Metode Analisis dan Pengolahan Data

tujuan untuk menyaring dan menggali informasi yang diperlukan dalam penelitian. c. Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data yang diperlukan yang berasal dari karyawan bagian keuangan pada PT. Asuransi Takaful Umum.

J. Metode Analisis dan Pengolahan Data

1. Metode Analisis Analisis Kualitatif yaitu dengan cara mempelajari dan menguji apakah teori yang berhubungan dengan masalah penelitian telah diterapkan oleh PT. Asuransi Takaful Umum dalam hal ini menggunakan deskriptif yang menjelaskan konsep alur pengenaan pajak, pencatatan, dan penerapannya dalam operasional perusahaan. 2. Teknik Pengolahan Data Penelitian Dalam melakukan pengujian dalam penelitian ini. Ada beberapa tahapan yang dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Untuk tahap awal terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian yaitu kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Tujuannya agar kuesioner tersebut dapat dijadikan instrumen yang tepat atau layak untuk pengukuran penelitian ini. Penelitian ini menggunakan: a. Uji Validitas Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah construct validity yaitu untuk mengukur construct tertentu, yang artinya apakah suatu instrument mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan Nur Indriantoro dan Bambang S, 1999:181-184. Pendekatan ini bertujuan menghindari adanya judgment subyektif dari seseorang dan pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam instrumen penelitian diketahui benar konsistensi internalnya. Suatu instrumen setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila arah korelasi harus positif. Ini berarti r bt korelasi yang akan digunakan untuk mengukur validitas harus lebih besar dari r tabel Teguh, 2004:18. Untuk menentukan r hitumg didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan SPPS 12, dan menentukan r tabel dengan menggunakan tabel angka kritis nilai r. b. Uji Reliabilitas Pengujian reabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam penelitian ini adalah Alpha Cronbach karena menggunakan jenis data likertessay. Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur dengan semua variabel yang ada. Peneliti menggunakan bantuan program bantuan program SPPS 12 dalam menghitung Alpha Cronbach, untuk menginterpretasikan nilai alpha yang diperoleh dengan kriteria korelasi Sugiyono, 2007:183: Tabel 3.1 Kriteria Korelasi Sumber: Sugiyono 2007:183 5. Analisis Data Hasil Penelitian Teknis pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, karena penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian penerapan PPh Pasal 23 terhadap pelaksanaan, digunakan metode “Importance Performance Analysis” berdasarkan rumus John Martilla dan John C. james dari Philip Kotler J. Supranto, 2006:239-240. Adapun pengukuran variabel yang digunakan peneliti adalah skala likert , yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, kondisi, dan perpepsi tentang fenomena sosial. Dalam skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan. Jawaban instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif Sugiyono, 2007:87. Skala 5 tingkat Likert untuk penilaian pelaksanaan terdiri dari sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik J.Supranto, 2006:240. Kelima penilaian pelaksanaanpenerapan PPh 0,00 – 0,199 = sangat rendah 0,20 – 0,399 = rendah 0,40 – 0,599 = sedang 0,60 – 0,799 = kuat 0,80 – 1,000 = sangat kuat Pasal 23 yang diharapkan oleh PT. Asuransi Takaful Umum diberikan bobot sebagai berikut: Tabel 3.2 Pengukuran Tingkat Pelaksanaanpenerapan PPh Pasal 23 Bobot Kriteria 5 Sangat Baik SB 4 Baik B 3 Cukup Baik CB 2 Kurang BaikKB 1 Tidak Baik TB Sumber: J. Supranto 2006:240 Sedangkan penilaian kepentingan terdiri sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, tidak penting J.Supranto, 2006:240 untuk tingkat kepentingan dari peraturan pajak adalah dengan bobot sebagai berikut: Tabel 3.3 Pengukuran Tingkat Kepentingan Atas Pengenaan PPh Pasal 23 Bobot Kriteria 5 Sangat Penting SP 4 Penting P 3 Cukup Penting CP 2 Kurang Penting KP 1 Tidak Penting TP Sumber: J. Supranto 2006:240 Berdasarkan hasil penilaian tingkat penerapan dan hasil penilaian kepentingan, maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat Penerapan PPh Pasal 23 dengan tingkat kepentingan peraturan pajak oleh PT. Asuransi Takaful Umum. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor penerapan dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaanpenerapan PPh pasal 23. Variabel X merupakan tingkat pelaksanaanpenerapan PPh Pasal 23, sedangkan variabel Y merupakan tingkat kepentingan peraturan perpajakan. Menurut J. Supranto 2006:241 rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian: Keterangan: Tki = Tingkat Efektivitas Penerapan PPh pasal 23 Xi = Skor Penilaian Penerapan PPh Pasal 23 Yi = Skor Penilaian Kepentingan Peraturan Pajak Menurut Maryanto dalam Nurliana Aisyah Dewi 2007:58 untuk mengukur tingkat kesesuaian dinilai menurut persentase yang dibagi menjadi lima tingkat sebagai berikut: Tabel 3.4 Pengukuran Tingkat kesesuaian Kriteria Bobot Tidak Sesuai 55,00 - 69,00 Kurang Sesuai 70,00 - 84,00 Cukup Sesuai 85,00 - 89,00 Sesuai 90,00 - 94,00 Sangat Sesuai 95,00 - 100 Jika digambarkan dalam suatu grafik, maka sumbu mendatar X akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaanpenerapan PPh pasal 23, sedangkan sumbu tegak Y akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. J. Supranto X i Tki = x 100 Y i 2006:241-242 menyederhanakan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi penerapan PPh pasal 23 dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaanpenerapan Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden Dengan diagram kartesius yang merupakan suatu bangun yang dibagi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik X,Y dimana X merupakan rata-rata dari skor tingkat pelaksanaanpenerapan seluruh faktor. Y merupakan rata-rata dari skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi peraturan perpajakan. Seluruh faktor atau atribut terdiri dari 29 item. Seluruhnya ada 29. Keterangan: K = Banyaknya atribut atau fakta yang dapat mempengaruhi penerapan PPh Pasal 23 dalam penelitian ini K= 29 i = 1,2,3 …..N __ X i X = n __ Y i Y = n i = N X = 1 X i K i = N Y = 1 Y i K Menurut J. Supranto 2006:242-243 selanjutnya tingkat unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian kedalam diagram kartesius seperti pada gambar dibawah ini: Gambar 3.1 Diagram Diagram Kartesius Sumber: J. Supranto 2006:242 Keterangan: 1. Kuadran A, menunjukkan faktor yang dianggap mempengaruhi penerapan PPh Pasal 23, termasuk unsur penerapan yang dianggap sangat penting, namun dalam perusahaan belum melaksanakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan, sehingga mengecewakan aparat pajak. 2. Kuadran B, menunjukkan unsur peraturan perpajakan telah dilaksanakan dan wajib untuk dipertahankan. Dianggap sangat penting dan diperlukan. 3. Kuadran C, menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelaksanaan penerapan PPh pasal 23 di perusahaan, sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja. Diagram Kartesius __ Y Tingkat Kepentingan Prioritas Utama Pertahankan Prestasi A B Prioritas Rendah Berlebihan C D __ X Tingkat Pelaksanaan Penerapan 4. Kuadran D, menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penerapan PPh pasal 23 kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat diperlukan.

K. Penilaian Efektifitas Penerapan Pajak PPh 23