Untuk
mengetahui seberapa besar efektivitas penerapan PPh pasal 23 dalam transaksi Mudharabah dapat dilihat dari rumus di bawah ini:
Keterangan: a
i
= Total skor ke-i
b
i
= Jumlah skor ke-i
Menurut Nurliana Aisyah Dewi 2007:58 untuk mengukur tingkat efektivitas dinilai menurut persentase sebagai berikut:
Tabel 3.5 Tingkat Efektivitas PelaksanaanPenerapan Pajak PPh 23
Jumlah Skor Kriterium = Skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah responden.
Tingkat persentase efektivitas = 100
b
i
Kategori Persentase
Sangat Efektif 80 - 100
Efektif 60 - 79
Cukup Efektif 40 - 59
Kurang Efektif s.d Tidak Efektif 40
Sumber: Nurliana Aisyah Dewi 2007:58
L. Variabel dan Pengukurannya
Variabel penelitian adalah atribut dari sekelompok orang atau objek penelitian yang mempunyai kriteria yang sama. Penelitian yang dilakukan penulis
merupakan penelitian deskriptif, variabel pada penelitian ini adalah kinerja efektifitas penerapan PPh pasal 23 yang dijabarkan dengan indikator pada Tabel
3.2. Instrumen ini diadopsi dari Operasional Variabel Penelitian yang dilakukan
Philip Kotler, Marketing Management, 1994:467 dalam J. Supranto, 2006:244 disusun berdasarkan variable, sub variable, dan indikator. Adapun
perbedaannya dengan penelitian ini, variabelnya adalah Efektivitas Penerapan Pajak Penghasilan PPh Pasal 23, sedangkan sub variabel terdiri dari:
1. Asuransi Syariah Indikator disusun berdasarkan Bab II menggunakan referensi dari KMK
No: 424KMK.062003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi.
2. Mudharabah
Indikator disusun berdasarkan Bab II menggunakan referensi dari Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan S-720PJ.422001 pada tanggal 28
Nopember 2001 ditujukan kepada Direktur Utama PT. Asuransi Takaful Umum dan Wawancara Pribadi dengan Rini Iswanti, Maryana, dan Amru Rus
Atmaja tertanggal 28 Mei 2008. 3. Tarif Pajak
Indikator disusun berdasarkan Bab II menggunakan referensi dari Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 1,
Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan S-720PJ.422001 pada tanggal 28 Nopember 2001 ditujukan kepada Direktur Utama PT. Asuransi Takaful
Umum, Indonesia Tax Review volume IVNomor 02 2007, dan Ade Dodo, Media Indonesia - Artikel Pajak Lembaga Keuangan Syariah, 11 Juli 2006.
4. Pencatatan Indikator disusun berdasarkan referensi dari Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.
5. Pelaporan Indikator disusun berdasarkan Bab II menggunakan referensi dari
Direktorat Jenderal Pajak, S-720PJ.422001 pada tanggal 28 Nopember 2001 ditujukan kepada Direktur Utama PT. Asuransi Takaful Umum, Wawancara
Pribadi dengan Rini Iswanti, Maryana, dan Amru Rus Atmaja tertanggal 28 Mei 2008 dan A. Tjahjono dan M. Fakhri Husein. “Perpajakan-Edisi
Ketiga” . Jakarta:UPP AMP YKPN, 2005.
6. Penyetoran. Indikator disusun berdasarkan Bab II menggunakan referensi dari
A. Tjahjono dan M. Fakhri Husein.“Perpajakan-Edisi Ketiga”. Jakarta:UPP AMP YKPN, 2005, Wawancara Pribadi dengan Rini Iswanti, Maryana, dan
Amru Rus Atmaja tertanggal 28 Mei 2008 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.
Tabel 3.6 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel
Indikator Skala
Asuransi Syariah
a. Prinsip Syariah adalah prinsip perjanjian berdasarkan hukum Islam.
b. Investasi adalah
produk asuransi
mengacu kepada hasil Investasi pasar. c. Perusahaan asuransi sebagai pemegang
amanah. d. Investasi sesuai prinsip syariah.
Ordinal
Efektifitas Penerapan
Pajak Penghasilan
PPh Pasal 23
Mudharabah a. Titipan premi dan cadangan hutang
mudharabah. b. Cadangan mudharabah.
c. Perhitungan mudharabah. d. Pembentukan cadangan premi.
e. Premi asuransi yang diterima atau
diperoleh. f. Pembagian mudharabah pada akhir
periode. g. Tingkat nisbah bagi hasil perusahaan.
h. Perhitungan tarif memakai metode rata- rata tertimbang.
Ordinal
Tarif pajak a. Pendapatan premi asuransi sebagai objek
pajak. b. Pembayaran bagi hasil kepada peserta
merupakan objek pajak bersifat tidak final.
c. Tarif PPh 23 atas Laba bagi hasil. d. Bagi hasil yang dibayarkan kepada
peserta tidak diakui sebagai biaya non- deductible expense
e. Dampak bagi
hasil sebagai
non- deductible expense.
Ordinal
Pencatatan a. Ketepatan perhitungan dan waktu dalam
menyelesaikan laporan. b. Komitmen terhadap kaidah akuntansi,
pajak, peraturan secara syari. c. Pemotongan pph 23.
Ordinal
Pelaporan a. Bersifat amanah laporan pajak
b. Menyajikan informasi sesuai realitas. c. Cadangan mudharabah dilaporkan pada
kredit neraca. d. Pemotongan Pajak PPh Pasal 23.
e. Pembentukan cadangan
mudharabah dibebankan ke perhitungan laba usaha
sebelum Pajak Penghasilan. f. Tanda bukti pemotongan pajak.
Ordinal
Penyetoran a. Pajak Penghasilan Pasal 23 terutang
dibayar akhir bulan terutangnya. b. Penyetoran Pajak PPh Pasal 23.
c. Pemotongan pajak penghasilan 15 pada SPT Tahunan.
Ordinal
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN